28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada konsumen yang sudah pernah cek lokasi dan melihat rumah atau lokasi perumahan namun tidak minat untuk membeli di Perumahan PT.Bunga Properti B. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di latar belakang, maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan informasi dari responden yang sudah ditentukan dan diketahui bahwa tidak minat membeli rumah di perumahan yang disediakan PT.Bunga Properti, maka peneliti mencoba menggunakan analisis deskripftif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan dengan metode yang menggunakan kuisioner terstruktur sebagai alat pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk tidak membeli rumah di perumahan yang disediakan oleh PT.Bunga Properti.
29 C. Definisi Operasional Variabel Menurut Suharsimi Arikunto (2009), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Operasional variabel pada penelitian ini, dijelaskan di tabel 3.1, sebagai berikut : No. 1 2 Variabel minim penerangan jalan Listrik di lokasi perumahan belum ada 3 Dekat dengan lokasi kuburan 4 Lokasi perumahan masih sepi 5 Jalan / akses menuju perumahan kecil 6 Jauh dari jalan utama 7 Jauh dari tempat pendidikan 8 Jauh dari tempat kerja 9 Tidak dilewati transportasi umum 10 Terlalu masuk kedalam 11 12 Susah /masih jarang warung dan toko View atau pemandangan kurang menarik (pintu masuk dan minim taman atau ruang terbuka hijau) 13 Sisa lahan kosong sedikit 14 15 Belum ada kepastian acc KPR dari dev. Tidak ada tempat ibadah (masjid) Tabel. 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel Masih minimnya penerangan jalan menuju lokasi Pembukaan lahan perumahaan baru,sehingga belum tersedia listrik karena kondisi rumah yang proses pembangunannya bertahap Lokasi perumahan yang bersebelahan dengan TPU warga sekitar Masih sepinya lingkungan perumahan karena proses pembangunan masih belum merata Lebar jalan menuju lokasi perumahan kecil sehingga menyulitkan jika ada kendaraan roda 4 ketika berpapasan. Jauhnya lokasi perumahaan dari jalan utama dikarenakan lokasi perumahan terlalu masuk kedalam. Ada beberapa lokasi memang cukup murah namun lokasi sedikit terpelosok. bagi konsumen yang masih mempunyai anak bersekolah menjadikan hal tersebut sebagai kekurangan. ada perumahan bersubsidi yang cocok untuk gaji karyawan pabrik namun lokasi perumahan tersebut jauh dari tempat dimana dia berkerja Lokasi yang memang masuk kedalam sehingga tidak dilewati oleh transportasi atau angkutan umum. Lokasi yang terlalu masuk kedalam memang sesuai dengan harga rumah yang cukup murah Lingkungan di beberapa lokasi perumahan memang masih sepi,sehingga hal tersebut membuat minimnya warung dan toko disekitar lokasi. Ada beberapa lokasi yang murah memang di rasakan konsumen lokasi tersebut tidak nyaman mulai dari pintu masuk hingga fasilitas taman, selain itu konsumen merasa ada beberapa lokasi perumahan yang minim ruang terbuka hijau. Sedikitnya sisa lahan belakang dan depan dari sisa luas total bangunan. Mengenai acc perkreditan memang belum ada kepastian dari pengembang, setelah uang muka lunas baru akan diajukan KPR bank yang dibantu oleh perusahaan. Beberapa dilokasi untuk kelas menengah ke atas memang tidak tersedia tempat ibadah atau masjid.
