Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

Identifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso

ESTIMASI SEBARAN SUSEPTIBILITAS BATUAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN GEOSTATISTIK DI KECAMATAN LORE PEORE

PEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT ABSTRAK ABSTRACT

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

Pemodelan 2D Reservoar Geotermal Menggunakan Metode Geomagnet Pada Lapangan Panasbumi Mapane Tambu

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

Physics Communication

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

ANALISIS DISTRIBUSI ANOMALI MEDAN MAGNET TOTAL DI AREA MANIFESTASI PANASBUMI TULEHU

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

Estimasi Porositas Batuan Menggunakan Gelombang Seismik Refraksi di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN TELUK TOLO SULAWESI

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

ESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK

PENERAPAN METODA TIE-LINE LEVELLING PADA DATA MAGNET LAPANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KOREKSI HARIAN

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet

IDENTIFIKASI RESERVOAR DAERAH PANASBUMI DENGAN METODE GEOMAGNETIK DAERAH BLAWAN KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO

PEMODELAN 3-D SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LANGSA, SELAT MALAKA-SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

Estimasi Aliran Panasbumi Menggunakan Data Geomagnetik Di Daerah Panasbumi Pulu

Unnes Physics Journal

MENGIDENTIFIKASI POTENSI HIDROKARBON DI KEPULAUAN ARU SELATAN, PAPUA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET. Tri Nurhidayah, Muhammad Hamzah, Maria

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

Pendugaan Zona Rembesan di Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Analisis Litologi dengan Menggunakan Data Magnetik

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SESAR JIWO KLATEN DENGAN METODE MEDAN MAGNET TOTAL

Estimasi Gradien Temperatur Menggunakan Metode Geomagnet Pada Daerah Panasbumi Di Desa Sapoo Kecamatan Kulawi

INTERPRETASI SISTEM PANAS BUMI GUNUNG TELOMOYO BAGIAN UTARA KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA GEOMAGNET

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI ANOMALI MAGNETIK TOTAL UNTUK PENCARIAN DAERAH PROSPEK HIDROKARBON DAERAH PULAU BURU PROVINSI MALUKU

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

SURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: Vol 6 (3) : (Desember 2017) ISSN-e:

3. HASIL PENYELIDIKAN

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH PEMALONGAN, BAJUIN TANAH LAUT

PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK DI DAERAH PANAS BUMI KANAN TEDONG DI DESA PINCARA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

Interpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan Survei Magnetik

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

PENERAPAN METODA GEOMAGNET DALAM PENDUGAAN POTENSI LATERIT BIJIH BESI DI PANGALASIANG DONGGALA

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah

IV. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

HP :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

SURVEI MAGNETOTELURIK DAN TDEM DAERAH PANAS BUMI KADIDIA KADIDIA SELATAN, KABUPATEN SIGI, PROVINSI SULAWESI TENGAH

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

Transkripsi:

