BAB 1 PENDAHULUAN UKDW Pada tahun 2010 populasi anak-anak berumur 0 14 tahun menunjukan angka

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proporsi populasi usia lanjut di Indonesia semakin bertambah seiring

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memperbaiki keruskan yang diderita (Martono & Parka, 2009).

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data

BAB 1 PEANDAHULUAN UKDW. di daerah perdesaan sebanyak jiwa (50,21 %). (BPS, 2010). Hasil

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut data statistik Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah penduduk di

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Individu pasti akan mengalami proses penuaan (ageing process) yaitu proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan memperbaiki. diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Begitu juga lansia yang diperkirakan lebih tinggi

K bi b j i a j ka k n n K h K u h s u us u Lans n ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN jiwa (7,18 persen), selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan jumlah lansia juga terjadi di negara Indonesia. Persentase penduduk

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia hidup sehat, mandiri, dan produktif. Kemandirian dan produktivitas lansia tercermin dari Activities

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

I. PENDAHULUAN. kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati et al, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam kategori 10 besar provinsi di

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Indonesia mencapai usia 66,2 tahun, tahun 2008 UHH penduduk

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Data dari World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

PENDAHULUAN. keberadaannya senantiasa harus diperhatikan. Semakin bertambahnya usia, maka kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI DESA KEMBANG KUNING CEPOGO BOYOLALI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tingkat depresi terhadap kualitas hidup lanjut usia. Penelitian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional, telah. mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang berupa kemajuan

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB IV METODOLOGI. disabilitas dan kualitas hidup pada lansia. Puskemas Pancoran Mas, Kota Depok. Jumlah sample minimal menggunakan rumus:

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2008). Lansia adalah seseorang

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang dan semua orang akan

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA. Oleh : NELDA NILAM SARI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari 70,1 tahun padaperiode menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ( orang di tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi, pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah kecenderungan seseorang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. (PP No. 72 Tahun 1991). Klasifikasi yang digunakan di Indonesia saat ini dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

Kabupaten Bantul yang merupakan 1 dari 5 kabupaten/kota di DIY juga mengalami hal serupa. UHH di Kabupaten Bantul pada tahun 2008 pada laki-laki

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS JANUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) - manusia lahir. Manusia secara perlahan-lahan mengalami penurunan

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

KAITAN FAKTOR KESEPIAN DAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI BHAKTI LUHUR NURSING HOME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

RELATIONSHIP FAMILY SUPPORT WITH INDEPENDENT ELDERLY VILLAGE OF DAILY LIVING SUB KAKARA B TOBELO SELATAN WEST DISTRICT

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

RUMAH SAKIT KHUSUS LANSIA DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Post Modern

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan, Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 237 641 326 jiwa yang mencakup mereka yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 49,79% dan didaerah pedesaan sebanyak 50,21%. Hasil proyeksi yang dilakukan oleh badan pusat statistik menunjukan jumlah penduduk Indonesia 305 652 400 jiwa pada tahun 2035 mendatang. Angka harapan Hidup Penduduk Indonesia Meningkat dari 70,1 tahun pada priode 2010-2015 menjadi 72,2 tahun pada periode 2030-2035 (BPS, 2013) Meningkatnya jumlah penduduk dan angka harapan menyebabkan perubahan susunan penduduk. Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 2035 Pada tahun 2010 populasi anak-anak berumur 0 14 tahun menunjukan angka 28,6% populasi penduduk usia kerja menunjukan angka 66,5%, populasi penduduk lanjut usia sebanyak 5,04% Pada tahun 2035 mendatang populasi anak-anak berumur 0 14 tahun menunjukkan penurunan sebanyak 7,1% menjadi 21,5%, penduduk usia kerja meningkat sebanyak 1,4% menjadi 67,9% penduduk lanjut usia meningkat sebanyak 5,6% menjadi 10,6% (BPS, 2013). Peningkatan populasi lansia ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2050. Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 3 457 491 jiwa penduduk usia 0 14 tahun berjumlah 764 105 (22,1%) jiwa penduduk usia 15-64 tahun 1

