PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA SETARA DENGAN ESELON I

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SETARA DENGAN ESELON II

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Laporan Kinerja Kementerian Bumn

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2.1 Rencana Strategis

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

Laporan Kinerja Kementerian Bumn

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171 TAHUN 1999 TENTANG BADAN PENANAMAN MODAL DAN PEMBINAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I MENTERI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LKIP. Laporan Kinerja Kementerian BUMN Kedeputian Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB II PERENCANAAN KINERJA

L A P O R A N K I N E R J A

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, 2015 Kepala Perwakilan BPK Provinsi Riau. Drs. Widiyatmantoro NIP

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

KERTAS KERJA RKA-KL RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR


2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PERJANJIAN KINERJA TAHUN : Inspektur Badan Pengawas Obat dan Makanan. : Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR PER-18/MBU/10/2014 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

Tingkat Kementerian dan Eselon I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

Manual Indikator Kinerja Utama

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PEMBINA BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI

PERJANJIAN KINERJA 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

PERJANJIAN KINERJA 2018

PEDOMAN MEKANISME KERJA PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DPR RI

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi program dan kegiatan Kementerian BUMN dengan harapan semua kegiatan menjadi terarah dan terukur. Dasar keberadaan Badan Usaha Milik (BUMN) adalah Pasal 33 ayat 2 Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Dalam melaksanakan tugas konstitusional tersebut, Negara melakukan penguasaan atas seluruh kekuatan ekonomi melalui regulasi sektoral yang merupakan kewenangan Menteri Teknis dan kepemilikan Negara pada unit-unit usaha milik negara yang menjadi kewenangan Menteri BUMN. Sebagai turunan dari UUD Tahun 1945 tersebut, kebijakan pembinaan BUMN dituangkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Selain itu, dalam pengelolaan usahanya, BUMN juga tunduk pada UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, protokol pasar modal (paket UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya khusus bagi BUMN yang tercatat di Bursa Efek Indonesia), paket UU Keuangan Negara dan Paket UU Pemeriksaan dan Pengawasan. Dalam rangka pembinaan dan pengelolaan BUMN, terdapat pembagian kewenangan antara Menteri Keuangan dengan Menteri BUMN. Kewenangan Menteri Keuangan dalam kedudukannya sebagai pengelola kekayaan negara terkait dengan urusan permodalan/kepemilikan. Sedangkan kewenangan Menteri BUMN terkait dengan urusan operasional/manajerial yang dalam hal ini dilakukan dalam kedudukannya selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Persero dan selaku pemilik modal pada Perusahaan Umum (Perum), berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan Pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Badan Usaha Milik Negara mempunyai peran yang sangat strategis dalam perekonomian nasional. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah untuk: 1 P a g e

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; 2. Mengejar keuntungan; 3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; 4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; 5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Kementerian BUMN sebagai institusi yang memiliki tugas merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan BUMN, memiliki peran yang sangat menentukan bagi perkembangan BUMN secara umum. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan Kementerian BUMN harus dapat mendukung pengelolaan BUMN sehingga mampu menciptakan BUMN yang sehat dan berdaya saing tinggi. Hal ini sangat penting agar BUMN siap dan mampu bersaing dengan swasta tidak hanya di tingkat nasional akan tetapi di tingkat regional dan internasional. Agar setiap kebijakan yang ditetapkan benar-benar diarahkan untuk mencapai maksud dan tujuan pendirian BUMN tersebut di atas, dibentuk Kementerian BUMN untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi pendirian BUMN dalam pencapaian tujuantujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, yang kemudian berdasarkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), diwajibkan untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi Pemerintah yang disusun secara periodik. Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi yakni Perencenaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Internal, Capaian Kinerja. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah salah satu sub-komponen 2 P a g e

