KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEWENANGAN DAN TUGAS INSTANSI PENGELOLA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENGELOLAAN PNBP
SEKILAS PENERIMAAN NEGARA DALAM APBN Penerimaan Perpajakan PNBP Hibah 2016 dalam triliun rupiah 2015 2014 74,0% 25,7% 1.550,5 1.240,4 255,6 82,3% 17,0% 1.508,0 1.285,0 262,0 82,6% 16,8% 1.555,9 1.146,9 398,6 Kontribusi Penerimaan Perpajakan Terus meningkat, dari 74% di tahun 2014 menjadi 83,1 di tahun 2019 2017 Outlook 2018 1.343,5 311,2 80,6% 18,7% 1.666,4 1.548,5 349,2 81,4% 18,3% 1.903,0 Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan negara mampu tumbuh rata-rata sebesar 3,8% (2014 sampai dengan 2017 RAPBN 1.781,0 361,1 2019 Sumber: Nota Keuangan Rancangan APBN 2019 83,1% 16,9% 2.142,5 2
PNBP DARI MASA KE MASA 600 500 26,29 24,65 25,85 30 25 PNBP terbesar dari Migas yang sangat bergantung pada harga minyak 400 300 200 345,75 398,59 351,80 29,68 21,70 24,65 87,75 73,46 69,67 40,31 30,80 34,03 23,97 20,02 22,78 255,63 261,98 16,85 16,91 35,32 42,44 81,70 117,31 311,22 18,68 47,35 108,83 349,16 361,09 18,35 16,85 43,30 47,88 91,92 89,51 44,70 45,59 24,87 29,83 20 15 10 PNBP dari Kekayaan Negara Dipisahkan meningkat sejalan dengan meningkatnya laba BUMN PNBP Lainnya cenderung fluktuatif yang berfokus pada peningkatan kualitas layanan di K/L 100 0 43,90 37,64 205,82 216,88 203,63 29,29 22,80 37,13 144,33 148,23 20,57 78,17 81,84 44,90 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 5 0 PNBP BLU meningkat seiring dengan perbaikan layanan Migas Non Migas Bagian KND PNBP Lainnya Pendapatan BLU % PNBP thd Pendapatan Negara Total PNBP *Keterangan: Tahun 2012 s.d 2017 berdasarkan LKPP, Tahun 2018 berdasarkan outlook dalam Nota Keuangan APBN 2019, sedangkan Tahun 2019 berdasarkan RAPBN 3
PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN PNBP ERA UU NO. 20 TAHUN 1997 Temuan berulang BPK, meliputi: PNBP TERLAMBAT/ BELUM DISETORKAN KE KAS NEGARA PUNGUTAN TANPA DASAR HUKUM PNBP KURANG/ BELUM DIPUNGUT PNBP TIDAK DISETORKAN KE KAS NEGARA / DIGUNAKAN LANGSUNG 4
REFORMASI DAN KEBIJAKAN PNBP TAHUN 2019 Reformasi Kebijakan 2019 Peningkatan Pemanfaatan IT dalam Pengelolaan PNBP Meningkatkan kualitas layanan Peningkatan transparansi pengelolaan PNBP Pengelolaan dan Pemanfaatan data PNBP Perubahan UU PNBP Penyederhanaan tarif Meningkatkan kepatuhan wajib bayar Kebijakan tarif s.d Rp0 atau 0% Opsi keberatan, keringangan dan pengembalian PNBP Memperkuat pengawasan baik oleh KL maupun oleh Kemenkeu Penguatan pemeriksaan PNBP dan sanksi pidana Skema PSC Gross Split Mendorong usaha eksplorasi dan eksploitasi lebih efisien dan efektif Penerimaan negara migas lebih pasti dan tidak dideterminasi besarnya biaya operasi yang harus dibayarkan pemerintah & KKKS SDA Migas Meningkatkan pengawasan dan monitoring intensif proyek yang akan onstream tahun 2019 Melaksanakan operasional hulu migas secara efektif dan efisien dengan melanjutkan Kontrak Bagi Hasil Gross Split SDA Nonmigas Koordinasi pembinaan, pengaturan dan pengawasan usaha pertambangan Penguatan Satgas Pemberantasan Penangkapan Ikan secara ilegal PNBP Lainnya Peningkatan pelayanan dan penyesuaian tarif Optimalisasi penerimaan dari pengelolaan BMN penyempurnaan tarif dan regulasi Kekayaan Negara Dipisahkan Penentuan dividen sesuai profabilitas dan likuiditas perusahaan Menjaga persepsi investor agar tidak menurunkan nilai pasar BUMN listed di bursa saham Memperhatikan penugasan Pemerintah terhadap BUMN sebagai agenda pembangunan Badan Layanan Umum Penguatan kelembagaan BLU antara lain melalui rasional struktur dan proporsi pegawai fungsional layanan Peningkatan kompetensi SDM BLU Pemanfaatan IT sebagai bagian dari modernisasi pengelolaan BLU Perluasan penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi dan terkoneksi dengan sistem pembayaran PNBP (Simponi) 5
UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 6
LATAR BELAKANG PENETAPAN UU PNBP Penguatan Landasan Hukum Penyesuaian dengan Amandemen UUD dan Paket UU Keuangan Negara Peningkatan Kualitas Pengelolaan Upaya untuk meminimalisasi temuan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Peningkatan Pelayanan dan Optimalisasi Penerimaan Penegasan tugas dan fungsi pengelola PNBP sehingga meningkatkan pelayanan dan mengoptimalkan PNBP Implementasi Kebijakan Pemerintah Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan mewujudkan kemandirian ekonomi 7
MATERI UU NO.9 TAHUN 2018 TENTANG PNBP 13 BAB Keterangan: Dalam UU No.20 Tahun 1997, terdiri dari 8 BAB dan 24 Pasal. 73 PASAL 8
POKOK-POKOK PERUBAHAN UU PNBP Penggunaan Dalam rangka merespon perkembangan peraturan perundangundangan khususnya paket Undang-Undang Keuangan Negara dan kebijakan Pemerintah; memenuhi tujuan pengelolaan PNBP pokok-pokok perubahan dalam UU No.9 Tahun 2019 secara garis besar adalah: Pengaturan Tarif Objek Pengelolaan PNBP Sanksi Pidana Verifikasi oleh Instansi Pengelola Pengawasan PNBP Pemeriksaan PNBP Keberatan, Keringanan, Pengembalian 9
OBJEK PNBP PEMANFAATAN SDA bumi, air, udara, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang dikuasai oleh negara PELAYANAN penyediaan barang, jasa, atau pelayanan administratif yang menjadi tanggung jawab pemerintah PENGELOLAAN KND kekayaan negara yang berasal dari APBN yang dijadikan penyertaan modal negara atau perolehan lainnya ` PENGELOLAAN BMN penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan semua barang yang diperoleh atas beban APBN dan perolehan lain PENGELOLAAN DANA dana pemerintah yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau perolehan lain HAK NEGARA LAINNYA hak negara selain 5 objek sesuai peraturan perundang-undangan Pengklasteran digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan jenis dan tarif PNBP dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing objek PNBP, prinsip keadilan, dan menjaga kualitas layanan pada masyarakat. 10
PENGATURAN TARIF PNBP Dasar Pertimbangan Dasar Pertimbangan pengaturan tarif diatur masingmasing sesuai klaster, antara lain a. Nilai manfaat, kadar, atau kualitas sumber daya alam b. Dampak pengenaan tarif c. Kebutuhan investasi, kondisi keuangan, & operasional Badan d. Nilai guna aset tertinggi dan terbaik e. Aspek keadilan f. Kebijakan pemerintah SPESIFIK Tarif PNBP yang ditetapkan dengan nominal uang Bentuk Tarif AD VALOREM Tarif PNBP yang ditetapkan dengan persentase dan formula Dasar Hukum Dasar hukum penetapan tarif dilekatkan langsung pada 6 klaster objek PNBP: 1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Undang- Undang, kontrak, dan/atau Peraturan Pemerintah 2. Pelayanan Peraturan Pemerintah dan/atau Peraturan Menteri 3. Pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan Undang-Undang dan/atau dalam rapat umum pemegang saham 4. Pengelolaan Barang Milik Negara Peraturan Pemerintah dan/atau Peraturan Menteri Keuangan 5. Pengelolaan Dana Peraturan Menteri Keuangan 6. Hak Negara Lainnya Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan/atau Peraturan Menteri Keuangan 11
PENGELOLAAN PNBP Dikelola dalam sistem APBN Dapat dilanjutkan pemeriksaan PELAKSANAAN Penentuan PNBP Terutang, Pemungutan, Pembayaran/Penyetoran, Piutang, Penetapan dan Penagihan, Penggunaan PNBP PENGAWASAN Pengawasan atas Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban PNBP PERENCANAAN Perencanaan PNBP dalam penyusunan RAPBN/RAPBNP PERTANGGUNGJAWABAN Penatausahaan dan Pelaporan 12
