AGROTROP Journal on Agriculture Science

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS UNTUK HASIL BENIH KACANG PANJANG (Vigna sinensisl.) DI SUBAK BASANG BE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS UNTUK HASIL SAYUR KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) DI SUBAK BASANG BE

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAHAN METODE PENELITIAN

KAJIAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM DAN PAKET PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Volume 11 Nomor 2 September 2014

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

Dasar-Dasar Agronomi (2-1) Koord: Prof. Dr. Ir. I N Rai, MS Ni Nyoman Ari. Ir. I G. N. Raka, M.S. SP., MSi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

Volume 10 Nomor 2 September 2013

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

UJI MUTU BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merril) VARIETAS GROBOGAN YANG DIPRODUKSI DENGAN APLIKASI 10 ISOLAT PGPR

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

STUDI PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN TINGGI GENANGAN AIR TERHADAP HASIL TANAMAN PADI VARIETAS CIGEULIS DI SUBAK SEMBUNG KOTA DENPASAR

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH DRY HEAT TREATMENT DAN PENGOKERAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KESEHATAN BIBIT CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

Pengaruh Pemberian Biourine dan Dosis Pupuk Anorganik (N,P,K) Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Pegok dan Hasil Tanaman Bayam (Amaranthus sp.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABE BESAR KATOKKON VARIETAS LOKAL TORAJA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

U N I V E R S I T A S U D A Y A N A FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2017/2018

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

BAB III METODE PENELITIAN

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

Pengaruh Jumlah Bibit dan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

LAPORAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI. EFEKTIVITAS PERLAKUAN DRY HEAT DAN UMUR BIBIT TERHADAP HASIL TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens)

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Transkripsi:

AGROTROP, VOL. 7 NO. 2 (2017) ISSN: 2088-155X AGROTROP Journal on Agriculture Science Penanggung Jawab Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Dewan Editor Rindang Dwiyani Gede Wijana I Wayan Supartha Made Sritamin Made Sudiana Mahendra I Nyoman Rai Indayati Lanya I Made Adnyana I Ketut Suada I Gede Rai Maya Temaja I Dewa Nyoman Nyana Editor Pelaksana Made Sri Sumarniasih I Made Sukewijaya I Wayan Narka I Dewa Putu Singarsa I Made Mega Ni Luh Made Pradnyawathi Administrasi: Trisna Agung Phabiola Hestin Yuswanthi Penerbit: Fakultas Pertanian Universitas Udayana Alamat: Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Jln. PB. Sudirman Denpasar Bali (80232) Telp. (0361) 222450, Fax. (0361) 702801 E-mail: jurnalagrotrop@yahoo.co.id Agrotrop merupakan jurnal yang menyajikan hasil penelitian dasar dan terapan serta ulasan (review) yang berhubungan dengan ilmu dan teknologi pertanian (agroekoteknologi). Jurnal Agrotrop terindeks pada database Google Scholar, IPI (Indonesian Publication Index), dan DOAJ (Directory of Open Access Journals). Jurnal diterbitkan setahun 2 (dua) kali: Mei dan November. Naskah yang dipertimbangkan penerbitannya adalah naskah yang belum pernah diterbitkan atau sedang tidak menunggu diterbitkan pada publikasi lain. Naskah yang masuk ke Dewan Editor dianggap telah memenuhi ketentuan tersebut.

