STRATEGI DAN PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

Margunani 1 Siti Fatimah 2

BAGAIMANAKAH PENGELOLAAN KELAS UNTUK MEMBENTUK LINGKUNGAN BAHASA ARAB (BI AH AROBIYAH)?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA. Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

BAB II KAJIAN TEORI. oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar

BAB VIII PENGELOLAAN KELAS. A. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memahami definisi

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. UMM Press, Malang, 2005, hlm. 200.

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AL ISLAM KELAS III DI SD MUHAMMADIYAH 26 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI SMK PLUS BINA NUSANTARA MANDIRI KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, Teras, Yogyakarta, 2012, hal. 7 Ibid., hal.8.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA M. Badar 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN KELAS DI KELAS X AKUNTANSI SMK KRISTEN IMMANUEL 2 SUNGAI RAYA ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: KOKO ARUANA WIKO F

PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PENUGASAN DAN MINAT SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SMA NEGERI 1 RANTAU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

MANAJEMEN KELAS GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

NIM /2007 : K

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan lapangan kerja. Pendidikan sangat terkait

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

MODEL INDIVIDUALIZED PROFESIONAL DEVELOPMENT (IPD) BAGI GURU PROFESIONAL. Besse Marhawati Dosen Manajemen Pendidikan FIP Universitas Negeri Gorontalo

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang edukatif ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Alamiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rata diberi tugas untuk membantu kesulitan temannya untuk membantu

PENERAPAN MODEL-MODEL PENGELOLAAN KELAS YANG DILAKUKAN OLEH GURU DI KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. masa depan, yaitu: (1) learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

Arnot Pakpahan Surel :

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI VARIASI MODEL THINK PAIR AND SHARE

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar yang bervariasi

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB VI GURU DAN PROSES PEMBELAJARAN

Transkripsi:

STRATEGI DAN PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN Siti Yumnah Sekolah Tinggi Agama Islam Pancawahana Bangil, Indonesia Abstract: Class management is a lagging and continuous activity to create a classroom atmosphere that allows students to learn easily, safely and calmly so as to enable efficient and effective learning interactions. The success of learning is not only determined by the teacher's ability to deliver learning material, but also by the ability to create a conducive atmosphere that allows students to learn easily, safely, and gladly the teacher must be able to plan and implement classroom management efficiently and effectively. Keywords: Class management approach. Pendahuluan Dalam Kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengelolaan kelas dan pengajaran itu sendiri. Kedua hal tersebut saling tergantung satu sama lain. Keberhasilan pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan tujuan intruksional sangat bergantung pada kemampuan mengelola kelas. Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Tugas utama guru adalah menciptakan suasana kelas agar terjadi interaksi, belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu guru seyogyanya memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar mengajar yang baik. Salah satu kemampuan yang sangat penting adalah kemampuan dalam mengelola kelas. 1 Pengelolaan kelas ditinjau dari pengertian lama dan pengertian baru sebagai berikut : 1. Pengertian lama : Pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertiban kelas 2. Pengertian baru : Pengelolaan kelas adalah proses seleksi adalah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki dan memlihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energi pada tugas-tugas individual. 2 Siswa dapat belajar dengan baik, dalam suasana yang wajar tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Mereka memerlukan bimbingan dan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Mereka memerlukan bimbingan dan bantuan untuk memahami bahan pengajaran dalam berbagai kegiatan belajar. Untuk menciptakan suasana yang membutuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian atau pengelolaan kelas yang memadai. 1 Conny Samiawan dkk, pendekatan keterampilan proses Jakarta, Grasindo, 1986, hal 63 2 Pidarta H, Pengelolaan Kelas, Surabaya usaha Nasional 1970. hal 11. 18

