VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Besar keluarga Ibu hamil berkisar antara 2 sampai dengan 9 orang, yang tersebar pada masing-masing kelompok, dengan rata-rata 4,4 orang. Umur suami berkisar antara 23-50 tahun, dengan rata-rata 33,O tahun, sedangkan umur ibu hamil berkisar antara 20-35 tahun, dengan rata-rata 27,O tahun. Tingkat sosial ekonomi keluarga ibu hamil masih relatif rendah, dilihat dari tingkat pendidikan, dan pendapatan. Tingkat pendidikan suami maupun istri masih relatif rendah, dengan penyebaran relatif lebih banyak pada tingkat Sekolah Dasar, 63,4% suarni, dan 78,1% istri, dengan rata-rata 7,O tahun untuk suami dan 6,l untuk istri. Ratarata pendapatan perkapita keluarga adalah sebesar Rp 126 746 1 bulanlkapita, dimana relatif banyak (68,2%) mempunyai tingkat pendapatan diatas kebutuhan fisik minimum. Usia kehamilan pada awal penelitian berkisar antara 13-33 minggu, dengan rata-rata 21,2 minggu, dimana sebagian besar yakni lebih dari 93% memasuki trimester 11. Relatif lebih banyak (41,6%) yang mempunyai paritas 2-3 kali, dengan paritas rata-rata 3,l kali. Jarak kehamilan yang sekarang dengan kehamilan yang sebelumnya berkisar antara 24-96 bulan, dengan rata-rata 55,l bulan, serta hampir tidak ada ibu hamil yang mempunyai keluhan kesehatan dilihat frekuensi diare, frekuensi muntah dan frekuensi panas atau demam. Lama intervensi berkisar antara 63-88 hari dengan rata-rata 77,s hari, dengan tingkat kepatuhan dalam mengkonsurnsi "cookies" berkisar antara 90-1 00%, dengan ratarata 97,9%.
Rata-rata tingkat konsumsi energi dan protein ibu hamil cukup baik, yakni 85,6% untuk energi dan 85,2% untuk protein. Meskipun masih ada ibu hamil dengan tingkat konsumsi energi dan protein yang belurn memadai (kurang dari 70%). Rata-rata tingkat konsumsi besi 84,6 %, dimana 34,9 % diantaranya berasal konsumsi pangan. Rata-rata tingkat konsumsi folat sekitar 36,1%, dimana 31,8 % diantaranya berasal suplemen. Konsumsi vitamin A, seng, dan iodium ibu hamil semuanya berasal dari pangan. Rata-rata tingkat konsumsi vitamin A sangat tinggi yakni 324,5 %, tingkat konsumsi seng sebesar 31,4%, dan iodium sebesar 1,4%. Rata-rata tingkat konsumsi vitamin C 74,0%, dimana sebagian besar (70,8%) diantaranya berasal konsurnsi pangan. Rata-rata perubahan Hb darah pada kelompok ibu hamil yang diberi "cookies" yang di fortifikasi (ibu hamil kelompok I. 11. ID. dan IV) dan kelompok yang diberi "cookies" yang tidak di fortifikasi (ibu hamil kelompok V) menunjukan perbedaan yang nyata. Rata-rata Hb turun setelah intervensi pada kedua kelompok dimana penurunan rata-rata Hb pada kelompok yang diberi "cookies" yang tidak di fortifikasi lebih besar (-0,7242 g/dl, pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi, dan -1,4290 g/dl, pada kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi),. Perubahan kadar Hb darah ibu hamil dipengaruhi oleh kadar Hb sebelum intervensi (hubungannya negatif), lama intervensi (hubungannya positif), dan "cookies" formula A (hubungan positif) dengan koefisien determinasi sebesar 0,333; ~0,577. Tidak terlihat pengaruh "cookies" formula B, C, dan D) terhadap
perubahan Hb. Diduga ha1 ini disebabkan karena adanya ada tambahan Zn pada formula B dan D, dan iodiurn pada formula C dan D. Rata-rata perubahan feritin serum kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi (ibu hamil kelompok I. 11. ID. dan IV) dan kelompok yang diberi "cookies" yang tidak di fortifikasi (ibu hamil kelompok V) tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Rata-rata kadar feritin serum turun setelah intervensi pada kedua kelompok, dimana penurunan lebih tinggi adalah pada kelompok yang diberi "cookies" yang tidak di fortifikasi(-8,1861 ygll, pada kelompok yang di fortifikasi dan -1 1,5844 pg/l, pada kelompok yang tidak di fortifikasi). Perubahan kadar feritin serum ibu hamil dipengaruhi oleh kadar feritin serum sebelum intervensi (hubungan negatif) dengan koefisien determinasi sebesar 0,815; ~0,903. Tidak ditemukan adanya perbedaan perubahan feritin serum ibu hamil yang diberi "cookies" yang di fortifikasi (ibu harnil kelompok I. II. III. dan IV) dan yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi (ibu hamil kelompok V). Feritin serum merupakan indikator dari simpanan Fe(besi) tubuh, yang dapat mendeteksi defisiensi Fe pada tahap awal. Oleh karena pemberian "cookies" yang di fortifikasi belum mampu menghambat laju penurunan kadar Hb maka ha1 ini menyebabkan tidak cukup Fe untuk membentuk feritin sebagai cadangan, bahkan kelihatannya sebagian feritin digunakan untuk pembentukan Hb. Rata-rata perubahan folat serum kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi dengan folat (ibu hamil kelompok I, 11, ID, dan IV) menunjukan perbedaan yang nyata dengan kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi folat (ibu hamil kelompok V). Rata-rata folat serum turun setelah intervensi pada kedua kelompok dimana penurunannya lebih besar pada kelompok yang diberi