Perencanaan Kinerja Kementerian BUMN. RKT Tahun ini merupakan bagian dari rencana implementasi program dan kegiatan Kementerian BUMN dengan harapan semua kegiatan menjadi terarah dan terukur untuk pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Kementerian BUMN pada tahun anggaran. Penyusunan RKT Kementerian BUMN ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. B. Maksud dan Tujuan Program dan Kegiatan menjadi acauan pencapaian target Kementerian pada tahun Maksud dari penyusunan Rencana Kinerja Kementerian BUMN Tahun adalah untuk menjadi acuan program dan kegiatan yang mengarah pada pencapaian target kinerja di tahun. Lebih lanjut, untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian BUMN Tahun. C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian BUMN dipimpin oleh Menteri BUMN yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2015 tentang Kementerian BUMN, susunan organisasi tugas dan fungsi Kementerian BUMN adalah sebagai berikut: 1. Kedudukan dipimpin oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 2. Tugas Pokok Kementerian BUMN mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Badan Usaha Milik Negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. 3. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian BUMN menyelenggarakan fungsi: 3 P a g e

a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengembangan usaha, serta peningkatan kapasitas infrastruktur bisnis badan usaha milik negaraperumusan dan penetapan kebijakan di bidang Pembinaan Badan Usaha Milik Negara; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengembangan usaha, serta peningkatan kapasitas infrastruktur bisnis badan usaha milik negara; c. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; d. pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab ; dan e. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Dengan telah ditetapkannya struktur organisasi Kementerian BUMN dalam Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2015 tentang Kementerian BUMN, dan ditindaklanjuti dengan penetapan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BUMN, susunan organisasi Eselon I Kementerian BUMN terdiri dari : 1. Sekretariat Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian BUMN. 2. Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri perkebunan, pertanian, pengairan, perikanan, kehutanan, dan farmasi. 3. Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang 4 P a g e

penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri energi, perdagangan, logistik, pergudangan, kawasan dan pariwisata. 4. Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri pertambangan, semen, industri strategis, percetakan, telekomunikasi dan media. 5. Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN dan entitas yang dikendalikan oleh BUMN baik secara langsung maupun tidak langsung di sektor industri konstruksi, serta sarana dan prasarana transportasi darat, laut, dan udara. 6. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN dan entitas yang dikendalikan oleh BUMN baik secara langsung maupun tidak langsung di sektor industri perbankan, asuransi, jasa pembiayaan, jasa survei, dan konsultan. 7. Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinlcronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang restrukturisasi, pendayagunaan portofolio perusahaan kepemilikan minoritas, pengembangan usaha, dan kebijakan peta jalan (road map) BUMN. 8. Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kapasitas manajemen sumber daya manusia eksekutif, pengelolaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, layanan hukum BUMN, serta pengelolaan data dan teknologi informasi Kementerian BUMN. 9. Staf Ahli Bidang Komunikasi Strategis dan Hubungan Industrial mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri BUMN 5 P a g e

mengenai masalah komunikasi strategis dan hubungan industrial BUMN. 10. Staf Ahli Bidang Tata Kelola, Sinergi, dan Investasi mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri BUMN mengenai masalah kebijakan tata kelola, sinergi, dan investasi BUMN. Struktur Organisasi Kementerian BUMN dapat digambarkan sebagai berikut: 6 P a g e

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian BUMN, kinerja Kementerian BUMN dapat diukur melalui 11 (sebelas) Sasaran Strategis (SS) dan 34 (tiga puluh empat) Indikator Kinerja Utama (IKU). Pencapaian target kinerja Kementerian BUMN Tahun adalah sebagai berikut: Perspective Stakeholder BOBOT Sasaran Strategic Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat dan lincah INDIKATOR KINERJA UTAMA Target 2017 Realis asi 2017 Persen tase Capaia n 2017 Konv ersi Jumlah Aset BUMN 6,951 7,223 103.91% 120.00 Jumlah Laba BUMN 197 172 87.31% 87.31 Jumlah Ekuitas BUMN 2,398.0 2,395 0 100.13% 120.00 Jumlah Capex BUMN 468 301 64.32% 64.32 BUMN Yang Masuk Global Fortune 500 3 1 33.33% 33.33 NS NSS Bobot NP 100.55 100.55 30.00% 30.17 7 P a g e

