Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja



dokumen-dokumen yang mirip
International Rubber Study Group

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

BRIDGESTONE GROUP. Versi 1.0. December BRIDGESTONE GROUP KEBIJAKAN PENGADAAN BERKESINAMBUNGAN GLOBAL

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982,

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

Indorama Ventures Public Company Limited

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

KODE PERILAKU 4C DISETUJUI OLEH DEWAN 4C PADA TANGGAL 9 DESEMBER 2014 VERSION 2.0

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Kode Etik Pemasok 1/11

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS

Kode Perilaku 4C. 4CDoc_001a_Code of Conduct_v1.3_id

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

COMPANY POLICY OF EMPLOYMENTS 2016

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut Standar Perikanan Tangkap

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Memahami. Panduan berilustrasi mengenai Praktik yang Tidak Dapat Diterima dan Prinsip-Prinsip Kode 4C. Kode Perilaku

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

DRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Standar Perilaku Supplier Accenture Standar Perilaku Supplier

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal.

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

ITEM PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. 3 EC 3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1994 TENTANG PERBURUAN SATWA BURU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/Permentan/OT.140/11/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan Antisuap Goodyear 8 Mei 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Privasi. Cakupan. Jenis Data dan Metode Pengumpulan

M E M U T U S K A N :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

Institute for Criminal Justice Reform

PEDOMAN PERILAKU MITRA BISNIS MSD. Nilai dan Standar Kami untuk Mitra Bisnis Pedoman Perilaku Mitra Bisnis MSD [Edisi I]

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

Transkripsi:

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja

Kriteria, Indikator dan KPI Karet Alam Berkesinambungan 1. Referensi Kriteria, Indikator dan KPI SNR mengikuti sejumlah definisi, standar dan perjanjian yang diakui dunia internasional seperti definisi FAO untuk area dilindungi dan Perjanjian Organisasi Buruh Internasional (ILO) terkait tenaga kerja anak-anak, tenaga kerja paksa dan kebebasan berkelompok. Kapan pun ketentuan hukum nasional berbeda atau bertentangan dengan perjanjian internasional terkait, ketentuan nasional di negara tempat organisasi berdiri yang ditetapkan secara resmi yang akan berlaku. 2. Definisi Zona penyangga: Sepetak tanah yang berdekatan dengan area berhutan atau aliran air yang melarang adanya gangguan untuk menjaga lingkungan dan karakteristik keindahan serta menghindari semua kemungkinan dampak lingkungan. Tenaga kerja anak-anak: Pekerjaan yang kemungkinan berbahaya atau mengganggu pada pendidikan anak, atau berbahaya bagi kesehatan atau perkembangan fisik, jiwa, spiritual, psikologi atau sosial anak. Tidak semua pekerjaan yang dilakukan anak-anak harus digolongkan sebagai tenaga kerja anak yang harus ditargetkan untuk dihilangkan. Partisipasi anak-anak atua orang dewasa dalam pekerjaan yang tidak memengaruhi kesehatan dan perkembangan diri atau mengganggu pendidikan mereka, pada umumnya dianggap sebagai hal positif (menurut Organisasi Buruh Internasional: http://www.ilo.org/ipec/facts/lang--en/index.htm). Hak penggunaan standar: Aturan atau praktik umum lazim yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari perilaku yang diterima dan norma di dalam sebuah masyarakat, profesi, atau perdagangan dan diperlakukan sebagai ketentuan hukum. 1