"cookies" tanpa fortifikasi (-1,6955 nglml, pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi folat, dan 4,2688 nglml, pada kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi folat). Perubahan kadar asam folat serum ibu hamil dipengaruhi oleh kadar asam folat sebelum intervensi (hubungan negatif), dan formula B, C, dan D (hubungan positif) dengan koefisien determinasi sebesar 0,874; r = 0,935. "Cookies" formula A, B, C, dan D di fortifikasi dengan folat dalam jumlah yang diharabkan sama yang diberikan pada kelompok I, 11, III, dan IV. Namun "cookies" formula A tidak seperti formula B, C, dan D, meskipun ditambahkan folat tetapi tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perubahan folat serum. Rata-rata perubahan vitamin A serum ibu hamil yang diberi "cookies" yang di fortifikasi vitamin A (ibu hamil kelompok I. II. IU. dan IV) tidak menunjukan perbedaan yang nyata dengan ibu hamil yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi vitamin A (ibu hamil kelompok V) Rata-rata vitamin A serum setelah intervensi meningkat pada kedua kelompok, tetapi peningkatan relatif besar pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi vitamin A (5,1921 pg/dl, pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi, dan 5,1631 pg/dl, pada kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi). Perubahan kadar vitamin A serum ibu hamil dipengaruhi oleh kadar vitamin A serum sebelum intervensi (hubungan negatif) dengan koefisien determinasi sebesar 0,275; r=0,525. Tidak terlihat pengaruh "cookies" terhadap perubahan kadar vitamin A serum ibu hamil. Hal yang sama juga ditemukan pada kadar seng serum dimana rata-rata kadar seng meningkat setelah intervensi pada kedua kelompok (menjadi normal)
(0,2825 mg/l, pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi Zn dan 0,3660 mg/l, pada kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi Zn). Tidak ditemukan adanya perbedaan yang nyata perubahan Zn serum antara kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi dengan Zn dengan kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi Zn. Perubahan Zn serum ibu hamil dipengaruhi kadar seng serum ibu hamil pada sebelum intervensi ( p = 0,000), dengan koefisien determinasi regresi sebesar 0,594 ; ~0,764. Tidak terlihat pengaruh "cookies" terhadap perubahan seng (Zn) serum ibu hamil. Rata-rata perubahan kadar T4 bebas pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi iodium (-1.0635E-02 ng/dl) dan kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi iodium (-8.3505E-02 ng/dl) turun. Rata-rata perubahan pada kedua kelompok tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Perubahan kadar T4 bebas serum ibu hamil dipengaruhi oleh kadar T4 bebas serum sebelurn intervensi (hubungan negatif) dan formula B ( "cookies" yang di fortifikasi dengan Vitamin Fe, folat, vitamin A, vitamin C,dan Zn, dimana hubungannya negatif), dengan koefisien determinasi sebesar 0,783; r=0,885. Ini menunjukan kombinasi pada antara Fe, folat, vitamin A, vitamin C, dm Zn mempunyai pengaruh yang merugikan dalam terhadap T4 bebas. Diduga dikaitkan dengan aktifitas peroksidase yang mengandung heme. Dimana tambahan Zn pada formula B, diduga mempunyai pengaruh merugikan terhadap ketersediaan Fe, sebagai komponen heme. Formula C dm D adalah formula yang di fortifikasi dengan iodium dengan rata-rata konsumsi perhari sekitar 115 pg/ hari
Saran 1. Disarankan untuk meningkatkan konsumsi protein pada ibu hamil dengan memperbanyak konsumsi sumber protein baik nabati, hewani, maupun hasil perikanan. 2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat fortifikasi secara tunggal terhadap kadar Hb, feritin, folat, vitamin A, Zn, dan T4 serum ibu hamil. 3. "Cookies"yang difortifikasi (terutama dengan besi dan folat) dapat sebagai alternatif untuk menggantikan suplemen zat besi dan folat sebagai tambahan asupan zat gizi ibu hamil, oleh pemerintah untuk mempertahankan status gizi dan kualitas kehamilan, namun perlu diteliti lebih lanjut untuk mencari formula yang tepat. 4. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji secara lebih mendalam bagaimana mekanisme yang terjadi sehingga formula B ("cookies" yang difortifikasi dengan besi, folat vitamin A, vitamin C dan seng), C ("cookies" yang difortifikasi dengan besi, folat vitamin A, vitamin C dan iodium), D ("cookies" yang difortifikasi dengan besi, folat vitamin A, vitamin C, seng dan iodium) dapat meningkatkan kadar folat serum ibu hamil, sedangkan formula A ("cookies" yang difortifikasi dengan besi, folat vitamin A, vitamin C) tidak. 5. Proses mikroenkapsulasi dapat digunakan untuk melindungi mineral yang di fortifikasi selama proses pengolahan dan perubahan aroma "cookies" yang tidak diinginkan untuk peningkatan status gizi dan kesehatan ibu hamil.