AGROTROP, VOL. 7 NO. 2 (2017) ISSN: 2088-155X Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia I S I AGROTROP Journal on Agriculture Science Pemanfaatan Biochar Limbah Pertanian sebagai Pembenah Tanah untuk Perbaikan Kualitas Tanah dan Hasil Jagung di Lahan Kering Respon Pemupukan terhadap Hasil dan Kualitas Buah Jambu Biji Kristal (Psidium guajava L. cv. Kristal) Pertumbuhan dan Hasil Berbagai Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) pada Kadar Air yang Berbeda Studi Pemberian Pupuk Organik dan Tinggi Genangan Air Terhadap Hasil Tanaman Padi Varietas Cigeulis Di Subak Sembung Kota Denpasar Pengaruh 2-iP dan NAA terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek Dendrobium Hibrida pada Tahap Subkultur Kajian Fisikokimia selama Penyimpanan Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) Varietas Kristal pada Perbedaan Teknik Budidaya dan Tingkat Kematangan Buah Pengaruh Media Tanam dan Pemupukan terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Biji (Psidium guajava L.) untuk Batang Bawah Peranan Bahan Organik dalam Peningkatan Efisiensi Pupuk Anorganik dan Produksi Kedelai Edamame (Glycine max L. Merill) pada Tanah Subgroup Vertic Epiaquepts Pegok Denpasar Penggunaan Pupuk Kompos Untuk Hasil Benih Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) di Subak Basang Be Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk dan Umur Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Uji Mutu Benih Kedelai (Glycine max L. Merril) Varietas Grobogan yang Diproduksi dengan Aplikasi 10 Isolat PGPR Efektivitas PGPR Formulasi Kompos Dalam Meningkatkan Ketahanan Tanaman Kedelai terhadap Soybean Stunt Virus Rupa Mateus, Donatus Kantur, dan Lenny M. Moy I Wayan Suamba, I Nyoman Rai, dan Gede Wijana Yudhani Widhya Hartiwi, Gede Wijana, dan Rindang Dwiyani I Gusti Ngurah Djordi Juniada, I Putu Dharma, dan I Wayan Wiraatmaja Adinda Rizki Nurana, Gede Wijana, dan Rindang Dwiyani Ni Kadek Ema Sustia Dewi, Gede Wijana, Utami, dan I Nyoman Rai I Kadek Ekadana, I Nyoman Rai, dan Gede Wijana I Nyoman Dibia dan I Wayan Dana Atmaja Ni Putu Sucita Anggraeni, I Gusti Ngurah Raka, dan I Ketut Arsa Wijaya I Kadek Wahyu Widiatmika, Gede Wijana, dan I Nengah Artha Ni Putu Nonik Sugiantari, I Gusti Ngurah Raka, dan Utami I Ketut Siadi, Khamdan Khalimi, I Dewa Nyoman Nyana, dan I Gusti Ngurah Raka 99-108 109-116 117-129 130-138 139-146 147-156 157-166 167-179 180-188 189-198 199-209 210-217

AGROTROP, VOL. 7 NO. 2 (2017) ISSN: 2088-155X Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia DEWAN EDITOR MENGUCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA : Dr. Mujiyo, S.P., M.P. Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D. Ir. Made Pharmawati, M.Sc., Ph.D. Prof. Dr. Ir. Indayati Lanya, M.S. Prof. Dr. Ir. Rindang Dwiyani, M.Sc. Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S. Dr. Ir. Made Sri Sumarniasih, M.S. (Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret) (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana) (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana) (Fakultas Pertanian Universitas Udayana) (Fakultas Pertanian Universitas Udayana) (Fakultas Pertanian Universitas Udayana) (Fakultas Pertanian Universitas Udayana) Yang telah menelaah naskah artikel pada Agrotrop Vol. 7 No. 2, November 2017

AGROTROP, VOL. 7 NO. 2 (2017) ISSN: 2088-155X Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia EDITORIAL Agrotrop merupakan Jurnal Ilmu Pertanian yang menerbitkan dan menyebarkan hasilhasil penelitian para peneliti dan ilmuwan di bidang pertanian dari Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian di seluruh Indonesia. Agrotrop Volume 7 Nomor 2 ini memuat 12 hasil penelitian yang meliputi berbagai bidang keilmuan yakni Agronomi, Hama Penyakit Tumbuhan, Bioteknologi, dan Ilmu Tanah. Artikel-artikel tersebut berasal dari para peneliti dari dan luar Universitas Udayana dan telah ditelaah oleh para mitra bestari yang sesuai dengan bidangnya melalui sistem blind review. Semoga artikel-artikel tersebut bermanfaat bagi pengembangan keilmuan serta memberikan inspirasi bagi peneliti lainnya dalam melaksanakan penelitian di tanah air. Editor

