ANAL ISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Arikunto (1989),

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industri kecil di Jawa Tengah yang terdiri dari dua puluh sembilan kabupatendan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera)

Lampiran 1. Data Penelitian

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan. daerah mengalami pertumbuhan ataupun kemunduran.

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, makmur dan berkeadilan. Akan tetapi kondisi geografis dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian sebagai sektor unggulan. Karena sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

Oleh: FITRI KHOIRULANA B

PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SPASIAL AUTOREGRESSIVE MODEL PANEL DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan. yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA DI JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

Transkripsi:

ANAL ISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH JURNAL Oleh: Nama : Nur Roh Nunung Nomor Mahasiswa : 14313109 Program Studi : IlmuEkonomi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2018

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 Nur Roh Nunung Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Email : nunung777@gmail.com ================================================================ == ABSTRAK Penyerapan tenaga kerja adalah salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah, karena dengan adanya penyerapan tenaga kerja akan mengurangi jumlah pengagguran, dan meningkatkan nilai output pada perusahaan. Di dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui penyerapan tenaga kerja Sektor Industri di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah. Data yang digunakan terdiri dari data yang berasal dari setiap Kabupaten/Kota Jawa Tengah berupa data jumlah tenaga kerja, Upah Minimum, PDRB dan angkatan kerja pada tahun 2011-2015. Adapun penelitian menggunakan panel dengan metode Fixed Effect. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai upah dan PDRB berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di Jawa Tengah. Jumlah Perusahaan Industri dan angkatan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di Jawa Tengah. Kata Kunci : Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Jumlah Industri, Angkatan Kerja, Panel Fixed Effect

A. LATAR BELAKANG Proses pembangunan saling berkaitan dengan industrialisasi. Proses industrialisasi merupakan salah satu jalur untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti taraf hidup yang lebih bermutu. Sektor Industri merupakan sektor yang diharapkan dapat menjadi leading sector karena sektor industri ini dapat mengangkat sektor lainnya dan mampu memberikan peluang kerja untuk menyerap tenaga kerja khusus nya di kota/kabupaten jawa tengah.produk-produk industrial memiliki dasar tukar (term of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan, serta menciptakan nilai tambah yang besar dibanding produk-produk sektor lain. Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi melalui industrialisasi adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertambahan angkatan kerja yang lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja.hal ini menunjukkan bahwa salah satu permasalahan utama yang dihadapi sampai saat ini, dan masih belum teratasi adalah masih tingginya angka pengangguran.

Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun Jumlah Tenaga Kerja 2011 17 026 107 2012 17 513 488 2013 17 524 022 2014 17 547 026 2015 17 298 925 Padatabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah mengalami fluktuasi.mengalami penurunan yang signifikan yaitu pada tahun 2011 sebesaar 17 026 107 jiwa.kemudian jumlah tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah paling tinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 17 547 026 jiwa.sisa tahun lainnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan ini akan lebih baik jika terjadi pula

peningkatan pada lapangan kerja yang nantinya menyerap tenaga kerja untuk meningkatkan output nasional. Dalam hal ini ketenagakerjaan merupakan jembatan utama yang menghubungkan pertumbuhan ekonomi yang lambat akan diiringi dengan peningkatan kapabilitas manusia. Pertumbuhan ekonomi yang lambat akan diiringi dengan tingkat penduduk yang bekerja yang cenderung menurun juga. Teori ekonomj menyatakan jika pertumbuhan ekonomi menunjukkan semakin banyak output nasional akan membuat lebih banyak orang yang bekerja, sehinggadapatmengurangipengangguran. B. KAJIAN PUSTAKA Penelitian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh sejumlah peneliti secara umum menggunakan metode regresi Ordinary Least Square (OLS), Pooled Least Squere (PLS) dan Generalizes Least Square. Namun dari ketiga metode tersebut metode Ordinary Least Square paling banyak digunakan dalam penelitian terdahulu seperti penelitian yang dilakukan oleh Yuli Pangastuti tahun 2012 yang meneliti Analsis Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan TenagaKerja di Provinsi Jawa Tengah. Metode ini menganalisis pengaruh PDRB, Upah minimum kab/kota, Pengangguran dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil dari regresi menunjukkan PDRB dan Upah Minimum yang memiliki hasil tidak signifikan, karena angka pembentuk PDRB tidak hanya dihasilkan dari penduduk yang bekerja saja melainkan faktor lain misalnya saja keadaan perekonomian dunia, keadaan politik di Indoneesia, dsb. Sedangkan analisis upah

