BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

Teknik Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan. signifikan antara faktor kompensasi material, kompensasi sosial, kompensasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi di

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan layanan layanan banking yang telah disediakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan mempunyai sumber daya yang melimpah baik bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen berasal dari Bahasa Inggris yaitu To Manage yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu mengelola Sumber Daya Manusia sebaik mungkin. Sebab kunci sukses

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

MOTIVASI. MOTIVASI keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan hidupnya. Umar, (2005 : 34) menyatakan bahwa Gaji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Dalam kondisi seseorang ingin memperlihatkan kemampuannya secara

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. MARIHAT TAMBUSAI. Rina Boru Manalu

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS. Istilah manajemen berasal dari kata Management yaitu to. manusia dan sumber daya lainnya.

Julia Astriviani Bintoro Hamidah Nayati Utami Mochammad Soe oed Hakam Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. dan efesien dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan (Hasibuan,2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

MOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer.

Motivasi penting dikarenakan :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Motivasi Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan kompensasi. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan. Pengertian motivasi menurut Sardiman (2006:73), merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Selanjutnya menurut Mulyasa (2003:112), motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Sedangkan menurut peneliti, motivasi adalah semangat kerja yang ditunjukkan karyawan yang bertujuan untuk memberikan kinerja terbaik. 9

10 Sumber Uno (2007) Berikut ini adalah perbandingan defisini Motivasi menurut ahli : Sardiman (2006:73) Mulyasa (2003:112) Definisi Tabel 2.1 Definisi Motivasi Dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan. Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peneliti Semangat kerja yang ditunjukkan karyawan yang bertujuan untuk memberikan kinerja terbaik. Sumber : Pendapat Para Ahli Tentang Definisi Motivasi Berdasarkan tabel 2.1 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Menurut Maslow, ada beberapa dimensi dalam mengukur motivasi yaitu : 1. Teori motivasi menurut Maslow a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya. b. Kebutuhan Rasa Aman Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan

11 kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. c. Kebutuhan Sosial Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya. d. Kebutuhan Penghargaan Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. e. Kebutuhan Aktualisasi diri Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya. Menurut Herzberg, ada beberapa dimensi dalam mengukur motivasi yaitu : 2. Teori motivasi menurut Herzberg a. Prestasi Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dari sebelumnya, selalu ingin berprestasi lebih baik dengan orang lain, selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi. b. Pengakuan Pernyataan pengakuan oleh atasan atas keberhasilan seorang pekerja, caranya bermacam-macam yaitu langsung dinyatakan ditempat dengan

12 surat, penghargaan, hadiah, dan dengan promosi jabatan untuk berkinerja/bekerja produktif. c. Pekerjaan itu sendiri Pimpinan membuat usaha yang riil dan meyakinkan, sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya dan berusaha menghindari kebosanan dalam pekerjaan bawahan serta mengusahakan agar setiap bawahan sudah tepat dalam pekerjaanya. d. Tanggung jawab Membiarkan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi.diterapkannya prinsip partisipasi membuat bawahan secara sepenuhya merencanakan dan melaksanakan pekerjannya. e. Pengembangan potensi diri Pengembangan potensi diri dari pengalaman kerja, kesempatan untuk maju dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat. Menurut David McClelland, ada beberapa dimensi dalam mengukur motivasi yaitu : 3. Teori motivasi menurut David McClelland, a. Kebutuhan berprestasi yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya. b. Kebutuhan untuk berkuasa yaitu kebutuhan untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain. c. Kebutuhan afiliasi yaitu kebutuhan untuk disukai, mengembangkan, atau memelihara persahabatan dengan orang lain.

