BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari sel-sel dalam jaringan payudara yang berkembang dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2010). Tingginya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular yang paling menakutkan bukan hanya pada. wanita, tetapi pada laki-laki dan anak-anak yakni kanker.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah ke wilayah yang lain. Sampai saat ini penyakit 7menular seperti

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nama Rumah Sakit Jumlah Kasus

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

PENYULUHAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) di DUSUN CANDIREJO, TEGALTIRTO, BERBAH, SLEMAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal/terus-menerus dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kanker melonjak dari menjadi dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN WANITA DALAM USAHA MENCEGAH KANKER PAYUDARA DI KOTA PADANG

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

BAB 1 : PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan yang diperlukan (Maryanti, 2009). SADARI (Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu

BAB I PENDAHULUAN. pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi, degenerasi dan. kanker (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB I PENDAHULUAN. ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia (Depkes RI,

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP IBU MELAKUKAN TINDAKAN SADARI DI DESA GENENGDUWUR GEMOLONG SRAGEN.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

KEGIATAN DALAM RANGKA HARI KANKER SEDUNIA 2013 DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI SMA HARAPAN MEKAR KELAS XI MEDAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung risiko dan berdampak negatif bagi dirinya seperti terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, yang bersumber dari sel-sel dalam jaringan payudara yang berkembang dalam keadaan tidak terkendali. Menurut Nurcahyo (2010) kanker payudara atau istilah medisnya carcinoma mammae adalah pembunuh kedua bagi kaum wanita Indonesia setelah kanker rahim. Kanker menjadi masalah kesehatan utama baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut data WHO tahun 2013, insidens kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskuler. Diperkirakan pada tahun 2030 insidens kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat (Depkes, 2014). Menurut WHO prevalensi kejadian kanker payudara di dunia kurang lebih 16% daripada semua kasus kanker pada wanita. Problem kanker payudara di Indonesia menjadi lebih besar karena di atas 70% penderita datang kedokter pada stadium yang sudah lanjut (Saryono & Pramitrasari 2008). Menurut WHO (World Health Organization) setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Data 1

2 menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40 tahun. Saat ini ada kecenderungan kanker payudara dialami oleh perempuan dengan usia 15 sampai 20-an tahun. Program deteksi dini dan tatalaksana yang dilakukan masih diprioritaskan pada 2 kanker tertinggi di Indonesia yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim. Program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara tahun 2013, program deteksi dini kedua kanker tersebut telah berkembang di 207 kabupaten pada 32 provinsi, yang dilaksanakan oleh 717 dari 9500 Puskesmas. Prevalensi kanker payudara dan kanker leher rahim tertinggi di Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar 4,1 o / oo, Jawa Tengah 2,1 o / oo, Bali 2,0 o / oo, DKI Jakarta 1,9 o / oo dan Bengkulu 1,9 o / oo (Kemenkes RI, 2013). Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/ kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7%), kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%) (Depkes, 2014). Menurut data penderita kanker payudara di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh pada rawat inap terjadi penurunan penderita setiap tahun. Penderita kanker payudara yang tertinggi pada tahun 2010 sebanyak 593 orang dan paling rendah pada

3 tahun 2014 sebanyak 214 orang. Penderita rawat jalan data yang paling tinggi pada tahun 2012 sebanyak 2175 orang dan paling rendah pada tahun 2014 sebanyak 461 orang. Menurut data penderita kanker payudara di RSUD Jantho kabupaten Aceh Besar pada tahun 2013 sebanyak 3 orang dan pada tahun 2014 sebanyak 13 orang. Saat ini telah banyak ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda, bahkan tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor di payudaranya. Dimana tumor yang terjadi bisa menjadi kanker, bila tidak terdeteksi lebih awal. Meskipun tidak semuanya ganas, tetapi ini menunjukkan bahwa saat ini sudah ada tren gejala kanker payudara yang semakin tinggi di usia remaja (Lily, 2008). Kanker payudara dapat ditemukan secara dini yaitu dengan cara pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Pemeriksaan SADARI merupakan suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan pada payudara. SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemerikasaan payudara dan sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25%-30%. Pemeriksaan SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat khususnya wanita karena hampir 86% benjolan dipayudara ditemukan oleh penderita sendiri (Saryono & Pramitasari 2008). Kebanyakan wanita tidak melakukan pemeriksaan SADARI karena kurangnya pengetahuan tentang SADARI. Pemeriksaan payudara sendiri sangat mudah untuk dilakukan akan tetapi pada kenyataannya tidak sedikit wanita yang bersikap acuh tak acuh dengan kondisi dengan organ reproduksinya. Meningkatnya pengetahuan

