Hubungan Dukungan Suami Dengan Keikutsertaan Kb Jangka Panjang Di BPM Retno Edi S,Amd.Keb Sidoarjo

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

MA RIFATUL AULIYAH Subject : Dukungan Suami, MKJP, Akseptor KB DESCRIPTION ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

PARTISIPASI SUAMI DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAMPUNG JOGONEGARAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KETEPATAN KUNJUNGAN ULANG AKSEPTOR KB SUNTIK. Suyati

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin nyata. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

1. Rinda Ika Maiharti 2. Kuspriyanto. S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PADA WANITA PUS DENGAN KEIKUTSERTAAN KB SUNTIK DI DESA DUREN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT PRIA PUS TIDAK MENGGUNAKAN KB MOP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOJATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

UNIVERSITAS SILIWANGI FAKULTAS ILMU KESEHATAN PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI, NOVEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN,

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan anggota keluarganya. Pada umumnya, apabila hal tersebut

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (Husband s Support in Selecting Method of Long Term Contraception)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan. Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

Transkripsi:

Hubungan Dukungan Suami Dengan Keikutsertaan Kb Jangka Panjang Di BPM Retno Edi S,Amd.Keb Sidoarjo Fakultas Kesehatan E-mail: zii.uchi25@gmail.com ABSTRACT One the factors that influence the succes of family planning is husband support. Based on BKKBN data until the end of December 2015, the quantity of PUS (Couple Age Fertile) amounted to 13,46%. This figur is lower than the achievement in 2014 which amounted to 16,51%. While for acceptor of KB injection equal to 49,93%, pill 26,36%, IUD 6,81%, implant equal to 9,63%, other method 2,1% (BKKBN, 2016). This study aims to determine the relationship of husband support with long-term family participation in BPM Sri Hastuti S.ST Surabaya. The type of this research is the observasional design of the population in this study is the family planning acceptors which amounted to 45 people, the sample in this study is the family planning acceptors in July 2017 which amounted to 40 people. The data of this research was done in July 2017 by using questionnaire and presented in diagram. Family planning acceptors who have husband support in the selection of long-term contraceptives is 5 people (12%) who didn t participate some 35 people (88%). The quantity of family planning acceptors taking long-term contraceptive methods was 19 (47%) while those who did not participated in 21 people (53%). Based on statistical test using chi square, it is found that p value 0,012 < α (0,05) and calculate value x² 6,316 > count value 3,841, in other words, Ho is rejected and Hi is accepted so it can be concluded that there is relationship of husband support with long-term family participation. This is in accordance with the theory that a wife in decision making to use contraception requires approval from the husband because the husband is seen as the head of the family. Keyword: Husband Support, Long-term Method of Contraception ABSTRAK Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan KB adalah dukungan suami. Berdasarkan data BKKBN hingga akhir Desember 2015, kuantitas PUS (Pasangan Umur Subur) sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dari pencapaian tahun 2014 yang sebesar 16,51%. Sedangkan untuk aksep KB suntik sebesar 49,93%, pil 26,36%, IUD 6,81%, implan sebesar 9,63%, metode lain 2,1% (BKKBN, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan partisipasi keluarga jangka panjang di BPM Sri Hastuti S.ST Surabaya. Jenis penelitian ini adalah desain observasional dari populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB yang berjumlah 45 orang, sampel dalam penelitian ini adalah akseptor KB pada bulan Juli 2017 yang berjumlah 40 orang. Data penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017 dengan menggunakan kuesioner dan disajikan dalam diagram. Aktor KB yang memiliki dukungan suami dalam pemilihan kontrasepsi jangka panjang adalah 5 orang (12%) yang tidak berpartisipasi sekitar 35 orang (88%). Jumlah akseptor KB yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang adalah 19 (47%) sedangkan mereka yang tidak berpartisipasi dalam 21 orang (53%). Berdasarkan uji statistik menggunakan chi square, ditemukan bahwa p value 0,012 <α (0,05) dan nilai hitung x² 6,316> nilai hitung 3,841, dengan kata lain Ho ditolak dan Hi diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada adalah hubungan dukungan suami dengan partisipasi keluarga jangka panjang. Hal ini sesuai dengan teori bahwa seorang istri dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan kontrasepsi memerlukan persetujuan dari suami karena sang suami dipandang sebagai kepala keluarga. Kata kunci: Dukungan Suami, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang S,Amd.Keb Sidoarjo Page 9