AGROTROP, 7 (2): 180-188 (2017) ISSN: 2088-155X Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Penggunaan Pupuk Kompos Untuk Hasil Benih Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) di Subak Basang Be NI PUTU SUCITA ANGGRAENI *), I GUSTI NGURAH RAKA, DAN I KETUT ARSA WIJAYA Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB Sudirman, Denpasar, 80232 Bali *) E-mail: sucita.anggraeni@gmail.com ABSTRACT Use Of Manure Composting For Seed Of Long Beans (Vigna sinensis L.) in Subak Basang Be. This study was conducted in March 2015 until July 2015 in Subak Basang Be, Village Perean, Baturiti District, Tabanan, Bali, aims to test the use of a dose of fertilizer which can provide the seed with the highest quantity and determine the effect of compost on the quality physical and physiological seed beans. This study uses a randomized block design (RAK) with 5 treatments and 5 replications. The fifth is the control treatment (P0), 5 t/ha (P1), 10 t/ha (P2), 15 t/ha (P3), and 20 t/ha (P4). The results showed that a dose of compost 10 t/ha enhances growth and yield. Seed yield per hectare obtained as much as 381.43 kg/ha, the seed is the same height as that obtained at a dose of 15 t/ha and 20 t/ha. The treatment dosages of 10 t/ha can improve physiological seed quality (germination (96.80%) and vigor storability (68.40%)). Value germination and vigor power savings as high as those achieved at a dose of 15 t/ha and 20 t/ha. Keywords: beans, compost, seed quality PENDAHULUAN Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang telah lama dibudidayakan oleh petani. Kacang panjang bersifat dwiguna, di satu pihak sebagai tanaman sayuran polong dan di pihak lain sebagai penyubur tanah karena mampu bersimbiose dengan bakteri rhizobium membentuk bintil akar. Bakteri tersebut berfungsi mengikat nitrogen bebas dari udara (Sunarjono, 2003). Menurut Zaevie dkk. (2014), penurunan produksi kacang panjang yang terjadi pada lima tahun terakhir (tahun 2009 sampai 2013) terlihat pada tahun 2013 yang menghasilkan 450.859 ton. Kebutuhan benih kacang panjang 15-20 kg/ha. Bila dikalkulasikan dengan luas panen kebutuhan benih kacang panjang nasional tahun 2013 berkisar 1143,135 1524,18 ton. Budidaya organik dalam kegiatannya akan membutuhkan benih bermutu tinggi yang juga diproduksi secara organik termasuk benih tanaman kacang panjang (Departemen Pertanian, 2006). Mutu fisiologis merupakan salah satu unsur mutu 180

NI PUTU SUCITA ANGGRAENI. et al. Penggunaan Pupuk Kompos Untuk Hasil Benih Kacang benih yang sangat penting dalam keberhasilan penggunaan benih tersebut dalam pertanaman. Budidaya organik dalam kegiatannya akan membutuhkan benih bermutu tinggi yang juga diproduksi secara organik termasuk benih tanaman kacang panjang (Departemen Pertanian, 2006). Pertumbuhan tanaman yang optimal dalam suatu budidaya tanaman akan mampu menghasilkan benih dengan mutu fisiologis yang maksimal. Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan pemberian pupuk, pupuk yang dianjurkan adalah pupuk organik salah satunya pupuk kompos kotoran sapi. Tujuan penelitian ini menguji penggunaan dosis pupuk kompos kotoran sapi pada lahan di Subak Basang Be sehingga dapat memberi hasil benih yang tertinggi, dan mengetahui pengaruh pupuk kompos terhadap mutu fisik dan fisiologis benih kacang panjang. Manfaat penelitian untuk memperkaya pengetahuan terhadap penggunaan pupuk kompos untuk kegiatan budidaya produksi benih kacang panjang baik kuantitas maupun kualitasnya, dan mendapatkan dosis pupuk kompos kotoran sapi yang tepat untuk lahan di Subak Basang Be sehingga dapat memberi hasil benih kacang panjang yang maksimal. Tanaman kacang panjang yang ditanam pada petak lahan sawah di subak Basang Be dengan pemberian dosis pupuk 10 t/ha akan memberikan hasil benih kacang panjang yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dan dosis yang lainnya. BAHAN DAN METODE Penelitian untuk produksi benih dilakukan di Subak Basang Be, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Bali. Sedangkan untuk penelitian pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai Juli 2015. Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu benih kacang panjang dengan varietas KP 1, pupuk kompos, mulsa plastik, kertas merang, kantong plastik, label dan air. Alat yang digunakan adalah pot tray, cangkul, garu, lanjaran, tali tambang kecil, penggaris, ember, gelas ukur, penggaris, meteran, pulpen, pensil, alat pengukur kadar klorofil mengunakan chlorophyll meter SPAD-502, timbangan, baskom, dan germinator. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diujikan terdiri dari: pemberian pupuk kompos dengan dosis P1 (5 t/ha), P2 (10 t/ha), P3 (15 t/ha), P4 (20 t/ha), dan P0 (kontrol).guludan dibuat dengan panjang 3 m dan lebar 1 m dengan jarak tanam 40 cm x 35 cm. Jumlah petak diperlukan 25 di mana pada setiap petak terdapat 24 tanaman dan keseluruhan terdapat sebanyak 600 tanaman kacang panjang. a. Persiapan benih Benih kacang panjang yang digunakan adalah benih kacang panjang varietas KP-1. Sebelum ditanam, benih kacang panjang direndam terlebih dahulu dalam air selama 4 jam, selanjutnya disemai menggunakan pot tray (kotak pembibitan) yang telah diisi media (campuran tanah dan kompos). Pesemaian dipelihara hingga umur 3-4 hari sampai muncul daun sempurna. b. Pengolahan lahan dan penanaman Pengolahan lahan diawali dengan pembersihan gulma di areal lahan, 181