13 Berikut ini adalah tabel mengenai perbandingan dimensi motivasi menurut para ahli : Tabel 2.2 Perbandingan Dimensi Motivasi Sumber Dimensi Teori Mc. Clelland a. Kebutuhan berprestasi dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996 ) b. Kebutuhan untuk berkuasa c. Kebutuhan afiliasi Toeri Herzberg dalam dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996) a. Prestasi b. Pengakuan c. Pekerjaan itu sendiri d. Tanggung jawab e. Pengembangan potensi diri Teori Maslow dalam a. Kebutuhan fisik Reksohadiprojo dan b. Kebutuhan rasa aman Handoko (1996) c. Kebutuhan social d. Kebutuhan pengakuan e. Kebutuhan aktualisasi diri Peneliti a. Kebutuhan b. Tanggung Jawab c. Pengakuan Sumber : Pendapat Para Ahi Tentang Dimensi Motivasi Berdasarkan tabel 2.2 di atas, penulis mengambil dimensi dari Herzberg dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996) yaitu kebutuhan prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan pengembangan potensi diri. Dimensi ini diambil oleh penulis karena sesuai dengan kondisi dan keadaan para karyawan salon Modist, dimana para karyawan memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang didalamnya membutuhkan kebutuhan untuk peningkatan skill dalam menata

14 rambut. Selain itu para karyawan memiliki kebutuhan untuk pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan pengembangan potensi diri. 2.1.2 Kinerja Pelayanan Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Anwar (2009:67) mengemukakan bahwa, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Wibowo (2010 : 7) mengemukakan bahwa, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Gilbert (1977), yang dikutip Soekidjo (2009:124) mengemukakan bahwa, kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya.. ahli : Berikut ini adalah tabel perbandingan definisi dari kinerja menurut para Sumber Tabel 2.3 Definisi Kinerja Definisi Mangkunegara (2009:67) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Wibowo (2010 : 7) Kinerja adalah tentang melakukan Gilbert (1977), dalam Soekidjo (2009:124) Peneliti pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh karyawan. Sumber : Pendapat Para Ahli Tentang Defini Motivasi

15 Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja dapat berjalan baik dan meningkat apabila karyawan mendapatkan gaji sesuai harapan, mendapatkan pelatihan dan pengembangan, lingkungan kerja yang kondusif, mendapat perlakuan yang sama, penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya serta terdapat umpan balik dari perusahaan. Setiap karyawan di sebuah perusahaan merasa bahwa hasil kerja mereka dalam melaksanakan kewajiban dan tugas tidak terlepas dari penilaian atasan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penilaian kinerja digunakan untuk mengetahui kinerja seorang karyawan serta untuk melihat bagaimana perbaikan ataupun pengembangan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja tersebut kearah yang lebih baik. Mangkunegara (2009 : 75) mengemukakan bahwa indikator kinerja, yaitu : 1. Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. 2. Kuantitas Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing. 3. Pelaksanaan tugas Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan. 4. Tanggung Jawab Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan. Menurut Moeheriono (2009) pada umumnya, ukuran indikator kinerja dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori berikut ini :

16 1. Efektif Indikator ini mengukur derajat kesesuaian output yang dihasilkan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Indikator mengenai efektivitas ini menjawab pertanyaan tentang apakah kita melakukan sesuatu yang sudah benar. 2. Efisien Indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses menghasilkan output dengan menggunakan biaya serendah mungkin. Indikator mengenai efektivitas menjawab pertanyaan mengenai apakah kita melakukan sesuatu dengan benar. 3. Kualitas Indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan konsumen. 4. Ketepatan waktu Indikator ini mengukur apakah pekerjaan telah diselesaikan secara benar dan tepat waktu. Untuk itu, perlu ditentukan kriteria yang dapat mengukur berapa lama waktu yang seharusnya diperlukan untuk mencapai tujuan. 5. Produktivitas Indikator ini mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu proses dibandingkan dengan nilai yang dikonsumsi untuk biaya modal dan tenaga kerja. 6. Keselamatan Indikator ini mengukur kesehatan organisasi secara keseluruhan serta lingkungan kerja para pegawainya ditinjau dari aspek keselamatan Menurut Stephen P. Robins; Gery Dessler dalam Pabundu (2010) ada 5 dimensi dari kinerja karyawan, yaitu : 1. Kualitas kerja. 2. Kuantitas kerja. 3. Lama jam kerja. 4. Kerja sama. 5. Supervisi

