KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PNBP DAN TANTANGAN KEDEPAN

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARAN BUKAN PAJAK

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

Tarif atas jenis PNBP ditetapkan dengan memperhatikan :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN PENGELOLAAN PNBP

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Kata Sambutan Kepala Badan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 T E N T A N G PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*9884 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 20 TAHUN 1997 (20/1997) TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

Himpunan Peraturan PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) KEJAKSAAN RI

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KINERJA PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) SUMBER DAYA ALAM NON MIGAS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan PNBP KL dan Temuan-Temuan Pelaksanaan PNBP yang Tidak Optimal

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PEMULIHAN ASET TINDAK PIDANA KORUPSI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. PNBP. Pemeriksaan. Wajib Bayar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 12 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. setiap proyek pembangunan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah

RANCANGAN UNDANG UNDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA YANG SEDANG DIBAHAS PEMERINTAH DENGAN DPR RI TAHUN 2016

I. UMUM. Saldo...

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Ekonomi Bisnis dan Financial

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

MENTERl ENERG! DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERl ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30TAHUN2017

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.03/2012 TENTANG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No penerimaan negara bukan pajak dari hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana d

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Karena pajak mempunyai fungsi sebagai budgetair yang

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN IMPLEMENTASI SEGMEN AKUN PNBP BARU DALAM BAS

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 11 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2011

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEWENANGAN DAN TUGAS INSTANSI PENGELOLA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENGELOLAAN PNBP

SEKILAS PENERIMAAN NEGARA DALAM APBN Penerimaan Perpajakan PNBP Hibah 2016 dalam triliun rupiah 2015 2014 74,0% 25,7% 1.550,5 1.240,4 255,6 82,3% 17,0% 1.508,0 1.285,0 262,0 82,6% 16,8% 1.555,9 1.146,9 398,6 Kontribusi Penerimaan Perpajakan Terus meningkat, dari 74% di tahun 2014 menjadi 83,1 di tahun 2019 2017 Outlook 2018 1.343,5 311,2 80,6% 18,7% 1.666,4 1.548,5 349,2 81,4% 18,3% 1.903,0 Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan negara mampu tumbuh rata-rata sebesar 3,8% (2014 sampai dengan 2017 RAPBN 1.781,0 361,1 2019 Sumber: Nota Keuangan Rancangan APBN 2019 83,1% 16,9% 2.142,5 2

PNBP DARI MASA KE MASA 600 500 26,29 24,65 25,85 30 25 PNBP terbesar dari Migas yang sangat bergantung pada harga minyak 400 300 200 345,75 398,59 351,80 29,68 21,70 24,65 87,75 73,46 69,67 40,31 30,80 34,03 23,97 20,02 22,78 255,63 261,98 16,85 16,91 35,32 42,44 81,70 117,31 311,22 18,68 47,35 108,83 349,16 361,09 18,35 16,85 43,30 47,88 91,92 89,51 44,70 45,59 24,87 29,83 20 15 10 PNBP dari Kekayaan Negara Dipisahkan meningkat sejalan dengan meningkatnya laba BUMN PNBP Lainnya cenderung fluktuatif yang berfokus pada peningkatan kualitas layanan di K/L 100 0 43,90 37,64 205,82 216,88 203,63 29,29 22,80 37,13 144,33 148,23 20,57 78,17 81,84 44,90 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 5 0 PNBP BLU meningkat seiring dengan perbaikan layanan Migas Non Migas Bagian KND PNBP Lainnya Pendapatan BLU % PNBP thd Pendapatan Negara Total PNBP *Keterangan: Tahun 2012 s.d 2017 berdasarkan LKPP, Tahun 2018 berdasarkan outlook dalam Nota Keuangan APBN 2019, sedangkan Tahun 2019 berdasarkan RAPBN 3

PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN PNBP ERA UU NO. 20 TAHUN 1997 Temuan berulang BPK, meliputi: PNBP TERLAMBAT/ BELUM DISETORKAN KE KAS NEGARA PUNGUTAN TANPA DASAR HUKUM PNBP KURANG/ BELUM DIPUNGUT PNBP TIDAK DISETORKAN KE KAS NEGARA / DIGUNAKAN LANGSUNG 4

REFORMASI DAN KEBIJAKAN PNBP TAHUN 2019 Reformasi Kebijakan 2019 Peningkatan Pemanfaatan IT dalam Pengelolaan PNBP Meningkatkan kualitas layanan Peningkatan transparansi pengelolaan PNBP Pengelolaan dan Pemanfaatan data PNBP Perubahan UU PNBP Penyederhanaan tarif Meningkatkan kepatuhan wajib bayar Kebijakan tarif s.d Rp0 atau 0% Opsi keberatan, keringangan dan pengembalian PNBP Memperkuat pengawasan baik oleh KL maupun oleh Kemenkeu Penguatan pemeriksaan PNBP dan sanksi pidana Skema PSC Gross Split Mendorong usaha eksplorasi dan eksploitasi lebih efisien dan efektif Penerimaan negara migas lebih pasti dan tidak dideterminasi besarnya biaya operasi yang harus dibayarkan pemerintah & KKKS SDA Migas Meningkatkan pengawasan dan monitoring intensif proyek yang akan onstream tahun 2019 Melaksanakan operasional hulu migas secara efektif dan efisien dengan melanjutkan Kontrak Bagi Hasil Gross Split SDA Nonmigas Koordinasi pembinaan, pengaturan dan pengawasan usaha pertambangan Penguatan Satgas Pemberantasan Penangkapan Ikan secara ilegal PNBP Lainnya Peningkatan pelayanan dan penyesuaian tarif Optimalisasi penerimaan dari pengelolaan BMN penyempurnaan tarif dan regulasi Kekayaan Negara Dipisahkan Penentuan dividen sesuai profabilitas dan likuiditas perusahaan Menjaga persepsi investor agar tidak menurunkan nilai pasar BUMN listed di bursa saham Memperhatikan penugasan Pemerintah terhadap BUMN sebagai agenda pembangunan Badan Layanan Umum Penguatan kelembagaan BLU antara lain melalui rasional struktur dan proporsi pegawai fungsional layanan Peningkatan kompetensi SDM BLU Pemanfaatan IT sebagai bagian dari modernisasi pengelolaan BLU Perluasan penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi dan terkoneksi dengan sistem pembayaran PNBP (Simponi) 5

UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 6

LATAR BELAKANG PENETAPAN UU PNBP Penguatan Landasan Hukum Penyesuaian dengan Amandemen UUD dan Paket UU Keuangan Negara Peningkatan Kualitas Pengelolaan Upaya untuk meminimalisasi temuan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Peningkatan Pelayanan dan Optimalisasi Penerimaan Penegasan tugas dan fungsi pengelola PNBP sehingga meningkatkan pelayanan dan mengoptimalkan PNBP Implementasi Kebijakan Pemerintah Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan mewujudkan kemandirian ekonomi 7

MATERI UU NO.9 TAHUN 2018 TENTANG PNBP 13 BAB Keterangan: Dalam UU No.20 Tahun 1997, terdiri dari 8 BAB dan 24 Pasal. 73 PASAL 8

POKOK-POKOK PERUBAHAN UU PNBP Penggunaan Dalam rangka merespon perkembangan peraturan perundangundangan khususnya paket Undang-Undang Keuangan Negara dan kebijakan Pemerintah; memenuhi tujuan pengelolaan PNBP pokok-pokok perubahan dalam UU No.9 Tahun 2019 secara garis besar adalah: Pengaturan Tarif Objek Pengelolaan PNBP Sanksi Pidana Verifikasi oleh Instansi Pengelola Pengawasan PNBP Pemeriksaan PNBP Keberatan, Keringanan, Pengembalian 9

