BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didirikan berdasarkan Undang-Undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kemunculannya pada pertengahan abad 20 sampai dengan abad 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dibyo, dalam beberapa hal ambivalensi kedua fungsi tersebut seringkali

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan dunia bisnis memperlihatkan lemahnya penerapan good corporate

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun Isu mengenai Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. konsep good corporate governance (GCG). Konsep ini sebenarnya merupakan

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam

BAB II LANDASAN TEORI. mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. mengenai Good Corporate Governance mulai mengemuka. Hal ini menyebabkan

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah dan bertujuan untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya, dan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat menuju masayarakat yang adil dan makmur. Sebagai salah satu pelaku ekonomi di daerah, BUMD tentunya diharapkan menjadi salah satu penggerak bagi perekonomian daerah, antara lain melalui kegiatan usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat baik berupa barang maupun jasa. Kemampuan untuk bersaing dengan dunia usaha swasta akan menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan dalam menjalankan peran tersebut. (banten.bpk.go.id, 2014) Perusahaan yang tumbuh berkembang dan mempunyai nilai tambah, dapat diwujudkan melalui pengembangan struktur dan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance. (FCGI dalam Hery, 2010). Penerapan GCG untuk Badan Usaha Milik Daerah tidak terlepas dari perkembangan perundangundangan tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan Usaha Milik Negara diwajibkan untuk melaksanakan operasional perusahaan dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip GCG dengan semangat yang terkandung dalam penerapan GCG untuk 1

2 menjadikan perusahaan menjadi sebuah perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas produk, proses kerja yang baik serta tanggung jawab terhadap lingkunganya. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, mengenai pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah menyebutkan bahwa pengelolaan BUMD harus memenuhi unsur tata cara penyertaan modal, organ dan kepegawaian, tata cara evaluasi, tata kelola perusahaan yang baik, perencanaan, pelaporan, pembinaan, pengawasan, kerjasama, pengunaan laba, penugasan pemerintah daerah, pinjaman, satuan pengawas intern, komite audit dan komite lainya, penilaian tingkat kesehatan, restrukturisasi, privatisasi, perubahaan bentuk hukum, kepailitan dan penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan, Aturan tersebut mengharuskan BUMD untuk mengelola perusahaan dengan baik dengan menerapkan prinsip dasar dari Good Corporate Governance. Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar, ini berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakanya maupun terhadap iklim usaha di suatu Negara, penerapan Good Corporate Governance mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan kondusif. (Pedoman Umum GCG Indonesia, 2006), oleh karena itu diterapkanya Good Corporate Gocernance oleh perusahaan-perushaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan Good Corporate Governance juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah

3 dalam meneggakan tata kelola yang baik dalam birokrasinya untuk menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa. (Keputusan Menteri BUMN No 117/M/MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002). Sistem yang mengatur keseimbangan dalam pengelolaan perusahaan perlu dituangkan dalam bentuk prinsip-prinsip yang harus dipatuhi untuk menuju tata kelola perusahaan yang baik. Berdasarkan keputusan Menteri KEP-117/M-MBU/2002 prinsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu transparency (transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility (pertanggungjawaban), independency (independensi atau kemandirian) dan fairness (kewajaran). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dibentuk untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan secara bebas dan mandiri, sesuai dengan pasal 23E Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Pemeriksaan yang dilakukan BPK terhadap Pemerintahan Pusat, Pemerintahan Daerah, Lembaga Negara lainya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Layanan Umum (BLU), Badan Usaha Milik Daeah (BUMD), dan Lembaga Keuangan lain yang mengelola keuangan negara dilakukan dengan standar dan kode etik untuk menegakkan nilai-nilai dasar integritas, independensi, dna profesionalisme. Hasil pemeriksaan BPK disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sesuai dengan kewenanganya, selanjutnya BPK menyampaikan ikhtisar hasil pemeriksaan beserta hasil pemantauan tindak lanjut, penyelesaian kerugian negara dan penanganan temuan pemeriksaan yang disampaikan

4 kepada instansi berwenang dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS). (bpk.go.id, 2016) Ikhtisar Hasil Pemeriksaan yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2015-2016 Tabel 1.1 Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Tahun 2015-2016 Permasalahan 2015 2016 IHPS I IHPS II IHPS I IHPS II SPI 6.034 1.608 6.233 860 Ketidakpatuhan 6.136 5.128 6.139 4.814 Total 12.170 6.736 12.372 5.674 Sumber : IHPS BPK tahun 2015-2016 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa masalah yang terdapat pada Badan Usaha Milik Daerah disebabkan oleh lemahnya SPI dan ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Jumlah permasalahan yang terdapat pada BUMD mengalami fluktuasi, pada semester awal terdapat jumlah yag lebih besar dibandingkan semester selanjutnya. Berdasarkan undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 343 tentang Pengelolaan BUMD menyebutkan bahwa pengelolaan BUMD harus memenuhi unsur-unsur yang sudah ditetapkan, dan mulai menerapkan GCG dalam pengelolaan perusahaan yang meliputi sejumlah prinsip dasar yaitu transparansi, akuntabilitas, kemandirian, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Pada kenyataanya prinsip-prinsip tersebut belum diterapkan dengan baik oleh Badan