AGROTROP, 7 (2): 180-188 (2017) dilanjutkan dengan penggemburan tanah dan pembuatan petak. petak dibuat dengan panjang 300 cm dan lebar 100 cm. Setiap petak berisi 3 baris dan pada masing-masing petak terdapat 24 lubang tanam. Setiap petak di pupuk kompos sesuai dosis perlakuan, selanjutnya petak petak ditutup dengan mulsa plastik dan dibuatkan lubang tanam dengan jarak tanam 40 cm x 35 cm. Benih kacang panjang ditanam pada lubang tanam yang sudah ditentukan sebanyak tanaman. c. Pemeliharaan tanaman di lapangan Pemasangan ajir dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Pengairan (penyiraman) dilakukan dengan memanfaatkan air irigasi yang ada. Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati pada hari ketiga setelah tanam. Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman dan dilakukan tiap dua minggu sekali dengan cara mencabut langsung gulma yang tumbuh. Perlindungan tanaman dilakukan dengan menggunakan biourine (penyemprotan 1 minggu 1 kali dengan perbandingan antara dosis biourin dan air sebesar 1:2). d. Panen dan penanganan pasca panen benih Panen dilakukan pada saat polong tanaman kacang panjang telah sudah cukup tua, yakni sekitar 15 20 hari setelah bunga mekar dan biji-biji dalam polong terlihat menonjol. Waktu panen dilakukan pagi setelah embun menguap sampai sore hari pada keadaan cuaca cerah. Cara panennya yaitu dengan memetik polong yang diperlukan dengan menggunakan gunting tanaman. Tanaman sempel yang dipanen adalah 6 tanaman sampel. Polong dikeringkan di bawah sinar matahari hingga benih mencapai kadar air 11%. Polong dipisahkan dengan biji sehingga didapatkan benih bersih. Biji yang sudah kering kemudian disortasi dengan membuang yang cacat, keriput dan kotor. Benih selanjutnya dikemas dengan plastik kedap uap air untuk selanjutnya dilakukan pengujian mutu di laboratorium. Pengamatan dilakukan terhadap variabel panjang tanaman (cm), jumlah daun (helai), kandungan klorofil daun (spad/unit), jumlah polong per tanaman (buah), jumlah benih per polong (butir), berat benih per petak (g), berat benih per hektar (g), berat 1.000 butir benih, uji daya kecambah danmenentukan vigor daya simpan, Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam sesuai rancangan yang digunakan. Apabila sidik ragam menunjukkan perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nilai rata rata berdasarkan uni BNT taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh dosis pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan hasil benih kacang panjang dapat di lihat pada Tabel 1. Perlakuan dosis pupuk kompos berpengaruh sangat nyata terhadap hampir semua variabel yang diamanti, kecuali terhadap variabel klorofil daun berpengaruh nyata dan terhadap jumlah polong pertanaman berpengaruh tidak nyata. Nilai rata-rata variabel pertumbuhan vegetatif, variabel pertumbuhan generatif dan variabel mutu benih di sajikan berturut-turut pada Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4. 182