OBJEK PNBP PEMANFAATAN SDA bumi, air, udara, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang dikuasai oleh negara PELAYANAN penyediaan barang, jasa, atau pelayanan administratif yang menjadi tanggung jawab pemerintah PENGELOLAAN KND kekayaan negara yang berasal dari APBN yang dijadikan penyertaan modal negara atau perolehan lainnya ` PENGELOLAAN BMN penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan semua barang yang diperoleh atas beban APBN dan perolehan lain PENGELOLAAN DANA dana pemerintah yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau perolehan lain HAK NEGARA LAINNYA hak negara selain 5 objek sesuai peraturan perundang-undangan Pengklasteran digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan jenis dan tarif PNBP dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing objek PNBP, prinsip keadilan, dan menjaga kualitas layanan pada masyarakat. 10

PENGATURAN TARIF PNBP Dasar Pertimbangan Dasar Pertimbangan pengaturan tarif diatur masingmasing sesuai klaster, antara lain a. Nilai manfaat, kadar, atau kualitas sumber daya alam b. Dampak pengenaan tarif c. Kebutuhan investasi, kondisi keuangan, & operasional Badan d. Nilai guna aset tertinggi dan terbaik e. Aspek keadilan f. Kebijakan pemerintah SPESIFIK Tarif PNBP yang ditetapkan dengan nominal uang Bentuk Tarif AD VALOREM Tarif PNBP yang ditetapkan dengan persentase dan formula Dasar Hukum Dasar hukum penetapan tarif dilekatkan langsung pada 6 klaster objek PNBP: 1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Undang- Undang, kontrak, dan/atau Peraturan Pemerintah 2. Pelayanan Peraturan Pemerintah dan/atau Peraturan Menteri 3. Pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan Undang-Undang dan/atau dalam rapat umum pemegang saham 4. Pengelolaan Barang Milik Negara Peraturan Pemerintah dan/atau Peraturan Menteri Keuangan 5. Pengelolaan Dana Peraturan Menteri Keuangan 6. Hak Negara Lainnya Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan/atau Peraturan Menteri Keuangan 11

PENGELOLAAN PNBP Dikelola dalam sistem APBN Dapat dilanjutkan pemeriksaan PELAKSANAAN Penentuan PNBP Terutang, Pemungutan, Pembayaran/Penyetoran, Piutang, Penetapan dan Penagihan, Penggunaan PNBP PENGAWASAN Pengawasan atas Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban PNBP PERENCANAAN Perencanaan PNBP dalam penyusunan RAPBN/RAPBNP PERTANGGUNGJAWABAN Penatausahaan dan Pelaporan 12

VERIFIKASI OLEH INSTANSI PENGELOLA PNBP Instansi pengelola PNBP wajib melakukan verifikasi atas PNBP terutang yang dihitung oleh wajib bayar Kewajiban verifikasi bertujuan agar meningkatkan kepatuhan wajib bayar, khususnya yang menghitung sendiri kewajibannya, sehingga meminimalisir potensi kerugian negara karena kurang bayar dan tidak menyetor oleh wajib bayar. 13

PENGGUNAAN PNBP Instansi Pengelola PNBP dapat mengusulkan penggunaan dana PNBP yang dikelolanya kepada Menteri. Menteri memberikan persetujuan atau penolakan dengan mempertimbangkan: a. kondisi keuangan negara; b. kebijakan fiskal; dan/atau c. kebutuhan pendanaan Instansi Pengelola PNBP. Penggunaan dana PNBP dapat digunakan oleh Instansi Pengelola PNBP untuk unit-unit kerja di lingkungannya dalam rangka: a. penyelenggaraan Pengelolaan PNBP dan/atau peningkatan kualitas penyelenggaraan Pengelolaan PNBP dan/atau kegiatan lainnya; dan/atau b. optimalisasi PNBP. Menteri dapat meninjau kembali persetujuan penggunaan dana PNBP 14

