BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perbankan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbankan Indonesia (API) untuk memperkuat fundamental industri perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dari modal yang dimiliki (Sartono, 2001:119). Oleh karena itu, perlu diupayakan agar

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Bank Pengertian bank menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 pasal 1 ayat 2 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank yaitu : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Hasibuan (2011:2), bank umum adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter serta dinamisator pertumbuhan perekonomian. Berdasarkan definisi tersebut kegiatan utama bank yaitu menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending. Menghimpun dana maksudnya mengumpulkan dan mencari dana (uang) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Salah satu strategi untuk menarik minat masyarakat agar menyimpan uangnya di bank yaitu bunga sebagai balas jasa yang berdasarkan prinsip konvensional atau bagi hasil, bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah.

Bank menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit). Bank juga mengenakan bunga atas pinjaman tersebut. Sebelum kredit diberikan, bank akan menilai apakah kredit tersebut layak atau tidak. 2.1.2 Jenis Jenis Bank Di Indonesia terdapat beberapa jenis bank yang diatur dalam Undang Undang Perbankan. Jenis bank menurut Kasmir (2008:20) dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain : 1. Dilihat dari segi fungsinya Menurut Undang Undang RI Nomor 10 tahun 1998 jenis bank yaitu : a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dlam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya Dilihat dari segi kepemilikannya jenis bank adalah sebagai berikut : a. Bank Pemerintah Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintash sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. b. Bank milik swasta nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begiru pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. c. Bank milik koperasi Kepemilikan saham saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank milik koperasi adalah Bank Umum Koperasi Indonesia d. Bank milik asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.

e. Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran ini dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. 3. Dilihat dari Segi Status Status ini menunjukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, maupun modal maupun kualitas pelayanannya. Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Bank devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. b. Bank non devisa Merupakan bank yang belum mepunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas batas negara.

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok yaitu: a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional konvensioanl Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu: 1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian juga untuk pinjaman (kredit), harga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. 2. Untuk untuk jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan harga ini dikenal dengan istilah fee based. b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut : 1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil ( mudharabah) 2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) 5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikian atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina) 2.1.3 Fungsi Bank Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Menurut Triandaru dan Budisantoso (2008) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of service. a. Agent of trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun menyalurkan dana. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dpat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitor tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitor akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitor mempunyai kemampuan

untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitor mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. b. Agent of development Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarkat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan tersebut tidak terlepas dari adanya penggunaan uang. c. Agent of service Selain melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarkat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan. 2.1.4 Laporan Keuangan Bank Setiap perusahaan akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini bertujuan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pemegang saham,

pemerintah, manajemen, karyawan, dan masyarakat luas yang berkepentingan laporan keuangan tersebut. Menurut PAPI (2001) dalam Ismail (2010:15) laporan keuangan bank yang lengkap terdiri dari neraca, laporan komitmen dan kontingensi, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. a. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan yang meliputi harta, kewajiban dan ekuitas bank pada tanggal tertentu, yaitu pada tanggal pelaporan. b. Laporan komitmen dan kontingensi Laporan komitmen dan kontingensi merupakan laporan yang terpisah dari neraca dan laporan laba rugi yang mana pada saat yang akan datang akan dapat mempengaruhi neraca dan/atau laporan laba/(rugi) bank. Komitmen adalah ikatan atau kontraka yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh pihakpihak yang melakukan perjanjian dan harus dilaksanakan apabila semua persyaratan yang telah disepakati bersama dipenuhi. Kontingensi adalah kondisi dengan hasil akhir adanya keuntungan atau kerugian yang baru dapat diketahui setelah terjadinya satu

peristiwa atau beberapa peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. c. Laporan laba/rugi Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan pendapatan dan beban bank pada periode pelaporan. Komponen laporan laba rugi terdiri dari pendapatan dan beban. Laporan laba/rugi disusun secara berjenjang yang dipisahkan antara pendapatan dan beban. d. Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode pelaporan. Perubahan ekuitas bank menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode berjalan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. e. Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan informasi yang digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan aktivitas keuangan yang terkait dengan transaksi tunai. Laporan arus kas merupakan laporan yang

menunjukan penerimaan dan pengeluaran periode tertentu yang dalam 3 aktivitas yaitu arus kas dari aktivitas operasional, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. f. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan informasi terkait dengan semua aktivitas keuangan yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan, termasuk di dalamnya laporan komitmen dan kontingensi. Menurut Kasmir (2008:254), secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank sebagai berikut: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki. 2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenisjenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang. 3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu. 4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.