Perspective Customer Internal Process BOBOT Sasaran Strategic Kepuasan pengguna layanan yang tinggi atas pelayanan Kementerian BUMN Kepatuhan BUMN yang tinggi atas kebijakan Kementerian BUMN Perencanaan dan rumusan kebijakan yang INDIKATOR KINERJA UTAMA Target 2017 Realis asi 2017 Persen tase Capaia n 2017 Konv ersi Kontribusi BUMN Terhadap Negara 201 239 119% 120.00 Skor Penilaian Kinerja BUMN (KPKU) 50 53 106% 120.00 Persentase Pencapaian Roadmap BUMN 50% 50% 100% 120.00 Tercapainya SLA Penugasan PSO 95% 103.77 109.23% 120.00 Stakeholder Perpective Indeks kepuasan BUMN atas pelayanan Kementerian BUMN 90% 87% 96.67% 96.67 Indeks kepuasan instansi pemerintah terkait /stakeholders atas pelayanan Kementerian BUMN 84% 86% 102.38% 110 103.34 Nilai rata-rata GCG BUMN 85 83.47 98.20% 98.2 Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN 100% 100% 100% 110.00 Persentase kepatuhan proses operasional BUMN 100% 100% 100% 110.00 Persentase kepatuhan pelaporan BUMN 100% 100% 100% 110.00 107.05 Costumer Perspective Terpenuhinya Batas Waktu Penerbitan Shareholder Aspiration Letter (SAL) 100% 100% 100% 105.00 105.00 NS NSS Bobot NP 105.19 30.00% 31.56 102.48 20% 20.50 8 P a g e

Perspective Learning & Growth BOBOT Sasaran Strategic berkualitas dan implementatif Pembinaan BUMN yang optimal Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern INDIKATOR KINERJA UTAMA Target 2017 Realis asi 2017 Persen tase Capaia n 2017 Konv ersi Presentase hasil riset/kajian yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan 100% 100% 100% 105.00 Terpenuhinya waktu respon usulan aksi korporasi sesuai standar layanan 100% 100% 100% 105.00 Penetapan Direksi Sesuai dengan Peraturan 100% 89% 89.32% 89.32 Penyelenggaraan RUPS Tepat Waktu 100% 100% 100% 105.00 Ketersediaan Kontrak Kinerja BUMN 100% 100% 100% 105.00 NS NSS Bobot NP 101.08 Persentase Tindak Lanjut LHP BPK 100% 97.73% 97.73% 97.73 Persentase Pelaksanaan Program Kerja Pengawasan Tahunan 100% 104% 104% 105.00 101.37 Internal Process Perspective Rata-rata jumlah program pengembangan dan pelatihan yang diikuti oleh masingmasing pegawai 2 2 100% 100.00 100.00 Persentase Pencapaian Road Map Transformasi Organisasi 50% 50% 100% 100.00 100.00 99.55 20% 19.91 9 P a g e

Perspective BOBOT Sasaran Strategic Terwujudnya Tata Kelola Organisasi yang Baik dan Bersih Tersedianya informasi yang handal, valid dan mudah diakses Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel INDIKATOR KINERJA UTAMA Target 2017 Skor Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian BUMN 72 Realis asi 2017 68.99 Persen tase Capaia n 2017 Konv ersi 95.8% 95.80 NS NSS Bobot NP Nilai Penerapan Reformasi 75 Birokrasi Kementerian BUMN 75 100% 100.00 Nilai Inisiatif Anti Korupsi 76 76.23 100% 100.00 98.60 Ketersediaan data BUMN yang valid melalui portal 90% 92% 102.2% 100.00 Persentase Pencapaian Service Level Agreement Index (SLAI) sistem informasi 90% 98.77% 109.7% 100.00 Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses (skala likert 1-5) 4 3.86 96.50% 96.50 Persentase downtime layanan TIK <3% 2.34% 128% 100.00 99.13 Persentase Pemanfaatan Anggaran 90% 95.20% 105.78% 100.00 Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian BUMN WTP WTP 100% 100.00 100.00 Learning and Growth Nilai Kinerja Organisasi 102.13 10 P a g e