30 No. Variabel 16 Jauh dari pusat kota 17 Tidak suka dengan model rumah (desain, kontur tanah dan penataan blok-blok yang kaku) 18 Minim fasilitas 19 Rumah belum siap huni 20 Keamanan menuju akses lokasi 21 Susah sinyal 22 Harga terlalu mahal Sumber : Hasil Prasurvey. Definisi operasional variabel Beberapa lokasi yang berada di kabupaten memang jauh dari pusat kota Beberapa konsumen tidak suka dengan model dan desain rumah yang dirasa terlalu kaku,norak dsb. Memang ada beberapa yng lokasinya bersebalahan dengan lereng dan terkesan penataan kurang menarik.selain itu desain yang di sediakan pengembang dinilai kurang menarik. Minimnya sarana dan prasarana di lingkungan perumahan Kondisi perumahan yang hanya siap bangun sesuai dengan ketentuan angsuran membuat rumah belum siap untuk di tempati. Beberapa lokasi yang disediakan oleh pengembang memang berada terlalu masuk kedalam dan terkadang lingkungan sekitar masih sepi. Hal tersebut juga menjadi pertimbangan konsumen mengenai keamanan menuju lokasi Kebutuhan akan komunikasi merupakan hal paling penting bagi setiap orang. Di beberapa lokasi yang diminati konsumen memanag beberapa provider signal tidak terbaca dilokasi tersebut. Sehingga membuat konsumen berpikir untuk membeli rumah di lokasi tersebut. Harga rumah dianggap tmasih mahal untuk desain dan lokasi seperti itu. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah konsumen yang sudah pernah cek lokasi dan melihat rumah dibeberapa lokasi di perumahan namun tidak minat untuk membeli rumah di perumahan tersebut. 2. Sampel Penelitian Menurut Malhotra (2010), memberikan panduan ukuran sampel yang diambil dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5x jumlah variabel. Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 22, maka sampel minimalnya adalah 5x22 = 110 responden.
31 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah ancidental sampling.ancidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan (Sugiyono, 2014). Kebetulan yang dimaksud adalah secara tidak sengaja memilih orang tersebut dan ternyata orang tersebut sesuai dengan kriteria untuk mengisi kuisioner. E. Sumber Data Data merupakan informasi-informasi tentang karakteristik dari suatu obyek (orang atau benda) untuk tujuan penelitian. Untuk menganalisis dan mengimplementasikan data, maka diperlukan data yang valid dan reliabel. Sumber data dalam penelitian ini adalah konsumen yang tidak jadi membeli atau tidak minat untuk membeli rumah di PT.Bunga Properti. Data tersebut berupa data mentah untuk data tanggapan responden mengenai variabel variabel yang ditemukan di survey awal terhadap keputusan tidak minat beli terhadap perumahan tersebut. F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Responden akan diberikan daftar pertanyaan mengenai variabel-varibel penelitian tentang perumahan di PT.Bunga Properti. G. Teknik Penskalaan Data Menurut Simamora (2002), skala likert disebut juga sebagai summatedratings scale, merupakan teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala likert terdapat 5 titik untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan susunan sebagai berikut :
32 Tabel. 3.2 Tabel Penilaian jawaban No Jenis Jawaban Bobot 1 SS = Sangat Setuju 5 2 S = Setuju 4 3 N = Netral 3 4 TS = Tidak Setuju 2 5 STS = Sangat Tidak Setuju 1 Sumber :simamora (2002) H. Uji Instrumen 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. validitas pada penelitian ini digunakan analisis Corrected Item Total Correlation dengan jumlah 22 item dan validitas digunakan koefesien korelasi item total, hasilnya diperoleh besaran koefesien korelasi yang cenderung ovekinkan terjadi karena pengaruh spurious overlap, yaitu adanya tumpang ekstotal. Penggunan analisis korelasi item total koreksi didefinisikan sebagai berikut : r ix (Sx ) S r 1 itd = I [(S x ) 2 + (S i ) 2 2 (r ix )(s i )(s x )] Dimana : rix : koefesien korelasi item-total Si : simpangan baku skor setiap item pertanyaan Sx Sr : simpangan baku skor total Uji Validitas dihitung dengan membandingkan nilai (correlated item-total correlation) dengan nilai Jika > berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid. Jika < berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas pada 30 responden