5 Usaha Milik Daerah, hal ini dibuktikan dengan masih tingginya jumlah permasalahan yang ditimbulkan pada setiap semester awal. Fenomena mengenai buruknya implementasi Good Corporate Governance, perusahaan diharapkan dapat melakukan upaya untuk mengimplementasikan GCG guna mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Dalam peng implementasian Good Corporate Governance, peran audit internal yang independen sangatlah penting dan audit internal merupakan kegiatan pemastian dan konsultasi yang independen dan objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan. (Dzaky, 2014) Audit internal berperan penting dalam mewujudkan prinsip-prinsip dalam Good Corporate Governance. Audit internal sebagai suatu fungsi penilaian independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. (Tugiman, 2006) The Institute of Internal Auditor (IIA) dalam Boyton (2001) menjelaskan bahwa Audit Internal merupakan kegiatan assurance dan konsultasi yang independen yang bertujuan untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi. Audit internal merupakan bagian dari Good Corporate Governance, yang mencakup pengawasan yang memadai, etika bisnis, independensi, pegungkapan yang akurat dan tepat waktu, akuntabilitas dari seluruh pihak yang terlibat dalam pengelolaan perusahaan, serta mekanisme untuk memastikan adanya tindak lanjut yang seksama jika terjadi pelanggaran dalam perusahaan. (Sundayani, 2013).

6 Penelitian yang dilakukan Dewitasari (2009) menunjukkan bahwa hubungan antara Auditor Internal dengan pelaksanaan Good Corporate Governance berpengaruh meskipun kenyataanya pelaksanaan Good Corporate Governance itu sendiri masih lemah. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Yuwono (2011) menunjukkan bahwa peranan Auditor Internal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan Good Corporate Governance. Peran audit internal pada perusahaan sangat diperlukan untuk membantu pihak manajemen dalam menyelesaikan tanggung jawab secara efektif, dengan memberikan analisis, penilaian, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa. Dalam hal ini manajemen perlu mendelegasikan tugas, tanggung jawab, dan wewenang kepada pihak lain yaitu divisi Satuan Pengawas Intern (SPI). Serta peraturan dan dan fungsi auditor internal dalam sutau perusahaan digunakan sebagai parameter dan indikator untuk mengukur penerapan prinsi-prinsip Good Corporate Governance. (Zulkarnain, 2010). Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO) dalam Kurt F.Reding, et al (2013) mendefinisikan Pengendalian Internal sebagai suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan, yaitu efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) No. 1 Tahun 2007 mendefinisikan bahsa SPI adalah unit organisasi pada Badan

7 Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan dalam lingkup kewenanganya. Penelitian yang dilakukan oleh Armana (2015) menujukkan bahwa Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Penelitian yang dilakukan oleh Wirda dkk (2012) menujukkan bahwa Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate Governance, meski dalam pelaksanaanya masih ditemukan kelemahan yang menimbulkan GCG tidak optimal. Penelitian mengenai pengaruh audit internal dan sistem pengendalian internal terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance telah dilakukan oleh penelitipeneliti sebelumnya. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Patricia Saptapradipta (2013), dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa audit internal dan system pengendalian internal berpengaruh positif baik secara parsial maupun simultan terhadap Good Corporate Governance, fungsi audit internal dan pengendalian internal yang kuat secara beriringan menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dari prinsip-prinsip GCG,Good Corporate Governance merupakan tuntutan dari masyarakat dan juga cerminan kinerja suatu perusahaan BUMN di Indonesia. Baik buruknya Corporate Governance perusahaan BUMN di Indonesia memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan pengendalian internal pada BUMN, dengan berfungsinya pengendalian internal dan audit internal, serta terwujudnya transparansi, akuntabilitas, independensi,

8 pertanggung jawaban dan kewajaran maka akan terwujud Good Corporate Governance dalam perusahaan. (Dewitasari, 2009) Berdasarkan uraian di atas mengingat besarnya pengaruh audit internal dan system pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance, dan berdasarkan tinjauan penulis terhadap penelitian sebelumnya, maka memungkinkan penulis melakukan penelitian kembali dengan judul Pengaruh Audit Internal dan Sistem Pengendalian Internal terdahap Penerapan Good Corporate Governance (Survei pada BUMD di Kota Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Masalah pada penelitian ini adalah belum baiknya penerapan Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Daerah. Pertanyaan penelitianya adalah : 1. Apakah audit internal berpengaruh terhadp pelaksanaan Good Corporate Governance pada BUMD yang ada di Kota Bandung 2. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance pada BUMD yang ada di Kota Bandung 3. Apakah audit internal dan sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance pada BUMD yang ada di Kota Bandung.

9 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh audit internal terhadap penerapan Good Corporate Governance pada BUMD yang ada di Kota Bandung 2. Pengaruh sistem pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance pada BUMD yang ada di Kota Bandung 3. Pengaruh audit internal dan sistem pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance pada BUMD yang ada di Kota Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi relevan yang dapat memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini selain untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, juga memberikan wawasan pengetahuan mengenai masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai kesesuaian antara fakta dan teori yang ada. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen dengan memastikan bahwa operasi yang dilakukan perusahaan

10 akan berjalan efektif dan efisien bila pengaruh audit internal dan sistem pengendalian internal yang ada berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan dimasa yang akan datang. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pedoman dan bahan bacaan untuk menambah informasi bagi rekan-rekan mahasiswa atau pihak lain yang membutuhkan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang akan diteliti maka penulis akan melakukan penelitian pada Badan Usaha Milik Daerah yang ada di Kota Bandung pada bulan Mei sampai dengan selesai.