I. PENDAHULUAN. pesat dalam lima tahun terakhir. Peningkatan produksi tersebut menyebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

I. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

II. TINJAUAN PUSTAKA. penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

I. PENDAHULUAN. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Unsur-unsur Nutrien dalam Singkong (dalam As Fed)

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

PENGARUH METODE PENGOLAHAN KULIT PISANG BATU (Musa brachyarpa) TERHADAP KANDUNGAN NDF, ADF, SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA SKRIPSI

II.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEK SUPLEMENTASI BERBAGAI AKSELERATOR TERHADAP KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH TANAMAN SINGKONG

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan,

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

TINJAUAN PUSTAKA. areal sekitar luas 1,5 juta hektar (ha) dari luasan tersebut pada tahun 2005 dapat

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

II.TINJAUAN PUSTAKA. laut. Pisang dapat tumbuh pada iklim tropis basah, lembab dan panas dengan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB I PENDAHULUAN. Limbah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada tahun

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

TINJAUAN PUSTAKA Daun Rami dan Pemanfaatannya

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan. Pakan dengan kualitas yang baik, memberikan efek terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3. protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan bentuk senyawa

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

Semua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar

I. TINJAUAN PUSTAKA. tanda-tanda morfologi seperti aren, dimana batang sagu merupakan silinder yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Potensi Tanaman Nenas dan Limbahnya Sebagai Bahan Pakan. Tanaman nenas ( Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA Mahkota Nanas sebagai Bahan Pakan Ruminansia spesies. Nanas dikenal dengan nama latin yaitu Ananas comosus (Merr.

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

TINJAUAN PUSTAKA Silase

Okt ,30 75,00 257,00 Nop ,30 80,00 458,00 Des ,10 84,00 345,00 Jumlah 77,70 264, ,00 Rata-rata 25,85 88,30 353,34

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L. adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Perubahan Protein Kasar. Hasil penelitian pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

TINJAUAN PUSTAKA. Nenas merupakan anggota dari famili Bromeliaceae yang terdiri dari 45 genus serta 2000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Produksi tanaman singkong di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat dalam lima tahun terakhir. Peningkatan produksi tersebut menyebabkan limbah pengolahan tanaman singkong dan agroindustrinya juga meningkat sehingga cukup potensial digunakan sebagai bahan pakan. Bahan pakan yang berasal dari limbah pascapanen tanaman singkong antara lain daun singkong, batang singkong, kulit singkong, bonggol singkong, gaplek afkir, singkong afkir, dan gamblong atau onggok tergolong sebagai pakan sumber karbohidrat mudah dicerna (Mariyono dkk., 2008). Produksi singkong mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari 19.321.183 ton menjadi 21.786.691 ton. Peningkatan tersebut sebesar 11,32% (Departemen Pertanian, 2009). Singkong terdiri atas 45% bagian umbi, 35% bagian batang, dan 20% bagian daun. Peternak biasanya memanfaatkan limbah tanaman singkong berupa daun singkong dan batang singkong muda sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Antari dan Umiyasih (2009) melaporkan bahwa protein kasar daun dan batang singkong adalah 12,76% dan 6,17%. Salah satu kendala pemanfaatannya, limbah tanaman singkong tidak tahan lama bila disimpan karena kandungan airnya yang tinggi.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawetan yang dapat memperpanjang massa 2 simpan limbah singkong sehingga salah satu upaya pengawetan tersebut adalah pembuatan silase. Prinsip pembuatan silase adalah fermentasi hijauan oleh mikroba yang banyak menghasilkan asam laktat. Mikroba yang paling dominan adalah dari golongan bakteri asam laktat yang mampu melakukan fermentasi dalam keadaan aerob sampai anaerob. Asam laktat yang dihasilkan selama proses fermentasi akan berperan sebagai zat pengawet sehingga dapat menghindarkan pertumbuhan mikroorganisme pembusuk, sehingga pengawetan berupa silase dapat memperpanjang massa simpan limbah tanaman singkong lebih lama dan menyediakan sumber pakan bagi ternak setelah massa panen. Pembuatan silase dapat dilakukan dengan cara penambahan bakteri asam laktat dan tepung gaplek yang dapat juga mempertahankan kualitas nutrisi silase. Bakteri asam laktat terdapat di dalam hijauan. Hijauan yang berpotensi memiliki jumlah bakteri asam laktat yang tinggi adalah Pennicetum purpureum. Agar diperoleh silase yang baik, dapat ditambahkan bahan aditif sumber karbohidrat terlarut yaitu tepung gaplek. Tepung gaplek memiliki kandungan nutrien (SK 3,5%; PK 1,5%; BETN 76,3%) yang dapat mengoptimalkan kerja bakteri asam laktat untuk memproduksi asam laktat sehingga dapat mempertahankan kualitas nutrisi silase. Adanya ketersediaan energi berupa BETN sebesar 76,3% pada tepung gaplek menyebabkan bakteri asam laktat dapat bekerja optimal dalam menghasilkan suasana asam dan asam laktat lebih cepat. Asam laktat yang dihasilkan selama proses fermentasi berguna untuk mengawetkan limbah tanaman singkong.

