BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida cair. Minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. Prinsip dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak nabati termasuk dalam golongan lipid yang dihasilkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Kemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke Polynesia, India, Filipina, Jawa, Australia dan kepulauan Pasifik, India Barat, Brazil dan Florida.

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

LAPORAN TUGAS AKHIR GALUH CHYNINTYA R.P. NIM

Ekstraksi Biji Karet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman mete atau Anacardium occidentale.l sangat cocok untuk

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

: INDYA EKA YULIASARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN F/S TERHADAP EKSTRAKSI MINYAK DARI BIJI KEMIRI SISA PENEKANAN MEKANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

PEMBUATAN MESIN PRESS HIDROLIK UNTUK PENGAMBILAN MINYAK DARI BIJI BIJIAN

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sistem Proses Pindah Massa pada Ekstraksi Secara Mekanik Minyak Kedelai (Glycine Max Oil)

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN SIFAT MINYAK DAN LEMAK. ANGKA PENYABUNAN ANGKA IOD ANGKA REICHERT-MEISSL ANGKA ESTER ANGKA POLENSKE TITIK CAIR BJ INDEKS BIAS

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

LAPORAN TUGAS AKHIR EKSTRAKSI MINYAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK GORENG

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit ( E. guineensis Jacq) diusahakan secara komersil di Afrika, Amerika

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. Nangka memiliki nama latin artocarpus heteropyllus sedangkan dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman polong-polongan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

LAPORAN TUGAS AKHIR EKSTRAKSI MINYAK BIJI KARET

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

TUGAS AKHIR. Pabrik Margarin Dari Biji Jagung Dengan Proses Wet Rendering Dan Hidrogenasi

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Hidrolik Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. Minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. Prinsip dasar dari sistem hidrolik adalah memanfaatkan sifat bahwa zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, namun menyesuaikan dengan yang ditempatinya. Zat cair bersifat inkompresibel. Karena itu tekanan yang diterima diteruskan ke segala arah secara merata. Sistem hidrolik biasanya diaplikasikan untuk memperoleh gaya yang lebih besar dari awal yang dikeluarkan. Fluida penghantar ini dinaikkan tekanannya oleh pompa yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur maupun naik dan turun sesuai dengan pemasangan silinder yaitu ara horizontal maupun vertikal. (Dhimas, 2010) 2.2 Dasar-dasar Sistem Hidrolik Prinsip dasar dari sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal, pada dasarnya menyatakan dalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat beberapa lubang yang sama maka akan dipancarkan kesegala arah dengan tekana dan jumlah aliran yang sama. Dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Tidak punya bentuk yang tetap, selalu berubah sesuai dengan tempatnya.

b. Tidak dapat dimampatkan. c. Meneruskan tekana ke semua ara dengan sama rata. Gambar 1 memperlihatkan dua buah silinder berisi cairan yang dihubungkan dan mempunyai diameter yang berbeda. Aplikasi beban F diletakkan di silinder kecil, tekanan P yang dihasilkan akan diteruskan ke silinder besar (P = F/A, beban dibagi luas penampang silinder) menurut hukum ini, pertambahan tekanan dengan luas rasio penampanga silinder kecil dan besar, atau F = P.A. Gambar 1. Fluida dalam pipa menurut Hukum Pascal Gambar diatas sesuai denan hukum pascal, dapat diperoleh persamaan sebagai berikut : Dimana : F1 = gaya tekan bejana 1 F2 = gaya angkat bejana 2 A1 = luas pistone bejana 1 A2 = luas pistone bejana 2 F1 A1 = F2 A2 Persamaan diatas dapat diketahui berdasarkan F2 dipengaruhi oleh besar kecilnya luas penampang dari pistone A2 dan A1. Dalam sistem hidrolik, hal ini dimanfaatkan untuk merubah gaya tekan fluida yagn dihasilka oleh pompa