1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah yang dihadapi di Indonesia salah satunya adalah dibidang kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 255.461.686 jwa yang terdiri atas 128.366.718 jiwa penduduk laki-laki dan 127.094.968 jiwa penduduk perempuan. Angka tersebut merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik dengan menggunakan metode geometrik (Kemenkes, 2015) Berdasarkan data Badan Pusat Statistik diketahui bahwa adanya peningkatan jumlah penduduk di Indonesia tahun 2010 hingga 2015. Dari tahun 2010-2014 pertumbuhan penduduk per tahun terus meningkat, dari 3,54 per tahun menjadi 3,70 juta per tahun. Tahun 2015 pertumbuhan penduduk sedikit menurun dibandingkan tahun 2014 menjadi 3,34 juta per tahun. Rasio jenis kelamin pada tahun 2015 sebesar 101, yang artinya terdapat 101 laki-laki diantara 100 perempuan (Kemenkes, 2015). Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk memberikan jarak kelahiran anak serta mengurangi jumlah kehamilan dengan menggunakan metode kontrasepsi baik yang sederhana maupun kontrasepsi mantap. Adapun tujuan program keluarga berencana adalah: mencegah kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan, mengurangi insiden kehamilan berisiko tinggi, kesakitan serta kematian, membuat pelayanan yang bermutu, terjangkau, diterima serta komunikasi informasi, edukasi konseling, meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab keluarga pasangan usia subur dalam praktek keluarga berencana, memberikan informasi pada masyarakat tentang umur yang terbaik untuk kehamilan yang pertama serta kehamilan yang terakhir yaitu dengan rentan umur 20 sampai 35 tahun (Hartanto, 2008). Berdasarkan data BKKBN hingga akhir Desember 2015, jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2014 yang sebesar 16,51%. Sedangkan untuk akseptor KB Suntik sebesar 49,93%, Pil sebesar 26,36%, IUD sebesar 6,81%, Implan sebesar 9,63%, metode lainnya 2,1% (BKKBN, 2016). Hartanto (2007) mengatakan bahwa faktor dukungan suami memegang peranan penting karena suami merupakan kepala rumah tangga dan pengambilan keputusan dalam rumah tangga dilakukan oleh suami termasuk pengambilan keputusan untuk jenis alat kontrasepsi yang digunakan. Peran dan tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi khususnya pada Keluarga berencana (KB) sangat berpengaruh terhadap kesehatan (BKKBN, 2008). Partisipasi pria dalam keseha tan S,Amd.Keb Sidoarjo Page 10

reproduksi adalah tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi terutama dalam pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan anak, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, istri dan keluarganya (Kusumaningrum, 2009). Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi adalah langkah yang tepat dalam upaya mendorong kesetaraan gender (Ali & Wulan, 2018). Apabila disepakati istri yang akan ber-kb, peranan suami adalah memberikan dukungan dan kebebasan kepada istri untuk menggunakan kontrasepsi atau cara atau metode KB, adapun dukungannya meliputi, memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi istrinya, membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar, seperti mengingatkan saat minum pil KB dan mengingatkan istri untuk kontrol, membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi, mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau rujukan, mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti tidak memuaskan (BKKBN,2008) Berdasarkan pernyataan diatas penulis ingin mengetahui hubungan dukungan suami dengan keikutsertaan istri menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang 2. METODE Penelitian ini menggunakan desain observasional untuk mengetahui adakah hubungan dukungan suami dengan keikutsertaan KB jangka panjang di BPM Retno Edi, AMd. Keb. Menurut sifat dasar penelitian, penelitian ini termasuk jenis penelitian survey analitik yaitu penelitian yang menggunakan sampel untuk mengambil kesimpulan pada populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang ingin menjadi akseptor KB jangka panjang pada bulan September 2017 sebanyak 45 orang. Sampel dari penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang ingin menjadi akseptor KB jangka panjang sebanyak 40 orang pada bulan September 2017. Analisis data menggunakan uji chi square dengan nilai kemaknaan α< 0,05 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Umum a. Karakteristik responden berdasarkan keadaan ligkungan Karakteristik dari 40 responden di BPM Retno Edi, AMd.Keb berdasarkan keadaan lingkungan yang kebanyakan menggunakan KB dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut: S,Amd.Keb Sidoarjo Page 11

