NAHDLATUL ULAMA & CIVIL RELIGION Melacak Akar Civil Religion dalam Keagamaan NU Oleh : Chafid Wahyudi Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 E-mail : info@grahailmu.co.id Wahyudi, Chafid NAHDLATUL ULAMA & CIVIL RELIGION; Melacak Akar Civil Religion dalam Keagamaan NU/Chafid Wahyudi - Edisi Pertama Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 x + 106 hlm, 1 Jil. : 23 cm. ISBN: 978-602-262-091-4 1. Sosial 2. Agama I. Judul
PENGANTAR Hingga hari ini, harus diakui, penelitian tentang NU masih tetap menarik dilakukan. Berbagai sisi NU seakan tidak pernah habis untuk dilirik dan dijadikan obyek penelitian. Stigma dan stereotype bahwa NU sebagai organisasi tradisional yang ketinggalan zaman, yang secara politik bersifat oportunis, dan secara kultural singkretik, tidak lagi relevan untuk dikaji di masa sekarang. Semua stigma itu saat ini sudah berbalik. Bahkan Mitsuo Nakamura berkesimpulan bahwa banyak orang telah bias melihat NU, termasuk dirinya. Apa yang disampaikan oleh Nakamura bisa dimengerti mengingat sejak kelahirannya, sesungguhnya sejarah sosial Indonesia penuh dengan guratan jejak langkah NU. Pendek kata, NU merupakan salah satu kekuatan sosial penting yang ikut mewarnai formasi kebangsaan dan keislaman Indonesia. Tidak salah jika pengamat sosial mengungkapkan sejauh mata memandang (Indonesia) NU jualah yang nampak. Membicarakan NU, tentu tidak bisa dilepaskan dari diskursus relasi agama dan negara. Terkait hal tersebut, sedari awal NU memiliki pandangan sendiri terhadap relasi agama dan negara yang berkesesuaian dengan kondisi bangsa Indonesia. Relasi agama (Islam) dan negara secara sederhana telah terumuskan oleh para pendiri NU sebelum bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Bagi NU, bentuk pemerintahan Islam tidak ditentukan. Dengan kata lain, tidak ada ketentuan baku tentang bentuk negara. Oleh karenanya, suatu negara diberi kebebasan menentukan bentuk pemerintahannya yang selaras dengan setiap tempat. Sebab bagi NU, Islam sejatinya berfungsi bagi kehidupan masyarakat bangsa tidak sebagai bentuk kenegaraan tertentu, melainkan sebagai etika sosial yang akan memandu jalannya kehidupan bernegara dan bermasyarakat itu sesuai dengan martabat luhur dan kemuliaan derajat manusia. Inilah yang menjadi basis material dari gagasan civil religion.
vi Nahdlatul Ulama & Civil Religion Pengembangan civil religion sendiri bukan berkehendak membinasakan agama yang telah ada, tapi sebaliknya eksistensi agama adalah pilar utama. Sebab secara individual masih memiliki agama teologisnya, tetapi dalam ranah keberagamaan, secara kolektif harus memegangi kesepakatan yang ada dalam civil religion. Dengan begitu yang perlu dikongkritkan adalah membedakan bukan memisahkan agama sebagai dogma teologis yang hanya bersemayam dalam ranah individu (private) dengan agama publik yang memiliki semangat meletakkan substansi nilai-nilai moral agama. Ini bukan berarti pandangan transendental agama tereduksi menjadi sebuah ide yang abstrak dan terlepas dari wujud sisi kemanusiaan yang nyata. Namun, perlu perimbangan yang adil dan seimbang sebagai simbiosis mutualism, bi habli min Allah wa habli min al-nas. Oleh karenanya, prinsip rahmatan li al-alamin dalam Islam, cinta-kasih dalam Kristian, anti kekerasan dalam Hindu, kesederhanaan dalam Budha dan lainnya, tidak boleh menjadi prinsip teologis statis yang kemudian diterjemahkan menjadi hukum positif di Indonesia. Tetapi, pembumian norma-norma kolektif dalam bermasyarakat dan bernegara ini yang mesti disadur dari pesan-pesan moral substansial agama tersebut. Tegasnya, civil religion merupakan sebuah gagasan yang memiliki semangat meletakkan nilai-nilai agama dan ideologi sebatas subtansi, bukan formalisasi yang mengabaikan jiwa rasional. Konsep civil religion menginginkan sebuah dialog dengan entitas lain melalui nilai-nilai substansial ketimbang nilai formalitasnya. Buku yang semula merupakan tesis magister penulis pada program pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya ini mencoba menunjukkan komitmen yang mandalam kelompok Islam tradisionalis (baca NU) terhadap gagasan civil religion. Di tengah massifnya gerakan fundamentalis yang menginginkan formalisasi shari ah Islam dan tegaknya khilafah Islamiyah, buku ini menemukan urgensinya, karena buku ini memberikan argumen yang kuat bahwa gagasan civil religion sebagaimana yang terus diperjuangkan dan dipraktekkan NU, adalah sebuah bentuk keberagamaan yang paling sesuai dengan identitas bangsa Indonesia yang plural. Atas terbitnya buku ini, penulis menyampaikan trima kasih kepada semua pihak yang tidak sekadar memberi apresiasi dan kontribusi, tetapi juga menjadi faktor penting bagi kesuksesan terbitnya buku ini. Oleh karena itu, ungkapan terima kasih tidak terhingga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. M. Ridlwan Nasir, M.A. selaku Direktur Pascasarjana IAIN Sunan Ampel beserta jajarannya, Dr. Phil. Khoirun Niam dan civitas akademis IAIN Sunan Ampel Surabaya, tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Graha Ilmu yang berkenan menerbitkan buku ini. Terakhir, karya ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis yang penuh perjuangan dan ketabahan, mendidik dan membesarkan penulis
Pendahuluan vii sehingga menjadi manusia yang berguna, Ayahanda H. Abdul Karim, Ibunda Hj. Nurul Badriyah. Sebagai hasil penelitian, karya ini selalu terbuka bagi kritik, saran, masukan, dan evaluasi demi perbaikan di masa yang akan datang. Surabaya, 05 Mei 2013 Chafid Wahyudi
DAFTAR ISI PENGANTAR v DAFTAR ISI ix BAB 1 PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Signifikasi Tulisan 4 BAB 2 CIVIL RELIGION: MAKNA GENERAL DI DALAM KEBERAGAMAAN 11 A. Teoritisasi Agama dalam Peran Sosial 11 B. Artikulasi Civil Religion Sebagai Alternatif Makna General 16 C. Civil Religion dalam Konteks Agama dan Negara 21 BAB 3 DIALEKTIKA NU DI TENGAH KEBERAGAMAAN 41 A. Sintesa Lokalitas Budaya dan Agama Sebagai Model Keagamaan NU 41 B. NU dalam Persinggungan Ideologi Transnasional 55 BAB 4 AKAR CIVIL RELIGION DALAM KEBERAGAMAAN NU 73 A. Civil Religion dalam Rajutan Tradisi NU 73
x Nahdlatul Ulama & Civil Religion B. Peranan NU dalam Memotivasi Civil Religion di Indonesia 79 C. Etika Publik Sebagai Keagamaan NU 87 CATATAN AKHIR 90 DAFTAR PUSTAKA 95 TENTANG PENULIS 105 -oo0oo-