ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON SCC MUTU TINGGI DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE. Makalah Publikasi

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON MUTU TINGGI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE. Naskah Publikasi

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

PERKEMBANGAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

The 1 st INDONESIAN STRUCTURAL ENGINEERING AND MATERIALS SYMPOSIUM Department of Civil Engineering Parahyangan Catholic University

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan seperti kekuatan tarik dan sifat daktilitas yang relatif rendah.

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

EKO YULIARITNO NIM : D

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

Pengaruh Penambahan Admixture Jenis F dan Substitusi Silica Fume terhadap Semen pada Kuat Tekan Awal Self Compacting Concrete

BAB III LANDASAN TEORI. dibandingkan beton normal biasa. Menurut PD T C tentang Tata Cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN INTERVAL RASIO AIR-POWDER BETON SELF-COMPACTING TERKAIT KINERJA KEKUATAN DAN FLOW (009M)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zai, dkk (2014), melakukan penelitian Pengaruh Bahan Tambah Silica

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self Compacting Concrete (Beton memadat Mandiri) adalah campuran

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON SCC MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH SUPERPLASTICIZER DENGAN PEMANFAATAN HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB I PENDAHULUAN. Quality control yang kurang baik di lapangan telah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

NASKAH PUBLIKASI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : DIKA SETIAWAN NIM : D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

BAB V HASIL PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME, FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER PADA BETON MUTU TINGGI MEMADAT MANDIRI

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP FLOWABILITY DAN KUAT TEKAN SELF COMPACTING CONCRETE ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS DARI LUMPUR KERING TUNGKU EX LAPINDO

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, beton merupakan salah satu bahan elemen struktur bangunan yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

TINJAUAN KUAT TEKAN BATA BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM PT. PETROKIMIA GRESIK YANG MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS ABU BATU.

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON SCC MUTU TINGGI DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE Makalah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : TRI MULYANTO NIM : D 100 110 074 Kepada : PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH SURAKARTA 2015

ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON SCC MUTU TINGGI DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE Tri Mulyanto 1) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos 1 Telp. (0271) 717417 719483 Surakarta 57102 Email : trimu74.tm@gmail.com ABSTRAK Penggunaan beton sebagai bahan bangunan konstruksi sangat umum digunakan baik untuk struktur rumah tinggal, gedung, jalan, jembatan dan infrastruktur lainya. Penggunaan vibrator untuk pemadatan struktur dengan tulangan yang rapat tidak dapat menjamin menghasilkan beton yang baik. Beton SCC (Self compacting concrete) merupakan salah satu alternatife untuk mengatasi masalah tersebut memanfaatkan berat sendirinya untuk dapat mengalir mengisi ruangan tanpa ada proses pemadatan. Penambahan fly ash sebanyak 50 % sebagai bahan pengganti semen dapat memperbaiki sifat mekanis beton. Dengan bentuk butiran yang cendrung bulat dan kecil fly ash selain berfungsi sebagai bahan pengisi (filler) juga mempunyai sifat sebagai pozzolan yang dapat diaplikasikan pada PPC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis beton SCC yang meliputi kuat tekan,kuat lentur,modulus elastisitas dan serapan air beton. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 14,28 dan 56 hari dengan 4 benda uji pada setiap umur pengujian. Sedangkan pengujian kuat lentur (3 benda uji),modulus elastisitas (2 benda uji) dan serapan air beton (3 benda uji) dilakukan pada umur 56 hari. Sebelum dilakukan pengujian benda uji dilakukan perawatan dengan merendam di dalam bak perendaman selama sehari sebelum dilakukan pengujian /benda uji sudah kering. Berdasarkan hasil pengujian didapat nilai kuat tekan terbesar pada setiap umur pengujian adalah 40.89 MPa pada umur 14 hari, 49.89 MPa pada umur 28 hari dan 59.56 MPa pada umur 56 hari. Kuat lentur terbesar 6.60 MPa,Modulus elastisitas 56588 MPa dan serapan air 1.85 %. Dari hasil pengujian kuat tekan menunjukkan bahwa kuat tekan beton dengan penambahan penggunaan fly ash 50 % sebagai penggati semen dapat meningkatkan kuat tekan beton dari 14 hari sampai 56 hari. Kata Kunci : Beton SCC, Sifat mekanis beton HVFA