33 diolah dengan menggunakan alat bantu komputer SPSS 16. Adapun hasil uji validitas instrumen metode dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen 30 Responden No Item Corrected Item- Total Correlation r tabel Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Masih minimnya penerangan jalan menuju lokasi (X1). Belum terpasangnya listrik dilokasi perumahan (X2). Lokasi perumahan dekat dengan kuburan (X3). Masih sepinya lingkungan sekitar perumahan (X4). Lebar jalan menuju lokasi perumahan sempit/ kecil (X5). Lokasi perumahan jauh dari jalan utama / jalan raya (X6). Lokasi perumahan jauh dari sekolah atau tempat pendidikan (X7). Lokasi perumahan jauh dari tempat berkerja (X8). Lokasi perumahan jauh dari transportasi umum (X9). Lokasi perumahan terlalu masuk kedalam (X10). Masih sedikitnya warung atau toko disekitar lokasi perumahan. (X11)..555 0,361 Valid.392 0,361 Valid.391 0,361 Valid.398 0,361 Valid.697 0,361 Valid.710 0,361 Valid.669 0,361 Valid.660 0,361 Valid.406 0,361 Valid.843 0,361 Valid.511 0,361 Valid
34 No Item Corrected Item- Total Correlation r tabel Keterangan 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 View / pemandangan disekitar lokasi perumahan kurang menarik(pintu masuk dan minim taman atau ruang terbuka hijau) (X12). Sedikitnya sisa lahan bangunan depan dan belakang (X13). Belum adanya kepastian Acc KPR dari pihak pengembang (X14). Jauh dari tempat beribadah (X15). Jauhnya lokasi perumahan dengan pusat kota (X16). Model rumah yang kurang menarik(desain, kontur tanah dan penataan blok-blok yang kaku)(x17). Minimnya fasilitas dilokasi perumahan (X18). Rumah belum siap untuk dihuni (X19). Keamanan akses menuju lokasi yang kurang terjamin atau sepi (X20). Susahnya beberapa jaringan sinyal dilokasi perumahan (X21)..389 0,361 Valid.384 0,361 Valid.394 0,361 Valid.208 0,361 Tidak Valid.641 0,361 Valid.366 0,361 Valid.422 0,361 Valid.401 0,361 Valid.518 0,361 Valid.157 0,361 Tidak Valid 22 Harga terlalu mahal (X22)..370 0,361 Valid Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa pengujian sampel dengan 30 responden dari 22 item pernyataan terdapat 2 item pernyataan tidak valid atau nilai r
35 hitung < r tabel. Sehingga dua item yaitu; jauh dari tempat beribadah (X15) dan susahnya beberapa jaringan sinyal dilokasi perumahan (X21) Dinyatakan tidak valid, sehingga dihapus dari operasionalisasi variabel dan terpilih 20 variabel pernyataan yang menjadi operasional variabel. Berdasarkan 20 variabel yang valid maka dilanjutkan untuk melakukan penyebaran kuesioner kepada 100 responden. Dengan demikian kegunaan validitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukur yaitu agar data yang diperoleh relevan atau sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut. 2. Uji Reliabilitas Menurut Herdi (2011), Realibilitas adalah menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu, realibilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Alat ukur untuk penelitian ini menggunakan teknik Cronbac s alpha yaitu suatu instrument dapat dikatakan handal jika memiliki koefesien atau alpha minimum 0,60 atau lebih. Dengan persamaan rumus berikut : α = ( K K 1 ) S r 2 2 S i S2 x Keterangan : α : koefesien reliabilitas instrument K : jumlah item pertanyaan yang diuji Si2 : jumlah varian skor item SX2 : varians skor skor tes (seluruh item K) Ketentuan-ketentuan dalam mengukur reliabilitas juga perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
36 a. Uji reliabilitas dapat dilihat nilai Alpha Cronbach, jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 dari itempernyataan dimensi adalah reliabel. b. Jika nilai Alpha Cronbach 0,60 dari item pernyataan dimensi variabel adalah tidak reliabel. Uji reliabilitas penelitian pada 30 responden diolah menggunakan alat bantu komputer SPSS 16. Adapun hasil uji reliabel instrumen pada tabel 3.4, sebagai berikut : Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen 30 Responden Koefisieni Alpha Cronbach Sumber: Lampiran 3 Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada 30 responden maka dapat diperoleh Cronbach Alpha sebesar 0,880 dengan jumlah item 22 reliabel maka dilanjutkan penyebaran kuesioner kepada 110 responden. I. Teknik Analisis Data Jumlah item Keterangan.880 22 Reliabel Menurut Malhotra (2010), dalam pengolahan data ini peneliti menggunakan model analisis faktor. Adapun model analisis faktor sebagai berikut : Dimana : X1= Ai1 F1 + Ai2 F2 + Ai3 F3 +...+ Aim Fm + Vi Ui X1 Aij F : Variabel baku i : Koefesien regresi yang dilakukan dari variabel i atas faktor biasa j : Faktor biasa
