ANALISIS PENDAPATAN BUNCIS MERAMBAT DI DESA CIBODAS JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFITABILITAS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Empirik Komoditas Tomat

VARIETAS-VARIETAS BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) YANG TELAH DILEPAS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

BAB III METODE PENELITIAN

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BLEWAH

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. MANAJEMEN PRODUKSI BAYAM (Amaranthus sp.) SECARA OPTIMUM DAN KONTINU

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans P) DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROSEDUR DAN BIAYA PEMUPUKAN TANAMAN NANAS DI PLANTATION GROUP 1 PT R

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr. Tabel 1.2 Perbandingan kandungan protein kacang hijau per 100 gr

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

ANALISA USAHATANI BAYAM

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

ANALISIS USAHATANI PISANG AMBON (Musa acuminate L). (Studi kasus di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar)

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. commit to user

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. berkurang, ditambah lagi semakin besarnya impor pangan, pakan, dan bahan baku

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

III. BAHAN DAN METODE

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

Transkripsi:

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 1 ANALISIS PENDAPATAN BUNCIS MERAMBAT DI DESA CIBODAS JAWA BARAT Devi Ayu Lia Sari 1 Devi Ayu Lia Sari, 2 Fadila Marga Saty, 2 Dayang Berliana. 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2 Dosen Program Studi Agribisnis, Politeknik Negeri Lampung Jl. Soekarno Hatta No. 10 Rajabasa Bandar Lampung Telp (0721) 703995, Fax : (90721) 787309 email¹: deviayuliasari@gmail.com email²: fadila@polinela.ac.id email²: dayang@polinela.ac.id Abstrak Buncis memiliki sumber protein, vitamin dan mineral yang penting dan mengandung zat-zat lain yang berkhasiat untuk obat dalam berbagai macam penyakit. Permasalahan yang sering dialami petani yaitu ketidakpastian harga jual yang terima, sehingga diperlukan analisis usahatani perlu dilakukan untuk memudahkan para petani dalam mengetahui tingkat keuntungan pendapatan yang diperoleh. Tujuan penulisan karya ilmiah untuk menghitung biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan di Kelompok Tani WKW. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu diskusi, pengamatan dan pencatatan. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil dan pembahasan diperoleh bahwa kegiatan usahatani buncis yaitu pra tanam, penanaman, pemeliharaan, dan panen, total biaya produksi seluas 500 m 2 sebesar Rp 5.398.450, penerimaan sebesar Rp 6.542.000 dan keuntungan sebesar Rp 1.143.550, R/C ratio usahatani buncis adalah1,21 dan B/C ratio adalah 0,21. Usahatani buncis mencapai titik impas saat dihasilkan 1.636 kg sayuran buncis layak jual atau penerimaan Rp 6.542.000. Kata Kunci: Analisis Usahatani, Buncis PENDAHULUAN Buncis merupakan salah satu jenis sayuran polong yang memiliki banyak kegunaan, biasanya dikonsumsi sebagai sayuran dengan kondisi warna kehijauan muda dan suram, permukaan kulitnya agak kasar serta biji pada buncis belum menonjol. Buncis mempunyai manfaat yang sangat baik bagi kesehatan karena mengandung zat gizi yang sangat tinggi. Kandungan gizi per 100 gram buncis dapat dilihat padatabel 1. Tabel 1 menjelaskan bahwa buncis mengandung gizi yang cukup tinggi. Namun buncis mengandung kalori, protein, jumlah lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, serat, besi, vitamin, dan air. Hal ini sangat baik untuk mengurangi resiko terkena kadar kolestrol bahkan bagi penderita diabetes mellitus sebagai salah satu sayuran yang dapat dikonsumsi. Selain itu, kandungan gizi tertinggi yang juga terdapat pada buncis yaitu Kalori (35 Kal), Protein (24G), Lemak (0,2 G), dan Karbohidrat (7,7 G), kalsium (6,5 G), Fosfor (4,4 G) Serat (1,2 G), Besi (1,2 G), vitamin A (6300,0 Si), vitamin B1(0,008 Mg), vitamin B2 (0,1 Mg), vitamin B3 (0,7 Mg), vitamin C (19,0 Mg) dan air (89 G). Kandungan gizi yang tinggi sangat baik bagi tubuh. Buncis jual buncis juga dinilai sangat fluktuasi karena harganya yang naik turun. Buncis dijual dengan harga Rp 4.000 per kg sampai dengan Rp 8.000 di Kelompok Tani WKW.

