BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Seiring dengan semkain tinggi perkembangan ekonomi global, membuat persaingan dalam dunia bisnis semakin kompleks. Hal tersebut menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan para kompetitornya. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal dan perkembangan berbagai jenis industri pada negara tersebut (Wicaksana, 2012). Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Pada dasaranya pasar modal adalah tempat berbagai pihak, khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond), dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan (Fahmi, 2012:52). Sehubungan dengan hal itu, Bapepam melalui Keputusan Ketua Bapepam No.Kep.38/PM/1996 tentang laporan tahunan, telah mewajibkan para emiten untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK) bertugas untuk membina, mengatur dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditentukan Mentri Keuangan (Tandelilin, 2010:62). 1
2 Pasar modal akan mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil (return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana pada suatu periode tertentu, di mana para investor mempunyai harapan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama periode waktu tertentu. Para investor perlu mengadakan analisa yang cermat sebelum mengambil keputusan investasi baru (Darmadji dan Fakhrudin, 2012:1). Investasi adalah bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi yang diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan. Umumnya investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi nyata seperti tanah, mesin atau pabrik dan investasi keuangan seperti saham dan obligasi (Fahmi, 2012:3). Sebelum melakukan investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan. Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap pemegangnya (Fahmi, 2012:81). Sedangkan harga saham juga mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Harga saham adalah nilai saham dalam rupiah yang terbentuk akibat terjadinya aksi pembelian dan penawaran saham di bursa efek oleh sesama anggota bursa (Hadi, 2013:179). Di dalam konteks investasi, return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko yang dihadapinya (Tandelilin, 2010:102). Return merupakan tingkat pengembalian merupakan selisih antara jumlah yang diterima dan jumlah yang diinvestasikan, dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan
3 (Brigham dan Houston, 2011:215). Return dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Dari beberapa indeks saham yang ada di Bursa Efek Indonesia, salah satunya yaitu Indeks Kompas 100. Indeks Kompas 100 adalah suatu indeks saham yang teridiri dari 100 saham perusahaan go publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Indeks Kompas 100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan koran Kompas pada hari Jumat tanggal 10 Agustus 2007. Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas 100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik. Saham-saham yang termasuk dalam Kompas100 diperkirakan mewakili sekitar 70-80% dari total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEI, maka dengan demikian investor bisa melihat kecenderungan arah pergerakan indeks dengan mengamati pergerakan indeks Kompas 100. Akan tetapi, ini bisa saja berlawanan arah dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) maupun indeks lainnya. Berdasarkan informasi yang dikutip dari Bursa Efek Indonesia mengani kinerja indeks harga saham (stock prices indices) pada Indeks Kompas 100 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perbandingan kinerja kedua indeks akan disajikan sebagai berikut : Tabel 1.1 Perbandingan Kinerja Indeks Kompas 100 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode 2010-2013 Tahun Indeks Kompas 100 IHSG 2010 860,696 3.703,512 2011 865,201 3.821,992 2012 946,266 4.316,687 2013 910,088 4.274,177 Penurunan -3,82% -0,98% Sumber : Data olah (www.idx.co.id)
4 yaitu : Berikut ini juga akan disajikan grafik perbandingan kinerja kedua indeks Grafik 1.1 Perbandingan Kinerja Indeks Saham 2010-2013 6000 5500 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 2010 2011 2012 2013 IHSG Kompas 100 Sumber : Data olah (www.idx.co.id) Berdasarkan tabel dan grafik di atas bahwa kinerja Indeks Kompas 100 dan IHSG dari tahun 2010-2012 menunjukan adanya peningkatan nilai harga saham, sedangkan pada tahun 2013 Indeks Kompas 100 dan IHSG menunjukan adanya penurunan nilai harga saham. Namun dapat dilihat bahwa kinerja Indeks Kompas 100 mengalami nilai persentase penurunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan IHSG. Artinya, Indeks Kompas 100 menunjukan kinerja saham yang belum maksimal. Penurunan nilai harga saham akan mempengaruhi kebijakan investasi karena return