5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan modal. 7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan. 2.1.5 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan bank merupakan analisis yang digunakan dengan melakukan perbandingan angka-angka dalam laporan keuangan untuk menegetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba rugi. Analisis rasio keuangan dapat mengungkapkan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahan lain dalam industri yang sama. Hasil perhitungan rasio dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi, 2004:137). Salah satu

alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis 5 aspek, yaitu Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity. Aspek-aspek tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan (Kasmir, 2008:273). Aspek capital (permodalan) dapat dinilai melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek assets dinilai dengan Non Performing Loan (NPL), aspek earning meliputi Return On Asset (ROA), dan BOPO, sedangkan aspek likuiditas meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR). 2.1.5.1 Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba). Semakin tinggi nilai ROA suatu bank, semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut (Dendawijaya, 2005). Perhitungan ROA terdiri dari : 1. Laba Bersih Laba bersih adalah laba bank setelah dikurangi beban pajak. 2. Total Aktiva Total aktiva merupakan jumlah seluruh aktiva yang dimiliki oleh bank, terdiri dari aktiva lancar bank dan aktiva tetap bank Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, standar ROA yang baik adalah sekitar 1,25 persen (Mintarti, 2009). Rasio ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2005:118) :

2.1.5.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) Modal merupakan faktor penting dalam pengembangan usaha dan menanggung risiko kerugian. Fungsi penilaian modal pada bank antara lain (Harmono, 2009): 1. Ukuran kemapuan bank untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan. 2. Alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank atau kekayaan yang dimiliki oleh pemegang saham. 3. Untuk memungkinkan manajemen bank bekerja dengan efisien sesuai dengan yang dikehendaki pemilik modal. Penggunaan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan operasi bank. Umumnya bankir sependapat bahwa fungsi modal bank yang paling pokok adalah memberikan perlindungan terhadap setiap nasabah atas kemungkinan terjadinya kerugian yang melebihi jumlah yang diperkirakan bank. Oleh karena itu, penyediaan modal yang cukup memungkinkan bank untuk meneruskan operasinya tanpa terganggu, khususnya dalam periode ekonomiyang sulit sampai mencapai tingkat keuntungan yang normal kembali. Jumlah modal mempengaruhi kemampuan bank memperoleh keuntungan (Siamat, 2005). Untuk mengukur kemampuan bank memperoleh

keuntungan dapat digunakan berbagai ukuran antara lain return on asset (ROA). Besarnya jumlah modal bank yang harus dimiliki umumnya ditentukan oleh penguasa moneter. Bank sentral sebagai penguasa moneter menetapkan jumlah minimum modal yang harus dipenuhi oleh setiap bank, yang biasanya dihubungkan dengan total asetnya setelah memperhitungkan risiko yang mungkin dihadapi masing-masing aset. Ketentuan minimum permodalan tersebut biasanya penggunaan suatu ukuran yang disebut capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang dihitung dengan membandingkan antara jumlah modal yangg dimiliki bank dengan total aktiva tertimbang menurut risiko (Siamat, 2005). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan kecukupan modal bank dalam melakukan kegiatan bank secara efisien. Angka rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah minimal 8%. Rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut(dendawijaya, 2005) : 2.1.5.3 Loan Deposit Ratio (LDR) LDR merupakan ukuran untuk penilaian kesehatan suatu bank dilihat dari segi likuiditasnya. LDR menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya(dendawijaya, 2005). Besarnya LDR menunjukan kinerja manajemen bank dalam memasarkan dana yang dimilikinya. Semakin tinggi LDR semakin rendah kemampuan

likuiditas bank tersebut. Tingginya LDR bank maka jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Fungsi utama bank adalah sebagai intermediasi antara pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Pemberian kredit merupakan kegiatan bank paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi pemberian kredit juga merupakan risiko yang terbesar yang ditanggung oleh bank karena dapat menimbulkan risiko kredit macet. Oleh sebab itu, bank harus melakukan prinsip prudential banking (prinsip kehati-hatian bank) karena sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan bank. Tingkat LDR yang yang dinilai sehat yaitu dibawah 110%, sedangkan LDR 110% dinilai bahwa bank tersebut tidak sehat, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya, 2005). LDR adalah rasio perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyadi, 2004:146) : 2.1.5.4 Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya. Hal yang terpenting untuk mencapai efisiensi operasional adalah meningkatkan produktivitas, menekan biaya, sehingga menghasilkan output yang