17 Berikut ini adalah tabel mengenai perbandingan dimensi kinerja menurut para ahli : Tabel 2.4 Perbandingan Dimensi Kinerja Sumber Dimensi Mangkunegara (2009 : 75) a. Kualitas b. Kuantitas c. Pelaksanaan tugas d. Tanggung Jawab Moeheriono (2009) a. Efektif b. Efisien c. Kualitas d. Ketepatan waktu e. Produktivitas f. Keselamatan Robins dalam Pabundu (2010) a. Kualitas kerja b. Kuantitas kerja c. Lama jam kerja d. Kerja sama e. Supervisi Peneliti a. Kualitas b. Tanggung Jawab c. Lama Jam Kerja Sumber : Pendapat Para Ahli Tentang Dimensi Kinerja Berdasarkan tabel 2.4 di atas peneliti mengambil satu dimensi dari Mangkunegara (2009 : 75) yaitu dimensi kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung Jawab Dimensi ini diambil oleh penulis karena sesuai dengan kondisi dan keadaan karyawan salon Modist, dimana karyawan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaanya dan memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya.

18 2.1.3 Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja dengan tujuan hidupnya. Seorang karyawan akan bekerja dan menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan. Karena itu pula perusahaan memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan yaitu dengan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan meningkatkan kinerja para karyawan adalah melalui kompensasi. Menurut Sedarmayanti (2011:239) menyatakan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima oleh karyawan sebagai balas jasa kerja mereka. Menurut Husein (2007:16) menyatakan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai berupa gaji, upah, insentif, bonus, premi, pengobatan, asuransi dan lain-lain yang sejenis yang di bayar langsung perusahaan. Menurut Wibowo (2007:461) menyatakan bahwa kompensasi adalah kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja. Berikut ini adalah perbandingan definisi dari kompensasi menurut para ahli : Tabel 2.5 Definisi Kompensasi Sumber Definisi Sedarmayanti Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima oleh (2011:239) karyawan sebagai balas jasa kerja mereka. Husein (2007:16) Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai berupa gaji, upah, insentif, bonus, premi, pengobatan, asuransi dan lain-lain yang sejenis yang di bayar langsung perusahaan. Wibowo (2007:461) Kompensasi adalah kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja. Peneliti Kompensasi adalah suatu balas jasa dari perusahaan atas hasil kerja karyawannya. Sumber : Pendapat Para Ahli Tentang Definisi Kompensasi

19 Berdasarkan tabel 2.5, dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu berupa uang atau bukan uang yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai konsekuensi perusahaan karena telah mempekerjakannya. Menurut Simamora (2004), indikator untuk mengukur kompensasi karyawan diantaranya sebagai berikut: a. Upah dan gaji Upah adalah basis bayaran yang seringkali digunakan bagi para pekerja produksi dan pemeliharaan. Upah pada umumnya berhubungan dengan tarif gaji per jam dan gaji biasanya berlaku untuk tarif bayaran tahunan, bulanan atau mingguan. b. Insentif Pengertian Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang diberikan oleh perusahaan. c. Tunjangan Pengertian Tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, program pensiun, liburan yang ditanggung perusahaan, dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian. d. Fasilitas Pengertian Fasilitas adalah pada umumnya berhubungan dengan kenikmatan seperti mobil perusahaan, akses ke pesawat perusahaan, tempat parkir khusus dan kenikmatan (baca: perlakuan khusus) yang diperoleh karyawan. Menurut Husein (2007:16) indikator kompensasi adalah sebagai berikut : a. Gaji Imbalan yang di berikan oleh pemberi kerja kepada pegawai, yang penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak masuk kerja maka gaji akan tetap diterima secara penuh. b. Insentif Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu c. Bonus Pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja.