Berdasarkan diagram 1. menunjukkan bahwa keadaan lingkungan responden yang kebanyakan menggunakan KB jangka panjang sejumlah 34 orang (85%). b. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan Karakteristik dari 40 responden di BPM Retno Edi, AMd.Keb menurut pengetahuan tentang KB dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut: Berdasarkan diagram 2. menunjukkan bahwa pengetahuan akseptor KB yang baik sejumlah 25 orang (62%), sedangkan tingkat pengetahuan yang kurang sejumlah 5 0rang (13%) c. Karakteristik responden berdasarkan keadaan sosial budaya Diagram 4.4 Karakteristik responden berdasarkan keadaan sosial budaya akseptor KB di BPM Retno Edi, AMd.Keb S,Amd.Keb Sidoarjo Page 12

Berdasarkan diagram 3. menunjukkan bahwa keadaan lingkungan sejumlah 25 orang (62%) akseptor KB yang baik Data Khusus a. Karakteristik responden berdasarkan dukungan suami Karakteristik responden berdasarkan dukungan suami dalam pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang di BPM Retno Edi,AMd.Keb Berdasarkan diagram 5. menunjukkan bahwa akseptor KB jangka panjang yang tidak mendapat dukungan suami sejumlah 35 orang (88%) dan akseptor KB jangka panjang yang mendapat dukungan suami sejumlah 5 orang (12%). b. Karakteristik responden berdasarkan keikutsertaan KB jangka panjang Karakteristik responden berdasarkan keikutsertaan dalam pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang di BPM Retno Edi, AMd.Keb Sumber : Data Primer,2017 Berdasarkan diagram 4.6 menunjukkan bahwa akseptor KB jangka panjang sejumlah 19 orang (47%) sedangkan yang tidak ikut sejumlah 21 orang (53%) S,Amd.Keb Sidoarjo Page 13

c. Hasil Analisis Statistika Tabel 1. Tabulasi silang dukungan suami dengan keikutsertaan KB jangka panjang Keikutsertaan Total P Dukungan Tidak Ikut ikut Didukung 0 5 5 P = Tidak 21 14 35 0,012 didukung Total 21 19 40 x² hitung 6.316 4. PEMBAHASAN Dukungan suami dalam pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang Dari data diatas jumlah akseptor KB yang mendapat dukungan suami dalam pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang sejumlah 5 orang (12%) sedangkan yang tidak mendapat dukungan sebanyak 35 orang (88%). Menurut Aryani (2012) dukungan merupakan bantuan, kepedulian, atau kesediaan seseorang yang diberikan kepada orang lain. Bantuan tersebut dapat berupa bantuan fisik atau psikologis seperti perasaan dicintai, dihargai atau diterima. Rendahnya dukungan suami dalam pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti: ketidaktahuan suami tentang kelebihan metode kontrasepsi jangka panjang dan adanya nilai yang timbul dari sikap yang didasarkan kepercayaan dan norma-norma dimasyarakat. Keikutsertaan KB jangka panjang Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jumlah akseptor KB yang ikut metode kontrasepsi jangka panjang sejumlah 19 orang (47%) sedangkan yang tidak ikut sejumlah 21 orang (53%). Penggunaan kontrasepsi masih didominasi oleh akseptor KB jangka pendek terutama suntik yaitu sebesar 31,15 %, pil 28,1 %, kondom 3,5% sedangkan tingkat pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang yaitu IUD, Implan, MOW dan MOP mencapai 25,26 % (BKKBN, 2013) Menurut BKKBN (2016) penggunaan KB suntik sebesar 49,93%, Pil sebesar 26,36%, sedangkan tingkat pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang yaitu IUD sebesar 6,81%, Implan sebesar 9,63%, metode lainnya 2,1% (BKKBN, 2016). Rendahnya pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang kemungkinan dipengaruhi oleh kurangnya dukungan suami, kurangnya pengetahuan ibu mengenai alat kontrasepsi jangka panjang, tingkat pendidikan dan mitos yang belum pasti kebenarannya, sehingga dalam hal keikutsertaan S,Amd.Keb Sidoarjo Page 14