Pemodelan Reservoir Panasbumi Menggunakan Data Magnetik di Desa Toro Geothermal Reservoir modeling using Magnetic Data in Toro Village Kulawi Districts Chris Indra Cahya Baligau, Sandra Kasim, Rustan Efendi* ) Lab. Fisika Bumi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako ABSTRACT Magnetic research at the site of the geothermal manifestations Toro Rural District of Kulawi Sigi has been conducted. The aim of research is to model the structure of the geothermal reservoir rock composer and estimate the depth of the geothermal reservoir using magnetic data obtained in the field. The obtained magnetic data subsequently processed to the stages of doing some correction such as a IGRF correction and daily variation correction in order to obtain the total magnetic field anomaly data. Forward modeling inverse modeling is used to determine the geothermal reservoir rocks layers and depth. Modeling results showed that the reservoir rock constituent is consisted non-magnetic minerals with susceptibility values are: -0.00030125 SI,-0.003413 SI, -0.0084446 SI, -0.05824451 SI and -0.066777 SI. Geothermal reservoir is laid at depth of 2000-3000 m below surface. Keywords: Susceptibility, Reservoir, Geothermal. ABSTRAK Penelitian magnetik telah dilakukan di lokasi manifestasi panasbumi Desa Toro Kabupaten Sigi. Tujuan penelitian untuk memodelkan struktur batuan penyusun reservoir panasbumi dan mengestimasi kedalaman reservoir panasbumi. menggunakan data magnetik yang diperoleh di lapangan. Data magnetik yang diperoleh selanjutnya diolah dengan tahapan melakukan beberapa koreksi yaitu koreksi IGRF dan koreksi vairiasi harian guna memperoleh data anomali medan magnet total. Pemodelan kedepan (Forward Modeling) dan Pemodelan kebelakang (Inverse Modeling) digunakan untuk mengetahui batuan penyusun reservoir panasbumi dan kedalamannya. Hasil pemodelan diperoleh bahwa batuan penyusun reservoir berupa batuan yang tersusun atas mineral non magnetik dengan nilai suseptibilitas yaitu: -0,00030125 SI, -0,003413 SI, - 0,0084446, SI, -0,05824451 SI dan -0,066777 SI. Reservoir panasbumi berada pada kedalaman 2000-3000 m di bawah permukaan. Kata Kunci : Suseptibiltas, Reservoir, Panasbumi. Coresponding Author : rst_efendi@yahoo.com (ph/fax: 081322963707) 159

LATAR BELAKANG Seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia, maka kebutuhan mengenai sumber energi akan semakin bertambah pula guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat ini ada begitu banyak teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang memanfaatkan sumber energi yang sulit terbarukan contohnya pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya dan pembangkit listrik tenaga diesel yang menggunakan solar yang berasal dari minyak bumi. Jika eksploitasi besar-besaran terhadap sumber energi yang sulit terbarukan itu terus dilakukan, maka bisa dipastikan suatu saat kita akan mengalami krisis energi yang parah karena mengingat kebutuhan akan sumber energi yang terus meningkat tetapi tidak disesuaikan dengan jumlah cadangan sumber energi yang ada. Oleh karena itu perlunya mencari sumber energi alternatif terbarukan yang menjadi potensi daerah. Salah satu sumber energi tersebut adalah panasbumi atau geothermal (Daryanto, 2007). Pemodelan reservoir panasbumi ini sangat penting dilakukan guna menjawab krisis energi yang terjadi secara global pada saat ini (Saptadji, 2009). Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah memodelkan struktur lapisan batuan penyusun reservoir panasbumi Desa Toro dan mengestimasi kedalaman reservoir Panasbumi Desa Toro melalui pemodelan. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Peta Geologi Lembar Poso dan Peta RBI lembar Lawua. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian. Lokasi pengambilan data ditunjukkan dengan titik berwarna merah. Penelitian dengan menggunakan metode geomagnet dilakukan di Dusun Raupa, Desa Toro,, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Dusun Raupa berada pada 1 0 30 33.6 LS dan 120 0 0 46.6 BT dapat dilihat peta rupa bumi pada Gambar 1 dan peta geologi pada Gambar 2. Secara umum metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran medan magnetik bumi atau geomagnet. Data intensitas medan magnet merupakan data terukur yang diperoleh dari proses akuisisi data selanjutnya dilakukan pengolahan data, mulai dari beberapa 160

