KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
111. KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL BIOKIMIA DARAH IBU HAMIL YANG DIBERI "COOKIES" DIFORTIFIKASI ZAT BESI, ASAM FOLAT, VITAMIN A, VITAMIN C, ZAT SENG, DAN ZAT IODIUM

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

Keadaan Sosial Ekonomi, Kehamilan, Kesehatan, dan Konsumsi Ibu Hamil

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

2011, No BAB 9 FORMAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan. Terdapat sebanyak 3-5 gram besi dalam tubuh manusia dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

HASIL DAN PEMBAHASAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, Fe, ZINC, VITAMIN C DAN KADAR IL-6 PADA IBU HAMIL MINGGU DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

I PENDAHULUAN. juta penduduk Indonesia (Siagian, 2003). Asupan yang cukup serta ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Maret 2013 Juli 2013 di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

2013, No.710 6

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

Peluang Aplikasi Mikroenkapsulat Vitamin A dan Zat Besi sebagai. Chance of Microencapsulat Application of Vitamin A and Iron as

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan oleh WHO (2013). Di Indonesia sendiri, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi yaitu 28%.

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobin merupakan salah satu komponen sel darah merah yang berfungsi. pembentukan Hb yang mengakibatkan kondisi anemia.

BAB III METODE PENELITIAN

membutuhkan zat-zat gizi lebih besar jumlahnya (Tolentino & Friedman 2007). Remaja putri pada usia tahun, secara normal akan mengalami

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Besar keluarga Ibu hamil berkisar antara 2 sampai dengan 9 orang, yang tersebar pada masing-masing kelompok, dengan rata-rata 4,4 orang. Umur suami berkisar antara 23-50 tahun, dengan rata-rata 33,O tahun, sedangkan umur ibu hamil berkisar antara 20-35 tahun, dengan rata-rata 27,O tahun. Tingkat sosial ekonomi keluarga ibu hamil masih relatif rendah, dilihat dari tingkat pendidikan, dan pendapatan. Tingkat pendidikan suami maupun istri masih relatif rendah, dengan penyebaran relatif lebih banyak pada tingkat Sekolah Dasar, 63,4% suarni, dan 78,1% istri, dengan rata-rata 7,O tahun untuk suami dan 6,l untuk istri. Ratarata pendapatan perkapita keluarga adalah sebesar Rp 126 746 1 bulanlkapita, dimana relatif banyak (68,2%) mempunyai tingkat pendapatan diatas kebutuhan fisik minimum. Usia kehamilan pada awal penelitian berkisar antara 13-33 minggu, dengan rata-rata 21,2 minggu, dimana sebagian besar yakni lebih dari 93% memasuki trimester 11. Relatif lebih banyak (41,6%) yang mempunyai paritas 2-3 kali, dengan paritas rata-rata 3,l kali. Jarak kehamilan yang sekarang dengan kehamilan yang sebelumnya berkisar antara 24-96 bulan, dengan rata-rata 55,l bulan, serta hampir tidak ada ibu hamil yang mempunyai keluhan kesehatan dilihat frekuensi diare, frekuensi muntah dan frekuensi panas atau demam. Lama intervensi berkisar antara 63-88 hari dengan rata-rata 77,s hari, dengan tingkat kepatuhan dalam mengkonsurnsi "cookies" berkisar antara 90-1 00%, dengan ratarata 97,9%.