20 d. Upah Pembayaran yang diberikan kepada pegawai dengan lamanya jam kerja. e. Premi Premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau derma atau sesuatu yang dibayarkan ekstra sebagai pendorong atau perancang atau sesuatu pembayaran tambahan di atas pembayaran normal. f. Pengobatan Pengobatan di dalam kompensasi adalah pemberian jasa dalam penanggulan. g. Asuransi Asuransi merupakan penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Menurut Hasibuan (2012:86) mengemukakan, secara umum ada beberapa indikator kompensasi, yaitu: a. Gaji b. Upah c. Upah insentif d. Asuransi e. Fasilitas kantor Berikut ini adalah perbandingan dimensi kompensasi menurut para ahli : Tabel 2.6 Perbandingan Dimensi Kompensasi Sumber Dimensi Simamora (2004) a. Upah dan gaji b. Insentif c. Tunjangan d. Fasilitas Husein (2007:16) a. Gaji b. Insentif c. Bonus d. Upah

21 e. Premi f. Pengobatan g. Asuransi Hasibuan (2012:86) a. Gaji b. Upah c. Upah Insentif d. Asuransi e. Fasilitas Kantor Peneliti a. Gaji b. Insentif c. Tunjangan Sumber : Pendapat Para Ahli Tentang Dimensi Kompensasi Berdasarkan tabel 2.6 di atas, peneliti mengambil dimensi kompensasi menurut Simamora (2004), yaitu upah, gaji, insentif, tunjangan, dan fasilitas. Dimensi ini diambil oleh penulis karena sesuai dengan kondisi dan keadaan kompensasi yang ada di salon Modist, dimana pemilik salon memberikan kompensasi seperti upah, gaji, insentif, tunjangan, dan fasilitas. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka menyusun skripsi ini. Terdapat beberapa penelitian terdahulu dari tiga korelasi yang akan diteliti yaitu : a. Hubungan Motivasi dengan Kompensasi Pengukuran motivasi memberikan beberapa keuntungan bagi organisasi. Alasan yang sangat mendasar dalam mengukur motivasi adalah untuk mengetahui seberapa besar semangat kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Tujuan akhir dari langkah-langkah tersebut adalah untuk mengetahui seberapa besar kompensasi yang akan diterima karyawan atas motivasi kerja yang ditunjukkan karyawan tersebut.

22 Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Variabel Motivasi dan Kompensasi Sumber Hasil Penelitian Silva 2013 Hasil analisis secara keseluruhan membuktikan bahwa motivasi kerja karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompensasi yang diterima pada perusahaan fortune 2000 di Amerika Serikat Cespedes 2011 Hasil analisis secara keseluruhan membuktikan bahwa motivasi kerja karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompensasi yang diterima pada beberapa perusahaan di Amerika Serikat Yacheng 2014 Hasil analisis secara keseluruhan membuktikan bahwa motivasi kerja karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompensasi yang diterima pada beberapa perusahaan di Cina Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Hubungan Motivasi Terhadap Kompensasi Berdasarkan tabel 2.7, maka terbukti ada hubungan antara motivasi dan kompensasi. Dan atas dasar itu, maka bisa kita gambarkan hubungan antara variabel motivasi dan kompensasi yang terlihat pada gambar berikut : Silva 2013 Cespedes 2011 Yacheng 2014 Motivasi Kompensasi Gambar 2.1 Hubungan antara Variabel Motivasi dan Kompensasi b. Hubungan Kinerja dengan Kompensasi Karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, biasanya juga akan mendapat komensasi yang tinggi. Oleh karena itu karyawan harus terus meningkatkan kinerjanya agar kompensasi yang diterima juga semakin meningkat.