minimum tidak signifikan sesuai teori besarnya penyediaan dan permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh upah. Apabila tingkat upah naik maka penawaran tenaga kerja akan meningkat. Sebaliknya jika tingkat upah meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun. (Payaman Simanjuntak, 2001) C. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data panel Di Provinsi Jawa Tengah pada kurun waktu dari tahun 2011-2015. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.dimana data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung atau data yang sudah diolah. Data sekunder disini menggunakan data antar tempat atau ruang (cross section) yang diambil dari keseluruhan Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah, sedangkan untuk data antar waktunya (time series) diambil pada tahun 2011-2015, dimana data ini merupakan data yang dikumpulkan dalam kurun waktu tertentu dari sampel. Data yang merupakan gabungan dari data cross section dan data time series yang digunakan dalam penelitian ini disebut dengan data panel. Data panel merupakan sekelompok data individual yang diteliti selama rentang waktu tertentu sehingga data panel memberikan informasi observasi setiap individu dalam sampel. Keuntungan menggunakan panel data yaitu dapat meningkatkan jumlah sampel

populasi dan mempebesar degree of freedom, serta pengabungan informasi yang berkaitan dengan variabel cross section dan time series D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Fiexed Effect Variable Coefficient Std. Error t- Statistic Prob. C 313245.7 47201.41 6.636363 0.0000 X1? 1.990180 0.977205 2.036605 0.0440 X2? 0.002062 0.013665 0.150904 0.8803 X3? 0.000906 0.000637 1.423576 0.1573 X4? 0.168802 0.074089 2.278348 0.0245 Dengan Uji Fixed Effects Model, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Yit =β0+β1x1it+β2x2it+β3x3it+ β4x4it+eit PTK : 313245.7 + 1.990180JP + 0.002062UMR + 0.000906PDRB + 0.168802AK + ε it : 313245.7 + 1.990180JP + 0.002062UMR + 0.000906PDRB + 0.168802AK + ε it

Keterangan: Y : Jumlah Tenaga Kerja menurut Kabupaten/ Kota β0 : Koefisien Intersep β1:koefisien Pengaruh X1 (Jumlah Perusahaan ) β2:koefisien Pengaruh X2 ( Upah Minimum Regional ) β3:koefisien Pengaruh X3 (PDRB ) β4: Koefisien Pengaruh X4 (Angkatan Kerja ) E. ANALISIS HASIL Intersept antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Wilayah C Koefisien Kabupaten Cilacap 313245.7 505520.4 Kabupaten Banyumas 313245.7 475784.8 Kabupaten Banjarnegara 313245.7 339215.76 Kabupaten Kebumen 313245.7 395731.93 Kabupaten Purworejo 313245.7 195848.3 Kabupaten Wonosobo 313245.7 315268.216 Kabupaten Magelang 313245.7 451325 Kabupaten Boyolali 313245.7 372611.89 Kabupaten Klaten 313245.7 416224.5 Kabupaten Sukoharjo 313245.7 259150.28 Kabupaten Karanganyar 313245.7 336272.42 Kabupaten Sragen 313245.7 311864.102 Kabupaten Grobogan 313245.7 567513.1