NI PUTU SUCITA ANGGRAENI. et al. Penggunaan Pupuk Kompos Untuk Hasil Benih Kacang Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Panjang. No. Variabel Pengamatan Perlakuan dosis pupuk kompos 1 Panjang tanaman (cm) ** 2 Jumlah daun (helai) ** 3 Krorofil daun (SPAD Unit) * 4 Jumlah polong per tanaman (buah) ns 5 Jumlah benih per polong (butir) ** 6 Berat 1000 butir benih (g) ** 7 Berat benih per plot (g) ** 8 Berat benih per hektar (kg) ** 9 Uji daya kecambah (%) ** 10 Vigor daya simpan (%) ** Keterangan : ns = tidak nyata * = pengaruh nyata ** = pengaruh sangat nyata Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai ratarata panjang tanaman pada dosis pupuk 10 t/ha (P2) merupakan nilai tertinggi dari nilai rata-rata dosis pupuk lain yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan dosis pupuk 15 t/ha (P3) dan20 t/ha (P4), sedangkan dengan perlakuan dosis pupuk 5 t/ha (P1) dan kontrol (P0) berbeda nyata. Perlakuan kontrol (P0) memiliki nilai rata-rata panjang tanaman terendah dan berbeda tidak nyata dengan nilai rata-rata pada perlakuan dosis pupuk 5 t/ha (P1). Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk Kompos terhadap Nilai Rata-rata Panjang Tanaman Per Tanaman, Jumlah Daun Per Tanaman, dan Kandungan Krolofil Per Tanaman. No. Perlakuan Panjang tanaman Jumlah daun Kandungan klorofil (cm) (helai) (SPAD/Unit) 1 P0 144,19 b 12,62 b 58,92 b 2 P1 147,86 b 12,68 b 60,15 b 3 P2 204,30 a 14,28 a 64,41 a 4 P3 199,58 a 14,01 a 64,38 a 5 P4 200,55 a 14,07 a 64,48 a BNT 5% 16,98 0,28 1,45 Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan perbedaan tidak nyata pada uji BNT taraf 5%. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai ratarata jumlah daun dosis pupuk 10 t/ha (P2) merupakan nilai tertinggi dari nilai rata-rata dengan perlakuan dosis pupuk 15 t/ha (P3) dan 20 t/ha (P4), sedangkan dengan perlakuan dosis pupuk 5 t/ha (P1) dan kontrol (P0) dosis pupuk lain yang berbeda tidak nyata berbeda nyata. Perlakuan kontrol (P0) 183

AGROTROP, 7 (2): 180-188 (2017) memiliki nilai rata-rata jumlah daun terendah dan berbeda tidak nyata dengan nilai rata-rata pada perlakuan dosis pupuk 5 t/ha (P1). Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai ratarata kandungan klorofil dosis pupuk 10 t/ha (P2) merupakan nilai tertinggi dari nilai ratarata dosis pupuk lain yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan dosis pupuk 15 t/ha (P3) dan 20 t/ha (P4), sedangkan dengan perlakuan dosis pupuk 5 t/ha (P1) dan kontrol (P0) berbeda nyata. Perlakuan kontrol (P0) memiliki nilai rata-rata klorofil terendah dan berbeda tidak nyata dengan nilai rata-rata pada perlakuan dosis pupuk 5 t/ha (P1). Tabel 3. Pengaruh Dosis Pupuk Kompos terhadap Nilai Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman, Jumlah Benih Per Polong, Berat 1000 Butir Benih, Berat Benih Per Petak, dan Berat Benih Per Hektar. No. Perlakuan Jumlah polong /tanaman (buah) Jumlah benih /polong (butir) Berat 1000 butir benih (g) Berat benih /plot (g) Berat benih /hektar (kg) 1 P0 8,20 a 4,20 b 89,45 b 68,42 b 228,07 b 2 P1 8,60 a 4,40 b 108,81 b 76,91 b 256,37 b 3 P2 10,80 a 5,60 a 167,52 a 114,43 a 381,45 a 4 P3 11,40 a 5,80 a 169,18 a 114,45 a 381,51 a 5 P4 12,80 a 6,00 a 207,34 a 115,15 a 383,83 a BNT 5% 7,57 0,45 24,83 12,09 40,29 Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan perbedaan tidak nyata pada uji BNT taraf 5% Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai ratarata jumlah polong per tanaman menunjukkan perbedaan tidak nyata antar semua perlakuan. Variabel-variabel jumlah benih per polong, berat 1000 butir benih, berat benih per petak, dan berat benih per hektar menunjukkan nilai rata-rata dengan pola yang sama antar perlakuan. Semua variabel disebutkan tadi memiliki nilai ratarata tertinggi pada perlakuan dosis pupuk kompos 20 t/ha (P4), yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan dosis pupuk 10 t/ha (P2) dan 15 t/ha (P3), berbeda nyata dengan perlakuan dosis pupuk 5 t/ha (P1) dan kontrol (P0). Semua variabel tersebut pada kontrol (P0) memiliki nilai rata-rata terendah dan berbeda tidak nyata dengan nilai rata-rata pada perlakuan dosis pupuk 5 t/ha (P1). Tabel 4 menunjukkan bahwa variabel uji daya kecambah dan vigor daya simpan benih pada perlakuan dosis pupuk 10 t/ha (P2), 15 t/ha (P3) dan 20 t/ha (P4) memiliki nilai rata-rata yang berbeda tidak nyata. Nilai rata-rata daya kecambah dan vigor daya simpan benih pada ketiga perlakuan tersebut berbeda nyata dengan nilai rata-rata yang didapat pada perlakuan dosis pupuk 5 t/ha (P1) dan kontrol (P0). Perlakuan kontrol (P0) menunjukkan nilai rata-rata terendah dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan dosis pupuk kompos 5 t/ha (P0). 184

