PEMETAAN BENDUNGAN ROTIKLOT MENGGUNAKAN UNMANNED AERIEL VEHICLE (BAGIAN 2)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN MODEL ORTOFOTO HASIL PERKAMAN DENGAN WAHANA UAV MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FOTOGRAMETRI

Pemetaan Foto Udara Menggunakan Wahana Fix Wing UAV (Studi Kasus: Kampus ITS, Sukolilo)

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

CV. DIVISION AERO COMPANY PROFILE

Abstract. Keywords: Aerial Photo, EAGLE, Orienteering, UAV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

9. PEMOTRETAN UDARA. Universitas Gadjah Mada

3.3.2 Perencanaan Jalur Terbang Perencanaan Pemotretan Condong Perencanaan Penerbangan Tahap Akuisisi Data...

Ilustrasi: Proses Produksi

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH. ACARA 2 Mozaik Foto Udara dan Pengamatan Sterioskop. Oleh : Muhamad Nurdinansa [ ]

UJI AKURASI DATA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) DI KAWASAN PANTAI PELANGI, PARANGTRITIS, KRETEK, KABUPATEN BANTUL

POTENSI PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DENGAN WAHANA UDARA NIR-AWAK DI INDUSTRI TAMBANG DAN MIGAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Suharyadi 1, Yudhistira Tri Nurteisa 2. Dosen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada 2

II.1. Persiapan II.1.1. Lokasi Penelitian II.1.2. Persiapan Peralatan Penelitian II.1.3. Bahan Penelitian II.1.4.

PEMBUATAN PETA DAN SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO, YOGYAKARTA

simplifying Survey PROPOSAL TEKNIS RAPID IMAGING AND MAPPING SYSTEM Delivery GeoInformation and co nsulting

Studi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek

Pemrosesan Data DEM. TKD416 Model Permukaan Digital. Andri Suprayogi 2009

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Artikel. Pemanfaatan Pesawat Nir-Awak untuk Pemetaan Garis Pantai. Kerjasama BIG dan LAPAN

"We know Exactly What You Need"

Mekanisme Penyelenggaraan Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi Sesuai Inpres Nomor 6 Tahun 2012

SISTEM PEMANTAUAN TATA RUANG KOTA DENGAN WAHANA UDARA NIR- AWAK SEBAGAI PENYEDIA FOTO UDARA MURAH

Mekanisme Persetujuan Peta untuk RDTR. Isfandiar M. Baihaqi Diastarini Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN FOTO UDARA FORMAT KECIL MENGGUNAKAN WAHANA UDARA NIR-AWAK DALAM PEMETAAN SKALA BESAR

Model Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Analisa Kalibrasi Kamera Sony Exmor Pada Nilai Orientasi Parameter Interior untuk Keperluan Pemetaan (FUFK)

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN PETA ORTOFOTO DENGAN UAV UNTUK RENCANA PENYUSUNAN PETA DESA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS. Ditorsi radial jarak radial (r)

1. BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Anggara, dkk; Uji Akuisisi Data Dengan UAV Untuk Monitoring Kondisi Mangrove Dalam Mencegah Abrasi Air Laut

TEKNOLOGI RIMS (RAPID IMAGING AND MAPPING SYSTEMS)

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

PENDAHULUAN Latar Belakang Parrot AR.Drone

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

MAPPING THE OUTERMOST SMALL ISLANDS UTILIZING UAV- BASED AERIAL PHOTOGRAPHY OUTLINE

METODE KALIBRASI IN-FLIGHT KAMERA DIGITAL NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN CLOSE- RANGE PHOTOGRAMMETRY

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

Jurnal Geodesi Undip JANUARI 2017

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

ORTHOREKTIFIKASI CITRA RESOLUSI TINGGI UNTUK KEPERLUAN PEMETAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG Studi Kasus Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b...

SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

BAB IV PENGOLAHAN DATA

PERBANDINGAN NILAI KOORDINAT DAN ELEVASI ANTAR MODEL STEREO PADA FOTO UDARA HASIL TRIANGULASI UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANTAUAN PERTAMA PUNCAK MERAPI SETELAH ERUPSI 2010 MENGGUNAKAN PESAWAT NIR AWAK

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

Oghy Octori 1, Agung Budi Cahyono 1 1 Jurusan Teknik Geomatika FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Orientasi adalah usaha peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

APLIKASI UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) UNTUK MENDUKUNG PEMANTAUAN TATA RUANG

EVALUASI PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN PEMBANGUNAN APARTEMEN SESUAI DENGAN RTRW SURABAYA TAHUN 2013 (Studi Kasus : Wilayah Barat Kota Surabaya)

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parrot AR. Drone

Transkripsi:

PEMETAAN BENDUNGAN ROTIKLOT MENGGUNAKAN UNMANNED AERIEL VEHICLE (BAGIAN 2) Tahap Survei Lapangan Setelah pemetaan jalur terbang dengan menggunakan drone deploy maka pilot melakukan proses pengambilan data dengan UAV sesuai dengan jalur terbang yang telah dibuat. Dalam proses pemotretan, satu baterai dengan kapasitas 4500 mah digunakan untuk pemotretan selama 15 menit sedangkan untuk pengisiannya membutuhkan waktu sekitar 1.5 jam. Dalam pemotretan udara di Bendungan Rotiklot menggunakan 3 buah baterai, wilayah pemotretan dibagi menjadi 5 (lima) sesi penerbangan yang berbeda, contoh perencanaan jalur terbang, terdapat pada Gambar 6. Hasil pemotretan udara berupa foto udara format kecil, yang nantinya akan dibentuk menjadi satu kesatuan (mosaik foto) melalui proses pengolahan data. Contoh tampilan foto udara hasil dapat dilihat Gambar 7. Gambar 6. Jalur terbang dan proses pemotretan udara 1

