Komputasi Cerdas. Klasifikasi Hama Tanaman Padi Berdasarkan Gejala Yang Timbul Pada Fase Vegetatif. Elly Antika #1, Rofiatul Jannah Desy Sabatini *2

dokumen-dokumen yang mirip
1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

III. METODE PENELITIAN

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

MODEL SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA TANAMAN PADI UNTUK MEMBERIKAN SOLUSI PENANGGULANGAN

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R

1 SET A. INDIVIDU PETANI

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

BAB 111 BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

I. KEBERADAAN OPT PADI

Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

PENYIANGAN. Peserta diklat diharapkan mampu menyiang padi sawah dengan benar.

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

III. BAHAN DAN METODE

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Forward Chaining diperoleh berdasarkan referensi yang

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

: Kasar pada sebelah bawah daun

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo. Tim : BPTP Jawa Tengah

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAHAN DAN METODE. ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat LU

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

LAMPIRAN. Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah. A1. Nama Responden : A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah (2) SD Tidak Tamat. A6.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

Transkripsi:

Komputasi Cerdas Klasifikasi Tanaman Padi Berdasarkan Gejala Yang Timbul Pada Fase Vegetatif Elly Antika #1, Rofiatul Jannah Desy Sabatini *2 #* Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember Jalan Mastrip no.164 Jember 1 ellyantika.niam@gmail.com 2 rofirofia12@gmail.com Abstract Padi merupakan tanaman pangan yang banyak ditanam oleh para petani karena padi salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Namun seringkali para petani mengalami kegagalan panen sehingga produksi padi menurun. Penyebab terjadinya gagal panen ini banyak disebabkan oleh hama yang menyerang tanaman padi. Serangan hama pada fase vegetatif berdampak negatif pada pertumbuhan padi karena akan menyebabkan tidak adanya bakal malai dan tanaman yang tumbuh kerdil. Dengan mengetahui gejala-gejala serangan hama pada fase vegetatif ini diharapkan akan mengurangi penyebaran hama ke tanaman padi yang masih sehat dan dapat mengurangi kegagalan panen. Sehingga pada penelitian ini dibuatlah sebuah aplikasi klasifikasi hama tanaman padi pada fase vegetatif menggunakan decision tree. Parameter yang digunakan pada proses klasifikasi ini adalah kondisi daun, kondisi batang dan perkembangan jumlah anakan tanaman padi. Klasifikasi hama berdasarkan gejala yang ditimbulkan pada fasa vegetatif ini menghasilkan nilai akurasi yang baik sebesar 85,18%. Aplikasi ini dibangun berbasis web sehingga diharapkan akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas terutama petani padi dan kelompokkelompok tani serta membantu penyuluh dalam memberikan informasi tentang hama tanaman padi dan penanggulangannya pada fasa vegetatif. Keywords decision tree, fase vegetatif, hama padi, klasifikasi hama. I. PENDAHULUAN Pertumbuhan padi dipengaruhi oleh kondisi iklim dan kesuburan tanah. Indonesia merupakan negara yang subur dan mempunyai iklim yang sesuai untuk tanaman pertanian khususnya padi. Kebutuhan masyarakat akan beras tiap tahunnya semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk Indonesia. Hal ini karena padi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia [1]. Serangan hama padi ini paling banyak menyerang pada fasa vegetatif dari tanaman padi, pada fasa vegetatif ini terjadi pembentukan daun dan rumpun. Sehingga jika terjadi serangan hama pada fasa ini maka akan menghalangi perkembangan calon malai dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya gagal panen. Hasil pertanian yang disebabkan oleh serangan hama terjadi setiap musim tanam dengan kerusakan mencapai 15-20% tiap tahunnya [2]. yang menyerang tanaman padi akan menunjukkan ada gangguan pertumbuhan pada daun, batang dan pertumbuhan rumpun pada tanaman padi. Dari gejala-gejala ini maka dapat diketahui jenis hama yang sedang menyerang tanaman padi tersebut. Dengan mengetahui jenis hama dan gejala yang ditimbulkan pada tanaman padi maka klasifikasi terhadap hama yang menyerang tanaman padi dapat dilakukan menggunakan sebuah metode kecerdasan buatan [3]. Banyaknya serangan hama tanaman padi pada fasa vegetatif ini sehingga pada penelitian ini akan menawarkan sebuah solusi dengan membuat aplikasi klasifikasi hama berdasarkan gejala-gejala yang timbul pada fasa vegetatif tersebut. Dengan mengetahui gejala-gejala serangan hama yang nampak pada daun, batang dan pertumbuhan anakan padi maka hama padi dapat diketahui. Sehingga penanganan terhadap serangan hama dapat dilakukan sedinimungkin. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini maka kegagalan 116 SEMNASKIT 2015/ ISSN : 2477-5649