NI PUTU SUCITA ANGGRAENI. et al. Penggunaan Pupuk Kompos Untuk Hasil Benih Kacang Tabel 4. Pengaruh Dosis Pupuk Kompos terhadap Nilai Rata-rata Uji Daya Kecambah dan Vigor Daya Simpan. No. Perlakuan Uji daya kecambah (%) Vigor daya simpan (%) 1 P0 89,40 b 62,80 b 2 P1 91,60 b 63,20 b 3 P2 96,80 a 68,40 a 4 P3 95,80 a 67,80 a 5 P4 96,00 a 68,00 a BNT 5% 1,60 0,73 Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan perbedaan tidak nyata pada uji BNT taraf 5%. Tabel 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan vegetatif kacang panjang akibat pemberian pupuk kompos mulai dosis 10 t/ha (P2) mengalami peningkatan, hal ini dicerminkan dengan panjang tanaman, jumlah daun, dan klorofil. Dosis pupuk kandang di bawah 10 t/ha (5 t/ha (P1) dan kontrol (P0)) memberikan respon yang lebih rendah dibandingkan perlakuan 10 t/ha (P2), 15 t/ha (P3) dan 20 t/ha (P4). Meningkatnya hasil pada dosis 10 t/ha (P2), 15 t/ha (P3) dan 20 t/ha (P4) disebabkan pupuk kompos dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman dengan lengkap (hara makro dan hara mikro). Bahan organik berperan meningkatkan daya menahan air (water holding capacity), memperbaiki struktur tanah menjadi gembur, mencegah pengerasan tanah, serta menyangga reaksi tanah dari kemasaman, kebasaan, dan salinitas (Tisdale et al., 1993 dalam Dobermann dan Fairhurst, 2000). Kandungan bahan organik tanah yang tinggi juga memudahkan pengolahan tanah serta dapat menahan butiran tanah dari proses erosi permukaan (Chen dan Yung, 1990). Perbaikan sifat fisik tanah tersebut merupakan nilai guna dan manfaat yang sangat besar dalam sistem produksi pertanian. Bahan organik juga meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara dan efisiensi penyerapan P (Hsieh, 1990). Kandungan bahan organik yang tinggi dalam tanah mendorong pertumbuhan mikroba secara cepat sehingga dapat memperbaiki aerasi tanah, menyediakan energi bagi kehidupan mikroba tanah, meningkatkan aktivitas jasad renik (mikroba tanah), dan meningkatkan kesehatan biologis tanah (Tisdale et al., 1993 dalam Dobermann dan Fairhurst, 2000). Unsur hara yang paling berperan dalam pertumbuhan tanaman adalah unsur N. Senyawa N membantu dalam pembentukan asam amino, asam nukleat, enzim-enzim, bahan-bahan yang menyalurkan energi, seperti klorofil, ADP, dan ATP. Selain itu unsur hara P dan K juga berperan dalam pertumbuhan tanaman, namun dengan kadar yang rendah. Unsur hara P berperan merangsang perkembangan perakaran tanaman, sedangkan unsur hara K juga berperan dalam pertambahan tinggi tanaman (Supadma et al., 2009). Dengan pengaruh unsur-unsur tersebut panjang 185