23 Tabel 2.8 Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Variabel Kinerja dan Kompensasi Sumber Hasil Penelitian Bodvarsson 2012 Hasil analisis secara keseluruhan membuktikan bahwa kinerja pemain NBA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompensasi yang diterima pada tim NBA di Amerika Serikat Avrutin 2013 Hasil analisis secara keseluruhan membuktikan bahwa kinerja pemain Baseball mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompensasi yang akan diterima pemain tersebut pada tim Baseball New York Yankess di Amerika Serikat Kosnik 2012 Hasil analisis secara keseluruhan membuktikan bahwa kinerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompensasi pada Universitas A&M Texas Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Hubungan Kinerja Terhadap Kompensasi Berdasarkan tabel 2.8 maka terbukti ada hubungan antara kinerja dan kompensasi. Dan atas dasar itu, maka bisa kita gambarkan hubungan antara variabel kinerja dan kompensasi yang terlihat pada gambar berikut : Bodvarsson 2012 Avrutin 2013 Kosnik 2012 Kinerja Kompensasi Gambar 2.2 Hubungan antara Variabel Kinerja dan Kompensasi c. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Motivasi kerja yang tinggi sangat dibutuhkan dalam menunjang kinerja yang tinggi pula. Motivasi bisa di dapat dari luar dan dalam diri sendiri. Oleh karena itu para karyawan harus bisa memotivasi diri sendiri untuk memberikan kinerja terbaik.

24 Tabel 2.9 Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Variabel Motivasi dan Kinerja Sumber Hasil Penelitian Andersen 2014 Hasil analisis secara keseluruhan membuktikan bahwa motivasi guru kepada pelajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelajar di beberapa sekolah di Amerika Serikat Ashton 2012 Hasil analisis secara keseluruhan membuktikan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pajak profesional di Pakistan. Sankaran 2013 Hasil analisis secara keseluruhan membuktikan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja prestasi belajar dalam pembelajaran berbasis web di beberapa sekolah di Amerika Serikat Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja Berdasarkan tabel 2.9 maka terbukti ada hubungan antara motivasi dan kinerja. Dan atas dasar itu, maka bisa kita gambarkan hubungan antara variabel motivasi dan kinerja yang terlihat pada gambar berikut : Andersen 2014 Ashton 2012 Sankaran 2013 Kinerja Kompensasi Gambar 2.3 Hubungan antara Variabel Motivasi dan Kinerja 2.3 Kerangka Pemikiran Salah satu cara yang ditempuh departemen personalia untuk meningkatkan motivasi dan kinerja adalah melalui pemberian kompensasi. Tujuan sistem kompensasi pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kinerja anggota dalam berupaya mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang finansial melebihi upah dan gaji dasar.

25 Pemberian kompensasi merupakan imbalan yang diberikan kepada para anggota yang telah melakukan suatu pekerjaan. Kompensasi sangat penting bagi anggota guna merangsang seseorang untuk melakukan pekerjaan melebihi apa yang diinginkan oleh organisasi. Disamping itu kompensasi juga berfungsi sebagai penghargaan dari anggota yang telah melakukan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan. Besar kecilnya kompensasi pada perusahaan jasa, sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja karyawannya. Semakin tinggi motivasi dan kinerja karyawan, maka semakin tinggi pula kompensasi yang akan di dapatkan. Motivasi dan kinerja akan menjadi masalah apabila tidak dilakukan dengan tepat yang dapat mempengaruhi kompensasi, sehingga perlu menjadi perhatian pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi Kinerja Kompensasi Prestasi Pengakuan Pekerjaan itu sendiri Tanggung Dimensi Kualitas Kuantitas Pelaksanaan tugas Upah Gaji Insentif, Tunjangan jawab Tanggung Pengembang Jawab Gambar 2.4 Paradigma Penelitian

26 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka penelitian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi berpengaruh terhadap kompensasi di salon Modist Bandung. 2. Kinerja berpengaruh terhadap kompensasi di salon Modist Bandung.. 3. Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan salon Modist Bandung.