panen dapat diturunkan. Aplikasi klasifikasi hama pada ini disusun berdasarkan data gejala serangan hama pada fasa vegetatif menggunakan metode decision tree. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan berdasarkan bagan pada gambar 1. Sedangkan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Studi Literatur Pada tahap ini melakukan pengumpulan sumber referensi yang dipergunakan untuk membangun rule pada penentuan klasifikasi hama padi pada fasa vegetatif menggunakan metode decision tree. Tahap 1: Studi Literatur Tahap 2: Pengambilan Data Tahap 3: Perencanaan dan Implementasi Tahap 4: Pengujian Perangkat Lunak Gambar 1. Diagram alir metode kegiatan 2. Pengambilan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data tentang hama yang menyerang tanaman padi pada fasa vegetatif. Data yang digunakan pada penelitian ini didapatkan dari Laboratorium Pengamatan dan Penyakit Tanaman Tanggul yang beralamat di Jalan PB. Sudriman 93 Tanggul Jember. 3. Desain dan Implementasi Pada tahap ini merupakan proses penggambaran, perancangan dan pembuatan aplikasi Klasifikasi berdasarkan gejala yang dirimbulkan tanaman Padi. Dalam pembuatan aplikasi ini, penentuan entropi dan gain dilakukan menggunakan sebuah perhitungan dengan rumus sebagai berikut : Gain(S, A) = entropy(s) Values(A) S i v entropy(s)...(1) S Keterangan: S: Himpunan kasus A: atribut. S i : Jumlah kasus pada partisi ke i S : Jumlah kasus dalam S c entropy(s) = i=1 p i log 2 p i...(2) Keterangan: S: himpunan kasus P i: proporsi dari S i terhadap S 4. Pengujian Perangkat Lunak Pada tahapan ini, sistem di uji kelayakan dan kemampuannya, sehingga didapatkan kekurangan dan kelemahan sistem, yang kemudaian dilakukakn pengkajian ulang dan perbaikan terhadap sistem A. Penilaian Keadaan III. HASIL DAN PEMBAHASAN yang menyerang tanaman padi pada fase vegetatif diantaranya adalah wereng coklat, wereng hijau, hama putih dan hama putih palsu. Penyerangan hama pada fasa ini akan menyebabkan tanaman kerdil, malai tidak tumbuh sehingga menyebabkan kegagalan panen.. B. Koleksi Pengetahuan Pengetahuan tentang hama ini dikumpulkan dari berbagai sumber literatur dan wawancara. yang menyerang tanaman padi pada fasa vegetatif ini dapat dilihat pada tabel 1 tabel 2. TABEL I NAMA DAN GEJALA YANG DITIMBULKAN Nama Gejala 1. Daun Kaku 2. Daun Menguning 3. Tulang daun pendek 4. Tanaman mengering 5. Anakan kerdil 6. Batang menguning 1. Batang kerdil 2. Daun berubah warna dari hijau kuning orange 3. Batang menguning 4. Anakan kerdil 5. Anakan sedikit Ganjur 1. Ujung daun tanaman menggulung 2. Daun melintir seperti daun bawang 1. Daun berwarna coklat 2. Daun bergaris putih 3. Adanya ngengat berwarna coklat 1. Daun terpotong seperti tergunting 2. Adanya ngengat berwarna coklat 117 SEMNASKIT 2015/ ISSN : 2477-5649

