BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Metode Economic Order Quantity 2.1.1. Pengertian Economic Order Quantity Menurut Handoko, (2011:339) Model adalah nama yang digunakan untuk barang-barang yang dibeli, sedangkan ELS digunakan untuk barang-barang yang diproduksi secara internal. Menurut Gitosudarmo, (2014:122) pengertian sebenernya merupakan volume atau jumlah yang paling ekonomis pada setiap kali pembelian. 2.1.2. Kekurangan Persediaan (Out Of Stock, Shortage) Menurut Gitosudarmo, (2014:139) dengan ditemukanya, sebenarnya masih ada kemungkinan adanya kekurangan persediaan (out of stock) di dalam proses produksi. Kemungkinan kekurangan persediaan itu akan timbul apabila: 1. Penggunaan bahan dasar di dalam proses produksi lebih besar dari pada perkiraan sebelumnya. Hal ini akan berakibat persediaan akan habis sebelum pembelian atau pesanan yang berikutnya datang, sehingga terjadilah kekurangan persediaaan 2. Pesanan atau pembelian bahan dasar itu tidak dapat datang tepat pada waktunya (mundur) Dari dua keadaan tersebut di atas maka perusahaan perlu menetapkan adanya persediaan besi (safety stock) untuk menjamin kelancaran proses produksi akibat kemungkinan adanya kekurangan persediaan tersebut. 8
9 2.1.3. Model Kuantitas Pesanan Ekonomi () Dasar Menurut Heizer, (2016:561) model kuantitas ekonomi dasar (economic order quantity model) adalah suatu teknik pengendalian persediaan yang paling sering digunakan. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut. 1. Jumlah permintaan diketahui, cukup konstan, dan independen. 2. Waktu tunggu yakni, waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan talah diketahui dan bersifat konstan 3. Persediaan segera diterima dan selesai seluruhnya. Dengan kata lain, persediaaan yang dipesan tiba dalam suatu kelompok pada suatu waktu. 4. Tidak tersedia diskon kuantitas. 5. Biaya variabel hanya biaya memasang atau memesan (biaya pemasangan atau pemesanan) dan biaya untuk menyimpan persediaan dalam waktu tertentu (biaya penyimpanan atau biaya untuk membawa pesediaan). 6. Kehabisan (kekurangan) persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat. 2.2. Persediaan Barang 2.2.1. Pengertian Persediaan Barang Menurut Menurut Heizer, (2016:553) manajeman persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dan pelayanan pelangan. Menurut Hendayani, R. (2016:62) persediaan adalah kumpulan stok barang (material mentah, komponen, barang setengah jadi,dan barang jadi) yang
10 menunggu untuk diproses, dipindahkan atau digunakan pada titik rantai penyediaan barang (supply chain). 2.2.2. Fungsi-Fungsi Persediaan Menurut Heizer, (2016:553) Persediaan dapat memiliki berbagai fungsi yang menambah fleksibilitas operasi perusahaan. Keempat fungsi persediaan adalah sebagai berikut: 1. Untuk memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi permintaan pelanggan yang diantisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan. Persediaan seperti ini digunakan secara umum pada perusahaan ritel. 2. Untuk memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Contohnya, jika persediaan dari sebuah perusahaan berfluktasi, persediaan tambahan mungkin diperlukan agar bisa memisahkan proses produksi dan pemasok. 3. Untuk mengambil keuntuggan dari potongan jumlah karena pembeliaan dalam jumlah besar dapat menurunkan biaya pengiriman barang. 4. Untuk menghindari inflasi dan kenaikan harga. 2.3 Konsep Dasar Perhitungan Konsep dasar perhitungan yang penulis gunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Nilai inventory (Hartono, 2015: 245) Kebutuhan inventory x harga satuan inventory
11 2. Biaya rata rata inventory (Hartono, 2015: 245) 2 x C jumlah per persanan 2 Dimana : C = biaya simpan inventory x biaya simpan inventory per pesanan 3. Biaya pesan (Hartono, 2015: 245) frekuensi pemesanan/ tahun x biaya pemesanan inventory 4. Total biaya (Hartono, 2015: 245) 2 x C + A x O biaya rata rata inventory + biaya pesan Dimana : C = Biaya simpan inventory A = Kebutuhan inventory O = biaya pemesanan 5. (Hartono, 2015: 247) 2AO s Dimana : A = Kebutuhan inventory O = biaya pemesanan S = Harga satuan inventory 6. Standar deviation (Hartono, 2015: 267) (kebutuhan rata rata kebutuhan )2 jumlah periode 1
12 7. safety stock ( Herzer & Barry, 2015:578) SS = Z. σ Di mana : Z = jumlah standar deviasi σ = standar debiasi dari permintaan selama waktu tunggu