Latar Belakang Beton adalah suatu material konstruksi yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sosial modern. Beton digunakan sebagai pembuatan jalan, jembatan, dam, pembangkit listrik dan bangunan-bangunan gedung. Adanya perkembangan pembangunan infrastruktur yang semakin pesat saat ini, menuntut pemakaian beton menggunakan bahan-bahan yang bermutu tinggi, mudah pengerjaannya serta mencukupi kebutuhan dalam proses konstruksi bangunan. Banyak penelitian muncul untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu hasil penelitian tersebut adalah beton memadat mandiri (Self Compacting Concrete). Self Compacting Concrete (SCC) merupakan beton yang mampu memadat sendiri dengan slump yang cukup tinggi. Dalam proses penempatan pada volume bekisting (placing) dan proses pemadatannya (compaction), SCC tidak memerlukan proses penggetaran seperti pada beton normal. SCC mempunyai flowability yang tinggi sehingga mampu mengalir, memenuhi bekisting, dan mencapai kepadatan tertingginya sendiri (EFNARC, 2005). Penggunaan superplasticizer yang memadai, biasanya berbahan polycarboxylate, memungkinkan penggunaan air pada campuran dapat dikurangi, namun pengurangan pengerjaan (workability) dan kemampuan pengaliran (flowability) campuran beton dapat dijaga. Bahan pengisi tambahan lain yang digunakan dalam pembuatan SCC adalah abu terbang ( fly ash), silica fume, terak, metakaolin dan lain-lain (Hela dan Hubertova, 2006). Penggunaan fly ash dengan kadar 50% bahkan lebih dari berat total binder dapat meningkatkan workability, kekuatan dan ketahanan dari beton tersebut (Malhotra dan Mehta, 2003 Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mekanik beton SCC mutu tinggi dengan pemanfaatan hight volume fly ash concrete dengan penggunaan fly ash

sebesar 50 % dan superplasticizer dengan kadar 1,5 % dari voleme semen, yang meliputi uji kuat tekan, kuat lentur, modulus elastisitas dan serapan air beton. TINJAUAN PUSTAKA Sifat Sifat Beton SCC dapat dikategorikan Self Compacting Concrete (SCC) apabila beton tersebut memiliki sifat-sifat tertentu. Diantaranya memiliki slump yang tinggi yaitu antara 500-700 mm (Nagataki dan Fujiwara, 1995). Kriteria workability dari campuran beton yang baik pada Self Compacting Concrete (SCC) adalah mampu memenuhi kruteria berikut (EFNARC, 2002) : Fillingability, kemampuan campuran beton untuk mengisi ruangan. Passingability, kemampuan campuran beton untuk melewati struktur ruangan yang rapat. Segregation resistance, ketahanan campuran beton segar terhadap efek segregasi. Fly Ash Fly Ash ( abu terbang ) memiliki sifat pozzolan yang artinya fly ash itu bila bereaksi dengan air akan membentuk senyawa yang bersifat mengingat dan membentuk benda yang padat karena mengandung silica dan alumina. Tabel I.1. Senyawa kima pada Fly Ash Senyawa F C N SiO2 + Al2O3 + 70 50 70 Fe2O3 SO3 5 5 4 Kadar air max, % 3 3 3 Kehilangan panas 6 6 10 max, % (Sumber : ASTM C-618) METODE PENELITIAN Tahapan Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam 5 tahap yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap I : Persiapan bahan dan alat. 2. Tahap II : Pemeriksaan kualitas bahan penelitian. 3. Tahap III : Penyediaan benda uji a. Perencanaan campuran (mix design).