2 berjumlah 2 371 839 (68,6%) jiwa penduduk usia lanjut sebanyak 321 546 (9,3%) jiwa, angka ketergantungan di Yogyakarta adalah 45,93. Proporsi lansia di DIY sebanyak 9,3%, menempati urutan pertama tertinggi di Indonesia, dibandingkan daerah lain yang memiliki proporsi lansia cukup besar jawa tengah sebanyak 7,1%, jawa timur 7,0%, kelompok umur diatas 65 tahun sedangkan kelompok umur diatas 60 tahun lansia di DIY juga menempati urutan tertinggi sebanyak 12,88%. Angka ini menunjukkan 5 tahun setelah sensus 2010 presentase lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta bertambah cukup besar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Penuaan menurut WHO adalah suatu proses biologis yang terjadi di luar kontrol manusia dan pasti terjadi. Selanjutnya lansia dibedakan menjadi lansia potensial dan lansia tidak potensial. Lansia potensial adalah orang berusia lanjut yang masih dapat melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa yang selanjutnya mendapat peluang mendayagunakan pengetahuan, keahlian, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimilikinya serta mendapat pelayanan pendidikan dan pelatihan baik di sektor formal, nonformal, kelompok organisasi, atau masyarakat. Lansia tidak potensial adalah orang berusia lanjut yang nya bergantung kepada orang lain karena tidak mampu mencari nafkah yang selanjutnya diberikan perlindungan sosial agar dapat mewujudkan taraf yang wajar.

3 Peningkatan jumlah penduduk lansia perlu mendapat perhatian. Banyak Masalah yang dihadapi oleh penduduk lansia, antara lain yang berkaitan fungsi fisik, status mental yang mempengaruhi kemandirian dalam melaksanakan aktivitas sehari- hari dan pada akhirnya menurunkan Kualitas Hidup Penduduk Lansia (Nugroho, 2008). Masalah-masalah ini terjadi akibat proses menua, menghilangnya kemampuan jaringan secara bertahap memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak bisa bertahan atau memperbaiki diri dari proses jejas atau kerusakan yang diderita (Darmojo, 2011) Penurunan fungsi anatomik dan fungsional seiring bertambahnya usia sangat mungkin terjadi baik karena proses patologi maupun proses fisiologi. Penurunan fungsi anatomi dan fisiologi menyebabkan lebih mudah terserang penyakit (Darmojo, 2011) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, kesejahteraan adalah suatu keadaan spiritual dan material yang diliputi rasa keselamatan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap orang memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain. Sedangkan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara ekonomi dan sosial. Tidak mungkin menghindari penuaan, tujuan manusia adalah menjadi tua dalam keadaan sehat tidak disertai proses patologik karena proses patologik akan mempercepat usia seseorang (Darmojo, 2011).

4 Kualitas merupakan konsep multidimensional, pandangan holistik dari berbagai perspektif dan disiplin ilmu, yang dapat dikaitkan ke dalam semua aspek kean seperti sosial, lingkungan, kesehatan. Semakin meningkatnya populasi lanjut usia harapan memiliki yang baik, Kualitas pada usia tua dipengaruhi oleh proses penuaan itu sendiri dan aspek aspek diatas. (Mollenkopf & Walker, 2007) Oleh karena tingginya jumlah penduduk lansia di Indonesia, dan belum banyak penelitian mengenai masalah-masalah yang terjadi pada penduduk lansia, penanganan dan pelayanan kesehatan lansia yang masih terbatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian lanjutan mengenai Perubahan fungsi fisik, status mental dan kemandirian pada lansia dalam ADL dan IADL di Gereja kristen Indonesia gejayan, Gejayan, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Semakin meningkatnya populasi lansia di Indonesia terutama di Yogyakarta dapat menimbulkan permasalahan di berbagai aspek Ketergantungan dan sebagai dampak dari proses alamiah penuaan, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan antara fungsi fisik kualitas lansia? 2. Apakah terdapat hubungan antara status mental kualitas lansia? 3. Apakah terdapat hubungan antara kemandirian dalam aktivitas sehari-hari kualitas lansia?

5 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara Fungsi fisik, Status mental, dan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari kualitas pada lansia. Tujuan Khusus mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara fungsi fisik kualitas pada lansia mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara status mental kualitas pada lansia mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kemandirian dalam aktivitas sehari-hari kualitas pada lansia

6 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis : hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah pengetahuan mengenai perubahan fungsi fisik, status mental, kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri kualitas pada lansia. 2. Manfaat praktis Bagi masyarakat: penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi gambaran kepada masyarakat, khususnya lansia mengenai hal apa saja yang mempengaruhi kean di masa tua agar dapat mempersiapkan diri secara optimal sebelum atau selama menjalani masa tua. Bagi tenaga kesehatan: hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut Bagi peneliti: penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengalaman baru secara langsung mengenai hal yang berkaitan kean kelompok usia lanjut terutama terkait fungsi fisik, status mental dan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari, serta kualitas lansia

7 1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Daftar Penelitian Terdahulu Peneliti Judul penelitian Metode, Subyek, Hasil Soosova, 2016 dan instrumen maria, Determinants of Cross sectional quality of life in the elderly 102 subyek penelitian. Instrumen : 1. WHOQOL- BREF 2. WHOQOL- OLD 3. Kuisioner ADLs 4. Beck anxiety inventory 5. Zung selfrating depression scale Kualitas yang baik di pengaruhi oleh hubungan sosial, kematian dan sekarat, keintiman, kesehatan fisik, partisipasi sosial, aktivitas terdahulu, sekarang dan aktivitas kedepan, depresi, kemandirian, dan siapa.

