BAB I PENDAHULUAN. market share Indonesia mencapai 5%. (sumber: OJK/grafik perbankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB IV ANALISIS PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK MEMILIH BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. yang dilarang oleh agama. (Sahara, 2007) dalam Ariyanti (2011)

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, termasuk koperasi berupa

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi alasan mereka untuk mau berhubungan dan menjadi nasabah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan Indonesia saat ini telah menganut dual banking. system. Dual banking system atau sistem perbankan ganda yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kejadian krisis ekonomi pada tahun 1998, mengakibatkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan antar bank yang semakin ketat. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumen (customer value) yang nantinya akan membentuk sikap konsumen. yang baik pada produk atau jasa layanan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah bank berasal dari kata Italia banco yang berarti kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan Indonesia menganut dual banking system, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam membantu tumbuh kembangnya perekonomian masyarakat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. semenjak kemunculnya pada tahun Walaupun perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53).

BAB I PENDAHULUAN. maka berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sarana untuk mengelola dananya. Adapun pihak yang

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata. bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah

BAB I PENDAHULUAN. lintas pembayaran, menyimpan, dan meminjam dana. disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun Selama kurun waktu 20

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala global, regional maupun nasional adalah industri jasa perbankan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kompetitif, efisien, dan memenuhi prinsip kehati-hatian serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainya. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

dari Bank adalah sebagai lembaga perantara dalam arus dana, baik dalam pasar uang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimppun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut mencakup bagian dari keseluruhan sistem sosial masyarakat

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Oleh sebab itu, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. halangan bagi setiap informasi. Konsekuensinya, setiap usaha yang dilahirkan

PENGARUH PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL TERHADAP MINAT NASABAH BERINVESTASI ( Survey Pada Bank Syari ah di Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menurut Beck (2001) dalam Herman

FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN NASABAH DALAM MENABUNG DI BANK SYARI AH. (Study Kasus Pada Bank BRI Syariah Cabang Gubeng Surabaya) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

ANALISIS PENYALURAN PRODUK PEMBIAYAAN UNIT MIKRO BRI SYARIAH ib UNTUK SEKTOR PRODUKTIF. (Studi Kasus di BRI Syariah KCP Demak) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari perkembangan perbankan di negara yang bersangkutan sebab

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan yang diminati oleh masyarakat. trend saat ini. syariah dalam melakukan kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEINGINAN KONSUMEN UNTUK MENABUNG PADA BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Syariah di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Lembaga-lembaga keuangan syariah berupa bank syariah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. jembatan antara surplus unit dengan defisit unit dalam ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Eksitensi Bank Syariah, memicu tumbuhnya bank-bank Syariah di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. ditandai semakin ketatnya persaingan. Persaingan diantara bank-bank sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah yang saat ini sedang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak awal kemunculannya di Indonesia, perbankan syariah pada tahun 1992 dengan nama Bank Muamalat, telah membuktikan ketahananya dalam menghadapi krisis yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008 dimana bank-bank konvensional banyak yang di likuidasi, sedangkan perbankan syariah justru mampu meraup keuntungan (bi.go.id). Tercatat hingga Juni tahun 2015 tercatat 2.881 kantor perbankan syariah yang mengalami pertambahan yang cukup pesat dimana, pada tahun 2009 hanya terdapat 1.223 kantor perbankan syariah. Selain itu sampai Januari 2015 bank syariah Indonesia mampu mengumpulkan aset sekitar Rp. 260.366 triliun dan jumlah market share Indonesia mencapai 5%. (sumber: OJK/grafik perbankan syariah) Perbankan syariah hakikatnya bersifat umum dimana masyarakat muslim ataupun non-muslim dapat menjadi nasabah dan pengguna jasa bank syariah. Dalam perkembangannya bank syariah juga diminati oleh masyarakat non-muslim. Hal ini terbukti dari banyaknya nasabah non muslim, bahkan memiliki kantor cabang di daerah yang mayoritas non-muslim seperti Pulau Bali (Yaya, 2016). Jumlah nasabah perbankan syariah tidak senantiasa selalu mengalami kenaikan tetapi mengalami fluktuasi, pada tahun 2011 jumlah pemilik rekening sebanyak 9,8 juta, maka di tahun 2012 menjadi 13,4 juta rekening, 1