37 Vi Ui M : Koefesien regresi yang dibakukan dari variabel i atas faktor unik i : Faktor unik untuk variabel i : Banyaknya faktor Biasa Faktor-faktor yang unik tidak saling berkorelasi dan tidak berkorelasi dengan faktor-faktor biasa. Faktor-faktor biasa sendiri dapat digunakan sebagai kombinasi linier dari variabel variabel yang diamati. Dimana : F1= Wi1 X1 + Wi2 X2 + Wi3 X3 +...+ Wik Xk F1 W1 K : Estimasi faktor ke-i : Bobot atau Koefesiensi skor faktor : Banyaknya variabel Dimungkinkan untuk memilih bobot atau koefisien skor faktor sehingga faktor pertama menjelaskan porsi terbesar varians secara keseluruhan. Kemudian himpunan kedua dari bobot yang dipilih, sehingga bahwa faktor kedua bertanggung jawab atau sebagian besar varians residual, yang tidak berkorelasi dengan faktor pertama. Prinsip yang sama ini dapat diaplikasikan untuk memilih bobot tambahan bagi faktor-faktor tambahan. Maka faktor-faktor tersebut dapat diestimasikan kedalam bentuk faktor skor/varians, tidak seperti nilai variabel-variabel asal, tidak berkorelasi. Lebih jauh, faktor pertama bertanggung jawab atas varians tertinggi dalam data, faktor kedua adalah yang kedua tertinggi dan seterusnya. Menurut Santoso (2010), proses dasar analisis faktor meliputi hal-hal sebagai berikut :
38 1. Menentukan varibel apa saja yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini sudah ditentukan bahwa variabel yang akan dianalisis berjumlah 20 variabel. 2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan. Pengujian variabel dalam enelitian ini dengan menggunakan metode Bartlett stestofsphericity serta pengukuran MSA (MeasureofSamplingAdequacy). Pada tahap awal analisis faktor ini, dilakukan penyaringan terhadap sejumlah variabel, hingga didapat variabel- variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Untuk melihat ada tidaknya korelasi, dapat dilihat pada uji KaiserMeyerOikin (KMO) measureofsamplingadequancy, yang merupakan suatu indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor. Nilai tinggi antara 0,5 hingga 1,0 berarti analisis faktor tepat, kalau kurang dari 0,5 analisis faktor dikatakan tidak tepat. 3. Proses Faktoring dan Rotasi Pada tahap ini dilakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan adalah PCA (PrincipalComponentAnalysis) dan metode yang digunakan untuk rotasi adalah Promax. Dari proses ini aka nmuncul Tabel Communalities, yang pada dasarnya menunjukkan jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel yang mula-mula bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Tabel berikutnya yang muncul adalah tabel total VarianceExplained, yang menampilkan eigenvalues (akar ciri) masing-masing faktor. Nilai eigenvalue untuk suatu faktor menunjukkan jumlah varian, sebagai sumbangan
39 atau kontribusi dari faktor yang bersangkutan terhadap total variance, karena masing-masing variabel sudah dibakukan, berarti rata-ratanya nol dan variannya satu. Berdasarkan besarnya eigenvalue ini, maka bisa ditentukan banyaknya jumlah faktor yang bisa diterima secara empirik. Semakin besar eigenvalue setiap faktor maka faktor tersebut semakin reliabel (representatif) untuk mewakili sekelompok variabel. Faktor yang dipertimbangkan akan bermakna apabila eigenvalue dari faktor tersebut lebih besar dari satu (>=1). Setelah diketahui faktor yang dapat diterima, tabel componentmatrix menunjukkan distribusi masing-masing variabel terhadap faktor, sedangkan angka-angka pada tabel menunjukkan faktor loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang terbentuk. Variabel dengan loading besar berarti merupakan komponen penyusun terbesar dari faktor yang bersangkutan.