Tenaga kerja paksa: Semua pekerjaan atau layanan yang diminta dari setiap individu dengan ancaman sanksi apa pun yang tidak ditawarkan oleh yang bersangkutan secara sukarela (menurut Organisasi Buruh Internasional: http://ilo.org/global/standards/subjects-covered-by-international-labour-standards/forcedlabour/lang--en/index.htm). Kebebasan berkelompok: Hak pekerja dan pemberi kerja untuk mendirikan dan bergabung dengan organisasi pilihan mereka sendiri tanpa pengesahan terlebih dahulu (Menurut Organisasi Buruh Internasional: http://www2.ilo.org/global/standards/subjectscovered-by-international-labour-standards/freedom-of-association/lang--en/index.htm). Klon dengan hasil tinggi: Klon dipilih untuk menghasilkan panen setinggi mungkin dalam kondisi tertentu dan situasi setempat. Klon dengan hasil tinggi pada umumnya dipilih, diuji dan disetujui oleh otoritas setempat yang terkait atau Lembaga Penelitian dan Pengembangan yang telah disetujui. Air limbah industri: Semua air yang membawa bahan/limbah yang berasal dari pemrosesan karet alam. Petani SNR skala besar: Pemilik perorangan perkebunan karet alam dengan luas melebihi batas area maksimum yang ditentukan sebagai luas untuk pemilik skala kecil dan telah dipastikan mematuhi Kriteria dan Indikator SNR. Lihat definisi petani SNR skala kecil di bawah ini. Area dilindungi: Area/hutan yang terutama diperuntukkan bagi perlindungan dan pemeliharaan keragaman hayati dan sumber daya alam dan budaya terkait, dan dikelola melalui cara yang sah atau cara efektif lainnya Definisi dari FAO PBB (http://www.fao.org/docrep/014/am665e/am665e00.pdf). Negara bisa menggunakan terminologi hukum lain untuk menyebut dan mendefinisikan area dilindungi yang tercakup menurut ketentuan hukum nasional terkait. 2

Sampel: Satu subhimpunan populasi statistik yang mencerminkan secara akurat anggota seluruh populasi. Sampel harus merupakan indikasi yang tak bias dari karakter populasi. Petani SNR skala kecil: Pemilik perkebunan karet alam dengan luas relatif kecil dan telah dipastikan mematuhi Kriteria dan Indikator SNR. Tiap negara memiliki definisi berbeda tentang petani kecil, batas area tidak lebih dari 20 ha ditetapkan untuk menggambarkan petani SNR skala kecil untuk tujuan Kriteria dan Indikator SNR. Perkebunan korporat SNR: Perkebunan karet alam yang dimiliki dan/atau dikelola oleh perusahaan dan di mana perkebunan karet dikelola dalam skala besar dan telah dipastikan mematuhi Kriteria dan Indikator SNR. Pengguna hilir SNR: Organisasi yang memproduksi produk akhir atau barang setengah jadi yang terbuat dari karet alam telah dipastikan mematuhi Kriteria dan Indikator SNR. Pemroses SNR: Organisasi yang memproses karet alam mentah yang telah dipastikan mematuhi Kriteria dan Indikator SNR. Pedagang SNR: Organisasi perdagangan yang terlibat dalam perdagangan karet alam di tingkat nasional atau internasional yang telah dipastikan mematuhi Kriteria dan Indikator SNR. Karet Alam Berkesinambungan (SNR): Karet alam yang telah dipastikan mematuhi Kriteria dan Indikator SNR. 3

3. Kriteria, Indikator dan KPI Karet Alam Berkesinambungan Kriteria 1 SNR Sukarela 1: Dukung Perbaikan Produktivitas SNR Kriteria 1: Dukung Perbaikan Produktivitas Indikator Kinerja SNR 1.1 Pengoptimalan penanaman Klon yang direkomendasikan Tingkat prioritas Tujuan indikator kinerja dan Panduan terkait Organisasi harus memastikan bahwa hanya Klon yang direkomendasikan oleh otoritas terkait, atau Klon yang direkomendasikan oleh Lembaga Penelitian atau Pengembangan, yang ditanam saat membangun kebun baru atau memperbarui kebun lama. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 1.1: - KPI 1.1.1: Penanaman kloning yang direkomendasikan 0% 25% 50% 75% 100% P1 Target untuk petani SNR skala kecil: setidaknya 25% pada saat pembaruan kebun berikutnya Target untuk petani SNR skala besar: setidaknya 50% pada saat pembaruan kebun berikutnya Target untuk Perusahaan Perkebunan SNR: setidaknya 75% - KPI 1.1.2: Untuk Perusahaan perkebunan, penanaman varietas dari kloning yang direkomendasikan 0 1 2 3 Lebih dari 3 Target untuk petani SNR kecil dan besar: Tidak Ada Target untuk Perusahaan Perkebunan SNR dengan luas hingga 5.000 ha: setidaknya 2 Klon yang direkomendasikan 4