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 2 usahatani buncis di Kelompok Tani WKW. Tabel 1. Kandungan nilai gizi buncis No Jenis Zat Gizi Jumlah Kandungan Gizi 1 Energi/Kalori 35 Kal 2 Protein 2,4 G 3 Lemak 0,2 G 4 Karbohidrat 7,7 G 5 Kalsium 6,5 G 6 Fosfor 4,4 G 7 Serat 1,2 G 8 Besi 1,2 G 9 Vitamin A 6300,0 Si 10 Vitamin B1 0,08 Mg 11 Vitamin B2 0,1 Mg 12 Vitamin B3 0,7 Mg 13 Vitamin C 19,0 Mg 14 Air 89 G Sumber: Emma S.Wirakusumah(1994) dalam Cahyono, B. (2003). Buncis juga termasuk tanaman yang mudah dibudidayakan. Harga jual buncis yang naik turun membuat permasalahan yang ada pada petani. Penerapan teknik budidaya yang baik akan memberikan dampak positif, selain dari peningkatan produktifitas hendaknya diimbangi dengan harga jual yang sesuai dengan kualitas dan kuntitas. Upaya yang dapat dilakukan agar dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh petani yaitu melalui analisis usahatani. Analisis usahatani dapat digunakan untuk memudahkan para petani dalam mengetahui besarnya tingkat pendapatan yang diperoleh, sehingga dapat diketahui apakah usaha buncis layak untuk diusahakan atau tidak. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kegiatan usahatani buncis di Kelompok Tani WKW, menganalisis biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan, serta menganalisis R/C ratio, B/C ratio, dan break even point Metode Pelaksanaan Kegiatan pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 19 Februari 2017 sampai dengan tanggal 20 April 2018 di Kelompok Tani WKW. Data yang dianalisis terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara dari ketua Kelompok Tani WKW, karyawan, dan petani anggota. Pengamatan dilakukan melalui kegiatan dibeberapa bagian antara lain kegiatan produksi dan penanganan pascapanen. Data primer yang didapat yaitu biaya produksi, waktu kerja, hingga data hasil produksi. Data sekunder diperoleh dari literatur pustaka yang berkaitan dengan tugas akhir tanaman buncis. Metode Pengumpulan Data Diskusi dilakukan dengan Ketua Kelompok Tani WKW dan karyawan. Pengamatan dilakukan dengan teknik pengumpulan data secara langsung. Pencatatan dengan mencatat data-data yang diperoleh dari sumber-sumber yang bersangkutan. Metode Analisis Data Data primer dan sekunder dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif disertai dengan literatur yang berkaitan dengan analisis usahatani Buncis. Metode ini digunakan untuk menganalisis Total Fixed Cost (TFC), Total Variabel Cost (TVC) dan Total Cost (TC), analisis penerimaan dengan rumus P x Q dan keuntungan π = TC-TR. Tujuan kedua yaitu menggunakan metode R/C dengan rumus TR TC, B/C dengan rumus π TC analisis titik impas yaitu