Agar pendidik berhasil dalam mengelola anak didiknya, maka guru harus mempertimbangkan metode apa yang harus dipakainya, melihat waktu, serta kondisi yang ada. Karena hal tersebut akan menunjang keberhasilan dalam pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan tingkah laku komplek yang digunakan oleh guru untuk memelihara suasana kelas sehingga memungkinkan siswa belajar dengan hasil yang efisien dan berkualitas tinggi. Pengelola kelas yang efektif merupakan persyaratan utama untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Pengelolaan kelas dapat dianggap sebagai tugas yang paling pokok dan sekaligus paling sulit yang harus dilakukan oleh guru. 3 Apabila pengaturan kondisi belajar maksimal dengan sendirinya, besar kemungkinan proses pembelajaran akan berlangsung secara maksimal pula, sebaiknya, apabila terdapat kekurangan antara tugas dan sarana atau alat atau terputusnya antara suatu keinginan dengan keinginan lain, atau kebutuhan dengan pemenuhannya, maka terjadilah gangguan proses belajar yang dimaksud. Tujuan Pengelolaan Kelas Secara umum, tunjangan pengelola kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai jika tujuan pembelajaran tercapai. Menurut Sudirman N (dalam Djamarah dan Zain) secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, sikap serta apresiasi kepada siswa. 4 Pengelolaan kelas yang bukan tanpa tujuan, karena itu ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik maupun pikiran disarankan. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnya, itu sama saja membiarkan jalannyapengajar tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi berilmu. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelola kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang berhenti karena tidak tahu akan tugas yang diberikan padanya : dan b. Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya tiap anak akan bekerja secepatnya agar kelas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. 5 3 Suparno dkk. Dimensi-Dimensi mengajar, Bandung; CV Sinar Baru, 1987, hal74-75. 4 Syaiful Bahri Djamarah, Peserta Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta. PT. Rineka Cipta. 2000. hal 178 5 Arikunto CV Rajawali, 1992 hal 68 19

Jadi, berbeda antara (a) dan (b) adalah adalah pada (a) anak tidak tahu akan tugas atau tidak dapat melakukan tugas, dan pada (b) anak tahu dan dapat, tetapi kurang bergairah bekerja. POUD dan Dirjen Dikdasmen (1996) yang dikutip Rahman menjelaskan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah a. Mewujudkan kondisi kelas sebagai lingkungan belajar atau sebagai kelompok belajar yang memungkinkan berkembangnya kemampuan masing-masing b. Menghilangkan berbagai hambatan yang merintangi interaksi belajar yang efektif, c. Menyediakan fasilitas atau peralatan dan mengaturnya hingga kondusif bagi kegiatan belajar siswa yang sesuai dengan tuntutan pertumbuhan dan perkembangan social, emosional, dan intelektualnya, dan d. Membina perilaku siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, budaya, dan keindividuannya. 6 Keberhasilan sebuah kegiatan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya. Tujuan adalah titik akhir dari sebuah kegiatan dan tujuan itu juga sebagai pangkal tolak pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Keberhasilan sebuah tujuan dapat dilihat dari efektivitas dalam pencapaiannya tujuan itu serta tingkat efisiensi dari penggunaan berbagai sumber daya yang miliki. Strategi Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Strategi Pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran tyang terkait dengan pengelolaan siswa di kelas, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian (asesmen) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Strategi pembelajaran erat hubungannya dengan Tehnik pembelajaran. Tehnik pembelajaran adalah Implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam, tempat terjadinya proses pembelajaran. 7 Strategi Pengelolaan Kelas dalam pembelajaran harus meningkatkan kemampuan belajar siswa antara lain a. Menciptakan suasana atau kondisi kelas yang optimal Seorang guru harus bisa menciptakan suasana atau kondisi dari kondisi interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi baru yang menguntungkan proses belajar mengajar sehingga siswa bersemangat dalam belajarnya. Keterampilan yang harus dimiliki guru yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar adalah sikap tanggap, membagi perhatian, dan pemusatan perhatian kelompok. b. Berusaha menghentikan tingkah laku siswa yang menyimpang. Seorang guru melakukakn identifikasi masalah dengan jalan berusaha memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di kelas. Sekolah itu guru 6 P OUD dan Dirjen Dikdasmen yang dikutip Rackman 1998/1999. Hal 15 / Rulam Ahmadi, profesi keguruan, Jogyakarta AR-RUZZ Media 2018. hal 171 7 Suyono dan Hariyanto, Belajar dn pembelajaran Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2017 hal 20 20