AGROTROP, 7 (2): 180-188 (2017) tanaman kacang panjang menjadi sangat berpengaruh nyata yang juga menentukan jumlah daun yang dihasilkan pada setiap tanaman. Jumlah daun yang dihasilkan menentukan kandungan klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Tabel 3 menyajikan pertumbuhan generatif kacang panjang seperti jumlah polong per tanaman, jumlah benih per polong, berat 1.000 butir benih, berat benih per petak dan berat benih per hektar. Pertumbuhan vegetatif yang baik mendukung pertumbuhan generatif yang baik. Ternyata semua variabel memberikan hasil meningkat dari perlakuan dosis pupuk 10 t/ha (P2, P3 dan P4) sedangkan di bawah dosis pupuk 10 t/ha (kontrol dan P1) rendah. Pemberian pupuk kompos kotoran sapi dengan dosis 20 t/ha (P4) memberikan hasil berat benih tertinggi. Hasil ini dipengaruhi oleh komponen hasil (jumlah cabang, jumlah polong/tanaman, jumlah benih/polong, berat 1000 butir benih). Dilihat dari jumlah polong/tanaman, jumlah benih/polong, berat 1000 butir benih pemberian pupuk kompos pada dosis 20 t/ha (P4) memberikan hasil tertinggi namun bila dilihat dari kandungan krolofil yang dihasilkan, pemberian pupuk kompos pada dosis 10 t/ha (P2) memberikan nilai tertinggi. Hal ini terlihat bahwa kandungan klorofil yang tinggi tidak memberi hasil tertinggi pula. Namun, dilihat dari data signifikansi yang dihasilkan terlihat bahwa perberian pupuk kompos dengan dosis 10 t/ha (P2), 15 t/ha (P3) dan 20 t/ha (P4) berbeda tidak nyata sehingga dengan pemberian pupuk kompos dengan dosis 10 t/ha (P2) sudah dapat memberikan hasil yang nyata. Klorofil yang dihasilkan di bantu dengan cahaya yang ditangkap dari matahari berperan dalam proses fotosintesis sehingga terbentuk asimilat yang mempengaruhi berat dari benih yang dihasilkan. Unsur N, P dan K yang ada pada pupuk kompos habisnya perlahan sehingga ketersediaan unsur hara tersebut di dalam tanah dapat tersedia lebih lama untuk di serap tanaman. Berdasarkan hasil penelitian Arsyad (1992) menunjukkan pemberian bahan organik sebagai suatu perlakuan, dapat memberikan peningkatan hasil pada bobot biji dan bobot kering bagian atas tanaman serta jumlah polong yang terisi. Pemberian bahan organik merupakan faktor kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas produksi (Susanto, 2002). Unsur hara yang paling berperan dalam fase generatif yaitu unsur P dan K. Unsur P dapat mempertinggi hasil serta berat bahan kering bobot biji, memperbaiki kualitas hasil serta mempercepat masa kematangan. Sedangkan unsur K berperan dalam meningkatkan hasil produksi dan memperbaiki kualitas produksi (Supadma et al., 2009). Tabel 4 menyajikan pengujian mutu benih kacang panjang seperti uji daya kecambah dan uji vigor daya simpan. Perlakuan dosis pupuk kompos 10 t/ha (P2) memberikan hasil tertinggi dibandingkan dengan dosis pupuk lainnya. Pengisian biji pada polong kacang panjang yang baik pada fase generatif dapat mempengaruhi daya kecambah dari benih yang dihasilkan. Pembentukan asimilat yang baik berpengaruh pada berat benih yang dihasilkan. Benih yang terisi dengan baik akan memiliki cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan yang tidak terisi dengan baik sehingga daya kecambah yang dihasilkan akan memberikan presentase yang lebih besar. Hal ini bisa 186