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 3 menggunakan metode BEP. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian Usahatani Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan pengunakaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah,2015). Proses Budidaya Buncis Kegiatan budidaya tanaman buncis yang dilakukan oleh Kelompok Tani WKW diproduksi dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pra-tanam Kegiatan pra-tanam diawali dengan sanitasi lahan sebelum dilakukan penggemburan tanah dengan cangkul, kemudian pemberian pupuk kandang (13 karung), kapur (1 gr), dan NPK phonska (3 kg). Setelah bahanbahan tersebut dicampurkan kegiatan selanjutnya pembuatan bedengan dengan panjang 12 cm, lebar 1,5 cm, serta jarak antar bedengan 50 cm, kemudian bedengan akan dipasangkan mulsa lalu pembuatan lubang tanam denga jarak 70 cm x 50 cm. 2. Penanaman Kegiatan penanaman diawali dengan memilih benih unggul yang telah bersertifikat. Lalu, penugalan dilakukan pada kedalaman 3cm-5cm dan berikan nematisida 5g dan dalam 1 lubang terdapat dua benih buncis. Setelah itu, pemasangan ajir dengan panjang 20 cm dengan menggunakan bambu ajir yang kokoh. 3. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan terdiri dari penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, dan pengendalian OPT. Kegiatan penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari, dan untuk minggu selanjutnya di lakukan sehari sekali yaitu saat pagi hari. Kegiatan penyulaman dilakukan pada umur 7 HST. Kegiatan penyiangan dilakukan minimal 1 kali selama satu musim tanam. Kegiatan pemupukan dengan cara dikocor menggunakan NPK Mutiara dengan dosis 43 kg dan pupuk NPK phonska dengan dosis 3 kg, sedangkan pupuk yang disemprot saat umur 15 HST. Kegiatan terakhir yaitu pengendalian OPT dengan insektisida prevaton (3 ml) dilakukan pada 10 HST dan fungisida score (0,25 ml per liter) dilakukan pada 10 HST. 4. Panen Panen buncis dilakukan ketika berumur ± 45 65 HST, Pemanenan di lakukan dengan jarak 2 hari. Bobot buncis saat usia siap panen rata-rata adalah 2 6 gram tergantung tingkat pertumbuhan tanaman, sehingga dalam satu periode musim tanam dengan luas lahan 500 m 2 diperoleh hasil panen sebanyak 1635,5 kg. Analisis Usahatani Buncis Biaya total produksi Biaya total produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi (Sukirno, 2012). Biaya total adalah hasil penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan total biaya variabel. Biaya total yang dikeluarkan dalam

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 4 kegiatan usahatani buncis seluas 500 m 2 di Kelompok Tani WKW dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menjelakan bahwa biaya total yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani buncis seluas 500 m 2 adalah sebesar Rp 5.398.450 per periode musim tanam. Sedangkan menurut (Reviyanti, 2017) sebesar Rp 6.672.000 selama 1 tahun 2 kali. Tabel 2. Biaya total usahatani buncis merambat seluas 500m² No Keterangan Jumlah(Rp) 1 Biaya Tetap Biaya Sewa Lahan 750.000 Penyusutan Peralatan 1.013.600 2 Biaya Variabel Biaya Bahan Produksi 1.149.850 Biaya Tenaga Kerja 2.485.000 Biaya Total 5.398.450 Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi diperoleh dengan membagikan keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses budidaya buncis dengan total hasil panen buncis yang dihasilkan. Luas lahan 500 m 2 dengan tingkat keberhasilan budidaya sebesar 45%. Berdasarkan data hasil panen selama dua periode produksi diperoleh hasil panen buncis sebanyak 1635,5 kg. HPP = TC Q = Rp 5.398.450 1635,5 kg = Rp 3.300/unit Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi analisis pendapatan buncis diperoleh harga pokok sebesar Rp 3.300 per kg. Harga jual yang di tetapkan berdasarkan kesepakatan harga pasar adalah sebesar Rp 4.000 per kg. Sedangkan menurut (Dirgantara, 2018) diperoleh Hpp brokoli sebesar Rp 3.250 per kg dengan harga jual 5.000 per kg. Penerimaan dan Keuntungan a. Penerimaan diperoleh dengan menghitung jumlah input yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual dari tanaman buncis TR = PxQ = Rp4.000 x 1635,5 kg = Rp 6.542.000. Berdasarkan perhitungan diperoleh total penerimaan sebesar Rp 6.542.000. b. Keuntungan usahatani buncis dapat diketahui dengan menghitung total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi buncis. Π = TR TC = Rp 6.542.000 Rp 5.398.450 = Rp 1.143.550. Berdasarkan perhitungan diperoleh keuntungan sebesar Rp 1.143.550. Analisis B/C ratio, R/C ratio, dan BEP 1. Analisis B/C ratio dan R/C ratio Kelayakan usahatani buncis di Kelompok Tani WKW dilakukan melalui analisis R/C ratio dan B/C ratio. Analisis ini berguna untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari usahatani buncis. Analisis R/C ratio dan B/C ratio sebagai berikut: a. R/C = TR/TC = Rp 6.542.000/ Rp 5.398.450 = 1,21 b. B/C = Π/TC = Rp 1.143.550/Rp 5.398.450 = 0,21