namun pada tahun 2013-2014 turun dari 17,3 menjadi 13,1 juta dan kembali mengalami peningkatan pada tahun berikutnya, tercatat hingga januari 2017 terdapat hampir 19 juta nasabah perbankan syariah (ojk.go.id). Namun jumlah ini masih jauh dibandingkan jumlah nasabah perbankan konvensional dimana total jumlah nasabah perbankan syariah hanya mencapai kurang lebih 20% total jumlah nasabah perbankan konvensional. Kesuksesan suatu produk dipengaruhi bagaimana produk tersebut dapat diterima oleh konsumen, proses penerimaan produk ini berkaitan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan (Consumer Behavior Theory). Anggapan masyarakat sistem perbankan syariah khusus untuk masyarakat muslim bisa menjadi alasan kenapa perbankan syariah masih belum bisa setara dibandingkan perbankan konvesional dalam hal penggunanya. Alasan ini tidak dapat dipungkiri karena memang alasan adanya perbankan syariah adalah untuk kemaslahat umat Islam dalam menghindari riba yang terdapat pada perbankan konvensional sesuai dengan firman Allah SWT : و أ ح ل ٱ لل ٱلب ي ع و ح ر م ٱلر ب و ا "...dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba." (Q.S Al Baqarah: 275) dan didukung dengan adanya Fatwa MUI no 1 tahun 2004 yang melarang adanya riba bagi umat Islam. Meski demikian di Negaranegara Eropa sistem bagi hasil yang menjadi salah satu elemen utama 2

perbankan syariah sudah lama diterapkan, Islamic Bank of Britain yang kemudian berganti menjadi Al Rayan Bank yang sudah berdiri sejak tahun 2004 merupakan bukti bahwa perbankan syariah mampu bersaing di wilayah yang muslim merupakan minoritas. Sehingga persepsi perbankan syariah adalah khusus untuk umat Islam adalah kurang tepat. Bahkan dengan kuatnya persepsi perbankan syariah sebagai lembaga khusus umat Islam masih belum mampu menjadi alat utama untuk menarik minat masyarakat indonesia yang mayoritas adalah umat Islam. Sehingga perbankan syariah tidak dapat hanya mengandalkan citra Islam sebagai alat bersaing dengan perbankan konvensional. Diperlukan komptensi yang ketat dan pelayanan yang maksimal kepada stakeholder terkhusus nasabah bank untuk menjaga loyalitas nasabah perbankan itu sendiri (Purnamasari dan Dharma 2015). Dengan kompetensi yang ketat serta pelayanan yang maksimal terhadap nasabahnya, seharusnya perbankan syariah dapat menarik minat baik kalangan muslim ataupun non muslim, sehingga perbankan dapat semakin berkembang dan mampu bersaing dengan perbankan konvesional yang ada. Keberadaan perbankan syariah sepertinya masih belum dapat dirasakan di Yogyakarta, sarana seperti ATM atapun kantor cabang Syariah masih lebih sulit dijumpai dibandingkan ATM atapun kantor cabang bank konvensional yang hampir selalu dapat dijumpai baik di tempat SPBU, minimarket ataupun supermarket atapun ditempat-tempat umum lainnya. Keberadaan fasilitas perbankan syariah yang mudah di akses dan di jangkau 3

oleh nasabahnya tentu mampu meningkatkan minat masyarakat terhadap perbankan syariah (Pertiwi, 2012). Dengan meluasnya fasilitas perbankan syariah, setidaknya masyarakat mengetahui keberadaan perbankan syariah karena tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada masyarakat yang tidak mengetahui perbankan syariah. Selain peluasan akses fasilitas, variasi produk dalam perbankan juga berdampak terhadap ketertarikan pada perbankan tersebut (Lestari, 2015). Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Kesuksesan sebuah produk ditentukan oleh kualitas serta kepuasan konsumen. Prinsip dan produk bank syariah secara umum tidak jauh berbeda dengan bank konvensional, yaitu penghimpunan dan penyaluran dana namun dengan mekanisme operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah. Meskipun dengan beragam produk yang ditawarkan oleh bank syariah, masyarakat masih banyak yang kurang tahu tentang produk-produk bank syariah, dimana sebagian masyarakat hanya memahami bank syariah sama dengan bank secara umum yaitu, simpanan dan hutang saja. Penamaan produk pada bank syariah memang berbeda dengan bank konvensional, istilah-istilah produk seperti Ijarah, Musyarakah, Mudharabah, Wadiah cukup asing di telinga masyarakat umum, yang berakibat pada ketidaktahuan akan produk tersebut. Ketidaktahuan akan suatu produk akan berpengaruh terhadap keinginan untuk berpatisipasi, bagaimana seorang konsumen akan membeli apabila tidak 4

mengetahui adanya produk tersebut. Sehingga diperlukan adanya promosipromosi atau Iklan yang berkaitan dengan perbankan syariah. Dengan melakukan promosi, bank syariah dapat mengenalkan produk serta kelebihannya, promosi ini merupakan kunci dari progam pemasaran. Menurut Ishak (2012), promosi merupakan penyampaian dan penjelasan terhadap kelebihan produk-produk yang tersedia di bank tersebut. Promosi penjualan, iklan, humas, pemasaran langsung dan publishing merupakan cakupan promosi dalam perbankan syariah. Semakin sering perbankan syariah melakukan promosi dalam menawarkan produknya, maka semakin besar pula minat seseorang untuk ikut serta dalam perbankan syariah. Namun dilaporkan oleh Businesslounge.co dalam Yaya (2016) bahwa promosi yang paling efektif di Indonesia adalah promosi dari mulut ke mulut, karena kecenderungan sifat konsumen indonesia yang memiliki jiwa sosial yang kuat. Promosi dari mulut ke mulut ini tentu berkaitan dengan pengalaman yang dialami seseorang yang kemudian disampaikan kepada orang lain yang hasilnya menimbulkan reputasi pada suatu produk tertentu. Reputasi sebuah perbankan berperan besar dalam keputusan seseorang untuk memilih bank, karena bank merupakan bada usaha yang bergerak pada bidang kepercayaan, semakin baik reputasi sebuah bank semakin tinggi kepercayaan pada bank tersebut. Reputasi merupakan hal yang diyakini, pendapat serta kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek (Kotler dan Keller dalam Bulan, 2014). Dengan terciptanya sebuah reputasi yang baik maka secara otomatis nasabah perbankan syariah akan 5