saham yang akan diperoleh oleh investor akan cenderung rendah. Menurunanya kinerja Indeks Kompas 100 dan IHSG dapat disebabkan oleh banyak faktor. Berdasarkan informasi yang diperoleh, penurunan kinerja indeks saham pada tahun 2013 bisa disebabkan oleh salah satunya yaitu terjadinya fenomena fluktuasi indeks yang cepat naik dan cepat turun yang disebabkan ketidakstabilan ekonomi global. Kondisi ini diawali oleh rencana pengurangan stimulus ekonomi di Amerika Serikat yang berdampak pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Negara tersebut dan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Di dalam negeri sendiri permasalahan yang mempengaruhi laju indeks saham domestik, yaitu dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dapat mendorong sejumlah emiten mulai mengoreksi proyeksi
5 pertumbuhan pendapatannya karena naiknya harga BBM terkait dengan masalah inflasi dan lainnya. Untuk jangka pendek, mengingat pergerakan indeks regional yang berfluktuasi, karena belum stabilnya perekonomian global, setidaknya pasar saham Indonesia pun ikut terseret (www.vivanews.co.id, 2013). Secara garis besar analisis dalam memprediksi pergerakan harga saham di masa mendatang dibagi menjadi dua cara, yakni analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis). Analisis fundamental, merupakan salah satu cara untuk melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator yang terkait dengan kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan. Dengan demikian, analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. Beberapa data atau indikator yang umum digunakan, antara lain: pendapatan laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas (return on equity), margin laba (profit margin), dan data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (Darmadji dan Fakhrudin, 2012:149). Analisis teknikal, merupakan salah satu metode yang digunakan untuk penilaian saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi. Dengan berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik yang terbentuk, analisis teknikal mencoba memprediksi arah pergerakan harga saham ke depan. Analisis teknikal atau sering disebut chartist percaya bahwa perkembangan atau kinerja saham dan pasar di masa lalu merupakan cerminan kinerja ke depan (Darmadji dan Fakhrudin, 2012:160). Hal ini juga sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Tandelilin (2010:341) bahwa harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro suatu negara serta kondisi ekonomi global. Tidak hanya faktor
6 internal, kondisi ekonomi makro sebagai faktor eksternal juga dapat mempengaruhi kinerja dan nilai perusahaan. Beberapa faktor makro ekonomi yang akan dibahas dalam penelitian ini diantaranya yaitu inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi. Berikut ini adalah data mengenai inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 yiatu : Tabel 1.2 Inflasi, Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Pertumbuhan Ekonomi Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013 Indeks 2010 2011 2012 2013 Inflasi 6,96% 3,79% 4,30% 8,38% Nilai Tukar 9.036 9.113 9.718 12.250 Tingkat Suku Bunga 6,50% 6,00% 5,75% 7,50% Pertumbuhan Ekonomi 33,85% 19,27% 9,61% 25,04% Sumber : Data olah (www.idx.co.id) Berikut ini juga akan disajikan grafik inflasi, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 yaitu : Grafik 1.2 Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Pertumbuhan Ekonomi Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Suku Bunga Inflasi Sumber : Data olah (www.bi.go.id) Sedangkan grafik nilai tukar pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 yaitu :
7 Grafik 1.3 Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Pertumbuhan Ekonomi Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013 Nilai Tukar 15000 12000 9000 6000 3000 2010 2011 2012 2013 Nilai Tukar Sumber : Data olah (www.bi.go.id) Berdasarkan data di atas bahwa inflasi yang terjadi pada tahun 2010-2011 menunjukan adanya penurunan nilai inflasi, sedangkan pada tahun 2012-2013 menunjukan adanya peningkatan nilai inflasi. Kemudian untuk nilai tukar rupiah pada tahun 2010-2013 menunjukan adanya peningkatan nilai tukar rupiah. Selain itu untuk tingkat suku bunga dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010-2012 menunjukan adanya penurunan nilai tingkat suku bunga dan pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada tahun 2013 menunjukan adanya peningkatan nilai tingkat suku bunga dan pertumbuhan ekonomi. Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang secara umum yang disebabkan oleh turunnya nilai mata uang pada suatu periode tertentu. Laju inflasi yang tinggi akan mendorong kenaikan harga bahan baku dan meningkatkan berbagai biaya operasi perusahaan, menyebabkan harga jual barang meningkat dan menurunkan daya beli masyarakat. Hal ini berdampak pada turunnya penjualan perusahaan, sehingga keuntungan dan kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan. Inflasi adalah sebagai proses kenaikan harga-harga umum barangbarang secara terus-menerus (Nopirin, 2012:25). Melemahnya nilai tukar nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing dan ekspektasi harga (teori ekspektasi) menyebabkan meningkatnya harga bahan-bahan baku impor, yang pada gilirannya akan menaikkan biaya