1.2 Tujuan Penelitian 3 Tujuan Penelitian ini adalah: 1. mengetahui pengaruh suplementasi inokulum bakteri asam laktat, tepung gaplek, dan kombinasi inokulum bakteri asam laktat dan tepung gaplek terhadap kualitas nutrisi silase limbah tanaman singkong (kadar bahan kering, abu, serat kasar, protein kasar, lemak kasar, ph, BETN, dan NH 3 ), 2. mengetahui perlakuan terbaik pada penambahan inokulum bakteri asam laktat, tepung gaplek, dan kombinasi inokulum bakteri asam laktat dan tepung gaplek terhadap kandungan nutrisi silase limbah tanaman singkong. 1.3 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peternak mengenai kualitas nutrisi silase limbah tanaman singkong yang disuplementasi dengan inokulum bakteri asam laktat, tepung gaplek, dan kombinasi inokulum bakteri asam laktat dan tepung gaplek. 1.4 Kerangka Pemikiran Limbah tanaman singkong yang biasanya dimanfaatkan oleh peternak berupa daun singkong dan batang singkong. Antari dan Umiyasih (2009) melaporkan bahwa protein kasar daun dan batang adalah 12,76% dan 6,17%. Namun, pemanfaatan limbah tanaman singkong pascapanen belum dimanfaatkan secara optimal sehingga perlu dilakukan upaya pemanfaatan limbah tanaman singkong dengan cara pembuatan silase. Silase adalah fermentasi hijauan oleh bakteri yang

banyak menghasilkan asam laktat. Bakteri asam laktat memfermentasi 4 karbohidrat tersedia menjadi asam laktat dan sebagian kecil menjadi asam asetat. Kendala dalam pemanfaatannya, limbah tanaman singkong memiliki kandungan karbohidrat terlarut dan bakteri asam laktat yang rendah sehingga perlu dilakukan upaya penambahan bakteri asam laktat dari ekstrak rumput terfermentasi dan karbohidrat terlarut berupa tepung gaplek yang dapat mempertahankan kualitas nutrisi silase limbah tanaman singkong. Penambahan inokulum bakteri asam laktat bertujuan untuk mempercepat berkembangnya populasi bakteri asam laktat pada silase. Semakin banyak populasi bakteri asam laktat maka akan mempercepat terjadinya suasana asam sehingga menurunkan ph silase. Suasana asam pada silase akan menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk sehingga dapat mengawetkan limbah tanaman singkong. Selain penambahan inokulum bakteri asam laktat, penambahan tepung gaplek digunakan oleh bakteri sebagai sumber energi yang tersedia dan dapat langsung digunakan karena memiliki kandungan pati yang tinggi sehingga proses ensilase dapat berjalan sempurna. Pada proses ensilase, terjadi perubahan kimia zat-zat nutrisi. Kualitas nutrisi silase limbah tanaman singkong berupa kadar protein kasar pada pembuatan silase akan mengalami penurunan, Lesman (2011) melaporkan bahwa lebih dari 50% protein yang terkandung di dalam bahan baku akan terurai. Ohshima dkk. (1997a) juga mengemukakan bahwa memfermentasi bahan pakan dengan bakteri asam laktat dalam pembuatan silase menurunkan kadar protein.

Pada penambahan tepung gaplek dan bakteri asam laktat dapat meningkatkan 5 kadar bahan kering silase limbah tanaman singkong, karena tepung gaplek mengandung bahan kering sebesar 87% (Lubis, 1992). Kadar NH 3 akan menurun dengan adanya penambahan bakteri asam laktat dan tepung gaplek, hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan karbohidrat mudah larut berupa pati pada tepung gaplek yaitu 76,3% yang berperan sebagai penyedia energi langsung bagi pertumbuhan bakteri asam laktat sehingga asam laktat yang dihasilkan lebih banyak dan mempercepat penurunan ph, sehingga tidak terdapat bakteri Clostridium yang berkembang. Menurut (Woolford, 1984 dan McDonald dkk., 2002) menyatakan bahwa pemecahan asam amino dan pembentukan amonia sebagian besar dilakukan oleh bakteri Clostridium. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) merupakan bagian dari zat pakan yang mengandung karbohidrat, gula, dan pati, BETN sedikit mengalami penurunan akibat adanya penggunaan pati yang ada pada limbah tanaman singkong, karena tepung gaplek tidak sepenuhnya menyediakan sumber pati bagi aktivitas bakteri asam laktat sehingga terdapat penggunaan pati yang ada pada limbah tanaman singkong yang mengakibatkan kadar BETN sedikit mengalami penurunan. Selama proses ensilase terjadi perubahan kimia yang menyebabkan zat nutrisi limbah tanaman singkong berupa kadar serat kasar akan meningkat. Adanya peningkatan kadar serat kasar disebabkan menurunnya kandungan BETN.

Menurut Van Soest (1994), apabila terjadi penurunan partisi nutrien, maka akan 6 terjadi peningkatan pada partisi lainnya. Dalam hal ini BETN dan serat kasar termasuk dalam partisi nutrien karbohidrat, sehingga apabila kadar BETN mengalami penurunan maka kadar serat kasar akan mengalami peningkatan. Lemak akan mengalami hidrolisis saat proses ensilase, sehingga kadar lemak akan menurun. 1.5 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. terdapat pengaruh perlakuan suplementasi inokulum bakteri asam laktat ekstrak rumput terfermentasi dan tepung gaplek terhadap kualitas nutrisi silase limbah tanaman singkong yang meliputi kadar bahan kering, abu, protein kasar, serat kasar, lemak kasar, BETN, ph, dan NH 3, 2. terdapat perlakuan terbaik, yaitu pada penambahan inokulum bakteri asam laktat dan tepung gaplek terhadap kualitas nutrisi silase limbah tanaman singkong.