maksimal dan akan mempengaruhi laba (Koch, 2009). Semakin kecil rasio BOPO maka semakin baik kinerja manajemen bank, bank lebih efisien dalam menggunakan sumber daya bank. Skala predikat rasio BOPO dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Skala Predikat Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) No Predikat Rasio Nilai kredit 1 Sehat 93,52% - 92% 81-100 2 Cukup sehat 94,72% - <93,53% 66-80 3 Kurang sehat 95,92% - <94,73% 51-65 4 Tidak sehat 100% - <95,923% 0-50 Sumber : Harmono (2009) Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2005:119) : 2.1.6 Non Performing Loan (NPL) Bank berperan sebagai lembaga intermediasi yaitu dengan menghimpun dana (berupa tabungan, giro, dan deposito) dan menyalurkannya kembali pada masyarakat (berupa kredit). Pemberian kredit merupakan porsi utama yang

membentuk earning asset pada sisi aktiva bank. Keberhasilan manajemen kredit merupakan penyangga utama keberhasilan kinerja perbankan (Ali,2004). Risiko kredit terjadi karena kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan (Siamat, 2005). Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu pengukuran dari rasio resiko usaha bank yang menunjukkan besarnya resiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank, jika porsi kredit bermasalah semakin besar maka berpengaruh pada kemungkinan penurunan pada besarnya earning (Ali, 2004). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 rasio NPL dapat dirumuskan sebagai berikut : 2.1.7 Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Horne (2005, 222), rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis yaitu rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan kaitannya dengan investasi. Rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan meliputi margin

laba kotor dan margin laba bersih. Rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi meliputi return on investment (ROI) atau sering juga disebut dengan return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). Return on Assets (ROA) dalam hal ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam operasi perusahaan, sedangkan return on equity (ROE) hanya mengukur pengembalian atas ekuitas perusahaan. Return on Assets (ROA) dipilih sebagai indikator kinerja bank dalam penelitian ini karena Return on Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktivanya. Return on Assets (ROA) adalah rasio antara laba bersih terhadap total aktiva. Semakin tinggi rasio ROA, semakin baik kinerja bank. Bank Indonesia sebagi pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat ( Dendawijaya, 2005 ) 2.2 Penelitian Terdahulu Sukarno dan Syaichu (2006), melakukan penelitian dengan judul Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa CAR dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.

Mahardian (2008), melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di BEJ Periode Juni 2002 Juni 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara untuk variabel NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak signifikan. Mawardi (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Aset kurang dari 1 trilyun). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NPL, NIM, dan BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA. Defri (2012) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan sifnifikan terhadap ROA, CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. 2.3 Kerangka Konseptual Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasil laba (keuntungan). Salah satu rasio untuk mengukur profitabilitas yaiu rasio Return on

Assets (ROA). ROA adalah rasio mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktivanya. Semakin besar rasio ROA maka semakin baik kinerja bank dalam menghasilkan laba. CAR merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2005). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang umum digunakan untuk menilai kecukupan modal bank. Jika nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio yang mengukur tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank dalam bentuk kredit (Riyadi, 2004:146). Besarnya jumlah kredit yang diberikan bank akan berpotensi meningkatkan pendapatan bunga yang akan berpengaruh terhadap laba. Laba merupakan komponen yang membentuk ROA, maka meningkatnya LDR akan meningkatkan ROA (Koch, 2009). Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam kegiatan operasionalnya. Semakin rendah rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Jika rasio BOPO menurun

maka biaya operasional yang dikeluarkan bank pun semakin kecil, sehingga ROA bank akan meningkat (Riyadi, 2004). Rasio NPL merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah. Semakin tinggi rasio NPL akan mengakibatkan profitabilitas (ROA) menurun karena dengan terjadinya kredit macet tersebut sebagian penghasilan bunga bank tidak efektif diterima oleh bank, sementara bank masih tetap harus membayar bungan atas penempatan dana masyarakat (Ali, 2004). Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1:

Capital Adequacy Ratio (CAR) Loan to Deposit Ratio (LDR) Return on Assets (ROA) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Non Performing Loan (NPL) Gambar 2.1: Kerangka Konseptual Sumber: Dendawijaya (2005), Koch (2009), Riyadi (2004), Ali (2004) 2.4 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, teori, dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),Non Performing Loan (NPL)berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA)Perbankan (Studi pada Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012).