Rata-rata tingkat konsumsi energi dan protein ibu hamil cukup baik, yakni 85,6% untuk energi dan 85,2% untuk protein. Meskipun masih ada ibu hamil dengan tingkat konsumsi energi dan protein yang belurn memadai (kurang dari 70%). Rata-rata tingkat konsumsi besi 84,6 %, dimana 34,9 % diantaranya berasal konsumsi pangan. Rata-rata tingkat konsumsi folat sekitar 36,1%, dimana 31,8 % diantaranya berasal suplemen. Konsumsi vitamin A, seng, dan iodium ibu hamil semuanya berasal dari pangan. Rata-rata tingkat konsumsi vitamin A sangat tinggi yakni 324,5 %, tingkat konsumsi seng sebesar 31,4%, dan iodium sebesar 1,4%. Rata-rata tingkat konsumsi vitamin C 74,0%, dimana sebagian besar (70,8%) diantaranya berasal konsurnsi pangan. Rata-rata perubahan Hb darah pada kelompok ibu hamil yang diberi "cookies" yang di fortifikasi (ibu hamil kelompok I. 11. ID. dan IV) dan kelompok yang diberi "cookies" yang tidak di fortifikasi (ibu hamil kelompok V) menunjukan perbedaan yang nyata. Rata-rata Hb turun setelah intervensi pada kedua kelompok dimana penurunan rata-rata Hb pada kelompok yang diberi "cookies" yang tidak di fortifikasi lebih besar (-0,7242 g/dl, pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi, dan -1,4290 g/dl, pada kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi),. Perubahan kadar Hb darah ibu hamil dipengaruhi oleh kadar Hb sebelum intervensi (hubungannya negatif), lama intervensi (hubungannya positif), dan "cookies" formula A (hubungan positif) dengan koefisien determinasi sebesar 0,333; ~0,577. Tidak terlihat pengaruh "cookies" formula B, C, dan D) terhadap

perubahan Hb. Diduga ha1 ini disebabkan karena adanya ada tambahan Zn pada formula B dan D, dan iodiurn pada formula C dan D. Rata-rata perubahan feritin serum kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi (ibu hamil kelompok I. 11. ID. dan IV) dan kelompok yang diberi "cookies" yang tidak di fortifikasi (ibu hamil kelompok V) tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Rata-rata kadar feritin serum turun setelah intervensi pada kedua kelompok, dimana penurunan lebih tinggi adalah pada kelompok yang diberi "cookies" yang tidak di fortifikasi(-8,1861 ygll, pada kelompok yang di fortifikasi dan -1 1,5844 pg/l, pada kelompok yang tidak di fortifikasi). Perubahan kadar feritin serum ibu hamil dipengaruhi oleh kadar feritin serum sebelum intervensi (hubungan negatif) dengan koefisien determinasi sebesar 0,815; ~0,903. Tidak ditemukan adanya perbedaan perubahan feritin serum ibu hamil yang diberi "cookies" yang di fortifikasi (ibu harnil kelompok I. II. III. dan IV) dan yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi (ibu hamil kelompok V). Feritin serum merupakan indikator dari simpanan Fe(besi) tubuh, yang dapat mendeteksi defisiensi Fe pada tahap awal. Oleh karena pemberian "cookies" yang di fortifikasi belum mampu menghambat laju penurunan kadar Hb maka ha1 ini menyebabkan tidak cukup Fe untuk membentuk feritin sebagai cadangan, bahkan kelihatannya sebagian feritin digunakan untuk pembentukan Hb. Rata-rata perubahan folat serum kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi dengan folat (ibu hamil kelompok I, 11, ID, dan IV) menunjukan perbedaan yang nyata dengan kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi folat (ibu hamil kelompok V). Rata-rata folat serum turun setelah intervensi pada kedua kelompok dimana penurunannya lebih besar pada kelompok yang diberi

"cookies" tanpa fortifikasi (-1,6955 nglml, pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi folat, dan 4,2688 nglml, pada kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi folat). Perubahan kadar asam folat serum ibu hamil dipengaruhi oleh kadar asam folat sebelum intervensi (hubungan negatif), dan formula B, C, dan D (hubungan positif) dengan koefisien determinasi sebesar 0,874; r = 0,935. "Cookies" formula A, B, C, dan D di fortifikasi dengan folat dalam jumlah yang diharabkan sama yang diberikan pada kelompok I, 11, III, dan IV. Namun "cookies" formula A tidak seperti formula B, C, dan D, meskipun ditambahkan folat tetapi tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perubahan folat serum. Rata-rata perubahan vitamin A serum ibu hamil yang diberi "cookies" yang di fortifikasi vitamin A (ibu hamil kelompok I. II. IU. dan IV) tidak menunjukan perbedaan yang nyata dengan ibu hamil yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi vitamin A (ibu hamil kelompok V) Rata-rata vitamin A serum setelah intervensi meningkat pada kedua kelompok, tetapi peningkatan relatif besar pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi vitamin A (5,1921 pg/dl, pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi, dan 5,1631 pg/dl, pada kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi). Perubahan kadar vitamin A serum ibu hamil dipengaruhi oleh kadar vitamin A serum sebelum intervensi (hubungan negatif) dengan koefisien determinasi sebesar 0,275; r=0,525. Tidak terlihat pengaruh "cookies" terhadap perubahan kadar vitamin A serum ibu hamil. Hal yang sama juga ditemukan pada kadar seng serum dimana rata-rata kadar seng meningkat setelah intervensi pada kedua kelompok (menjadi normal)