b.pembuatan cetakan 1. kubus dengan ukuran 15 cm x 15 x 15 cm. 2. Silinder dengan ukuran, diameter 10 cm dan tinggi 30 cm. 3. Balok dengan ukuran 50 cm x 15 x 15 cm. 4. Silinder dengan ukuran, diameter 10 cm dan tinggi 5 cm. c. Pembuatan adukan beton pada setiap pengujian. 4. Tahap IV : Pengujian 5. Tahap V : Analisis data dan pembahasan. Bahan dan Proporsi Campuran Pada penelitian ini perancangan campuran beton memadat mandiri mengikuti ketentuan penelitianpenelitian terdahulu, yaitu : 1. Agregat kasar yang digunakan diameter maksimum 10 mm. 2. Penggunaan Fly ash sebesar 50% dari berat volume semen. 3. Penggunaan superplasticizer sebesar 1,5 % dari berat volume beton. Hasil akhir proporsi campuran secara lengkap ditunjukkan dalam Tabel I.2 Tabel I.2. Proporsi Campuran beton SCC Setiap 1 m 3 Keterangan : Sem fly Air Ps Kr Kode -en ash (kg) Sp Kg Kg Kg kg Rencana Actual Kg C- PC100 527 0 878 756 190 180 7,9 C- 263, FA50 5 263,5 878 756 190 155,8 7,9 C-PC100 = komposisi campuran dengan menggunakan semen 100 % C-FA50 = komposisi campuran dengan menggunakan semen 50 % dan fly ash 50% Parameter pengujian : Pada beton segar dilakukan uji slum flow. Pada beton yang sudah mengeras dilakukan uji kuat tekan, kuat lentur, modulus elastisitas dan serapan air beton. Hasil dan Pembahasan Hasil Pengujian Agregat Tabel I.3. Hasil Pengujian Agregat Halus

Jenis Keteranga Hasil Syarat Pemeriksaan n Kandungan Organik No.2 1-5 Memenuhi Kandungan Lumpur 2,37 < 5% Memenuhi Saturated Surface Dry 2 < 3,8 Memenuhi (SSD) Spesific Gravity dan Absorption a) Berat Jenis Bulk 2,45 - - b) Berat Jenis SSD 2,85 - - c) Berat Jenis semu 2,71 - - d) Absorption 4,51 (%) % < 5 % Memenuhi Modulus 1,5-3,23 halus butir 3,8 Memenuhi (sumber: hasil penelitian) Tabel I.4. Hasil Pengujian Agregat Kasar Jenis Pemeriksaan Hasil Syarat Keterangan Spesific Gravity dan Absorption a) Berat Jenis Bulk 2,35 - b) Berat Jenis SSD 2,41 - c) Berat Jenis semu 2,50 - d) Absorption 2,53 (%) % < 5 % Memenuhi Modulus halus butir 6,23 5 8 Memenuhi Keausan 36% < 40% Memenuhi (sumber: hasil penelitian) Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan material yang digunakan dalam campuran beton mutu tinggi sudah memenuhi syarat. Hasil Pengujian Fly Ash Pengujian fly ash dilakukan untuk mengetahui bahan kimia yang terkandung didalam fly ash. Tabel I.5. Hasil Pengujian Fly Ash No Komposisi Kimia Presentase % 1 SiO 2 45,27 2 CaO 13,32 3 MgO 2,83 4 FeO 3 10,59 5 Al 2O 3 20,07 6 TiO 2 0,82 7 K 2O 1,59 8 Na 2O 0,98 9 P 2O 5 0,41 10 SO 3 1,00 11 MnO 2 0,07

Kuat Tekan(MPa) Dari tabel I.5 bahwa kadar (SiO2+Fe2O3+Al2O3) didapat sebesar 75,93%, sedangkan batas (SiO2+Fe2O3+Al2O3) untuk kelas C adalah minimal 50% dan batas (SiO2+Fe2O3+Al2O3) untuk kelas F adalah 70%. Maka didapat kesimpulan bahwa fly ash dari PT. Jaya Ready Mix Sukoharjo masuk pada kategori kelas F (ACI Manual Of Concrete Practice 1993. Part 1 226.3R-3). Sifat Segar Beton SCC Hasil pengujian beton segar dengan uji slum dari masing-masing campuran ditunjukkan pada tabel I.6. Tabel 1.6. Hasil Pengujian Beton Segar Dengan Uji Slum Kode C- PC100 C- FA50 1(mm) 2(mm) Percobaan ratarata(mm) 600 600 600 600 600 600 (sumber: hasil penelitian) Kuat Tekan Pengujian kuat tekan beton SCC dengan benda uji berbentuk kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm dilakukan pada umur 14, 28 dan 56 hari. 60 50 40 30 20 10 0 Kuat Tekan Beton SCC Tanpa Fly Ash Dan Kuat Tekan Beton SCC Dengan Penambahan Fly Ash 50 % 36.78 49.44 34.68 43.33 0 14 28 42 56 Gambar I.1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton SCC Dari gambar di atas diketahui bahwa Nilai kuat tekan rata-rata beton SCC tanpa penggunaan fly ash pada umur 14 hari 36.79 Mpa, pada umur 28 hari 49.44 MPa dan pada umur 56 hari 49.78 MPa. Nilai kuat tekan rata-rata beton SCC dengan penggunaan fly ash 50 % pada umur 14 hari 34.67 MPa, pada umur 28 hari 43.33 MPa dan pada umur 56 hari 52.44 MPa. Persentase kuat tekan rata-rata beton SCC tanpa penggunaan fly ash mengalami 52.44 49.78 Beton SCC Dengan Fly Ash 50 % Beton SCC Tanpa Fly Ash Hari