hidrolik untuk menggeserkan silinder kerja maju dan mundur maupun naik/turun sesuai letak dari silinder. Daya yang dihasilkan silinder kerja hidrolik, lebih besar dari daya dikeluarkan oleh pompa. Besar kecilnya daya yang dihasilkan oleh silinder hidrolik dipengaruhi besar kecilnya luas penampang silinder kerja hidrolik. (Dhimas a.p) 2.3 Mesin Press Hidrolik Menurut (Putriningtyas et al, 2007) Mesin Press Hidrolik merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengambilan minyak nabati selain dengan menggunakan metode Ekstraksi Pelarut. Komponen utama pada Mesin Press Hidrolik ini adalah Dongkrak Hidrolik, dan didukung oleh komponen-komponen lain yaitu Tabung Pengepressan, plat penekan (Piston Pengepress), Handle, Frame dan tempat penampung minyak. Gambar 2. Mesin Press Hidrolik 1. Dongkrak Hidrolik Merupakan suatu alat utama yang digunakan pada Mesin Press Hidrolik untuk memberikan tekanan pada bahan melalui Piston Penekan.

2. Tabung Pengepressan Merupakan bagian dari Mesin Press yang berfungsi untuk menampung bahan pada saat proses pengepressan yang berbentuk silinder dengan ketinggian tertentu dan dilengkapi dengan lubang lubang penyaring dengan diameter lubang ± 3 mm, pada sisi tabung bagian bawah maupun samping. 3. Plat Penekan (Piston Pengepress) Merupakan sumbat geser yang terpasang presisi di dalam tabung pengepressan. Plat penekan ini berfungsi untuk mengubah volume dari tabung pengepressan, menekan bahan di dalam tabung pengepressan ataupun kombinasi keduanya. 4. Handle ( Ulir ) Merupakan bagian mesin press hidrolik yang digunakan untuk mengatur batas maksimal bawah atau membantu dalam mengepress bahan selain dengan hidolik. 5. Tempat Penampung Minyak Merupakan tempat menampung minyak hasil pengepressan berbentuk loyang persegi dan dilengkapi dengan lubang sebagai tempat keluarnya minyak. 6. Power pack Merupakan bagian dari press hidrolik yang berfungsi sebagai pusat kontrol dari press hidrolik. Power pack dapat berfungsi untuk mengatur besarnya tekanan dan lama waktu pengepressan. 2.4 Tanaman Wijen Tanaman wijen (Sesamum indicum L) termasuk family Pedaliaceae, varietas Sesamum indicum mempunyai subspecies ialah S. orientale. Wijen dikenal juga dengan nama til, gingelly, simsin dan ajonjoli (di Amerika Latin).

Tanaman ini berasal dari India, hampir separuh dari produksi wijen di dunia dihasilkan oleh Cina dan hampir sepertiganya dihasilkan oleh neegara-negara Asia, seperti India, Birma, Turki, Mesir dan sejumlah kecil dihasilkan di Afrika dan Meksiko. Tanaman ini tubuh baik di Negara tropis dan subtropis. Wijen biasanya ditanam di tegalan sebagai tanaman sela di antara tanaman jagung, ketela pohon dan padi gogo. Wijen merupakan tanaman semusim, berbatang tegak dengan tinggi antara 3 4,5 feet sampai 7 feet, dan mempunyai toleransi yang baik dalam jangka waktu pendek di daerah kurang hujan, suhu tinggi dan juga dapat tumbuh pada tanah gersang. Tanaman ini tidak mempunyai kemampuan bersaing terhadap tanaman lain serta peka terhadap serangga dan hama penyakit. Tumbuh baik pada ketinggian 0 700 meter di atas permukaan laut, tetap masih dapat tumbuh pada ketinggian 1.200 meter. Biji wijen dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu berwarna putih dan berwarna gelap (kuning sampai cokelat hitam). Bentuk biji kecil dengan panjang antara 2,5 3 mm, tebal 1,5 mm, serta berat biji berkisar antar 2 3,5 gram per 1000 biji. Biji wijen dapat dipanen pada umur tanaman 100-120 hari, yang ditandai oleh perubahan warna batang dan polong dari hijau menjadi kuning berbintik bintik hitam. Salah satu sifat utama dari biji wijen adalah cenderung menjadi remuk ketika matang. Biji bagian bawah akan matng lebih dahulu dan harus segera dipanen. Apabila pemanenan ditunda sampai biji matang seluruhnya, maka sebagian biji akan tercecer karena terbukanya polong. Pemanenan dilakukan dengan tenaga manusia, yaaitu dengan cara memotong tanaman.