Target untuk Perusahaan Perkebunan SNR dengan luas lebih dari 5.000 ha: setidaknya 3 Klon yang direkomendasikan 1.2 Pengoptimalan kerapatan penanaman Organisasi harus memastikan bahwa kerapatan penanaman yang disarankan oleh otoritas terkait diikuti (biasanya antara 420 hingga 600 tanaman per hektar) dan bahwa pancang/pohon/bibit yang tidak bertahan dalam waktu 12 bulan setelah penanaman digantikan dengan tanaman baru sesegera mungkin untuk memastikan bahwa setelah dewasa perkebunan menjadi homogen dan dapat mencapai produktivitas optimal. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 1.2: P1 - KPI 1.2.1: Kerapatan penanaman mengikuti rekomendasi dari otoritas terkait Kerapatan penanaman yang direkomendasikan oleh otoritas terkait diikuti Kerapatan penanaman yang direkomendasikan oleh otoritas terkait tidak diikuti Target untuk petani SNR kecil dan besar: mengikuti kerapatan penanaman yang direkomendasikan oleh otoritas terkait Target untuk Perusahaan perkebunan: Mengikuti kerapatan penanaman yang direkomendasikan oleh otoritas terkait - KPI 1.2.2: Penggantian pancang/pohon/bibit mati dalam waktu 12 bulan setelah penanaman awal: 0% 30% 50% 90% 100% Target untuk petani SNR kecil dan besar: setidaknya 30% dari pancang/pohon/bibit mati diganti dalam waktu 12 bulan setelah penanaman awal Target untuk perusahaan perkebunan: setidaknya 90% dari pancang/pohon/bibit mati diganti dalam waktu 12 bulan setelah penanaman awal 5

1.3 Pengoptimalan penggunaan pupuk dan bahan kimia Organisasi harus memastikan bahwa penggunaan pupuk alami dioptimalkan, bahwa cara pengendalian hama dan penyakit biologis digunakan dan penggunaan bahan kimia diperkecil. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 1.3: - KPI 1.3.1: Pengoptimalan penggunaan pupuk alami Cenderung menggunakan Pupuk alam Pupuk alami tidak digunakan Target untuk petani SNR kecil dan besar: cenderung menggunakan pupuk alami dan penggunaan pupuk lain diperkecil Target untuk perusahaan perkebunan: cenderung menggunakan pupuk alami dan penggunaan pupuk lain diperkecil P1 - KPI 1.3.2: Digunakan cara pengendalian hama dan penyakit biologis Digunakan cara pengendalian hama dan penyakit biologis Tidak digunakan cara pengendalian hama dan penyakit biologis Target untuk petani SNR kecil dan besar: Cenderung menggunakan cara pengendalian hama dan penyakit biologis Target untuk perusahaan perkebunan: penggunaan cara pengendalian hama dan penyakit biologis lebih dipilih - KPI 1.3.3: Penggunaan bahan kimia diperkecil Penggunaan bahan kimia diperkecil tidak dikendalikan Penggunaan bahan kimia 6

Target untuk petani SNR kecil dan besar: penggunaan bahan kimia diperkecil Target untuk perusahaan perkebunan: penggunaan bahan kimia diperkecil Kriteria 2 Karet Alam Berkesinambungan Sukarela Memperbaiki mutu Karet Alam Kriteria 2 SNR: Perbaiki Mutu Karet Alam Indikator Kinerja SNR 2.1 Komitmen terhadap Mutu Karet Alam Tingkat prioritas P1 Tujuan indikator kinerja dan Panduan terkait Organisasi harus memastikan bahwa komitmen yang jelas dan transparan untuk menghasilkan dan mendapatkan Karet Alam Berkesinambungan yang bermutu telah ditetapkan. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 2.1: - KPI 2.1.1: Komitmen mutu yang ditetapkan secara resmi, kebijakan mutu atau sertifikasi ISO 9001 Tidak ada komitmen resmi Komitmen resmi Kebijakan Mutu Korporat ISO 9001 Sertifikasi mutu lain (sebutkan): Target untuk petani SNR kecil dan besar: Tidak Ada 7