11 P a g e

B. Perjanjian Kinerja (PK) Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil serta demi mewujudkan target kinerja jangka menengah seperti yang tertuang pada dokumen perencanaan, maka disusunlah target kinerja tahunan Kementerian BUMN tahun sebagai berikut: No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat dan lincah Jumlah Aset BUMN Jumlah Laba BUMN 7,375.00 Triliun 195.00 Triliun Jumlah Ekuitas BUMN 2,848.00 Triliun Jumlah Capex BUMN 610.70 Triliun BUMN Yang Masuk Global Fortune 500 Kontribusi BUMN Terhadap Negara 4 315.00 Triliun Persentase Pencapaian Roadmap BUMN 75 % Tercapainya SLA Penugasan PSO 97 % 2 Kepuasan pengguna layanan yang tinggi atas pelayanan Kementerian BUMN 3 Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundangundangan dan kebiijakan Kementerian BUMN 4 Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan implementatif Indeks kepuasan BUMN atas pelayanan Kementerian BUMN Indeks kepuasan instansi pemerintah terkait /stakeholders atas pelayanan Kementerian BUMN Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN Persentase kepatuhan proses operasional BUMN Persentase kepatuhan pelaporan BUMN Terpenuhinya Batas Waktu Penerbitan Shareholder Aspiration Letter (SAL) 92 % 86 % 100 % 100 % 100 % Agustus 12 P a g e

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 5 Pembinaan BUMN yang optimal Terpenuhinya waktu respon usulan aksi korporasi sesuai standar layanan Penetapan Direksi Sesuai dengan Peraturan Penyelenggaraan RUPS Tepat Waktu Ketersediaan Kontrak Kinerja BUMN 100% 100% 100% 100 % 6 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif Persentase Tindak Lanjut LHP BPK 100 % 7 Terwujudnya SDM yang kompeten dan professional 8 Terwujudnya organisasi pengelola korporasi yang modern 9 Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik dan bersih Indeks peningkatan kompetensi pegawai Persentase Pencapaian Road Map Transformasi Organisasi Skor Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian BUMN Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Kementerian BUMN 4 (Skala 1-5) 75% 75 76 Nilai Inisiatif Anti Korupsi 85 10 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses Ketersediaan data BUMN yang valid melalui portal Persentase Pencapaian Service Level Agreement Index (SLAI) sistem informasi 95 % 90 % 11 Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel Persentase Pemanfaatan Anggaran 90 % Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian BUMN WTP Opini BPK 13 P a g e

14 P a g e

BAB III PROGRAM KERJA Program Kerja KALENDER KEGIATAN KEMENTERIAN BUMN No Indikator Kinerja Target Kalender kegiatan Keterangan TW I TW II TW III TW IV 1 Jumlah Aset BUMN 7,375.00 Triliun Jumlah Laba BUMN 195.00 Triliun V V V V V V V V Data data tentang capaian Jumlah Aset, Laba, Ekuitas, Capex, Kontribusi BUMN terhadap Negara akan disampaikan melalui Portal FIS secara berkala Jumlah Ekuitas BUMN 2,848.00 Triliun V V V V 15 P a g e