Tanaman itu dibiarkan dalam keadaan kering selama beberapa hari atau menunggu sampai semua biji memisah dari batangnya. Produksi biji dari tanaman wijen ini tergantung dari beberapa faktor, antara lain tanah, pembuahan, curah hujan, iklim dan tempat tumbuh tanaman tersebut sebgai tanaman monokultur atau sebaagi tanaman sela. Produksi wijen di Pulau Jawa sekitar 400 kg biji wijen/ha, di India 390 780 kg/ha dan di Amerika 390 kg/ha. (Ketaren. 1986) Gambar 3. Biji Wijen Klasifikasi tanaman wijen sebagai berikut : Kingdom : Plantae Sub kingdom : Viridiplantae Infra kingdom: Streptophyta Super divisi : Embryophyta Divisi Class : Tracheophyta : Magnoliopsida Super ordo : Asteranae Ordo Familia : Lamiales : Pedaliaceae Genus : Sesamum L. Spesies : Sesamum indicum L. (Wikipedia, 2016)

Tabel 1. Komposisi Biji Wijen/100 gram Komponen Jumlah (gr) Air 6 Protein 19,3 Lemak 57,1 Karbohidrat 18,1 Kalsium (Ca) 0,0012 Fosfor (P) 0,614 Besi (Fe) 0,0095 Vitamin B1 0,00093 Vitamin C 0,0058 Bagian yang dapat dimakan 100 (Poerwo Soedarmo & Djaeni Sediaoetomo, 1977) 2.5 Kegunaan Tanaman Wijen Wijen sudah sejak lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman minyak yang paling tua dikenal peradaban. Kegunaan utama adalah sebagai sumber minyak wijen. Bijinya yang berwarna putih digunakan sebagai penghias pada penganan, misalnya onde-onde, dengan menaburkannya di permukaan penganan tersebut. Biji wijen dapat dibuat pasta. Berbagai tradisi memasak yang memanfaatkan kedelai tersebar mulai dari

kawasan Laut Tengah, seperti Yunani dan Turki, hingga Jepang dan semenanjung Korea. 2.6 Biji Wijen Wijen merupakan salah satu jenis bahan campuran yang biasa digunakan pada makanan, yang berbentuk seperti biji-bijian kecil. Sesuai dengan bentuknya, wijen masuk ke dalam kelas biji yang dapat dikonsumsi oleh manusia dengan cara diolah terlebih dahulu. Biasanya, kita dapat menemukan wijen pada campuran dan juga topping dari berbagai macam makanan, seperti kue, roti, onde-onde dan masih banyak lagi. Wijen memiliki ukuran yang sangat kecil, jauh lebih kecil dari jenis bijibijian lainnya. Namun demikian, dengan ukuran yang sangat kecil ini, wijen dapat memiliki banyak manfaat bagi kita semua. (Anonim, 2015) 2.7 Minyak Wijen Minyak wijen mengandung zat tidak tersabunkan dalam jumlah relative tinggi. Tetapi kandungan tertinggi adalah sterol dan zat zat yang tidak dapat dipisahkan dengan pemurinian, sedangkan kadar bahan nonminyak lainnya relatif rendah. (Bailey, 1951) Gambar 4. Minyak Wijen Minyak wijen mengandung lebih kurang 0,3 0,5 persen sesameoline, fenol berikatan 1 4 yang dikenal sebagai sesamol, dan sesamin sekitar 0,5 0,1 persen. Sesamol dihasilka dari hidrolisa sesameoline dan merupakan suatu anti-oksidan. (Bailey, 1964). Minyak wijen juga mengandung asam asam lemak

