BAB I PENDAHULUAN. atau suatu bangsa dapat diketahui kepribadiannya. Farahsani (2017: 1) juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Televisi merupakan salah satu media yang kuat pengaruhnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriftif kualitatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi, maka segala yang berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyampaian informasinya. dipergunakan dalam wacana humor. Penggunaan bahasa yang biasa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB SEBAGAI BAHAN AJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan perguruan tinggi pasti terdapat tenaga kependidikan. Dalam tenaga

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu memiliki cara masing-masing dalam bertutur. Individu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sering digunakan oleh manusia adalah bahasa lisan, misalnya di bidang intertaiment.

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia secara kodrati diberi kelebihan oleh sang Maha Pencipta dalam

WUJUD KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR TINGKAT RENDAH KARANGAN MUHAMMAD JARUKI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses berpikir manusia. Tahap kelanjutan dari proses berpikir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan beragam hal baik secara lisan maupun tulisan. Hal yang meliputi antara lain yaitu ide, gagasan, dan perasaan. Pentingnya sebuah bahasa dalam bermasyarakat juga disinggung oleh para ahli salah satunya menurut Pranowo (2009: 1) bahasa merupakan cermin kepribadian seseorang. Bahkan, bahasa merupakan cermin kepribadian bangsa. Artinya, melalui bahasa seseorang atau suatu bangsa dapat diketahui kepribadiannya. Farahsani (2017: 1) juga berpendapat bahwa bahasa adalah alat untuk menciptakan pikiran dan perasaan dan sebagai sarana komunikasi utama. Selain itu, bahasa merupakan alat penting untuk melakukan komunikasi dan bertukar gagasan, yang sifatnya produktif dan sederhana. Produktivitas bahasa ini menyesuaikan dengan keragaman informasi yang berkembang (Tang, 2013: 1). Begitu pentingnya bahasa apabila manusia hanya dibekali dengan gestur atau isyarat gerak tubuh, maka akan terhambatnya interaksi antar manusia. Oleh karenanya, sangat disesalkan apabila manusia menyalahgunakan bahasa demi tujuan yang kurang baik. Pengguna bahasa hendaknya menggunakan bahasa secara baik dan benar agar tercipta suatu interaksi yang lancar, harmonis, dan menguntungkan. Menurut Putrayasa (2010: 81) bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai situasi pemakainya, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai 1

2 dengan kaidah yang berlaku. Selain aturan berbahasa secara baik dan benar, aspek lain yang harus diperhatikan ialah aspek kesantunan berbahasa. Sopan santun merupakan salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap sesama bersifat manusiawi. Saling menghargai merupakan salah satu kekhasan manusia sebagai makhluk berakal budi, yaitu makhluk yang perilakunya senantiasa berdasarkan pada pertimbangan akal budi daripada insting. Selain itu, manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi secara menyeluruh. Karenanya, sopan santun hendaknya dapat mengisi segala unsur dalam kehidupan manusia. Salah satu bentuk sopan santun dapat diterapkan dalam kegiatan berkomunikasi. Karenanya memang komunikasi merupakan kegiatan paling efektif dalam berinteraksi sehari-hari. Jika manusia saling mengedepankan sopan santun, maka terciptalah keharmonisan antar sesama dalam bermasyarakat. Sopan santun berbahasa merupakan sikap hormat penutur kepada mitratutur yang diwujudkan dalam tuturan yang sopan, dan tuturan yang sopan dilahirkan dari sikap yang hormat pula. Sopan santun berbahasa adalah seperangkat prinsip yang disepakati oleh masyarakat bahasa untuk menciptakan hubungan yang saling menghargai antara anggota masyarakat pemakai bahasa yang satu dengan anggota yang lain. Keberagaman karakter manusia menjadikan sopan santun sebagai cara yang dapat ditempuh dalam bersosialisasi. Pentingnya sopan santun dalam berbahasa, menjadi kajian penting mengingat begitu sensitifnya sebuah komunikasi antar manusia. Selain itu, pemahaman sopan santun hendaknya selalu diwariskan kepada anak dan cucu agar kedamaian terus dipegang teguh dan diaplikasikan.

