BAB III PROSEDUR PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau classroom action research sebagai cara untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsismi ( 2005 ) menyatakan bahwa :Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau dikenal juga dengan istilah classroom action research.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) class action research sebagai cara untuk menjawab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penting, sebab dalam menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inggris disebut Clasroom Action Research (CAR).Penelitian ini terdiri dari empat

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi masalah-masalah dan upaya perbaikan proses pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan memilih SDN Sukawening berdasarkan pertimbangan :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengidentifikasi masalah-masalah dan upaya perbaikan proses pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian indakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Gegesik Kulon Kecamatan

Gambar 3.1 Denah Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR GRAFIK...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa Sekolah Menengah Pertama sudah sesuai dengan apa yang diharapkan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. taktis yang relevan dengan pemecahan permasalahan pembelajaran sepak bola di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) class action research sebagai cara untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data untuk memecahkan masalah melalui cara-cara tertentu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDN Sukamanah yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi/ tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak Satu Atap

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Pendekatan yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modifikasi permainan dalam pembelajaran bola tangan mini. Secara operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan gerak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Peer Teaching dalam pembelajaran aktivitas permainan bolatangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pertimbangan karena

BAB III METODE PENELITIAN. taktis dalam pembelajaran bolatangan mini. Secara operasional bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalaam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak yang terjadi di lapangan (RA),

Transkripsi:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Pada sisi lain, penelitian tindakan kelas akan mendorong para guru untuk memikirkan apa yang dilakukan sehari-hari dalam menjalankan tugas. Penelitian tindakan (Action research) bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam intersaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Mulyasa (2009: 89) mengemukakan tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah: 1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran. 2. Meningkatkan layanan professional dalam dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima. 3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya. 4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap kepada kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan. 5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

25 Berdasarkan pengertian PTK di atas yang melibatkan guru sebagai peneliti langsung yang berhubungan dengan objek yang diteliti, sehingga masalah penelitiannya berdasarkan kenyataan dilapangan. Dimana masalah yang ada dilapangan saat ini adalah kurangnya gerak dasar siswa, sehingga peneliti mencoba untuk meneliti masalah yang ada dengan menggunakan pemecahan masalah dengan pengembangan pembelajaran permainan tradisional. B. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan 1. Prosedur Penelitian Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Arikunto (2006:16) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Perencanaan atau planning. b. Pelaksanaan atau acting. c. Pengamatan atau observing, dan d. Refleksi atau reflection. Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik perilaku siswa dalam melakukan aktivitas belajar pada kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya maka perlu kiranya membuat alur penelitian dalam bentuk bagan sebagai pedoman selama melaksanakan tindakan pada setiap siklus yang akan dilaksanakan. Berikut adalah skema atau alur penelitian tindakan kelas yang memuat dua siklus.

26 Refleksi Refleksi Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Pelaksanaan? Gambar 3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK (Arikunto, 2006:16) Atas dasar itulah maka tahapan yang dijadikan sebagai upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu: a. Pengamatan (observing), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran permainan tradisional pada kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Aktivitas siswa yang diamati berkaitan dengan sikap dan perilaku sebelum, selama dan sesudah melaksanakan aktivitas belajar pendidikan jasmani, khususnya berkenaan dengan gerak dasar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sikap, minat dan motivasi serta kendala pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran Permainan tradisional. c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting) atau melaksanakan tindakan, yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat meningkatkan gerak dasar.

27 2. Rencana Tindakan Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (mitra guru) untuk melakukan rancangan tindakan. Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang telah diuji. Perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil proses pembelajaran, selain itu faktor pendukung dan penghambat dapat diungkap. Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencaaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peneliti membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan pengembangan permainan tradisional sebagai upaya meningkatkan gerak dasar. 2) Membuat lembar observasi yaitu: a) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. b) Dengan menggunakan alat elektonik (kamera) untuk mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung. Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran ditahap berikutnya. c) Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran permainan tradisional. 3)Peneliti berusaha menentukan alat bantu mengajar dengan menggunakan peralatan yang dimodifikasi. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam situasi secara sadar dan terkendali setelah perencanaan selesai dilakukan. Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru atau pengajar yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran permainan tradisional. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu

28 1) Peneliti menerapkan modifikasi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran permainan tradisional yang telah dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran). 2) Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis dan objektif. 3) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan. c. Alternatif Pemecahan Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan catatan yang dimiliki peneliti dan mitra peneliti menggunakannya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan tindakan tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan tindakan berikutnya. d. Observasi Observasi merupakan teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku) sebagai upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung terutama indra penglihatan. Adapun bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah: 1) Observasi peer (pengamatan sejawat) Pelaksanaan observasi peer dilakukan oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain. Dalam konteks penelitian ini, guru yang melakukan observasi adalah mitra peneliti yang merupakan guru. 2) Observasi Terstruktur Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan perilaku siswa.