Kabupaten Blora 313245.7 322813.673 Kabupaten Rembang 313245.7 155313.3 Kabupaten Pati 313245.7 475701.7 Kabupaten Kudus 313245.7 272379.58 Kabupaten Jepara 313245.7 411964.45 Kabupaten Demak 313245.7 414866.1 Kabupaten Temanggung 313245.7 263287.83 Kabupaten Batang 313245.7 234774.19 Kabupaten Pekalongan 313245.7 234600.72 Kabupaten Pemalang 313245.7 461671.1 Kabupaten Tegal 313245.7 427759.4 Kabupaten Brebes 313245.7 664338.4 Kota Magelang 313245.7-22838.2 Kota Surakarta 313245.7 114266.9 Kota Salatiga 313245.7-35953.6 Kota Pekalongan 313245.7-20362.7 Kota Tegal 313245.7 80457.4 Dilihat dari sisi wilayahnya di Provinsi Jawa Tengah memiliki pengaruh yang berbeda beda terhadap variabel dependen penyerapan tenaga kerja di setiap Kabupaten/Kota dari tahun 2011-2015. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Kota Salatiga mempunyai nilai konstanta dan penyerapan tenaga kerja terkecil yaitu -35953.6. Hal ini karena kota salatiga tidak berpotensi sebagai kawasan industri, maupun penyumbang PDRB yang signifikan. Nilai konstanta dan penyerapan tenaga kerja terbesar

berada pada KabupatenBlorasebesar 411964.45. Hal tersebut dibarengi dengan adanya potensi besar industri pengolahan kayu jati, banyak terdapat industri mebel sehingga banyak penduduk yang bekerja pada sektor tersebut. Estimasi Pengujian Hipotesis Variabel Koefisisen Prob Keterangan JP 1.990180 0.0440 Signifikan UMR 0.002062 0.8803 Tidak Signifikan PDRB 0.000906 0.1573 Tidak Signifikan AK 0.168802 0.0245 Signifikan 1. Jumlah Perusahaan Koefisien dari variabel Pendapatan Asli Daerah(PAD) adalah sebesar 1.990180 dan probabilitas sebesar 0.0440 < α 10% maka menolak H 0 dan gagal menolak H a. Hal ini berarti secara statistik menunjukkan bahwa variabel Jumlah Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kabupaten/ Kota di Provinsi

Jawa Tengah. Artinya, jika Jumlah Perusahaan naik sebesar 1 unit maka Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industriakan naik sebesar 1.990180 jiwa. 2. Upah Minimum Regional Koefisien dari Upah Minimum Regional adalah sebesar 0.002062 dan probabilitas sebesar 0.8803 > α 10% maka menolak H a dan gagal menolakh 0. Hal ini berarti secara statistik menujukkan bahwa variabel Upah Minimum Regional tidak berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah. Artinya, jika Upah Minimum naik 1 rupiah maka Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri akan turun sebesar 0.002062 jiwa. 3. PDRB Koefisien dari PDRB adalah sebesar 0.000906 dan probabilitas sebesar 0.1573 > α 10% maka menolak H a dan gagal menolakh 0. Hal ini berarti secara statistik menujukkan bahwa variabel PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah. Artinya jika PDRB naik 1 juta rupiah maka Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri akan turun sebesar 0.000906 jiwa. 4. Angkatan Kerja Koefisien dari variabel Angkatan Kerja adalah sebesar 0.168802 dan probabilitas sebesar 0.0245< α 10% maka menolak H 0 dan gagal menolak H a. Hal ini berarti secara statistik menunjukkan bahwa variabel Angkatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah. Artinya, jika