Target untuk perusahaan perkebunan SNR: ISO 9001 atau Kebijakan Mutu dan prosedur terkait Target untuk Pemroses SNR: ISO 9001 atau Kebijakan Mutu dan prosedur terkait Target untuk Pedagang SNR: ISO 9001 atau Kebijakan Mutu dan prosedur terkait Target untuk pengguna hilir SNR: ISO 9001 atau Kebijakan Mutu dan prosedur terkait - KPI 2.1.2: Kapan pun tersedia, keikutsertaan prakarsa setempat dari produsen atau kelompok resmi yang berkomitmen untuk memastikan mutu Karet Alam Tidak ikut serta prakarsa setempat kelompok resmi Target untuk petani SNR kecil dan besar: Keikutsertaan aktif dalam prakarsa setempat atau kelompok resmi yang berkomitmen untuk memastikan mutu Karet Alam Target untuk perusahaan Perkebunan SNR: Tidak Ada - KPI 2.1.3: Prosedur resmi untuk menolak Karet Alam yang tidak memenuhi spesifikasi mutu Tidak ada komitmen tersebut Komitmen tidak resmi Komitmen dimasukkan dalam Kebijakan Mutu Target untuk petani SNR kecil dan besar: Tidak Ada Target untuk perusahaan Perkebunan Korporat SNR: Tidak Ada Target untuk Pemroses SNR: Prosedur resmi untuk menolak Karet Alam yang tidak memenuhi spesifikasi mutu yang tercantum dalam Kebijakan Mutu Target untuk Pedagang SNR: Prosedur resmi untuk menolak Karet Alam yang tidak memenuhi spesifikasi mutu yang tercantum dalam Kebijakan Mutu 8

Target untuk pengguna hilir SNR: Prosedur resmi untuk menolak Karet Alam yang tidak memenuhi spesifikasi mutu yang tercantum dalam Kebijakan Mutu 2.2 Kepatuhan pada pengujian dan penilaian Organisasi harus memastikan kepatuhan terhadap standar penilaian dan pengujian yang relevan dalam industri (yaitu Greenbook dan/atau standar nasional serupa) dan harus memastikan bahwa pengujian dan penilaian yang sesuai diselenggarakan sebelum pengiriman. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 2.2: P1 - KPI 2.2.1: Pengujian visual dilakukan secara sistematis melalui proses produksi untuk mutu RSS (dan mutu terkait lain) Tidak ada penilaian visual Penilaian visual tapi tidak sistematis Penilaian visual sistematis didukung oleh prosedur terkait Target untuk Pemroses SNR: Penilaian mutu visual sistematis dilaksanakan dengan didukung oleh prosedur terkait Target untuk Pedagang SNR: Penilaian visual dilakukan menurut prosedur kendali Mutu Perusahaan. Target untuk pengguna hilir SNR: Penilaian visual dilakukan menurut prosedur kendali Mutu Perusahaan. - KPI 2.2.2: Pengujian lab dilakukan untuk TSR dan lateks Pengujian lab sistematis berdasarkan prosedur & standar terkait Target untuk Pemroses SNR: Pengujian lab sistematis dilakukan dengan didukung oleh prosedur terkait (mis. homologasi lab, dll). Target untuk Pedagang SNR: Pengujian lab dilakukan menurut prosedur Kendali Mutu Perusahaan yang didukung oleh prosedur terkait (mis. 9

homogolasi lab, dll). Target untuk pengguna hilir SNR: Pengujian lab dilakukan menurut prosedur Kendali Mutu Perusahaan yang didukung oleh prosedur terkait (mis. homogolasi lab, dll). Kriteria 3 Karet Alam Berkesinambungan Sukarela Mendukung kelestarian hutan Kriteria 3 SNR: Dukung kelestarian hutan Indikator Kinerja SNR 3.1 Kepatuhan pada ketentuan hukum setempat yang terkait Tingkat prioritas P1 Tujuan indikator kinerja dan Panduan terkait Organisasi harus menunjukkan kepatuhan terhadap ketentuan hukum setempat yang terkait dan memastikan bahwa kebun karet hanya dibangun di atas tanah yang telah diidentifikasi secara resmi sebagai tanah yang cocok untuk kebun karet atau tujuan pertanian. Organisasi harus memastikan terjaganya area yang dilindungi hukum dan habitat spesies yang dilindungi. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 3.1: - KPI 3.1.1: Kepatuhan pada ketentuan hukum setempat Bukti pelanggaran ketentuan hukum setempat 10

Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan hukum setempat Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Tidak Ada Target untuk perusahaan perkebunan Korporat SNR: Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan hukum setempat Target untuk Pemroses SNR: Pantau sampel dari pemasok SNR untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran ketentuan hukum setempat Target untuk Pedagang SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran ketentuan hukum setempat Target untuk pengguna hilir SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa tidak ada pelanggaran ketentuan hukum setempat. - KPI 3.1.2: Kebun karet diselenggarakan hanya di atas tanah yang telah diidentifikasi secara resmi sebagai tanah yang cocok untuk perkebunan karet atau tujuan pertanian. Bukti pelanggaran ketentuan Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Kebun karet SNR tidak boleh diselenggarakan di atas tanah yang telah diidentifikasi secara resmi sebagai tanah yang dilarang untuk perkebunan karet Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Kebun karet SNR tidak boleh diselenggarakan di atas tanah yang telah diidentifikasi secara resmi sebagai tanah yang dilarang untuk kebun karet Target untuk Pemroses SNR: Pantau sampel dari pemasok SNR untuk memastikan bahwa kebun karet SNR tidak diselenggarakan di atas tanah yang telah diidentifikasi secara resmi sebagai tanah yang dilarang untuk perkebunan karet Target untuk Pedagang SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa perkebunan pohon SNR tidak diselenggarakan di atas tanah yang telah diidentifikasi secara resmi sebagai tanah yang dilarang untuk perkebunan 11

karet Target untuk pengguna hilir SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa perkebunan pohon SNR tidak diselenggarakan di atas tanah yang telah diidentifikasi secara resmi sebagai tanah yang dilarang untuk kebun karet - KPI 3.1.3: Kebun karet tidak dibangun di lingkungan area yang dilindungi hukum atau habitat spesies yang dilindungi Bukti pelanggaran ketentuan Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Kebun karet SNR tidak dibangun di lingkungan area yang dilindungi hukum atau habitat spesies yang dilindungi. Target untukperusahaan perkebunant SNR: Kebun karet SNR tidak dibangun di lingkungan area yang dilindungi hukum atau habitat spesies yang dilindungi Target untuk Pemroses SNR: Pantau sampel dari pemasok SNR untuk memastikan bahwa SNR tidak berasal dari kebun karet yang dibangun di lingkungan area yang dilindungi hukum atau habitat spesies yang dilindungi Target untuk Pedagang SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa SNR tidak berasal dari kebun karet yang dibangun di lingkungan area yang dilindungi hukum atau habitat spesies yang dilindungi Target untuk pengguna hilir SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa SNR tidak berasal dari kebun karet yang dibangun di lingkungan area yang dilindungi hukum atau habitat spesies yang dilindungi. 12

3.2 Perlindungan/pele starian area yang dilindungi Organisasi harus memastikan bahwa kebun karet alam baru tidak dibangun di lingkungan area yang dilindungi. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 3.2: - KPI 3.2.1: Kebun karet tidak dibangun di lingkungan area yang dilindungi Bukti pelanggaran ketentuan Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan P1 Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Kebun karet SNR tidak dibangun di area yang dilindungi Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Kebun karet SNR tidak dibangun di area yang dilindungi Target untuk Pemroses SNR: Pantau sampel dari pemasok SNR untuk memastikan bahwa kebun karet SNR tidak dibangun di area yang dilidungi Target untuk Pedagang SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa kebun karet SNR tidak dibangun di area yang dilidungi Target untuk pengguna hilir SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa kebun karet SNR tidak dibangun di area yang dilidungi - KPI 3.2.2: Zona Penyangga dibangun dan dijaga di sekitar area dilindungi ini untuk memastikan bahwa area ini tidak dipengaruhi oleh perkebunan SNR dan aktivitas terkait pengelolaan Bukti pelanggaran ketentuan Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Kapan pun relevan, zona penyangga dibangun di sekitar kebun karet SNR untuk memastikan bahwa area yang dilindungi ini tidak dipengaruhi oleh perkebunan SNR dan aktivitas terkait pengelolaan Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Kapan pun memungkinkan, zona penyangga dibangun di sekitar perkebunan pohon SNR untuk memastikan bahwa area yang dilindungi ini tidak dipengaruhi oleh kebun 13