(0,2825 mg/l, pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi Zn dan 0,3660 mg/l, pada kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi Zn). Tidak ditemukan adanya perbedaan yang nyata perubahan Zn serum antara kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi dengan Zn dengan kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi Zn. Perubahan Zn serum ibu hamil dipengaruhi kadar seng serum ibu hamil pada sebelum intervensi ( p = 0,000), dengan koefisien determinasi regresi sebesar 0,594 ; ~0,764. Tidak terlihat pengaruh "cookies" terhadap perubahan seng (Zn) serum ibu hamil. Rata-rata perubahan kadar T4 bebas pada kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi iodium (-1.0635E-02 ng/dl) dan kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi iodium (-8.3505E-02 ng/dl) turun. Rata-rata perubahan pada kedua kelompok tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Perubahan kadar T4 bebas serum ibu hamil dipengaruhi oleh kadar T4 bebas serum sebelurn intervensi (hubungan negatif) dan formula B ( "cookies" yang di fortifikasi dengan Vitamin Fe, folat, vitamin A, vitamin C,dan Zn, dimana hubungannya negatif), dengan koefisien determinasi sebesar 0,783; r=0,885. Ini menunjukan kombinasi pada antara Fe, folat, vitamin A, vitamin C, dm Zn mempunyai pengaruh yang merugikan dalam terhadap T4 bebas. Diduga dikaitkan dengan aktifitas peroksidase yang mengandung heme. Dimana tambahan Zn pada formula B, diduga mempunyai pengaruh merugikan terhadap ketersediaan Fe, sebagai komponen heme. Formula C dm D adalah formula yang di fortifikasi dengan iodium dengan rata-rata konsumsi perhari sekitar 115 pg/ hari

Saran 1. Disarankan untuk meningkatkan konsumsi protein pada ibu hamil dengan memperbanyak konsumsi sumber protein baik nabati, hewani, maupun hasil perikanan. 2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat fortifikasi secara tunggal terhadap kadar Hb, feritin, folat, vitamin A, Zn, dan T4 serum ibu hamil. 3. "Cookies"yang difortifikasi (terutama dengan besi dan folat) dapat sebagai alternatif untuk menggantikan suplemen zat besi dan folat sebagai tambahan asupan zat gizi ibu hamil, oleh pemerintah untuk mempertahankan status gizi dan kualitas kehamilan, namun perlu diteliti lebih lanjut untuk mencari formula yang tepat. 4. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji secara lebih mendalam bagaimana mekanisme yang terjadi sehingga formula B ("cookies" yang difortifikasi dengan besi, folat vitamin A, vitamin C dan seng), C ("cookies" yang difortifikasi dengan besi, folat vitamin A, vitamin C dan iodium), D ("cookies" yang difortifikasi dengan besi, folat vitamin A, vitamin C, seng dan iodium) dapat meningkatkan kadar folat serum ibu hamil, sedangkan formula A ("cookies" yang difortifikasi dengan besi, folat vitamin A, vitamin C) tidak. 5. Proses mikroenkapsulasi dapat digunakan untuk melindungi mineral yang di fortifikasi selama proses pengolahan dan perubahan aroma "cookies" yang tidak diinginkan untuk peningkatan status gizi dan kesehatan ibu hamil.