VERIFIKASI OLEH INSTANSI PENGELOLA PNBP Instansi pengelola PNBP wajib melakukan verifikasi atas PNBP terutang yang dihitung oleh wajib bayar Kewajiban verifikasi bertujuan agar meningkatkan kepatuhan wajib bayar, khususnya yang menghitung sendiri kewajibannya, sehingga meminimalisir potensi kerugian negara karena kurang bayar dan tidak menyetor oleh wajib bayar. 13
PENGGUNAAN PNBP Instansi Pengelola PNBP dapat mengusulkan penggunaan dana PNBP yang dikelolanya kepada Menteri. Menteri memberikan persetujuan atau penolakan dengan mempertimbangkan: a. kondisi keuangan negara; b. kebijakan fiskal; dan/atau c. kebutuhan pendanaan Instansi Pengelola PNBP. Penggunaan dana PNBP dapat digunakan oleh Instansi Pengelola PNBP untuk unit-unit kerja di lingkungannya dalam rangka: a. penyelenggaraan Pengelolaan PNBP dan/atau peningkatan kualitas penyelenggaraan Pengelolaan PNBP dan/atau kegiatan lainnya; dan/atau b. optimalisasi PNBP. Menteri dapat meninjau kembali persetujuan penggunaan dana PNBP 14
PENGAWASAN PNBP A. Pengawasan oleh APIP Instansi Pengelola PNBP melaksanakan pengawasan intern atas Pengelolaan PNBP yang dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri/Pimpinan Lembaga. B. Pengawasan oleh Menteri Keuangan Untuk meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban PNBP, Menteri melakukan pengawasan terhadap Instansi Pengelola PNBP. Pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk verifikasi, penilaian, dan/atau evaluasi. untuk meminimalisir potensi temuan Instansi Pemeriksa karena adanya pengawasan melekat yang dilakukan secara internal (APIP KL) maupun eksternal (BPKP dan Menkeu). Pengawasan oleh Menkeu dilakukan sebagai bentuk sinergi dengan BPKP dan sebagai solusi atas keterbatasan BPKP dalam melakukan pengawasan PNBP 15
PEMERIKSAAN PNBP OBJEK PEMERIKSAAN Wajib bayar Instansi Pengelola PNBP Mitra Instansi Pengelola DASAR PEMERIKSAAN, antara lain: Hasil pengawasan intern atau Menteri Permintaan koreksi surat tagihan, pengembalian, atau keringanan Indikasi kerugian dan ketidakpatuhan INISIATOR Instansi Pengelola PNBP Menteri (Menteri Keuangan) RUANG LINGKUP Kepatuhan pemenuhan kewajiban Wajib Bayar Pemenuhan ketentuan PNBP oleh Instansi Pengelola PNBP dan Mitra Instansi Pengelola Tata Kelola PNBP HASIL PEMERIKSAAN Laporan Hasil Pemeriksaan Surat Ketetapan Kurang Bayar; Nihil; atau Lebih Bayar 16
KEBERATAN, KERINGANAN DAN PENGEMBALIAN PNBP KEBERATAN KERINGANAN PENGEMBALIAN Diajukan oleh Wajib bayar atas: 1. Surat Ketetapan Lebih Bayar, 2. Surat Ketetapan Nihil, Atau 3. Surat Ketetapan Kurang Bayar Diajukan ke Instansi Pengelola dan diterbitkan persetujuan atau penolakan Keputusan bersifat FINAL Wajib bayar dapat mengajukan gugatan atas putusan keberatan ke PTTUN Dasar Pengajuan: 1. Kondisi kahar, 2. Kesulitan likuiditas, atau 3. Kebijakan Pemerintah Bentuk Keringanan: 1. Pengangsuran 2. Penundaan 3. Pembebasan 4. Pengurangan Keringanan Pengurangan dan Pembebasan membutuhkan: 1. Persetujuan Menteri dan/atau 2. Pertimbangan APIP atau rekomendasi instansi pemeriksa kesulitan likuiditas Dasar Pengajuan: 1. Salah bayar/setor, 2. Salah pungut, 3. Penetapan atas pengajuan Keberatan, 4. Putusan Pengadilan, 5. Hasil Pemeriksaan, 6. Pelayanan tidak Terpenuhi, atau 7. Ketentuan Perundang-undangan Bentuk pengembalian: 1. Pembayaran Dimuka Kewajiban PNBP Terutang Selanjutnya 2. Pemindahbukuan 17