PENGAWASAN PNBP A. Pengawasan oleh APIP Instansi Pengelola PNBP melaksanakan pengawasan intern atas Pengelolaan PNBP yang dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri/Pimpinan Lembaga. B. Pengawasan oleh Menteri Keuangan Untuk meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban PNBP, Menteri melakukan pengawasan terhadap Instansi Pengelola PNBP. Pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk verifikasi, penilaian, dan/atau evaluasi. untuk meminimalisir potensi temuan Instansi Pemeriksa karena adanya pengawasan melekat yang dilakukan secara internal (APIP KL) maupun eksternal (BPKP dan Menkeu). Pengawasan oleh Menkeu dilakukan sebagai bentuk sinergi dengan BPKP dan sebagai solusi atas keterbatasan BPKP dalam melakukan pengawasan PNBP 15

PEMERIKSAAN PNBP OBJEK PEMERIKSAAN Wajib bayar Instansi Pengelola PNBP Mitra Instansi Pengelola DASAR PEMERIKSAAN, antara lain: Hasil pengawasan intern atau Menteri Permintaan koreksi surat tagihan, pengembalian, atau keringanan Indikasi kerugian dan ketidakpatuhan INISIATOR Instansi Pengelola PNBP Menteri (Menteri Keuangan) RUANG LINGKUP Kepatuhan pemenuhan kewajiban Wajib Bayar Pemenuhan ketentuan PNBP oleh Instansi Pengelola PNBP dan Mitra Instansi Pengelola Tata Kelola PNBP HASIL PEMERIKSAAN Laporan Hasil Pemeriksaan Surat Ketetapan Kurang Bayar; Nihil; atau Lebih Bayar 16

KEBERATAN, KERINGANAN DAN PENGEMBALIAN PNBP KEBERATAN KERINGANAN PENGEMBALIAN Diajukan oleh Wajib bayar atas: 1. Surat Ketetapan Lebih Bayar, 2. Surat Ketetapan Nihil, Atau 3. Surat Ketetapan Kurang Bayar Diajukan ke Instansi Pengelola dan diterbitkan persetujuan atau penolakan Keputusan bersifat FINAL Wajib bayar dapat mengajukan gugatan atas putusan keberatan ke PTTUN Dasar Pengajuan: 1. Kondisi kahar, 2. Kesulitan likuiditas, atau 3. Kebijakan Pemerintah Bentuk Keringanan: 1. Pengangsuran 2. Penundaan 3. Pembebasan 4. Pengurangan Keringanan Pengurangan dan Pembebasan membutuhkan: 1. Persetujuan Menteri dan/atau 2. Pertimbangan APIP atau rekomendasi instansi pemeriksa kesulitan likuiditas Dasar Pengajuan: 1. Salah bayar/setor, 2. Salah pungut, 3. Penetapan atas pengajuan Keberatan, 4. Putusan Pengadilan, 5. Hasil Pemeriksaan, 6. Pelayanan tidak Terpenuhi, atau 7. Ketentuan Perundang-undangan Bentuk pengembalian: 1. Pembayaran Dimuka Kewajiban PNBP Terutang Selanjutnya 2. Pemindahbukuan 17

SANKSI PIDANA Wajib Bayar yang menghitung sendiri kewajiban PNBP yang dengan sengaja tidak membayar atau menyampaikan laporan PNBP Terutang yang tidak benar, dipidana dengan pidana denda sebanyak 4 (empat) kali jumlah PNBP Terutang dan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun. Setiap orang yang dengan sengaja tidak memberikan dokumen, keterangan, dan/atau bukti lain yang dimiliki, atau memberikan dokumen, keterangan, dan/atau bukti lain yang dimiliki namun isinya tidak benar, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) atau pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun. Pengenaan sanksi yang lebih tinggi dan bersifat akumulatif untuk memberikan efek jera yang tinggi sehingga mampu mencegah (tindakan preventif) bentuk ketidakpatuhan atau pelanggaran. 18