Kuat Lentur (MPa) peningkatan yang relatife besar dari umur 14 sampai 28 hari dan relatife sama pada umur 56 sedangkan penambahan fly ash 50% mengalami peningkatan yang relatif besar dari umur 14 sampai 56 hari hari. Hal ini sesuai dengan penelitian Limantara dan Sugiarto (2010) bahwa penggunaan Fly Ash dengan volume lebih dari 50% mengalami peningkatan kekuatannya antara umur 7 hari sampai 90 hari. 2. Kuat Lentur Beton Kuat lentur beton diketahui dari benda uji berbentuk balok dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 15 cm dilakukan pada umur pengujian 56hari. 8.000 4.000 2.000 1.000 Kuat Lentur Beton SCC Tanpa Fly Ash 7.76 6.30 Gambar I.2. Hasil pengujian kuat lentur beton SCC Penggunaan Fly Ash 50 % Dari gambar I.2 diketahui bahwa nilai persentase kuat lentur rata-rata antara beton SCC tanpa penggunaan fly ash lebih besar bila dibandingkan dengan beton SCC dengan penggunaan fly ash 50 %,dengan nilai 7.76 MPa dan 6.30 MPa. Hal ini sesuai dengan penelitian Kastanya (2011) dimana hasil penelitian menunjukkan kuat lentur lebih kecil dari pada beton normal pada variasi pemakaian fly ash sebesar 60% dan 80%. 3. Modulus Elastisitas Modulus Elastisitas beton diketahui dari benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dilakukan pada umur pengujian 56 hari. 100000 90000 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 Perbandingan Nilai Modulus Elastisitas Beton SCC Tanpa Fly Ash Dan Beton SCC Dengan Fly Ash 50 % Tanpa Fly Ash 89350 Gambar I.3. Hasil pengujian modulus elastisitas beton SCC 56588 Dengan Fly Ash 50 % Dari gambar I.3 diketahui bahwa nilai modulus elastisitas antara beton SCC

Serapan Air (%) tanpa penggunaan fly ash lebih besar bila dibandingkan dengan beton SCC dengan penggunaan fly ash 50 %. Hal ini sesuai dengan penelitian Septian (2012) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai modulus elastisitas dengan kadar fly ash yang tinggi dapat meningkatkan nilai modulus elastisitas beton. 4. Serapan Air Beton Serapan air beton diketahui dari benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 cm dan tinggi 5 cm dilakukan pada umur pengujian 56 hari. Resapan Air Beton 3.00 2.67 2.50 2.00 1.81 1.50 1.00 0.50 0.00 Tanpa Penggunaan Fly Penggunaan Ash Fly Ash 50 % Gambar I.4. Hasil pengujian serapan air beton SCC Dari gambar I.4 diketahui bahwa nilai persentase serapan air rata-rata antara beton SCC tanpa fly ash menyerap air lebih besar bila dibandingkan dengan beton dengan penambahan 50% fly ash, dengan nilai 2,68 % dan 1,81 %. Hal ini sesuai dengan penelitian Andoyo (2006) dimana hasil penelitian menujukkan bahwa semakin besar penggunaan fly ash maka penyerapan air semakin kecil. Kesimpulan dan saran Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai slump flow yang dicapai pada adukan beton tanpa penggunaan fly ash memiliki nilai yang sama dengan penambahan fly ash 50 % yaitu 600 mm. Dengan penambahan fly ash 50 % dapat mengurangi penggunaan air sebesar 18 %,sedangkan beton SCC tanpa penggunaan fly ash hanya mengurangi penggunaan air sebesar 10 %. 2. Kuat Tekan beton dari hasil uji diketahui untuk variasi penggunaan fly ash sebanyak 50 %