TABEL 2 Solusi pengobatan serta pencegahan yang disebabkan oleh hama NAMA WERENG COKLAT WERENG HIJAU SOLUSI 1. Melakukan pemantauan secara rutin dan terjadwal yang dilakukan dengan cara mengamati areal tanaman padi dalam interval waktu tertentu misalnya seminggu sekali, sejak awal persemaian. 2. Memusnahkan sisa tanama padi yang terserang virus kerdil rumput atau kerdil hampa dengan cara mengolah tanah sesegera mungkin setelah tanaman selelsai dipanen. Dengan kita biarkan lahan tersebut, maka kemungkinan timbulnya virus akan lebih besar saat kita memulai penanaman kembali 3. Menanam padi varietas unggul tahan hama 4. Melakukan pemusnahan secara selektif terhadap tanaman padi yang terserang ringan, artinya memilih tanaman padi yang terserang kemudian dibuang/dibakar di tempat lain. Bila terjadi serangan berat maka perlu dilakukan pemusnahan (eradikasi) total. 5. Pemupukan yang teratur dengan menyeimbangkan unsur makro dan mikro yang diperlukan tanaman padi. Yaitu dengan pemakaian pupuk organik nasa yang berupa Super Nasa dengan dicampurkan 50% pupuk kimia yang biasa digunakan. 6. Pemakaian produk nasa yang berupa Natural BVR dari awal tanam sangat efektif untuk mencegah hama sundep beluk tanaman tersebut, Natural BVR yang mengandung jamur Beuveria bassiana dengan kandungan 10 pangkat 10 spora per gram nya mampu mencegah wereng coklat dengan tidak membunuh musuh alaminya. Jadi sekali semprot maka hama dan penyakit yang diakibatkan oleh wereng coklat dapat terkendali, Natural BVR sangat dianjurkan bagi petani dari awal tanam. 7. Menyemprotkan pestisida Organik nasa yang berupa Pestona + Aero-810 dengan interval 10 hari sekali. Lakukan dari awal tanam dan diwaktu sore hari. 8. Gunakan varietas tahan virus tungro atau tahan serangga penular seperti Tukad Insektisida. 9. Buat persemaian setelah lahan dibersihkan dari gulma teki dan enceng gondok. Buang tanaman padi yang terinfeksi agar tidak menjadi sumber virus. 10. Lakukan penanaman jajr legowo dua atau empat baris dapat menekan pemencaran wereng hijau. 11. Sawah jangan dikeringkan karena merangsang pemencaran wereng hijau sehingga memperluas penyebaran 12. Lakukan pengamatan tungro saat tanaman berumur 2-2 MST. Kendalikan serangga wereng hijau penular virus dengan insektisida kimiawi yang direkomendasikan bila saat tanaman berumur 2 MST ditemukan 5 tanaman terserang dari 10.000 rumpun tanaman atau umur 3 MST ditemukan i tanaman terserang dari 1000 rumpun tanaman, Insektisida yang dianjurkan adalah imidacloprid, tiametoksan, etofenproks, dan karbofuran. 13. Pemakaian produk Natural BVR dianjurkan bagi petani dari awal tanam. GANJUR 14. Atur waktu tanam agar puncak curah hujan tidak bersamaan dengan stadia vegetatif. 15. Bajak ratun/tunggal dari tanaman sebelumnya dan buang / bersihkan semua tanaman inang alternative selama masa bera, seperti padi liar oryza rufipogon untuk mengurangi infestasi hama. 16. Penanaman varietas tahan Ganjur, seperti Tajum, RP352-28-1-1-4, RP352-59-14-1-2 17. Menggunakan insektisida granular yang berbahan aktif karbufuran dapat digunakan karena bekerja secara sistematik. 18. Pengamatan tiap minggu, bila tingkat serangan mencapai 2% maka aplikasikan insektisida karbofuran dengan takaran 0,5 kg bahan aktif/hektar 19. Menggunakan musuh alami seperti Kumbang carabidae, laba-laba dan semut 20. PUTIH PALSU PUTIH 21. Pemeliharaan tanaman sebaik mungkin agar tanaman biasa tumbuh secarabaik, sehat, dan seragam. 22. Lakukan pengeringan untuk mengurangi kelembapan udara disekitar padi. Pengeringan lahan 5-7 hari akan membunuh larva 23. Gunakan insektisida (bila diperlukan) berbahan aktif fipronil atau dimehipo. 24. Tanam padi serempak, dengan jarak tanam jarang (30x20cm)tanam awal akan terhindar dari periode aktivitas penerbangan ngengat. 25. Menggunakan musuh alami hama, yaitu laba-laba 26. Pengendalian dengan pemakaian Insektisida kurang dianjurkan kecuali jika seranagan hama putih melebihi 14%. 27. Pengendalian secara kimiawi, aplikasi insektisida dilakukan pada saat tanaman berumur 30-40 hari setelah tanam. 28. Menggunakan dosis pupuk Nitrogen yang optimal (pemberian pupuk Nitrogen yang tinggi menyebabkan meningkatnya serangan hama) dan pemberian pupuk beberapa kali akan megurangi perkembangan populasinya. 29. 30. Lakukan pengeringan untuk mengurangi kelembapan udara disekitar padi. 118 SEMNASKIT 2015/ ISSN : 2477-5649