menjadi akseptor KB jangka panjang masih kurang, terlebih apabila seorang istri tinggal ditempat yang minim dengan informasi, kurangnya tenaga medis atau fasilitas pelayanan KB hal tersebut juga dapat mempengaruhi rendahnya keikutsertaan ibu dalam menggunakan KB jangka panjang. Dukungan suami dengan keikutsertaan KB jangka panjang Berdasarkan uji statistik menggunakan chi square didapatkan hasil bahwa p value 0,012. Karena nilai p value < 0,05 maka berarti ada hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang dengan nilai keeratan hubungan sebesar 6.316. Dukungan suami sangatlah berdampak positif bagi keluarga, lebih-lebih terhadap pasangannya, karena adanya dukungan suami terutama dalam pemilihan alat kontrasepsi, nantinya istri akan merasa lebih mantap dalam memilih dan selama pemakaiannya istri tidak akan khawatir karena suami sudah mendukung (Jacinta,2008) Masalah kontrasepsi bukanlah tanggung jawab istri semata, tetapi merupakan tanggung jawab suami juga. Apabila seorang istri menginginkan untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang, maka suami harus bisa memberikan tanggapan yang positif dan mampu memberikan dukungan. Apabila suami tidak memberikan dukungan maka seorang istri tidak akan menggunakan kontrasepsi yang menjadi pilihannya itu (Roesli, Syafi i, & Amalia, 2018). Dukungan seorang suami merupakan bentuk motivasi yang diberikan kepada istri. Jika suami memberikan motivasi maka seorang istri secara tidak langsung akan merasa bahagia. 5. PENUTUP Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan suami yang mendukung istri untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang sejumlah 6 orang (15%) dan yang tidak mendukung penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang sejumlah 34 orang (85%). Sedangkan untuk keikusertaan Ibu dalam pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang sejumlah 11 orang (27%) dan yang tidak ikut sejumlah 29 orang (73%). Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan hasil bahwa p value 0,012 dengan nilai hitung x² hitung sebesar 6.316.Oleh karena p value 0,012 < α (0,05) dan nilai hitung x² 6.316 > nilai hitung tabel (3.841) maka Ho ditolak dan Hi diterima sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan keikutsertaan KB jangka panjang DAFTAR PUSTAKA Arum.2008.Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika S,Amd.Keb Sidoarjo Page 15

Ariuntoro.2008.Metodologi penelitian Kesehatan.Jakarta;Rineka Cipta Ariani.2014.Psikologi Umum.Bandung; Pustaka Setia. Ali, M., & Wulan, W. (2018). EFFECTS OF SAND AND SUGAR CONSENTRATION ROSELLA (Hisbiscus sabdariffalinn) AGAINST QUALITY OF JELLY CANDY. Teknoboyo, 2(1). Roesli, M., Syafi i, A., & Amalia, A. (2018). KAJIAN ISLAM TENTANG PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK. Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam, 9(2), 332 345. BKKBN.2008.Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta ; BKKBN BKKBN.2011.Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta ; BKKBN BKKBN.2016.Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta ; BKKBN Jacinta.2008.Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi.yogyakarta; Pustaka Sinar Harapan Kamus Besar Bahasa Indonesia.2008.Jakarta;Depdiknas Kusumaningrum.2009.Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada pasangan usia subur. Semarang; Universitas Diponegoro Kusmarjati.2011.Ragam Metode Kontrasepsi.Jakarta; EGC Manuaba, I.G.B.2010.Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia.Jakarta; EGC Nasution.2011.Faktor-faktor pemilihan alat kontrasepsi.bandung; Alfabeta Notoadtmodjo.2010.Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku. Yogyakarta; Andi Jogja Nugroho.2014.Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.Jakarta; Salemba Medika Nursalam.2008.Metode Penelitian.Bandung; Alfabeta Prawiroharjo.2008.Ilmu Kebidanan.Jakarta; PT.Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Sulistyawati A.2011.Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika Sulistyawati A.2013.Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika Saifuddin.2008.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta; Bina Pustaka. Saifuddin.2010.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta; Bina Pustaka. S,Amd.Keb Sidoarjo Page 16