karet SNR dan aktivitas terkait pengelolaan kebun Target untuk Pemroses SNR: Pantau sampel perwakilan dari pemasok SNR untuk memastikan bahwa kapan pun relevan, zona penyangga dibangun di sekitar perkebunan pohon SNR untuk memastikan bahwa area yang dilindungi tidak dipengaruhi oleh perkebunan SNR dan aktivitas terkait pengelolaan Target untuk Pedagang SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa kapan pun relevan, zona penyangga dibangun di sekitar perkebunan pohon SNR sehingga area yang dilindungi tidak dipengaruhi oleh perkebunan SNR dan aktivitas terkait pengelolaan kebun Target untuk pengguna hilir SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa kapan pun relevan, zona penyangga dibangun di sekitar kebun karet SNR sehingga area yang dilindungi tidak dipengaruhi oleh kebun karet SNR dan aktivitas terkait pengelolaan kebun 14

Kriteria 4 Karet Alam Berkesinambungan Sukarela Pengelolaan air Kriteria 4 SNR: Pengelolaan air Indikator Kinerja SNR Prioritas Tujuan indikator kinerja dan Panduan terkait 4.1 Kepatuhan pada ketentuan hukum setempat yang terkait dan hak penggunaan air standar setempat Organisasi harus memastikan kepatuhan terhadap semua ketentuan hukum terkait dan hak kebiasaan penggunaan air yang standar. Organisasi harus memastikan bahwa air limbah industri tidak dibuang ke lingkungan tanpa menunjukkan kepatuhan terhadap semua ketentuan hukum terkait. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 4.1: P1 - KPI 4.1.1: Kepatuhan terhadap ketentuan hukum setempat dan hak standar terkait penggunaan air Bukti pelanggaran ketentuan hukum setempat Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan hukum setempat Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Tidak Ada Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan hukum setempat dan hak standar terkait penggunaan air Target untuk Pemroses SNR: Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan hukum setempat untuk kegiatan pemrosesan sendiri dan pantau sampel dari pemasok SNR untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran ketentuan hukum setempat dan hak standar terkait penggunaan air Target untuk Pedagang SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa tidak ada pelanggaran ketentuan hukum setempat dan hak standar terkait penggunaan air Target untuk pengguna hilir SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR 15

bahwa tidak ada pelanggaran ketentuan hukum setempat dan hak standar terkait penggunaan air 4.2 Pengolahan air limbah industri P1 - KPI 4.1.2: Air limbah industri tidak dibuang ke lingkungan tanpa menunjukkan kepatuhan terhadap ketentuan hukum Bukti pelanggaran ketentuan Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Tidak Ada Target untuk perusahaan perkebunan Korporat SNR: Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan hukum setempat terkait pembuangan air limbah dari kegiatan pemrosesan sendiri (kapan pun memungkinkan). Target untuk Pemroses SNR: Tidak ada bukti pelanggaran ketentuan hukum setempat terkait pembuangan air limbah Target untuk Pedagang SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa tidak ada pelanggaran ketentuan hukum setempat terkait pembuangan air limbah Target untuk pengguna hilir SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa tidak ada pelanggaran ketentuan hukum setempat terkait pembuangan air limbah Organisasi harus memastikan bahwa air limbah Industri diolah dengan kepatuhan sepenuhnya terhadap semua ketentuan administratif dan hukum terkait (dan kapan pun memungkinkan, didaur ulang). KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 4.2: - KPI 4.2.1: Pengolahan air limbah industri dengan mematuhi ketentuan hukum setempat 0% 25% 50% 75% 100% 16

Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Tidak Ada Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Air limbah industri yang digunakan selama pemrosesan diolah dengan mematuhi ketentuan terkait sebelum dibuang ke lingkungan (kapan pun memungkinkan) Target untuk Pemroses SNR: Air limbah industri yang digunakan selama pemrosesan diolah dengan mematuhi ketentuan terkait sebelum dibuang ke lingkungan Target untuk Pedagang SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa air limbah industri diolah dengan mematuhi ketentuan terkait sebelum dibuang ke lingkungan Target untuk pengguna hilir SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa air limbah industri diolah dengan mematuhi ketentuan terkait sebelum dibuang ke lingkungan - KPI 4.2.2: Daur ulang air limbah industri kapan pun memungkinkan 0% 25% 50% 75% 100% Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Tidak Ada Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Tidak Ada Target untuk Pemroses SNR: Kapan pun memungkinkan, setidaknya 50% dari air limbah industri yang digunakan selama pemrosesan didaur ulang Target untuk Pedagang SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa kapan pun memungkinkan, setidaknya 50% dari air limbah industri yang digunakan selama pemrosesan didaur ulang Target untuk pengguna hilir SNR: Dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa kapan pun memungkinkan, setidaknya 50% dari air limbah industri yang digunakan selama pemrosesan didaur ulang 17

Kriteria 5 Karet Alam Berkesinambungan Sukarela Menghormati Hak Azasi Manusia & Tenaga Kerja Kriteria 5 SNR: Hormati Hak Azasi Manusia & Tenaga Kerja Indikator Kinerja SNR 5.1 Tenaga kerja anak-anak dan usia minimum untuk tenaga kerja (Perjanjian ILO 138 tentang Usia Minimum dan 182 tentang Bentuk Kecelakaan Terburuk Tenaga Kerja Anak) Tingkat (Ketentuan atau Rekomendasi) Ketentuan Tujuan indikator kinerja dan Panduan terkait Organisasi harus memastikan bahwa anak-anak berusia kurang dari 15 tahun tidak dipekerjakan, baik sebagai pekerja tetap, musiman atau tidak tentu. Jika perundangan setempat menetapkan usia minimal lebih tinggi dari 15 tahun, ketentuan hukum tersebut harus dipatuhi. Organisasi harus memastikan bahwa pekerja di bawah umur dewasa (kurang dari 18 tahun) tidak melakukan pekerjaan berbahaya atau pekerjaan apa pun yang dapat membahayakan diri, jiwa atau kondisi kejiwaan mereka. Mereka tidak boleh bekerja di lokasi berbahaya, dalam situasi tidak sehat, di malam hari, atau dengan zat atau peralatan berbahaya, atau mengangkat beban berat. Mereka tidak boleh terkena segala bentuk penyalahgunaan. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 5.1: - KPI 5.1.1: Tenaga kerja anak-anak dan usia minimum untuk tenaga kerja Bukti tenaga kerja anak atau bahwa usia minimum untuk tenaga kerja tidak dipatuhi Tidak ada bukti tenaga kerja anak atau bahwa usia minimum untuk tenaga kerja tidak dipatuhi 18

Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Tidak ada bukti tenaga kerja anak atau bahwa usia minimum untuk tenaga kerja tidak dipatuhi. Perundangan setempat terkait tenaga kerja anak harus dipatuhi. Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Tidak ada bukti tenaga kerja anak atau bahwa usia minimum untuk tenaga kerja tidak dipatuhi oleh organisasi Target untuk Pemroses SNR: Tidak ada bukti tenaga kerja anak atau bahwa usia minimum untuk tenaga kerja tidak dipatuhi oleh organisasi dan tersedia program pemantauan untuk memastikan bahwa pemasok tidak menggunakan tenaga kerja anak. Target untuk Pedagang SNR: Tidak ada bukti tenaga kerja anak atau bahwa usia minimum untuk tenaga kerja tidak dipatuhi oleh organisasi dan dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa tenaga kerja anak tidak digunakan. Target untuk pengguna hilir SNR: Tidak ada bukti tenaga kerja anak atau bahwa usia minimum untuk tenaga kerja tidak dipatuhi oleh organisasi dan dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa tenaga kerja anak tidak digunakan. 5.2 Tenaga kerja paksa (Perjanjian ILO 29 tentang Tenaga Kerja Paksa dan 105 tentang Penghapusan Tenaga Kerja Ketentuan Organisasi harus memastikan bahwa tidak digunakan tenaga kerja paksa pada tahapan produksi apa pun, termasuk kegiatan pengelolaan, pemrosesan dan/atau produksi perkebunan. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 5.2: - KPI 5.2.1: Tenaga kerja paksa Bukti tenaga kerja paksa atau kontrak Tidak ada bukti tenaga kerja paksa atau kontrak 19