Pengeringan lahan 5-7 hari akan membunuh larva 31. Membersihkan rumput rumputan tanaman inang hama putih (nympbula dekuntalis guenee) tanaman inang hama putih diantaranya adalah rumput lempuyangana dan rumput asinan 32. Cara pengendalian yang paling efektif menurut mas pary adalah dengan cara mengeringkan lahan selama 5-7 hari. Karena larva dari hama putih ini bernafas denga cara mengambil oksigen dari dalam air sehingga kalau dikeringkan hama ini akan kehilangan oksigen atau tidak bisa bernafas. 33. Mengumpulkan larva dan pupa hama putih lalu menguburnya C. Penentuan Aturan Klasifikasi Penentuan aturan klasifikasi ini dilakukan terhadap entropi dan gain pada data atribut daun yang ditentukan. Dari nilai gain dan entropi yang dihasilkan dipilih nilai yang terbesar untuk digunakan sebagai penentuan tree. Dari hasil perhitungan yang dilakukan didapatkan bahwa atribut daun merupakan atribut yang memiliki nilai gain tertinggi kemudian atribut batang dan terakhir atribut anakan, sehingga didapatkan rule tree sesuai gambar 2. D. Hasil Tampilan Program Gambar 2. Rule tree hasil perhitungan Gambar 3 dan gambar 4 menunjukkan salah satu halaman tampilan aplikasi klasifkasi hama dan gambar hasil diaknosanya. Gambar 3. Halaman diagnosa Gambar 4. Hasil diagnosa E. Hasil Pengujian Tabel 3 menunjukkan hasil uji aplikasi untuk klasifikasi hama tanaman padi pada fasa vegetatif yang dibandingkan dengan data lapangan yang ada. Pengujian kelayakan klasifikasi hama berdasarkan gejala yang ditimbulkan pada tanaman padi, didasarkan pada 27 data uji yang berhubungan dengan hama yang ada pada pengklasifikasian. TABEL 3 TABEL HASIL UJI No Daun Batang Anakan 1 Kuning Kering 2 Kuning Kuning Normal 3 Kuning Normal Normal 4 Kering Kering Banyak 5 Kering Normal Normal 6 Kering Kuning Normal 7 Terpotong Normal Normal Goal Hasil Uji Lapang hijau 8 Terpotong Kuning Sedikit 9 Menggulung Normal Normal Ganjur Ganjur 10 Menggulung Kuning Ganjur Ganjur 11 Menggulung Normal hijau Tunas Daun 12 Mati Normal Normal hijau 13 Kaku Kuning Normal 14 Kaku Normal Sedikit Ganjur 15 Kaku Normal 16 Kaku Kering Banyak 17 Kaku Normal 119 SEMNASKIT 2015/ ISSN : 2477-5649

18 19 Tulang daun pendek Normal Normal Tulang daun pendek 20 Normal Normal 21 22 Kuning Banyak Bergaris 23 Normal Normal Bergaris 24 Kuning coklat UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih atas kerja sama dan data yang diberikan oleh laboran pada Laboratorium Pengamatan dan Penyakit Tanaman Tanggul yang beralamat di Jalan PB. Sudriman 93 coklat Tanggul Jember. DAFTAR PUSTAKA 25 Normal Normal Normal Normal Normal 26 Melintir membujur Normal Normal Ganjur Ganjur 27 Melintir membujur Kuning Ganjur Ganjur Hasil dari pengujian keakuratan terlihat bahwa 23 hasil uji benar dan 4 hasil uji salah. Hasil uji benar: = (23/27)*100 = 85,18 % Hasil uji salah: = (4/27)*100 = 14, 81% IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dari sistem klasifikasi hama berdasarkan gejala yang ditimbulkan tanaman padi adalah yang pertama dalam menentukan nodenode yang ada pada tree penulis menggunakan hasil dari perhitungan nilai gain dan entropy yang didapat dari 100 sample yang penulis gunakan. Yang kedua dari hasil uji yang penulis lakukan pada 27 sampel uji didapat presentase keakuratan pada metode ini yakni 85,18%. Dari nilai keakuratan ini penulis dapat menyebutkan bahwa metode inferensi decision tree ini sangatlah cocok apabila digunakan sebagai metode inferensi untuk pengklasifikasian maupun untuk mengambil keputusan [1] Kartasapoetra.1993. - Tanaman Padi. Terdapat pada http://library.usu.ac.id/download/fp/07004376.pdf. Diakses tanggal 01 Januari 2014 [2] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.. Siasat Melawan Tikus. Balai Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2013 [3] Kusumadewi, S. Artifical Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: GrahaIlmu. 2003 [4]Jogiyanto.Analisis dan Desain Sistem Informasi:Pendekatan Testruktur. Yogyakarta :Andi. 1989 [5] Hermawati, Astuti, Fajar.. Data Mining. Yogyakarta :Andi. 2013 [6]Turban, Efraim..Decision Support System and Expert System. Newyork: Prentice-Hall, 1995 [7] Yelapure S.J, Kulkarni, R.V, Literatur Review on Expert System In Agriculture, IJCSIT vol 3, 2011 120 SEMNASKIT 2015/ ISSN : 2477-5649