4 tentang SADARI, maka akan mempengaruhi sikap para wanita khususnya remaja putri untuk menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan SADARI untuk mencegah resiko kanker payudara, hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran wanita khususnya remaja putri untuk memotivasi diri sendiri untuk mempraktekkan secara langsung pemeriksaan SADARI sehingga dapat mengetahui langsung kondisi payudaranya. SADARI yaitu pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mengetahui adanya benjolan atau kelainan payudara lainnya. Tujuan utama SADARI adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik. Ternyata 75-82% keganasan payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri (Dalimartha, 2004). Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, sayangnya wanita yang melakukan SADARI masih rendah (Septiani dan Suara, 2013). Masih minimnya wanita Indonesia, khususnya remaja dalam melakukan SADARI dilatarbelakangi oleh yang belum banyak remaja Indonesia masih belum peka terhadap perawatan untuk payudaranya sendiri, di balik ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh kurang informasi dan kemauan untuk menggali informasi mengenai pencegahan kanker payudara ini. Selain dari pada program pemerintah yang saat ini belum terfokus pada promosi tentang pelaksanaan SADARI bagi remaja, masih fokus kepada pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya itu, teknik SADARI juga terasa masih awam, karena masih sedikitnya jumlah wanita yang rutin melakukan SADARI setiap bulan (Maharani, 2010).

5 Salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan siswi terhadap kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan yang diberikan secara dini, akan memudahkan remaja mencapai sikap dan tingkah laku yang diinginkan yaitu sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, sebagai upaya preventif sekaligus promotif yang dapat memberikan gambaran gaya hidup sehat kepada remaja saat ini adalah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja Indonesia (Notoatmodjo, 2010). Penyampaikan cara melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) pada siswa SMA dalam bentuk demonstrasi menggunakan phantom payudara. Metode ini bertujuan untuk melatih dan memahami konsep atau prinsip dari pendidikan SADARI yang disampaikan sehingga dapat memberitahukan informasi pengetahuan kepada remaja putri sehingga dapat mendeteksi dini kanker payudara (Syaifuddin, 2002). Metode ini lebih mudah untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang suatu hal yang pernah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan adegan dengan menggunakan alat peraga (Mubarak, 2012). Keuntungan dari metode simulasi/ demontrasi yaitu dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, lebih mudah untuk memahami sesuatu, lebih menarik peserta didik dirangsang untuk mengamati dan menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan sendiri (Suliha, 2001). Keberhasilan suatu penyuluhan dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan yang mendukung terjadinya perubahan perilaku

6 tersebut. Media promosi kesehatan yang akan digunakan adalah film dan leaflet dengan pertimbangan merupakan media penyuluhan yang fungsinya untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Menurut hasil penelitian Handayani dan Sudarmiati (2012) menunjukkan bahwa hasil penelitian diperoleh sebanyak 92 responden (45,5%) memiliki pengetahuan kurang tentang prosedur SADARI. Hasil penelitian Siallagan (2010) menunjukkan bahwa sikap remaja putri di SMA Surya Nusantara Kota Tebing Tinggi pada kategori baik yaitu 33 responden (46,4%). Penelitian ini akan meneliti remaja putri yang duduk di SMA karena disinilah waktu yang ideal untuk diberikan pengetahuan deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI. Masa ini lebih mudah memahami untuk mendapatkan informasi dan sering terjadi perubahan serta kelainan payudara. Kasus kanker payudara dipengaruhi oleh obesitas, umur, pencemaran dan gaya hidup. Untuk itu remaja putri harus lebih dini mendeteksi adanya kelainan pada payudaranya agar lebih efektif untuk mencegah kelainan payudara menjadi stadium lanjut kanker payudara. Melalui observasi yang dilakukan peneliti dalam survei pendahuluan pada SMA Negeri 1 Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar, ditemukan bahwa ada 5 siswi remaja putri yang tidak mengerti tentang pemeriksaan SADARI dan mengakui tidak pernah melakukan praktek SADARI. Disamping itu, remaja putri belum mendapatkan informasi tentang SADARI dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar. Hal ini dapat membuat remaja putri tidak mengerti deteksi dini kanker payudara dengan SADARI. Oleh karena itu, perlu diberikan penyuluhan dengan

7 metode simulasi terhadap perilaku remaja putri tentang upaya deteksi dini kanker payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. 1.2. Permasalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dan penelitian adalah belum diketahuinya pengaruh metode simulasi terhadap perilaku remaja putri tentang upaya deteksi dini kanker payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 Kutabaro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015, dimana metode simulasi belum pernah digunakan dalam mendistribusikan SADARI namun pengetahuan dan sikap remaja masih rendah ditandai masih adanya kasus kanker payudara di Kabupaten Aceh Besar. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode simulasi terhadap perilaku remaja putri tentang upaya deteksi dini kanker payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 Kutabaro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. 1.4. Hipotesis 1. Ada pengaruh metode simulasi terhadap pengetahuan upaya deteksi dini kanker payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. 2. Ada pengaruh metode simulasi terhadap sikap upaya deteksi dini kanker payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar

8 Tahun 2015. 3. Ada pengaruh metode simulasi terhadap tindakan upaya deteksi dini kanker payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengambil kebijakan dalam rangka penyusunan program bagi Dinas Kesehatan mengenai metode simulasi yang dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk meningkatkan perilaku tentang SADARI pada remaja putri. 2. Sebagai masukan bagi petugas kesehatan agar meningkatkan dan melakukan sosialisasi pada remaja putri untuk melaksanakan deteksi dini secara intensif terhadap kanker payudara dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan wanita.