Paksa) 5.3 Kebebasan berkelompok dan berkumpul (Perjanjian ILO 87 tentang Kebebasan Berkelompok dan 98 tentang Hak untuk Berorganisasi dan Berkumpul) Ketentuan Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Tidak ada bukti tenaga kerja paksa Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Tidak ada bukti penggunaan tenaga kerja paksa oleh organisasi Target untuk Pemroses SNR: Tidak ada bukti penggunaan tenaga kerja paksa oleh organisasi dan tersedia program pemantauan untuk memastikan bahwa pemasok tidak menggunakan tenaga kerja paksa Target untuk Pedagang SNR: Tidak ada bukti penggunaan tenaga kerja paksa oleh organisasi dan dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa tenaga kerja paksa tidak digunakan Target untuk pengguna hilir SNR: Tidak ada bukti penggunaan tenaga kerja paksa oleh organisasi dan dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa tenaga kerja paksa tidak digunakan Organisasi harus memastikan bahwa semua pekerja yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan, pemrosesan dan/atau produksi perkebunan berhak untuk mendirikan dan/atau bergabung dengan organisasi pilihan mereka. Organisasi harus memastikan bahwa Serikat pekerja atau organisasi serupa tidak berada di bawah tekanan ekstrem dan perwakilan organisasi tersebut tidak mengalami diskriminasi, dan memiliki akses ke semua anggota mereka di tempat kerja. Organisasi harus memastikan bahwa semua pekerja berhak untuk berkumpul. KPI yang diusulkan untuk mengukur kinerja menurut Indikator SNR 5.3: - KPI 5.3.1: Kebebasan Berkelompok Bukti bahwa Kebebasan Berkelompok tidak dipatuhi Tidak ada bukti bahwa Kebebasan Berkelompok tidak dipatuhi Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Tidak Ada 20

Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Tidak ada bukti bahwa Kebebasan Berkelompok tidak dipatuhi oleh organisasi Target untuk Pemroses SNR: Tidak ada bukti bahwa Kebebasan Berkelompok tidak dipatuhi oleh organisasi dan tersedia program pemantauan untuk memastikan bahwa pemasok mematuhi Kebebasan Berkelompok Target untuk Pedagang SNR: Tidak ada bukti bahwa Kebebasan Berkelompok tidak dipatuhi oleh organisasi dan dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa Kebebasan Berkelompok dipatuhi Target untuk pengguna hilir SNR: Tidak ada bukti bahwa Kebebasan Berkelompok tidak dipatuhi oleh organisasi dan dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa Kebebasan Berkelompok dipatuhi - KPI 5.3.2: Berkumpul Bukti bahwa hak untuk Berkumpul tidak dipatuhi Tidak ada bukti bahwa hak untuk Berkumpul tidak dipatuhi Target untuk petani SNR skala kecil dan besar: Tidak Ada Target untuk perusahaan perkebunan SNR: Tidak ada bukti bahwa hak Berkumpul tidak dipatuhi oleh organisasi Target untuk Pemroses SNR: Tidak ada bukti bahwa hak Berkumpul tidak dipatuhi oleh organisasi dan tersedia program pemantauan untuk memastikan bahwa pemasok mematuhi hak Berkumpul Target untuk Pedagang SNR: Tidak ada bukti bahwa hak untuk Berkumpul tidak dipatuhi oleh organisasi dan dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa hak Berkumpul dipatuhi. Target untuk pengguna hilir SNR: Tidak ada bukti bahwa hak untuk Berkumpul tidak dipatuhi oleh organisasi dan dapatkan jaminan dari pemasok SNR bahwa hak Berkumpul dipatuhi. 21

Nama Organisasi Pemberi Pernyataan: Tanggal Pengajuan Surat Pernyataan: (HH) (BB) (TTTT) 22