29 e. Analisis dan Refleksi Berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukanlah analisis. Berdasarkan analisis data kemudian peneliti melakukan refleksi untuk perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya, termasuk juga untuk mengetahui capaian target dari setiap tindakan yang sudah dilaksanakan. Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji proses. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya menghasilkan perbaikan, dan digunakan sebagai bahan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Berikut di bawah ini adalah Langkah-langkah pembelajaran siklus pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas : Siklus I: 1. Perencanaan Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan pendekatan permainan tradisional. Adapun bentuk permainan yang akan diterapkan sebagai strategi pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar yaitu: a. Permainan tradisional ucing bal b. Permainan tradisional ucing baledog 2. Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (Sekenario pembelajaran) yang telah diterapkan pada perencanaan siklus I. 3. Observasi Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi prilaku siswa dan guru penjas yang sesuai dengan target yang harus dicapai dan yang telah diterapkan pada siklus I. 4. Refleksi Mengevaluasi secara total berkenan dengan proses dan hasil yang telah dicapai pada siklus I untuk mengikuti tindakan berikutnya pada siklus II.

30 Siklus II: 1. Perencanaan Materi pembelajaran pada siklus II adalah bentuk-bentuk permainan yang lebih kompleks aktivitasnya jika dibandingkan dengan kegiatan belajar pada siklus I. Adapun bentuk permainan yang diterapkan pada siklus ini adalah sebagai berikut : a. Permainan tradisional boy-boyan b. Permainan tradisional bola batas 2. Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (scenario pembelajaran) yang telah diterapkan pada siklus II yaitu menerapkan permainan tradisional boy-boyan, permainan tradisional gobak sodor dan permainan tradisional kucing baledog. 3. Observasi Menganalisis proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi aktifitas belajar siswa yang secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran gerak dasar melalui permainan tradisional. 4. Refleksi Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil belajar yang dicapai. C. Lokasi, Subjek, dan Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Karanganyar Kabupaten Cirebon, pada semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di kelas II dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. 2. Subjek Penelitian Kurangnya gerak dasar siswa disebabkan karena beberapa faktor, adapun faktor yang ingin diteliti, yaitu:

31 1. Faktor siswa, dengan melihat minat, motivasi, pemahaman, dan aktivitas siswa kelas II SDN 3 Karanganyar terhadap pembelajaran penjas melalui pengembangan permainan tradisional, maka gerak dasar siswa mengalami peningkatan. 2. Faktor guru, melihat cara mengajar guru dalam merencanakan pembelajaran dan bagaimana pelaksanaan di lapangan, apakah sudah mencakup pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan tujuan pembelajaran yang dicapai. Maka dari itu subyek dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan pembelajaran permainan tradisional dalam meningkatkan gerak dasar pada siswa kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. 3. Data Penelitian Data-data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari: a. Hasil wawancara antara peneliti, observer, dan siswa. b. Aktivitas yang ditunjukan oleh seluruh siswa selama proses pembelajaran dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh dari peneliti sebagai guru melalui proses observasi dan observer melalui observasinya pada setiap tindakan pembelajaran selama penelitian berlangsung. D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap tindakan dalam proses pembelajaran penjas. Proses pengumpulan data dibantu oleh guru sebagai rekan peneliti (mitra sejawat). Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis untuk memecahkan masalah penelitian digunakan atas hasil observasi selama pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan.

32 2. Instrumen Penelitian Sugiyono (2008: 148) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam suatu penelitian, instrumen penelitian mempunyai peran yang sangat penting untuk menjawab suatu penelitian. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran gerak dasar siswa melalui pengembangan pembelajaran permainan tradisional, maka peneliti langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan menggunakan: a. Observasi Observasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi tertutup. Observasi tertutup disusun untuk mengindentifikasi aktifitas gerak dasar yang dilakukan anak pada saat melakukan permainan trdisional. Adapun kisi-kisi instrumen observasi tertutup dapat dilihat pada tabel 3.1 yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu berisi item-item. Tabel 3.1 Lembar observasi No. Nama Lokomotor Manipulatif Non-lokomotor Lari Lompat Melempar Menangkap 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 Memutar Meliuk Keterangan : 1. Lokomotor a. Lari Nilai 1 : melakukan gerakan berjalan pada saat permainan tradisional Nilai 2 : melakukan gerakan berlari, tetapi pada saat menjadi target