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 5 Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai R/C ratio lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,21 dan nilai B/C ratio lebih besar dari 0 yaitu sebesar 0,21, maka usahatani buncis menguntungkan. 2. Break Even Point (BEP) BEP (Break Even Point) dilakukan untuk mengetahui titik impas Kelompok Tani WKW saat memproduksi buncis sehingga tidak mengalami untung maupun rugi. BEP Unit BEP Rupiah = TC P = Rp 5.398.450 Rp 4.000 = 1.349 kg = BEP unit x P = 1.349 x 4.000 = Rp 6.542.000. Berdasarkan perhitungan usahatani buncis mencapai keadaan tidak untung dan tidak rugi saat telah memproduksi buncis sebanyak 1.349 kg dengan penerimaan sebesar Rp 6.542.000. Kurva BEP usahatani buncis dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1. Kurva Break Even Point Berdasarkan gambar 1 BEP menunjukan bahwa usahatani buncis mencapai titik impas atau tidak untung maupun tidak rugi pada saat memproduksi sayuran buncis sebesar 1.349 kg dengan penerimaan telah mencapai sebesar Rp 6.542.000. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari Analisis Pendapatan pada Kelompok Tani WKW sebagai berikut: 1. Usahatani buncis seluas 500 m 2 terbagi menjadi beberapa proses produksi yaitu: Kegiatan pra tanam terdiri persiapan lahan, penggemburan tanah, pemberian pupuk dasar, pembuatan bedengan, pemasangan mulsa, dan pembuatan jarak tanam. Kegiatan penanaman terdiri dari persiapan benih, pemberian nematisida, berikan 2 butir benih dalam 1 lubang nya, lalu pemasangan ajir. Kegiatan pemeliharaan terdiri dari penyulaman, penyiangan, penyiraman, pemupukan susulan, pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan terakhir adalah pemanenan. 2. Usahatani buncis seluas 500 m 2 per periode produksi menghasilkan 1635,5 kg buncis segar. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 5.398.450, terdiri dari biaya tetap sebesar Rp 1.763.600 dan biaya variabel Rp 3.634.850. Penerimaan diperoleh sebesar Rp 6.542.000 dan keuntungan diperoleh Rp 1.143.550. 3. R/C ratio usahatani buncis sebesar 1,21 lebih besar dari 1 dan B/C ratio sebesar 0,21 lebih besar dari 0, maka setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaman sebesar Rp 1,21 dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,21. Titik impas terjadi saat menghasilkan 1635,5 kg tanaman buncis yang layak jual atau penerimaan sebesar Rp 6.542.000.

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 6 Saran Saran yang diberikan adalah usahatani buncis menguntungkan untuk dijadikan salah satu alternatif usaha. Namun, produsen buncis harus terus meningkatkan pengetahuan tentang buncis sehingga dapat terus menjaga mutu produk buncis. Selain itu, penerapan sistem budidaya tumpang sari dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan agar penerimaan maksimal. Referensi Cahyono B. 2003. Kacang Buncis Teknik Budidaya Dan Analisis Usahatani. Kanisius.Yogyakarta Dirgantara, Bayu Hadi. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani Brokoli Gabungan Kelompok Tani Xxx Kabupaten Bandung Barat. Politeknik Negeri Lampung. Reviyanti, Tania. 2017. Analisis Usahatani Buncis Kenya Dan Buncis Lokal Di Kabupaten Bandung Barat. Institut Pertanian Bogor. Sadono, Sukirno (2012) Mikro Ekonomi Teori Pengantar (Edisi Ketiga). Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suratiyah, Ken (2015) Ilmu Usahatani (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta.

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 7