SANKSI PIDANA Wajib Bayar yang menghitung sendiri kewajiban PNBP yang dengan sengaja tidak membayar atau menyampaikan laporan PNBP Terutang yang tidak benar, dipidana dengan pidana denda sebanyak 4 (empat) kali jumlah PNBP Terutang dan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun. Setiap orang yang dengan sengaja tidak memberikan dokumen, keterangan, dan/atau bukti lain yang dimiliki, atau memberikan dokumen, keterangan, dan/atau bukti lain yang dimiliki namun isinya tidak benar, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) atau pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun. Pengenaan sanksi yang lebih tinggi dan bersifat akumulatif untuk memberikan efek jera yang tinggi sehingga mampu mencegah (tindakan preventif) bentuk ketidakpatuhan atau pelanggaran. 18
TUGAS INSTANSI PENGELOLA PNBP DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 19
TUGAS DAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PNBP Kewenangan Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal Kewenangan dan Tugas Pimpinan Kementerian Negara/Lembaga Kewenangan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara Tugas Mitra Instansi Pengelola PNBP 20
TUGAS DAN KEWENANGAN INSTANSI PENGELOLAAN PNBP (1) Pimpinan Instansi Pengelola PNBP mempunyai kewenangan untuk mengelola PNBP pada Instansi Pengelola PNBP yang dipimpinnya Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) UU No.9 Tahun 2018 Dalam mengelola PNBP Pimpinan Instansi Pengelola PNBP bertugas: menyusun dan menyampaikan usulan jenis dan tarif PNBP; mengusulkan penggunaan dana PNBP; menyusun dan menyampaikan rencana PNBP dalam rangka penyusunan RAPBN dan/atau RAPBNP; memungut dan menyetorkan PNBP ke Kas Negara; melaksanakan anggaran yang bersumber dari pagu penggunaan dana PNBP; mengelola piutang PNBP; menyusun dan menyampai-kan laporan pertanggung-jawaban PNBP; menunjuk pejabat kuasa pengelola PNBP; dan melaksanakan tugas lain di bidang PNBP pada Instansi Pengelola PNBP yang dipimpinnya sesuai dengan ketentuan peraturan per-undang-undangan di bidang PNBP. 21
TUGAS DAN KEWENANGAN INSTANSI PENGELOLAAN PNBP(2) Verifikasi atas PNBP Terutang yang dihitung oleh Wajib Bayar Pasal 27 Disamping melakukan tugas sebagaimana Pasal 17, Instansi Pengelola PNBP juga wajib melaksanakan : Instansi Pengelola PNBP melaksanakan pengawasan intern atas Pengelolaan PNBP Pasal 45 Meminta Instansi Pemeriksa untuk melakukan Pemeriksaan terhadap Wajib Bayar Pasal 47 dan 49 Memproses permohonan Keberatan, Keringanan dan Pengembalian PNBP Pasal 58-65 22
SANKSI BAGI INSTANSI PENGELOLA PNBP Tidak melakukan verifikasi atas PNBP Terutang yang dihitung oleh Wajib Bayar. (Pasal 27) Tidak memenuhi kewajiban melakukan Penetapan PNBP Terutang dengan menerbitkan dan menyampaikan Surat Ketetapan PNBP kurang bayar dan Surat Tagihan PNBP kepada Wajib Bayar. (Pasal 37) Tidak melaksanakan pemungutan PNBP berdasarkan jenis dan tarif PNBP. (Pasal 28) Tidak memenuhi kewajiban menatausahakan PNBP. (Pasal 41) Tidak melaksanakan penyetoran seluruh PNBP pada waktunya ke Kas Negara. (Pasal 30) Tidak melakukan kewajiban memberikan, memperlihatkan, dan/atau menyampaikan dokumen, keterangan, dan/atau bukti lain yang diminta oleh instansi pemeriksa. (Pasal 53) PENJELASAN Tidak melaksanakan pengelolaan piutang PNBP yang menjadi tanggung jawabnya. (Pasal 35) Sanksi dikenakan kepada pejabat pengelola PNBP di lingkungan Instansi Pengelola PNBP. Yang dimaksud dengan ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain peraturan perundang-undangan di bidang disiplin untuk Aparatur Sipil Negara dan peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan. Tidak mengeluarkan penetapan atas pengajuan keberatan sampai dengan jangka waktu 6 (enam) bulan setelah surat keberatan dan dokumen pendukung diterima secara lengkap. (Pasal 59) 23
TERIMA KASIH