Angkatan Kerja naik sebesar 1 jiwa maka Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri akan naik sebesar 1.990180 jiwa. F. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini hasil pengujian menunjukkan bahwa Jumlah Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan secara individu terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini karena jawa tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi tujuan utama para investor menanamkan modalnya untuk perluasan usaha. Sehingga sektor industri berkontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja. 2. Variabel UMR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dijelaskan dengan adanya peraturan pemerintah Nomor : 25.2000. tanggal 6 mei 2000 tentang

kewenangan pemerintah dan provinsi sebagai daerah otonom, untuk menentapkan UMR. Namun pihak lain pemerintah memberikan kebebasan untuk mengatur upah yang berada diatas minimum. Tetapi pada kenyataannya perusahaan menetapkan UMR dibawah harga pasar. 3. Variabel PDRB berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan angka pembentuk PDRB tidak hanya dihasilkan dari penduduk yang bekerja saja melainkan faktor lain misalnya saja keadaan perekonomian dunia, keadaan politik di Indonesia, dsb. PDRB juga bisa menunjukkan produktifitas tenaga kerja itu sendiri. Ketika tingkat produktifitas itu rendah maka terjadi kekurangan pasokan barang maupun jasa sehingga bisa menimbulkan inflasi dan menimbulkan keisuan. 4. Variabel Angkatan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap peneyerapan tenaga kerja sektor industri di Provinsi Jawa Tengah. Maka ketika jumlah angkatan kerja meningkat maka penyerapan tenaga kerja sektor industri akan meningkat. Jika tenaga kerja meningkat maka akan menghasilkan output yang lebih banyak. IMPLIKASI Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Variabel Jumlah perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri. Untuk meningkatkan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan investasi dalam membentuk suatu unit usaha baru atau dengan mengembangkan usaha yang telah ada, hal ini sangat membantu dalam peningkatan penyerapan tenaga kerja. 2. Variabel UMR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industry. Intervensi pemerintah dalam pasar tenaga kerja sebaiknya berpusat pada tercipatanya pasar tenaga kerja yang fleksibel. Salah satu cara untuk meningkatkan fleksibilitas pasar tenaga kerja ini adalah kebijakan penetapan UMR (upah minimum regional) yang lebih sesuai dengan upah pasar. Intervensi pemerintah yang mendorong fleksibilitas pasar tenaga kerja dapat pula dilakukan dengan cara memperbanyak dan memperluas informasi ketenagakerjaan. 3. Variabel PDRBberpengaruh positif dan tidak signifikan. Pemerintah Daerah diharapkan juga memperhatikan faktor investasi yang diberikan kepada pengusaha kecil dan menengah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kemudahan kepada pengusaha kecil dan menengah dalam melakukan proses penambahan modal baik dari lembaga perbankan maupun lembaga pemerintah lainnya. Adanya kemudahan ini akan merangsang para pengusaha kecil dan menengah untuk menambah permodalannya sehingga dapat dilakukan proses produksi secara maksimal dan mampu berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

4. Variabel Angkatan Kerja berpengaruh postif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri. Diharapkan pemerintah bersama pemilik modal/swasta sebaiknya bersatu berupaya menciptakan lapangan kerja selaras dengan kemampuan masyarakat di daerah sehingga para angkatan kerja yang tidak memiliki keahlian khusus dapat ikut serta dalam proses produksi/jasa yang berlandaskan pada upaya pengurangan pengangguran di berbagai sektor dan wilayah.

G. DAFTAR PUSTAKA Pangastuti, Yulia (2015), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah, EDAJ, No 14, No.2 : Hal 202-212 Zulfiyan, Siti (2013), Analisis Kontribusi Sektor Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Di Indonesia, NIP. 19761003 200112 1003, Vol. 3, No.34 : Hal 95-107 Ismei, Afrliyanto(2013), Analisis Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Lamongan Tahun 2019-2013, Media Trend, Vol.1, No.01 : Hal 95-113 Wijaya, Andi(2014), Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tenaga Kerja di Provinsi Riau, Jom FEKON, Vol.1, No,2 : Hal 297-315 Arifin, Zainal(2012), Analisis Spasial Penyerapan Tenaga Kerja Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Pulau Jawa, Jurnal Humanity, Vol.7, No.2 : Hal 111-116

Nugraheny, Agusta(2016), Pengaruh Permintaan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten Ponorogo, Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), Vol.4, No.3 : Hal 120-125 Gujarati, ddk (2013), Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 1 Edisi Ke 5, Salemba Empat,Jakarta.