memberikan teguran dan bimbingan serta pengarahan-pengarahan agar tercipta tingkah laku siswa yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar. c. Menciptakan Disiplin Kerja Pembinaan disiplin kelas atau pencegahan terjadinya pelanggaran disiplin kelas atau pencegahan terjadinya pelanggaran disiplin bisa dilakukan dengan cara membuat tata tertib kelas. 8 d. Menciptakan Keharmonisan antara guru dengan siswa Keharmonisan hubungan guru dengan siswa mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas terutama dalam meningkatkan efektifitas belajar mengajar. Hubungan guru dan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifatsifat sebagai berikut : 1. Saling keteergantungan antara satu dengan yang lain 2. Kebebasan yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya, dan kepribadiannya. 3. Saling memenuhi kebutuhan sehingga tidak ada kebutuhan satu orangpun yang tidak terpenuhi. 9 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan Kelas 1. Factor Pendukung dalam Pengelolaan Kelas Menurut Nawawi factor yang mendukung pengelolaan kelas antara lain : a. Kurikulum Sekolah yang kurikulumnya dirancang secara tradisional akan mengakibatkan aktifitas kelas akan berlangsung secara statis. Sedangkan sekolah yang diselenggarakan dengan kurikulum moder pada dasarnya akan mampu menyelenggarakan kelas yang bersifat dinamis Kedua kurikulum diatas kurang serasi dengan kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki pandangan hidup pancasila. b. Bangunan dan sarana kelas. Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka dipergunakan kreatifitas dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung. c. Guru Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi, mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. d. Murid Setiap murit memiliki perasaan diterima (membership) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan diterima itu akan 8 Evis Karwati, Management kelas. Bandung CV ALFABETA 2014 hal 212 9 Thomas Gordon (Ed), Guru yang efektif cara untuk mengatasi kesulitan dalam kelas (Jakarta: Rajawali Press) 1990 hal 28 21

menentukan sikap tanggung jawab terhadap kelas yang secara langsung berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan masing-masing e. Dinamika Kelas Kelas adalah kelompok social yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setaip guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya, Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok. 2. Faktor Penghambat dalam pengelolaan kelas Selain faktor pendukung tentu ada factor penghambatnya. Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemukan berbagai faktor penghambat. Hambatannya tersebut bisa dating dari guru sendiri, dari peserta didik, lingkungan keluarga maupun karena faktor fasilitas. a. Guru b. Peserta Didik c. Keluarga d. Fasilitas Peran dan Tugas Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terkait dengan sejumlah sandangan yang mau tidak mau harus diterima guru, sebagai guru Profesional yang efektif dan guru yang unggul (the excellence teacher) banyak teori yang telah diterapkan oleh para pakar pendidikan. Guru pada hakekatnya merupakan seorang manusia multidimensional. Ada tiga fungsi utama guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai perencana (planner), pelaksana dan pengelola (organizer) dan penilai (evaluator). Pullias dan Young mengutarakan ada empat belas karakteristik yang melekat pada seorang guru yang unggul, ada empat belas karakteristik guru yang unggul adalah sebagai berikut : Guru sebagai guru, guru sebagai teladan, guru sebagai penasehat, guru sebagai pemegang otoritas, guru sebagai pemburu, guru sebagai pemandu, guru sebagai pelaksana tugas rutin, guru sebagai insan visioner, guru sebagai pencipta, guru sebagai orang yang realistis, guru sebagai penutur cerita dan seorang aktor, guru sebagai pembongkar kemah, guru sebagai peneliti, guru sebagai penilaian. 10 Guru yang professional harus mampu mewujudkan atau paling tidak mendekati praktik pembelajaran yang ideal, guru harus selalu memperhatikan dan tanggung jawab untuk melakukan penilaian tentang apa yang dapat dilakukan, atau tentang apa yang harus dilakukan, atau penilaian terhadap apa yang mungkin dilakukan oleh para siswa. Tugas guru dalam pengelolaan kelas tidak dapat dielakkan bahwa dalam situasi pembelajaran guru akan menghadapi berbagai keragaman. Keragaman itu 10 Suyono dan hariyanto, Belajar dan pembelajaran Bandung PT Remaja Rosada hal 236 22