NI PUTU SUCITA ANGGRAENI. et al. Penggunaan Pupuk Kompos Untuk Hasil Benih Kacang dilihat dari berat benih yang dihasilkan. Pemberian pupuk kompos dengan dosis 20 t/ha (P4) memberikan hasil berat benih tertinggi. Namun, dilihat dari data signifikansi yang dihasilkan terlihat bahwa perberian pupuk kompos dengan dosis 10 t/ha (P2), 15 t/ha (P3) dan 20 t/ha (P4) berbeda tidak nyata sehingga dengan pemberian pupuk kompos dengan dosis 10 t/ha (P2) sudah dapat memberikan hasil yang nyata. Selain itu, daya simpan benih akan lebih lama dan presentase benih yang tumbuh juga akan lebih besar. Benih-benih yang memiliki vigor tinggi akan mampu berkecambah kemudian melanjutkan pertumbuhannya sampai menghasilkan bibit serta tanaman yang sehat dan kuat. Kemunduran mutu benih selama penyimpanan dapat terjadi apabila cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio berkurang atau habis akibat proses metabolisme respirasi (Heydecker, 1974 dalam Damanik, 2010). Menurut Departemen Pertanian (2006) mutu fisiologis benih berkaitan dengan aktivitas perkecambahan benih, yang di dalamnya terdapat aktivitas enzim, reaksireaksi biokimia serta respirasi benih. Parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui mutu fisiologis benih ini adalah viabilitas benih serta vigor benih. Tolak ukur viabilitas benih yaitu Daya Berkecambah (DB) dan Potensi Tumbuh Maksimum (PTM), sedangkan tolak ukur vigor benih yaitu Daya Simpan Benih dan Kekuatan Tumbuh Benih (Kecepatan Tumbuh Benih). Hal ini menunjukkan bahwa mutu fisiologis benih pada dosis pupuk 10 t/ha (P2) sangatlah baik. Menurut Kamil, 1991 (dikutip oleh Departemen Kehutanan, 1997) daya kecambah benih yang baik yaitu minimal 80 %, artinya benih yang tumbuh dari benih yang ditanam minimal 80 %. SIMPULAN 1. Dosis pupuk kompos 10 t/ha mampu memberikan hasil benih tertinggi yang dilihat dari hasil benih per hektar didapatkan sebanyak 381,45 kg/ha, hasil benih ini sama tingginya dengan yang didapatkan pada dosis 15 t/ha (381,51 kg/ha) dan 20 t/ha (383,83 kg/ha). 2. Perlakuan dosis pupuk 10 t/ha dapat meningkatkan mutu fisiologis benih (daya kecambah (96,80%) dan vigor daya simpan (68,40%)). Nilai daya kecambah dan vigor daya simpan sama tingginya dengan yang dicapai pada dosis 15 t/ha dan 20 t/ha. DAFTAR PUSTAKA Andi A., Suaib, dan La Karimuna. 2012. Pemanfaatan Residu Bahan Organik dan Fosfor untuk Budidaya Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo; Kendari. Jurnal Penelitian Agronomi. Vol.:1. No. :1. Hal.: 14. Arsyad, A.R. 1992. Usaha perbaikan sifat fisik tanah Ultisol dengan kapur dan bahan organik dalam hubungannya dengan pengikisan tanah dan produksi kacang tanah. Tesis Pendidikan Pasca Sarjana KPK IPB UNAND. Padang. Chen, S.S. and T.C. Yung. 1990. The effects of organic matter on soil properties. Paper presented at Seminar on the Use of Organic Fertilizers in Crop Production, Suweon, South Korea, 18-24 June 1990. Damanik, D. 2010. Pengaruh Dry Heat Treatment Terhadap Daya Simpan Benih Cabai Rawit (Capsicum 187

AGROTROP, 7 (2): 180-188 (2017) frutescens L.). Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Denpasar. Departemen Kehutanan. 1997. Ensiklopedi Kehutanan Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta. Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura. Jakarta. Dobermann, A. and T. Fairhurst. 2000. Rice nutrient disorders and nutrient management. Potash & Phosphate Institute (PPI), Potash & Phosphate Institute of Canada (PPIC) and IRRI. p. 2-37. Hsieh, S.C. and C.F. Hsieh. 1990. The use of organic matter in crop production. Paper presented at Seminar on the Use of Organic Fertilizers in Crop Production Suweon, South Korea, 18-24 June 1990 Sunarjono, H, 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Supadma, A.A. Ngurah, D. M. Arthagama, D. N. Kasniari, M. Adnyana, K. D. Susila, dan N. N. Soniari. 2009. Buku Ajar KESUBURAN TANAH. Universitas Udayana. Denpasar. Susanto, R., 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta. Zaevie. Bastianus, Marisi Napitupulu, dan Puji Astuti. 2014. Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1 Respon Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) Terhadap Pemberian Pupuk Npk Pelangi Dan Pupuk Organik Cair Nasa. Samarinda. 188