menyebarkan kelebihan-kelebihan perbankan syariah serta mengajak keluarga maupun temannya untuk menggunkan jasa perbankan syariah yang kemudian hal ini sekaligus dapat mengurangi biaya-biaya promosi yang digunakan untuk menarik nasabah baru. Sehingga tujuan penyampaian informasi perbankan syariah yang berguna untuk menarik minat masyarakat dapat tercapai dengan baik tanpa harus menggunakan biaya yang tinggi. Informasi merupakan dasar dari seseorang untuk melakukan tindakan pengambilan keputusan. Informasi keuangan maupun non keuangan akan memberikan sebuah dampak terhadap ketertarikan seseorang pada bank syariah yang kemudian akan mempengaruhi keputusan dari orang tersebut, dikarenakan dengan adanya pengetahuan orang akan tahu dan mengenal apa itu bank syariah sehingga bisa menjadi sebuah pertimbangan untuk melakukan investasi di bank syariah. Informasi keuangan merupakan metode yang digunakan untuk menyampaikan informasi berupa laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan kuangan perbankan syariah harus akurat, karena laporan keuangan tersebut akan digunakan sebagai sumber informasi dalam mengambil keputusan. Seseorang biasanya akan memilih perbankan yang memiliki laporan keuangan yang baik dan sehat. Menurut Nasriah (2015) pelaporan informasi keuangan yang baik harus memenuhi syarat (1) Understanding, (2) Reliability, dan (3) Relevance. Di Yogyakarta keberadaan perbankan syariah dapat dijumpai, akses fasilitias seperti ATM pun dapat ditemukan, Universitas-Universitas yang ada di Yogyakarta juga terkadang memiliki fasilitas bank syariah sehingga 6

memudahkan akses bagi mahasiswa, namun justru jarang dijumpai di pusatpusat perbelajaan dan minimarket. Penelitian yang dilakukan Apriyantini (2014) menyatakan bahwa alasan non muslim ikut serta dalam perbankan syariah adalah karena tidak adanya biaya administrasi, minimnya saldo awal, serta bagi hasil atau sepemahaman non muslim bunga pinjaman yang lebih rendah. Hal ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang cenderung memiliki dana yang lebih terbatas, baik sekedar menabung atau justu melakukan pinjaman untuk membuka sebuah usaha. Penelitian ini merupakan kompilasi dari penelitian terdahulu. Namun yang membedakan adalah objek penelitian ini mahasiswa non muslim, sudah banyak yang meneliti minat terhadap perbankan syariah tetapi sebagian besar objeknya ditujukan pada masyarakat muslim. Adapun motivasi melakukan penelitian ini adalah minimnya mahasiswa yang menggunakan perbankan syariah baik muslim ataupun non muslim. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengambil judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Non Muslim Menginvestasikan Dananya di Bank Syariah. B. Rumusan Masalah Berdasar Latar Belakang diatas maka diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah lokasi berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah? 2. Apakah variasi produk berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah? 7

3. Apakah promosi berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah? 4. Apakah reputasi berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah? 5. Apakah informasi keuangan berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah? 6. Apakah pengetahuan berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : 1. Lokasi berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah. 2. Variasi produk berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah. 3. Promosi berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah. 4. Reputasi berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah. 5. Informasi Keuangan berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah. 6. Pengetahuan berpengaruh terhadap minat berinvestasi di bank syariah. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dari berbagai bidang yang berkaitan. Berdasarkan dari tujuan tersebut, maka dapat diperoleh manfaat sebagi berikut: 1. Manfaat Teoritis 8

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan terutama tentang perbankan syariah dan dunia pendidikan baik pada perguruan tinggi ataupun pada masyarakat. b. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan literatur mengenai factor-faktor yang mempengaruhi preferensi seseorang dalam memilih perbankan syariah. 2. Manfaat praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan untuk memilih perbankan syariah sehingga manfaat yang lebih didapatkan oleh nasabah. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak bank, terutama bank syariah tentang alasan kenapa masyarakat menggunakan jasa bank syariah, sehingga perbankan syariah dapat menjadi lebih baik dan lebih diminati oleh masyarkat. 9