dapat meliputi keragaman latar budaya, ras, suku, agama, atnik, jenis kelamin, tingkat ekonomi dan banyak hal lagi. Dalam pengelolaan kelas yang efektif, guru harus mempunyai tugas yang baik, diantaranya; a. Memberikan rangsangan kepada siswa dengan menyediakan tugas-tugas pembelajaran yang kaya (rich learning teks) dan terancang baik, untuk meningkatkan perkembangan Intelektual, emosional, spiritual dan social siswa. b. Berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian, mengilhami, menentang, diskusi, berbagi menjelaskan, menegaskan, merefleksi, menilai dan merayakan perkembangan, pertumbuhan dan keberhasilan. c. Menunjukkan keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari mempelajari suatu pokok bahasan d. Berperan sebagai seorang yang membantu, seseorang yang mengarahkan dan memberi penegasan, seseorang yang mengarahkan dan memberi penegasan, seseorang yang memberi jiwa dan mengilhami siswa dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu. Rasa antusias, dengan demikian guru berperan sebagai pemberi informasi (informer) dan fasilitator e. Menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa nyaman tinggal di kelas, menyenangkan, kondusif, sehingga efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ini adalah esensi dari PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan) f. Seorang guru harus memfasilitasi, mendukung, dan mengkomodasikan agar siswa mampu membangun pengetahuannya sendiri terkait pokok/bahasan mata pelajaran melalui proses eksplorasi, interaksi dan refleksi. g. menggunakan keterampilannya agar dapat bekerja secara efektif, penuh percaya diri, peka dan penuh kejujuran dalam situasi yang penuh tantangan baru. h. berperan sebagai individu yang mampu memilih dan menggunakan secara bijaksana berbagai kaidah dan hukum keilmuan yang telah ada. Di sini peran siswa di kembangkan sebagai pengguna ilmu ( complier), penuntut ilmu (cognizer), dan pencipta ilmu (creator). 11 Jadi pembelajaran yang menyenangkan tidak membuat anak takut salah atau takut di cemooh, di sepelekan dan di tertawakan, bisa menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis dan terbuka. Aktif memberi motivasi dan memfasilitasi, aktif memantau kegiatan belajar siswa dan selalu siap melakukan pendamnpingan dan bimbingan, aktif memberi umpan balik dan melakukan refleksi bersama siswa. Pendekatan Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena pengelolaan kelas yang di lakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari 11 Ibid hal 273-238 23

pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Terdapat berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, berikut beberapa pendekatan dalam pengelolaan kelas. 1. Pendekatan Kekuasaan Pengelolaan kelas dalam pendekatan kekuasaan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik di dalam kelas. Peranan guru di sini adalah untuk menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Dengan demikian, fungsi guru sebagai individu yang berkuasa di dalam kelas perlu di pahami dan di terapkan dengan baik, agar peserta didik dapat mencapai tujuan belajar dan pembelajaran dengan baik. 2. Pendekatan Ancaman Pendekatan ancaman atau intimidasi, pengelolaan kelas sebagai suatu proses untuk mengkontrol tingkah laku anak didik. Pendekatan ancaman di dalam kelas dapat di implementasikan melalui papan larangan, sindiran saat belajar, dan paksaan kepada peserta didik yang membantah, yang semuanya di tujukan agar peserta didik mengikuti apa yang di instruksikan oleh guru. Penerapan pendekatan ancaman di dalam kelas harus di lakukan secara hati-hati dan perlu diterapkan kriteria ancaman yang di perbolehkan untuk peserta didik. 3. Pendekatan Kebebasan Pendekatan kebebasan dalam pengelolaan kelas merupakan suatu proses untuk membantu peserta didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja tanpa di batasi oleh waktu dan tempat. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik dan merupakan priorotas dalam proses belajar dan pembelajaran yang di laksanakan di kelas. 4. Pendekatan Resep Pendekatan resep ( cook book ) ini di lakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh di kerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti tertulis dalam resep. 5. Pendekatan Pengajaran Pendekatan ini di dasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik sehingga peserta didik mampu untuk belajar dengan baik di kelas. 6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku Pendekatan perubahan tingkah laku dalam pengelolaan kelas sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. 7. Pendekatan Sosio Emosional dan Hubungan sosial 24