koreksi diantarranya koreksi IGRF dan koreksi variasi harian sehingga didapatkan data medan magnet total. Data medan total dan data ketinggian lokasi penelitian digunakan sebagai data input pada pemodelan forward modelling dan inverse modeling. Selanjutnya dilakukan proses analisis dan interpretasi model yang diperoleh. membangun model lapisan bawah permukaan menggunakan data anomali magnetik total di sepanjang lintasan titik koordinat tertentu pada lokasi penelitian. Adapun lintasan-lintasannya sebagai berikut: Lintasan AA berada pada 168136 LS 9832830 BT sampai 167063,7 LS 9833346 BT, Lintasan BB berada pada 167317 LS 9833451 BT sampai 167462.4 LS 9832352 BT, Lintasan CC berada pada 167519.1 LS 9833461 BT sampai 167582 LS 9832348 BT, Lintasan DD berada pada 167820.4 LS 9833454 BT sampai 167880.7 LS 9832352 BT dan Lintasan EE berada pada 167068.8 LS 9833256 BT sampai 168153.7 LS 9833344 BT. Lintasan-lintasan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 2. Peta Geologi Lokasi Penelitian. Daerah berwarna merah muda yang artinya formasi Granit Kambuno yang tersusun atas granit dan granidiorit. Granit berwarna putih berbintik hitam, berbutir sedang sampai kasar, terdiri atas granit biotit, granit hornblende biotit, mikroleukogranit, dan mikrogranit horenblenda-biotit. Granodiorit mengandung mineral mafik horenblenda. (Simanjuntak, 1977). HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi bawah permukaan atau batuan penyusun reservoir panasbumi menggunakan teknik pemodelan kedepan (forward modeling) dan pemodelan kebelakang (inverse modeling). Pemodelan kedepan dilakukan dengan cara Gambar 3. Peta kontur medan total dengan penampang hasil slice. Peta diatas merupakan peta kontur medan magnet total dengan garis penampang lokasi penelitian yang hendak dimodelkan bawah permukaannya. 161

Untuk mengetahui struktur lapisan batuan penyusun dan kedalaman reservoir Panasbumi Kulawi, dibutuhkan teknik pemodelan kedepan dan pemodelan kebelakang. Metode tersebut merupakan suatu metode matematika yang digunakan untuk mengolah data menjadi suatu bentuk model struktur lapisan batuan lokasi penelitian. terlihat bahwa model bawah permukaan lokasi penelitian tersusun dari beberapa jenis batuan dan mineral penyusunnya. Lintasan AA pada Gambar 4 menggambarkan bahwa model bawah permukaan tersusun atas beberapa jenis batuan dan mineral diantaranya batuan beku yang berupa granit, mineral penyusunnya berupa mineral non magnetik. Batuan sedimen dan batuan beku serta mineral-mineral penyusun bawah permukaan lokasi penelitian berada apada kedalaman 0 m- 1000 m di bawah permukaan. Batuan yang berupa penyusun dari reservoir panasbumi, ada pada kedalaman > 2000 m di bawah permukaan serta batuan penyusunnya berupa mineral non magnetik dengan nilai susuptibilitas - 0,00030125 SI. Nilai suseptibilitas negatif menandakan bahwa batuan yang ada di lokasi tersebut kehilangan mineral magnetiknya sebagai akibat dari pemanasan dari sumber panas yang ada di bawah permukaan. Lintasan BB pada Gambar 5 menunjukkan batuan penyusun bawah permukaan lokasi penelitian adalah sedimen yang berupa red sediment, batuan beku yang berupa granit, dan iron sulfides berupa pirit. Batuan penyusun didominasi oleh batuan beku granit. Batuan sedimen dan batuan beku berada pada kedalaman 0 m 1000 m di bawah permukaan. Pada line_2 batuan penyusun reservoir panasbumi berupa batuan dengan mineral non magnetik sebagai penyusunnya dengan nilai suseptibiltas -0,003413 SI. Kedalaman reservoir ada pada > 2000 m di bawah permukaan. Gambar 4. Model bawah permukaan pada lintasan AA. Batuan penyusun reservoir panasbumi adalah mineral non magnetik dan berada pada kedalaman 2000-2600 m di bawah permukaan. Gambar 5. Model bawah permukaan pada lintasan BB. Batuan penyusun dan kedalaman reservoir panasbumi pada lintasan ini adalah berturut-turut mineral non magnetik dan 2000-2600 m di bawah permukaan. 162