3 Dalam berkomunikasi akan terjadi interaksi jika ada yang bertanya dan yang menjawab, ada yang meminta dan ada yang memberi, ada yang memerintah dan ada yang melakukan, ada yang memberi tahu dan ada yang menanggapi, dan sebagainya. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat-syarat tertentu terpenuhi, salah satunya adalah kesadaran akan bentuk sopan santun. Bentuk sopan santun dapat diungkapkan dengan berbagai hal. Salah satu penanda sopan santun adalah penggunaan bentuk pronomina dalam percakapan (Kushartanti, 2005: 105). Secara sederhana, sopan santun dapat kita lakukan ketika kita mampu merespons sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh lawan tutur. Sebalikya, ketika kita tidak dapat merespons lawan tutur dengan baik, bukan tidak mungkin ia telah melanggar prinsip kesopanan. Kesantunan memiliki pengaruh besar terhadap interaksi dalam berkomunikasi. Baik buruknya sebuah interaksi pengguna bahasa, dapat ditinjau dari segi penerapan kesantunan berbahasa. Sayangnya, banyak masyarakat pengguna bahasa yang kurang memperhatikan kesantunan berbahasa. Terkesan sepele, namun jika tidak diperhatikan akan mengakibatkan kualitas interaksi yang buruk. Apabila berbicara dengan orang yang harus dihormati karena usia, kedudukan, atau hubungan yang belum akrab, harus digunakan bahasa yang lain bentuknya dari bentuk bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan teman atau orang yang sebaya (Widyamartaya dan Sudiati, 1996: 36). Pada era modern seperti saat ini pengguna bahasa kurang begitu memperhatikan kesantunan berbahasa. Nyatanya masih banyak kita jumpai permasalahan atau bahkan kasus yang bermula karena penutur tidak

4 memperhatikan kesantunan berbahasa. Tidak hanya masyarakat biasa, bahkan pablik figur yang memandu suatu acara di televisi juga tidak lepas dari pelanggaran prinsip kesopanan. Tujuannya beragam, misalkan untuk humor, menginterogasi, mengkritik, menyindir, atau bahkan demi kebutuhan suatu acara. Salah satunya yaitu acara dialog interaktif Mata Najwa yang disiarkan di Metro TV. Untuk itu, peneliti bermaksud mengungkap implikatur apa saja yang menandakan bahwa tuturan itu santun atau tidak, karena tuturan-tuturan dalam televisi bukanlah tanpa maksud. Pada acara Mata Najwa 1 Juli 2015 dengan judul Bersih-bersih Polisi, peneliti menemukan tuturan Najwa Shihab sebagai contoh pelanggaran maksim penghargaan. (1) Najwa : Pernah menerima suap ya! Jailani : Saya tidak mau. Konteks tuturan di atas dialog Najwa dengan Aiptu Jailani terkait tindakkannya menilang siapa saja yang melanggar lalu lintas. Sangat disayangkan pada tuturan Najwa Pernah menerima suap ya! mengandung unsur kecaman terhadap Aiptu Jailani. Kecaman tersebut berupa persepsi negatif yang menyebutkan jika Jailani pernah menerima suap. Hal tersebut tidak dibenarkan pada maksim penghargaan. Karena maksim penghargaan menginginkan sedikit mungkin kecaman pada orang lain dan perbanyak pujian pada orang lain. Syarat tersebut nyatanya tidak dipatuhi oleh Najwa, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa tuturan Najwa telah melanggar maksim penghargaan.

5 Pada acara Mata Najwa 1 Juli 2015 dengan judul Bersih-bersih Polisi, peneliti juga menemukan tuturan Najwa Shihab yang melanggar maksim kebijaksanaan. (2) Najwa : Lebih berasa lebih enak jadi guru atau polisi, jujur! Zakaria : Jujur dari hati saya yang paling dalam. Saya menggemari musik jadi saya ada satu bait lagunya D Masiv itu... Najwa : Oke. Kayak gimana itu Pak? Zakaria : Jadi ada iramanya atau nadanya yang berjudul Syukuri apa yang adanya, hidup adalah anugerah itu yang saya laksanakan sampai sekarang yang penting saya bersyukur Bu. Konteks tuturan di atas berkenaan dengan pertanyaan Najwa kepada Zakaria tentang kecintaanterhadap kedua profesinya yang sedang dijalani. Peneliti menemukan pelanggaran dalam tuturan Lebih berasa lebih enak jadi guru atau polisi, jujur!. Peneliti menilai ada desakan dalam pertanyaan Najwa terkait pilihan profesi yang paling mengenakan atau menyenangkan bagi Zakaria. Apabila Zakaria menjawab pertanyaan sesuai dengan permintaan Najwa, maka menjadi kerugian bagi Zakaria karena harus memilih salah satunya. Seharusnya pujianlah yang disampaikan oleh Najwa terhadap sikap Zakaria. Sebagaimana pada maksim kebijaksanaan disebutkan agar membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin. Sedangkan Najwa tidak memaksimalkan maksim kebijaksanaan. Sehingga peneliti menyimpulkan tuturan Najwa melanggar maksim kebijaksanaan. Pada acara Mata Najwa 8 Juli 2015 dengan judul Uji Calon Pimpinan KPK, peneliti menemukan tuturan Najwa Shihab sebagai contoh kepatuhan maksim penghargaan. (3) Najwa : Dan telah hadir di studio Mata Najwa, kepala kepolisian Republik Indonesia Jendran Polisi Badrodin Haiti. Selamat malam Pak Badrodin?