yaitu oleat dan linoleat, palmitat, dan stearate, dan jumlahnya dapat dilihat dibawah ini : Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Minyak Wijen Asam Lemak Rumus Kimia Jumlah (%) Asam Lemak Jenuh : Asam Palmitat C 16 H 32 O 2 9,1 Asam Stearat C 18 H 36 O 2 4,3 Asam Arachidat C 20 H 40 O 2 0,8 Asam Lemak Tidak Jenuh : Asam Oleat C 18 H 34 O 2 45,4 Asam Linoleat C 18 H 32 O 2 40,4 Asam Linolenat C 18 H 30 O 2 (Hilsditch, 1947) Tabel 3. Standar Mutu Minyak Wijen Karakteristik Syarat Baku Mutu Berat jenis pada 25 C 0,916 0,921

Indeks bias pada 25 C 1,4763 Bilangan Iod 103 112 Bilangan Penyabunan 188 193 Bilangan Reichert Meissl 1,2 Bilangan Hehner 95,6 95,9 Campuran asam asam lemak Bilangan Iod 109 122 Titik Beku 21 24 C Titik Cair 21 31,5 C (Hilditch, 1947) 2.8 Proses Pengambilan Minyak Menurut Ketaren (1986), ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression, dan solvent extraction. 2.8.1 Rendering Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik, yang bertujuan untuk mengumpulkan protein pada dinding sel bahan dan untuk

memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya. Wet Rendering Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60 psi). Peralatan yang digunakan adalah autoclave atau digester. Air dan bahan yang akan diesktraksi dimasukkan ke dalam digester dengan tekanan uap air sekitar 40 sampai 60 pound selama 4-6 jam (Ketaren,1986). Dry Rendering Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan diperlengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator). (Ketaren, 1986). 2.8.2 Mechanical Expression (Pengepresan Mekanis) Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan. Pengepresan hidraulik (Hydraulic Pressing)

Pada cara hydraulic pressing, bahan dipres dengan tekanan sekitar 150 kg/cm². Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal, sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi sekitar 4-6%, tergantung dari lamanya bungkil ditekan di bawah tekanan hidraulik. Pengepresan Berulir (Screw Pressing) Cara screw pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240ºF dengan tekanan sekitar 232,4 kg/cm 2. Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen, sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5 persen. Cara lain untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan pengepresan secara mekanik atau dengan sentrifusi (Ketaren, 1986). 2.8.3 Solvent Extraction Cara ekstraksi ini dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut dan digunakan untuk bahan yang kandungan minyaknya rendah. Lemak dalam bahan dilarutkan dengan pelarut. Tetapi cara ini kurang efektif, karena pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya dengan cara diuapkan. Selain itu, ampasnya harus dipisahkan dari pelarut yang tertahan, sebelum dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak (Winarno, 1997). 2.9 Analisa Pengujian Produk

2.9.1 Angka Asam Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak. Angka asam yang besar menunjukan asam lemak bebas yang besar berasal dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi angka asam makin rendah kualitasnya (Resmi, 2012). Angka asam dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Angka Asam = 2.9.2 Angka Penyabunan ml KOH x N KOH x 56,1 + berat bahan (gram) Angka penyabunan atau bilangan penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Angka penyabunan dapat digunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berta molekul relatif kecil akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan berat molekul besar mempunyai angka penyabunan relatif kecil (Resmi, 2012). Angka penyabunan dapat dihitung menggunakan rumus berikut : Angka Penyabunan = 28,05 (Titrasi blanko titrasi contoh) berat sampel (gram) 2.9.3 Rendemen Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik. Rendemen menggunakan satuan persen (%)..