8 produksi. Selanjutnya, kenaikan biaya produksi ini mendorong meningkatnya harga jual di tingkat produsen dan harga di tingkat konsumen (inflasi). Nilai tukar merupakan sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satuan unit mata uang negara lain. Nilai tukar rupiah memiliki pengaruh utama terhadap perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor. Pada dasarnya nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya (Arifin dan Hadi, 2009:82). Tingkat suku bunga merupakan instrumen yang digunakan Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai rupiah. Suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konversial kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya (Kasmir, 2012:154). Penentuan tingkat suku bunga mengacu pada BI rate. Menurut Bank Indonesia menyebutkan BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (Bank Indonesia, 2016). BI rate yang semakin tinggi, menyebabkan investor akan beralih investasi dari sektor pasar modal ke investasi sektor perbankan. Menurunnya minat investor untuk berinvestasi di pasar modal akan berdampak pada penurunan harga saham dan menyebabkan return untuk investor menurun. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah (Sukirno, 2011:9). Indikator yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah tingkat produk domestik bruto (PDB) (Imamul dan Gina, 2009:11). Produk domestik bruto adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing (Sukirno, 2011:35). Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini sudah pernah dilakukan diantaranya oleh Halim (2013) mengenai pengaruh makro ekonomi terhadap return saham kapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
9 penelitiannya menunjukan bahwa inflasi dan BI rate tidak berpengaruh terhadap return saham kapitalisasi besar, sedangkan jumlah uang beredar dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham kapitalisasi besar. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dwialesi dan Darmayanti (2016) mengenai pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap return saham Indeks Kompas 100. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa DER, ROA dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel PBV dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh terkait faktor-faktor ekonomi makro dan return saham dengan judul yang akan diajukan sebagai beirkut : Pengaruh Faktor Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, masalah yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015? 2. Bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015? 3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015? 4. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015?
10 5. Bagaimana pengaruh inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data, mempelajari, menganalisi dan menarik kesimpulan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh faktor ekonomi terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. 5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi terhadap return saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015.
11 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dan dapat lebih memahami bagaimana cara menganalisis dan memecahkan masalah melalui teori yang didapatkan dalam bangku kuliah. Dalam hal ini manambah pengetahuan penulis dalam memahami faktor-faktor makro ekonomi apa saja yang dapat mempengaruhi return saham pada perusahaan yang masuk ke dalam Indeks Kompas 100 yang lsiting di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dan dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat meningkatkan return saham. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan perusahaan. 3. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal. 4. Bagi Akademisi Bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dapat menjadi referensi dan tambahan informasi dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis berikutnya.
12 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini, maka penulis berencana untuk melaksanakan penelitian dengan mengambil data perusahaan Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia preiode 2013-2015 melalui website www.idx.co.id. Adapun waktu penelitian dilakukan sejak bulan September 2016 hingga penelitian selesai.