TUGAS INSTANSI PENGELOLA PNBP DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 19

TUGAS DAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PNBP Kewenangan Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal Kewenangan dan Tugas Pimpinan Kementerian Negara/Lembaga Kewenangan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara Tugas Mitra Instansi Pengelola PNBP 20

TUGAS DAN KEWENANGAN INSTANSI PENGELOLAAN PNBP (1) Pimpinan Instansi Pengelola PNBP mempunyai kewenangan untuk mengelola PNBP pada Instansi Pengelola PNBP yang dipimpinnya Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) UU No.9 Tahun 2018 Dalam mengelola PNBP Pimpinan Instansi Pengelola PNBP bertugas: menyusun dan menyampaikan usulan jenis dan tarif PNBP; mengusulkan penggunaan dana PNBP; menyusun dan menyampaikan rencana PNBP dalam rangka penyusunan RAPBN dan/atau RAPBNP; memungut dan menyetorkan PNBP ke Kas Negara; melaksanakan anggaran yang bersumber dari pagu penggunaan dana PNBP; mengelola piutang PNBP; menyusun dan menyampai-kan laporan pertanggung-jawaban PNBP; menunjuk pejabat kuasa pengelola PNBP; dan melaksanakan tugas lain di bidang PNBP pada Instansi Pengelola PNBP yang dipimpinnya sesuai dengan ketentuan peraturan per-undang-undangan di bidang PNBP. 21

TUGAS DAN KEWENANGAN INSTANSI PENGELOLAAN PNBP(2) Verifikasi atas PNBP Terutang yang dihitung oleh Wajib Bayar Pasal 27 Disamping melakukan tugas sebagaimana Pasal 17, Instansi Pengelola PNBP juga wajib melaksanakan : Instansi Pengelola PNBP melaksanakan pengawasan intern atas Pengelolaan PNBP Pasal 45 Meminta Instansi Pemeriksa untuk melakukan Pemeriksaan terhadap Wajib Bayar Pasal 47 dan 49 Memproses permohonan Keberatan, Keringanan dan Pengembalian PNBP Pasal 58-65 22

SANKSI BAGI INSTANSI PENGELOLA PNBP Tidak melakukan verifikasi atas PNBP Terutang yang dihitung oleh Wajib Bayar. (Pasal 27) Tidak memenuhi kewajiban melakukan Penetapan PNBP Terutang dengan menerbitkan dan menyampaikan Surat Ketetapan PNBP kurang bayar dan Surat Tagihan PNBP kepada Wajib Bayar. (Pasal 37) Tidak melaksanakan pemungutan PNBP berdasarkan jenis dan tarif PNBP. (Pasal 28) Tidak memenuhi kewajiban menatausahakan PNBP. (Pasal 41) Tidak melaksanakan penyetoran seluruh PNBP pada waktunya ke Kas Negara. (Pasal 30) Tidak melakukan kewajiban memberikan, memperlihatkan, dan/atau menyampaikan dokumen, keterangan, dan/atau bukti lain yang diminta oleh instansi pemeriksa. (Pasal 53) PENJELASAN Tidak melaksanakan pengelolaan piutang PNBP yang menjadi tanggung jawabnya. (Pasal 35) Sanksi dikenakan kepada pejabat pengelola PNBP di lingkungan Instansi Pengelola PNBP. Yang dimaksud dengan ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain peraturan perundang-undangan di bidang disiplin untuk Aparatur Sipil Negara dan peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan. Tidak mengeluarkan penetapan atas pengajuan keberatan sampai dengan jangka waktu 6 (enam) bulan setelah surat keberatan dan dokumen pendukung diterima secara lengkap. (Pasal 59) 23

TERIMA KASIH