Lintasan CC pada Gambar 6 menunjukan bahwa di bawah permukaan lokasi penelitian terusun atas batuan sedimen berupa clay (lempung), batuan beku berupa granit dan tersusun atas mineral magnetik biotites. Dimana granit dan mineral magnetik biotites sebagai batuan penyusun yang mendominasi. Batuan Sedimen dan batuan beku berada pada kedalaman < 1000 m di bawah permukaan. batuan yang berada pada kedalaman >1000 m - > 2000 M di bawah permukaan merupakan batuan dengan mineral penyusunnya berupa mineral non magnetik dengan nilai suseptibiltas -0,004446 SI. Batuan tersebut berupa batuan penyusun reservoir panasbumi, hal itu ditunjukkan dengan nilai suseptibilitas batuan yang bernilai minus atau batuan dengan sifat diamagnetik. Lintasan DD pada Gambar 7 memperlihatkan struktur bawah permukaan lokasi penelitian yang tersusun dari beberapa jenis batuan, diantaranya: batuan beku yang berupa granit, basalt dan rhyolite, batuan sedimen berupa clay (lempung), dan mineral magnetik biotites. Batuan lain adalah batuan dengan mineral non magnetik yang ada pada kedalaman 2000 m 3000 m di bawah permukaan. Batuan tersebut berupa batuan penyusun reservoir panasbumi yang ada pada lokasi penelitian. Nilai suseptibilitasnya yaitu - 0,05824151 SI. Lintasan EE pada Gambar 8 terlihat bahwa batuan penyusun bawah permukaan terdiri atas batuan beku berupa granit, basalt dan rhyolite dan batuan sedimen berupa red sediment. Batuan yang dengan mineral penyusunnya adalah mineral non magnetik merupakan batuan penyusun reservoir panasbumi yang ada pada kedalaman 2000 m -3000 m di bawah permukaan. nilai susuptibilitas batuan penyusun reservoir panas bumi yaitu - 0,066777 SI. Gambar 6. Model bawah permukaan pada lintasan CC. Batuan penyusun reservoir panasbumi adalah mineral non magnetik yang berada pada kedalaman 2000-2700 m di bawah permukaan. Gambar 7. Model bawah permukaan pada lintasan DD. Kedalaman reservoir adalah 2000-2500 m di bawah permukaan dengan penyusunnya reservoir adalah mineral non magnetik. 163

reservoir panasbumi Kulawi yang ada di Dusun Raupa Desa Toro. DAFTAR PUSTAKA Gambar 8. Model bawah permukaan pada lintasan EE. Batuan penyusunnya panasbumi adalah dengan mineral non magnetik yang berada pada kedalaman 2000-3200 m di bawah permukaan. Dari ke 5 model yang telah diperoleh, menggambarkan bahwa batuan penyusun bawah permukaan lokasi penelitian adalah batuan beku berupa granit, batuan sedimen berupa clay (lempung), dan mineral magnetik biotites. Hal tersebut telah sesuai dengan literatur yang ada (Simanjuntak, 1977), dimana berdasarkan peta geologi bahwa kondisi geologi lokasi penelitian tersusun atas batuan granit berbintik hitam dan granit dengan mineral penyusun berupa mineral magnetik biotites dapat dilihat pada Gambar 2. Reservoir panasbumi tersusun atas batuan dengan mineral non magnetik dengan kedalaman mencapai 2.000 m 3.000 m di bawah permukaan lokasi penelitian. Mineral non magnetik memiliki nilai suseptibilitas yang sangat kecil atau di bawah nilai 0. Hal itu dikarenakan batuan mengalami pemanasan dari sumber panasbumi dan sebagai akibatnya batuan kehilangan sifat magnetiknya (Telford, 1976). Oleh karena itu dapat diketahui Daryanto. (2007). ENERGI, Pustaka Widyatama, Yogyakarta. Saptadji Nenny Miryani. (2009). Karekterisasi Reservoir Panasbumi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Simanjuntak T.O, Surono dan Supandjonu, J.B. (1977). Peta Geologi Lembar Poso, Sulawesi.. Telford W.M, Geldart L.P dan Sheriff R.E, Keys DA. (1976). Applied Geophysics, Second Edition, Cambridge University Press : New York. 164