Jumlah Capex BUMN 610.70 Triliun V V V V BUMN Yang Masuk Global Fortune 500 4.00 V V V V PT Pertamina, PT PLN, PT Telkom, Holding BUMN Bank dan Keuangan Kontribusi BUMN Terhadap Negara 315.00 Triliun V V V V 1. Pajak : Rp272.4 T 2. Dividen : Rp 42.6 T Persentase Pencapaian Roadmap BUMN Tercapainya SLA Penugasan PSO 2 Indeks kepuasan BUMN atas pelayanan Kementerian BUMN Indeks kepuasan instansi pemerintah terkait /stakeholders atas pelayanan Kementerian BUMN 3 Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN 75 % V V V V Pada tahun, capaian roadmap pengembangan BUMN diharapkan mencapai 75% dari seluruh tahapan roadmap. 97 % V Data realisasi target akan terkompilasi pada Triwulan IV 92 % V Pelaksanaan akan dilakukan pada Tw IV dan diharapkan dapat diperoleh datanya pada Tw yang sama 86 % V Pelaksanaan akan dilakukan pada Tw IV dan diharapkan dapat diperoleh datanya pada Tw yang sama 100 % V Diharapkan seluruh dokumen RKAP sudah seluruhnya disampaikan pada Tw IV Persentase kepatuhan proses operasional BUMN 100 % V V V V Persentase kepatuhan proses oprasional akan direview secara berkala 16 P a g e

Persentase kepatuhan pelaporan BUMN 100 % V V V V Persentase kepatuhan pelaporan BUMN akan direview secara berkala 4 Terpenuhinya Batas Waktu Penerbitan Shareholder Aspiration Letter (SAL) Agustus V Batas waktu penerbitan Shareholder Aspiration Letter (SAL) 5 Terpenuhinya waktu respon usulan aksi korporasi sesuai standar layanan Penetapan Direksi Sesuai dengan Peraturan Penyelenggaraan RUPS Tepat Waktu Ketersediaan Kontrak Kinerja BUMN 6 Persentase Tindak Lanjut Penyelesaian LHP BPK 100% V V V V Waktu respon usulan aksi korporasi sesuai standar layanan akan dilaporkan secara berkala 100% V V V V Bahwa setiap tahapan penetapan Direksi dilakukan sesuai dengan ketentuan 100% V V Seluruh jadwal RUPS dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan 100 % V Setiap BUMN harus dibuat kontrak manajemen 100 % V V V V Setiap temuan BPK ditindaklanjuti dan diharapkan seluruhnya ditindaklanjuti pada akhir tahun. 7 Indeks peningkatan kompetensi pegawai (Skala 1-5) 4 (Skala 1-5) V V V V Akan dilakukan evaluasi atas peningkatan kompetensi pegawai pada Tw III. 8 Persentase Pencapaian Road Map Transformasi Organisasi 75% V V V V Persentase pencapaian roadmap transformasi organisasi direview secara berkala 17 P a g e

9 Skor Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian BUMN Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Kementerian BUMN 75 V Target disampaikan pada Triwulan IV 76 V Target disampaikan pada Triwulan IV Nilai Inisiatif Anti Korupsi 85 V Target disampaikan pada Triwulan IV 10 Ketersediaan data BUMN yang valid melalui portal Persentase Pencapaian Service Level Agreement Index (SLAI) sistem informasi 11 Persentase Pemanfaatan Anggaran 95 % V V V V Diharapkan bahwa setiap laporan manajemen BUMN terecord pada portal FIS pada setiap triwulan, semesteran dan tahunan 90 % V V V V Diharapkan bahwa SLAI akan semakin meningkat setiap tahunnya 90 % V V V V Dilakukan montoring dan evaluasi terhadap realisasi anggaran secara berkala Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian BUMN WTP Opini BPK V Laporan Keuangan diharapkan mendapatkan opini WTP. 18 P a g e

BAB IV PENUTUPAN Rencana Kinerja Tahunanan Kementerian BUMN Tahun merupakan suatu dokumen dari yang dipersyaratkan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dokumen ini merupakan salah satu komponen dari siklus akuntabilitas kinerja yang dimulai dari perencanaan strategis dan diakhiri dengan adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Rencana Kinerja tahunan ini merupakan turunan dari Renstra atau Rencana Strategis yang memiliki jangka waktu satu tahun. RKT disajikan dengan lebih rinci mengenai sasaran strategi, yakni berisi mengenai program program maupun kegiatan kegiatan yang berfungsi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja dari kegiatan berupa output dan Indikator program berupa outcome ditentukan dalam dokumen ini. 19 P a g e

20 P a g e