Gambar 7. Beberapa hasil pemotretan udara yang belum diolah (RAW Data) Tahap Pasca Survei Lapangan Pemotretan udara yang dilakukan pada area di sekitar tubuh bendungan menghasilkan 251 foto udara dengan resolusi spasial adalah 5,7 cm. Angka tersebut menunjukan bahwa resolusi yang dihasilkan tinggi. Selanjutnya Foto udara hasil pemotretan diproses sebagai suatu kesatuan atau mosaik foto untuk menghasilkan orthophoto kawasan Bendungan Rotiklot. Orthofoto merupakan foto udara yang telah terkorektifikasi sehingga yang semula memiliki proyeksi central menjadi proyeksi orthogonal dan memiliki akurasi geometri objek yang benar. Orthorektifikasi adalah proses koreksi geometri dari citra sehingga tiap piksel akan tampak dipotret dari atas, atau berproyeksi orthogonal. Pemrosesan hasil pemotretan dilakukan dengan menggunakan software Agisfot Photoscan. Langkah awal yang dilakukan adalah koreksi foto udara. Koreksi dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil foto udara dan meminimalkan distorsi geometrik. Koreksi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil foto udara dengan cara penajaman kontras foto (enhancement), menyesuaikan kecerahan (brightness), dan kontras (contrast). Block bundle adjustment dilakukan untuk mentranformasikan foto dari koordinat foto menjadi koordinat tanah dengan memanfaatkan area endlap dan sidelap, dimana pada area overlap terdapat titiktitik yang bersesuaian (tie point). Proses tersebut akan menghasilkan mozaik orthophoto yang telah memiliki referensi koordinat permukaan bumi. Mozaik orthophoto merupakan salah satu hasil utama dari pengolahan foto udara. Selain mozaik, proses pengolahan dapat menghasilkan digital elevation model (DEM), object of interest serta data geospasial turunan lainnya. 2

Pemetaan Detail Bendungan Rotiklot Data hasil pemotretan udara digunakan untuk melakukan pemetaan detail wilayah Bendungan Rotiklot. Dalam melakukan pemetaan detail perlu memperhatikan sumber data yang akan di analisis, terutama resolusi spasial citra ataupun foto udara. Tobler (1998) telah melakukan penelitian mengenai hubungan skala pemetaan dengan resolusi raster dengan memperhatikan objek yang dapat diamati. Hasil penelitian Tobler menyebutkan bahwa skala pemetaan dapat dihitung dengan rumus: Skala pemetaan = Resolusi Raster (m) x 2 x 1000 Data hasil pemotretan udara memiliki resolusi spasial 6 cm sehingga jika dihitung dengan menggunakan rumus Tobler, maka skala peta bendungan Rotiklot yang dapat dihasilkan dari foto udara hasil pemotretan adalah 1 : 120. Pemetaan detail wilayah di sekitar bendungan Rotiklot dilakukan pada skala 1:5.000, sehingga data foto udara small format yang telah dihasilkan lebih dari cukup untuk dijadikan sebagai salah satu sumber data pemetaan. Detail manual dan interpretasi visual penggunaan area bendungan Rotiklot dalam skala 1: 5.000 ditampilkan dalam Gambar 9 sedangkan data orthophoto dengan ground square distance (GSD) atau dalam bahasa awam, resolusi spasial 6 cm dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10. Gambar 8. Zona Bendungan Rotiklot 3

Gambar 9. Orthophoto Bendungan Rotiklot Gambar 10. Bagian Tubuh Bendungan dari Orthophoto Hasil orthophoto bendungan Rotiklot kemudian dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan data Digital Elevation Model (DEM). Data DEM menunjukkan morfologi suatu kawasan, yang dapat digunakan untuk aplikasi lain seperti perencanaan kota, pertanian, pertahanan (Singh et al., 2010). Hasil pengolahan DEM bendungan Rotiklot dapat diamati pada Gambar 11. 4

Gambar 11. DEM Bendungan Rotiklot Selain menghasilkan orthophoto dan DEM, data hasil UAV juga dapat ditampilkan kedalam bentuk 3D dengan menggunakan software ArcScene. ArcSene merupakan salah satu tools dalam software ArcGIS yang berfungsi untuk visualisasi 3D, yaitu menyajikan tampilan yang perspektif, bernavigasi dan berinteraksi dengan data fitur 3D dan raster. Software ini biasa digunakan untuk cakupan lokal atau tidak terlalu luas, hasil visualisasi 3D bendungan Rotiklot dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Bentuk 3D Bendungan Rotiklot dengan menggunakan ArcScene V. KESIMPULAN DAN SARAN Pemetaan dengan teknik fotogrametri menggunakan data Unmanned Aerial Vehicle (UAV) memiliki keunggulan dalam resolusi spasial, temporal serta fleksibilitas dan efisiensi anggaran dibandingkan dengan data Citra Satelit. Data UAV hasil pemotretan pada area bendungan Rotiklot dengan ketinggian terbang 70 meter dapat menghasilkan ortophoto dengan resolusi spasial 6 cm. Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa rata-rata akurasi objek lebih dari 5

95%, sehingga dapat disimpulkan bahwa akuisisi data dengan UAV tipe quadcopter di kawasan bendungan dapat digunakan untuk analisis tematik. Meski demikian, uji omisi komisi perlu dilakukan untuk kelayakan data orthophoto sebagai bahan dasar analisis lebih lanjut dalam pengambilan data di area terbuka sebaiknya dilakukan pada pukul 07.00-10.00 pagi atau pukul 15.30-17.00 untuk memperoleh foto udara dengan pencahayaan baik dan menghindari efek angin terhadap proses pemotretan udara. (SAT) 6