33 tidak bisa menghindar di dalam permainan tradisional Nilai 3 : melakukan gerakan berlari dan mampu menghindar pada b. Lompat saat menjadi target di dalam permainan tradisional. Nilai 1 : berusaha melompat pada saat menjadi target permainan tradisional. Nilai 2 : melakukan gerakan melompat, tetapi pada saat menjadi target tidak bisa menghindar di dalam permainan tradisional. Nilai 3 : melakukan gerakan melompat dan mampu menghindar pada 2. Manipulatif a. Melempar saat menjadi target di dalam permainan tradisional. Nilai 1 : melakukan gerakan melempar, tetapi arahnya tidak tepat terhadap target. Nilai 2 : siswa melakukan gerakan melempar dan tepat terhadap target. b. Menangkap Nilai 1 : melakukan tangkapan yang tidak sempurna, jadi pada saat menangkap tidak bisa di tangkap. Nilai 2 : melakukan tangkapan yang sempurna, jadi pada saat 3. Non-lokomotor a. Memutar menangkap bisa ditangkap Nilai 1 : melakukan gerakan memutar di dalam permainan tradisional b. Meliuk Nilai 1 : siswa melakukan gerakan meliuk di dalam permainan tradisional. b. wawancara Selain observasi dalam penelitian tindakan kelas ini mennggunakan pengamatan melalui wawancara, adapun bentuk wawancara yang akan digunakan adalah wawancara terstruktur yaitu peneliti sudah mempersiapkan dari sebelumnya susunan wawancara yang akan diajukan. Menurut Esterberg (Sugiyono, 2009:231) mengemukakan bahwa wawancara merupakan pertemuan

34 dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Adapun kisi-kisi dalam wawancara dalam penelitian tindakan kelas ini, meliputi: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel, di bawah ini. Tabel 3.2Kisi-kisi Pedoman Wawancara No Aspek Yang ditanyakan 1. Tujuan Pembelajaran a. Apakah yang menjadi misi dan visi di SD Negeri 3 Karanganyar? b. Kendala apa saja yang menghambat dalam pencapaian misi dan visi di SD Negeri 3 Karanganyar? 2. Materi pembelajaran a. Apakah yang menjadi acuan dalam pembuatan materi pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar? b. Apakah program / kegiatan pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar telah mengembangkan seluruh aspek gerak dasar? 3. Metode Pembelajran a. Metode pembelajaran apa saja yang digunakan di SD Negeri 3 Karanganyar? b. Kendala apa yang sering muncul dalam penerapan metode pengembangan gerak dasar di SD Negeri 3 Karanganyar? 4. Media Pembelajaran a. Sebutkan beberapa media pembelajaran yang sering digunakan dalam pengembangan gerak dasar anak? 5. Evaluasi pembelajaran a. Bagaimana cara memberikan penilaian terhadap gerak dasar anank SD?

35 c. Catatan lapangan Catatan lapangan yaitu catatan otentik hasil observasi, yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian-kejadian pada saat penelitian berlangsung yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi. Hal yang dicatat adalah tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan interaksi peserta dengan peserta didik. Catatan lapangan dapat dikembangkan berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.3 Catatan Lapanngan No. 1. 2. 3. 4. Aspek diamati Kondisi siswa a. Berpakaian olahraga lengkap b. Absensi siswa Kondisi guru a. Kesiapan mengajar b. Perlengkapan mengajar (RPP, berpakaian olahraga) Ketersediaan media a. Sarana dan prasarana olahraga Kondisi lingkungan a. lapangan d. Dokumentasi Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari peningkatan kemampuan gerak dasar melalui permainan tradidional. Dokumentasi dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengecek kesesuaian data. Semua kegiatan tersebut direkam melalui kamera digital.

36 E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Pengolahan dan Kategorisasi Data Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, antusiasme siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran gerak dasar berlangsung bisa dijadikan acuan sebagai indikator dari implementasi pembelajaran gerak dasar melalui permainan tradisional. 2. Validasi Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari: 1) Triangulasi maksudnya adalah merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data sebagai pembanding yang dapat digunakan untuk memeriksa keabsahan data. Pembanding yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data tersebut adalah: a) Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah diselenggarakan), b) (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar), c) Observer yaitu mitra peneliti yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar melalui hasil observasinya pada setiap siklus tindakan penelitian yang telah dilaksanakan. 2) Member check adalah mengadakan pengecekan kembali terhadap sumber data atau subjek tentang apa-apa yang ditulis sebagai laporan penelitian. (Mulyasa, 2009:25). 3) Audit Trail adalah suatu upaya untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data hasil temuan penelitian sementara beserta prosedur dan metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara mendiskusikan bukti-bukti temuan dengan observer atau teman sejawat.

37 4) Ekpert opinion adalah suatu langkah untuk melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan hasil temuan untuk merevidu draft laporan hasil penelitian. 3. Interpretasi Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaaan dengan proses pembelajaran yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.