Pendekatan sosio-emosional dalam pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Artinya ada hubungan baik yang positif antara guru dengan peserta didik, serta hubungan antar peserta didik. Disini guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi itu, dan peranannya adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat. 8. Pendekatan Kerja Kelompok Pendekatan kerja kelompok dalam pengelolaan kelas sebagai suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, di mana proses kelompok merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksaanaan proses kelompok itu efektif. Proses kerja kelompok adalah usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar. 9. Pendekatan Elektis atau Pluralistik Pendekatan elektis menekankan pada potensi kreatifitas dan inisiatif dari wali/guru kelas untuk memilih berbagai pendekatan yang tepat dalam berbagai pendekatan yang tepat dalam berbagai situasi yang di hadapi di kelas. Pendekatan elektis disebut juga dengan pendekatan pluralistic yaitu pengelolaan kelas dengan memanfaatkan berbagai macam pendekatan dalam rangka menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang efektif dan efisien. Guru berperan untuk memilih dan menggabungkan secara bebas berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas. 10. Pendekatan Teknologi dan Informasi Pendekatan teknologi dan informasi dalam pengelolaan kelas berasumsi bahwa pembelajaran tidak cukup hanya dengan kegiatan ceramah dan transfer pengetahuan, bahwa pembelajaran yang modern perlu memanfaatkan penggunaan teknologi dan informasi di dalam kelas. Guru perlu memahami dalam pembelajaran teknologi dan informasi tidak hanya terfokus pada teknologi komputer saja, guru juga berkepentingan untuk memilih dan menentukan teknologi dan informasi apa yang di butuhkan. Pembelajaran berbasis teknologi dan informasi akan mempermudah proses pembelajaran. 12 Penutup Dalam pengelolaan kelas, guru melakukan sebuah proses atau tahapan kegiatan yang di mulai dari merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi. Sehingga apa yang di lakukan merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling terkait. Kegiatan pengelolaan kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari pengaturan peserta didik serta pengaturan fasilitas dan berbagai aktifitas lainnya yang di lakukan guru di ruang kelas. Dalam rangka melaksanakan pengelolaan kelas, guru harus mengenal tentang masalah-masalah pengelolaan kelas, baik masalah yang bersifat individual maupun kelompok. Guru harus memahami prinsip-prinsip dan pendekatan dalam pengelolaan kelas, mampu 12 Evis Karwati, Donni Juni Priansa, management kelas, guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif, menyenangkan, dan berprestasi. Bandung, ALFABET Juni 2014 hal 11-16 25

mencari dan menerapkan alternative-alternatif solusi terhadap persoalan pengelolaan kelas. Daftar Rujukan Arikunto Suharsini, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta CV Rajawali, 1992 Conny Samiawah dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta Grasindo, 1986 Euis Karwati, Donni Juni Prahsa, Management Kelas Guru Profesional Yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan dan Berprestasi, Bandung Al Fabet, Juni 2014 Pidarta H, Pengelolaan Kelas, Usaha Nasional, Surabaya, 1970 Poud dan Dirjen Dikdasmen. 1998/1999, Di kutip Rahmah/ Rulam Ahmadi, Profesi Keguruan, Jogyakarta AR-RUZZ Media, 2018 Syaifull Bahri Djamarah, Peserta Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000 Suparno dkk, Dimensi-Dimensi Mengajar, Bandung, CV Sinar Baru, 1987 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung. PT Reamaja Rosada, 2017 Thomas Gordon ( Ed ). Guru yang efektif Cara Untuk Mengatasi Kesulitan dalam Kelas, Jakarta Rajawali Press, 1990 26