6 Badrodin : Selamat malam Mbak Najwa. Najwa : Terima kasih sudah hadir di Mata Najwa. Saya ingat waktu lagi rame-rame kisruh Polri dan KPK. Saya ingat Pak Badrodin pernah bilang, Saya jarang tertawa sekarang. Itu dua bulan yang lalu. Kalau sekarang saya lihat sudah mulai senyum, sudah mulai sering tertawa, atau beban itu sudah selesai Pak Badrodin? Konteks pada tuturan di atas berkenaan dengan sambutan Najwa kepada Badrodin selaku narasumber. Pada tuturan di atas, peneliti menilai bahwa Najwa telah berusaha memaksimalkan kesantunan berbahasa. Diawali dengan memperkenalkan Kapolri Badrodin Haiti kepada pemirsa Mata Najwa, kemudian dilanjutkan dengan ungkapan rasa senang oleh Najwa kepada Badrodin. Pada tuturan Terima kasih sudah hadir di Mata Najwa. terlihat jelas merupakan bentuk penghargaan Najwa terhadap Badrodin. Sikap tersebut memang perlu dilakukan sebagai kedisiplinan beretika ketika mengundang pihak lain pada suatu acara. Selain itu, hal tersebut dapat memunculkan kesan pertama yang positif, sehingga komunikasi menjadi menyenangkan dan harmonis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tuturan Najwa di atas telah mematuhi kepatuhan maksim penghargaan. Berdasarkan ketiga fenomena tersebut, peneliti berasumsi bahwa dalam tuturan Najwa Shihab pada acara Mata Najwa edisi Juli 2015 yang ditayangkan di Metro TV terdapat kepatuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa. Fenomena tersebut dikaji menggunakan teori pragmatik, lebih khusus berdasarkan kajian prinsip kesantunan berbahasa. Maka dari itu, untuk membuktikan sejauh mana kepatuhan dan pelanggaran yang dilakukan Najwa Shihab peneliti melakukan penelitian yang berjudul Prinsip Kesantunan Berbahasa Pembawa Acara Mata Najwa di Metro TV Edisi Juli 2015. Selanjutnya peneliti

7 memilih kajian penelitian acara Mata Najwa edisi Juli 2015 sebagai bentuk kegelisahan peneliti melihat dalam tuturan Najwa Shihab tidak hanya kepatuhan, namun terdapat pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa. Hal menarik lainnya yaitu mengingat Najwa Shihab adalah salah satu jurnalis terbaik Indonesia dengan beragam prestasi dan memiliki pengaruh bagi pemirsa Mata Najwa. Maka dari itu, peneliti menghadirkan penelitian ini agar dapat mewakili bentuk-bentuk kepatuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan seperti yang peneliti asumsikan di atas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan sebagai berikut: Bagaimana kepatuhan prinsip kesantunan pembawa acara Mata Najwa di Metro TV edisi Juli 2015? dan Bagaimana pelanggaran prinsip kesantunan pembawa acara Mata Najwa di Metro TV edisi Juli 2015?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kepatuhan prinsip kesantunan pembawa acara Mata Najwa di Metro TV edisi Juli 2015 dan Mendeskripsikan pelanggaran prinsip kesantunan pembawa acara Mata Najwa di Metro TV edisi Juli 2015. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, pertama menambah pengetahuan tentang kesantunan berbahasa pada kajian pragmatik. Kedua, sebagai

8 inspirasi dan referensi dasar yang mampu dikembangkan oleh penelitian sejenis. Ketiga, memberikan masukan terkait pengembangan bahasa Indonesia melalui kajian pragmatik sehingga semakin kaya penggunaannya. Keempat, penelitian ini sebagai wujud apresiasi terhadap materi pragmatik yang telah diterima peneliti dalam perkuliahan. 2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis yang diperoleh dari penelitian ini sebagai pedoman bagi pengguna bahasa agar lebih santun dalam berkomunikasi. Mengingat kesantunan berbahasa merupakan sarana terpenting demi kelancaran dan keharmonisan pengguna bahasa. Tidak terkecuali seorang pembawa acara yang disaksikan banyak orang, diharapkan mampu mengaplikasikan kesantunan berbahasa dalam pekerjaannya. Sehingga nantinya menjadi contoh bagi banyak orang, khususnya bagi pembawa acara yang lain. Selain sebagai pedoman, penelitian ini sebagai cara menjaga dan melestarikan pentingnya kesantunan berbahasa dalam setiap kegiatan berkomunikasi. Secara keseluruhan, penelitian ini bermanfaat bagi pembaca agar meminimalkan ketidaksantunan dan meningkatkan kesantunan berbahasa.