meningkatkan nilai kuat tekan beton. Data sebagai berikut : a. Persentase kuat tekan rata-rata beton SCC tanpa penggunaan fly ash mengalami peningkatan yang relatif besar dari umur 14 sampai 28 hari dan relatif sama pada umur 56 hari dengan nilai 36.79 MPa pada umur 14 hari, hari 49.44 MPa pada umur 28 dan hari 49.78 MPa pada umur 56 hari. b. Persentase kuat tekan rata-rata beton SCC dengan penambahan fly ash 50% mengalami peningkatan yang relatif besar dari umur 14 sampai 56 hari dengan nilai 34.67 MPa pada 14 hari, 43.33 MPa pada umur 28 hari dan 52.44 MPa pada umur 56 hari. 3. Persentase kuat lentur rata-rata pada umur 56 hari antara beton SCC pada tanpa penggunaan fly ash lebih besar bila dibandingkan dengan beton SCC dengan penggunaan fly ash 50 % yaitu 7.76 MPa dan 6.30 MPa. 4. Nilai modulus elastisitas pada umur 56 hari antara beton SCC tanpa penggunaan fly ash lebih besar bila dibandingkan dengan beton SCC dengan penggunaan fly ash 50 % yaitu 89350 MPa dan 56588 MPa. 5. Persentase serapan air rata-rata antara beton SCC tanpa fly ash menyerap air lebih besar bila dibandingkan dengan beton dengan penambahan fly ash 50% yaitu 2,67 % dan 1,81 %. Saran-saran Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang karakteristik mekanik dari beton SCC mutu tinggi dengan pemanfaatan fly ash sebanyak 50%, disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pemakaian cetakan beton yang terbuat dari kayu setelah dipakai lebih dari satu kali harus dicek dimensinya sehingga tidak terjadi pergeseran cetakan yang dapat menghasilkan beton dengan bentuk tidak sesuai dengan rancangan. Cetakan beton.

sebaiknya digunakan tidak lebih dari 3 kali pemakaian. 2. Perlu pengujian lebih akurat terhadap fly ash yang digunakan, apabila dalam hasil uji fly ash tidak masuk dalam kelas C, N, atau F maka sumber fly ash sebaiknya tidak digunakan. 3. Benda uji beton sebaiknya mempunyai bidang yang rata agar mendapatkan nilai yang lebih akurat. 4. Perlu dilakukan pengujian yang lain dengan penggunaan kadar bahan tambah khususnya Sika Visconcrete 10 pada pengujian beton SCC mutu tinggi. 5. Perlu dilakukan pengujian yang lain dengan penggunaan kadar high volume fly ash yang lebih tinggi hingga umur 90 hari agar lebih mengetahui karakteristik self compacting concrete. 6. Perlu dilakukan pengujian yang lain dengan perlakuan perawatan beton sebelum dilakukan pengujian terhadap karakteristik self compacting concrete. DAFTAR PUSTAKA Antoni dan Nugraha, P, 2007. Teknologi Beton, C.V Andi Offset, Yogyakarta. ACI Committee. Tata cara pembuatan rencana campuran beton mutu tinggi. ASTM C 469. Standar Test Method for Static Modulus of Elastisitas and Paission s Ratio of Concrete in Compression ASTM C 642 97. Standart Test Method of Density, Absorption, and Void s in Mehta, P.K, 2003. High-Performance, High-Volume Fly Ash Concrete for Sustainable Development, University of California, USA. Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta. Nadhiroh. M dan Lasino, 1986. Pembuatan Semen Pozolan Kapur, Jurnal Litbang Vol.II No.4 5 April Mei 1986, Bandung. Putri, Nicken A. 2014. PENGARUH RASIO SEMEN - FLY ASH

TERHADAP SIFAT SEGAR DAN KUAT TEKAN HIGH VOLUME FLY ASH - SELF COMPACTING CONCRETE (HVFA-SCC) SNI 1970:2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. Badan Standardisasi Nasional (BSN). SNI 03-1972-1990. Metode Pengujian Slump Beton. Departemen Pekerjaan Umum. SNI 03-1974-1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Badan Standarisasi Nasional (BSN). SNI 03-2493-1991. Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium. Pusjatan-Balitbang Pekerjaan Umum. SNI 03-2816-1992. Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar atau Beton. Pusjatan-Balitbang Pekerjaan Umum. SNI 03-4154-1996. Metode Pengujian Kuat Lentur Beton dengan Balok Uji Sederhana yang Dibebani Terpusat Langsung. Badan Standarisasi Nasional (BSN).