8 Putri, 2016 Armitha, Perubahan fungsi Longitudinal fisik, status 30 subyek penelitian. mental, dan Instrumen : kemandirian 1. Kuesioner dalam IADL/ADL kelemahan lansia di GKI fisik Gejayan Yogyakarta Get Up and Go Test, The Borg Scale, dan The Berg Scale. 2. Kuesioner status mental MMSE dan HVLT (Hopkins Verbal Learning Test). 3. Kuesioner ADL dan IADL kemandirian Hasil uji analisa paired T- Test dan Wilcoxon, terdapat perubahan signifikan pada GUG dan BERG serta perubahan HVLT dan MMSE dibanding 2 tahun sebelumnya. Tidak terdapat perubahan signifikan pada ALD / IADL dibanding 2 tahun sebelumnya

9 dalam aktivitas sehari hari. Adhiyasa, 2016 Hubungan Cross Sectional Tingkat Kognitif dan Kemandirian Dalam Aktivitas Sehari hari Kualitas Hidup Lansia Kecamatan Karangmojo, Kab. Kidul, Yogyakarta pada di Gunung 50 subyek penelitian. Instrumen : 1. Kuesioner tingkat kognitif MMSE. 2. Kuesioner kemandirian ADL dan IADL. 3. Kuesioner kualitas WHOQOL BREF. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kognitif kualitas domain 1, 2, 3, 4, dan kualitas total lansia. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian dalam aktivitas sehari hari (ADL) kualitas domain 1, 4, dan kualitas total. Tidak terdapat hubungan signifikan IADL

10 kualitas lansia domain 1, 2, 3, 4, dan kualitas Rahardyani, Anindya, 2015 Hubungan Kelemahan Fisik Dengan Status Mental Pada Usia Lanjut Di GKI Gejayan Yogyakarta Cross sectional 30 subjek Penelitian : 1. Kuesioner kelemahan fisik Get Up and Go Test, The Borg Scale, dan The Berg Scale. 2. Kuesioner status mental MMSE dan HVLT (Hopkins Verbal total lansia. Terdapat hubungan antara kelemahan fisik, status mental dan kemandirian dalammelakukan aktivitas seharihari

11 Learning Test). Onunkwor et al, A cross-sectional cross sectional Kualitas 2014 study on quality 203 subyek berkaitan secara of life among the penelitian. signifikan Gambin et al, 2014 elderly in nongovermental organizations elderly homes in kuala lumpur Quality of life of older adults in rural southern brazil. Instrumen : WHOQOL BREF, Multidimensional Scale for Perceiver Social questionnaire Support, for socio-demographic variables. Cross sectional 197subyek penelitian. Instrumen : katz and lawton activities of daily living scales, WHOQOL OLD Brazilian Version, WHOQOL BREF Brazilian Version umur, tingkat gender, pendidikan, status ekonomi, aktifitas rekreasi, aktivitas fisik, menetap, lama jenis akomodasi, komorbiditas, dan dukungan sosial. Kualitas lansia pada kelompok rural dipengaruhi oleh faktor yang sama kualitas lansia pada kelompok urban

12 kemandirian, /tanpa pasangan, Bilgili et al, 2014 Quality of Life of Older Adults in Turkey. Cross Sectional 300 subyek penelitian. kualitas Instrumen : Kuesioner WHOQOL OLD Turkish Version. pendapatan, tingkat pendidikan, status kesehatan, gaya (rokok). Kualitas pada usia lanjut dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, anak yang dimiliki, status jaminan sosial, status kesehatan, pendapatan, dan siapa

13 lansia tersebut tinggal Meninjau tabel penelitian terdahulu, terdapat persamaan penelitian yang di lakukan saat ini penelitian sebelumnya, yaitu beberapa variabel yang diteliti, dan tempat penelitiannya, Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini penelitian dahulu adalah jumlah variabel yang diteliti yaitu fungsi fisik, status mental dan kemandirian dalam melakukan aktivitas fisik sehari hari, Variabel yang baru adalah kualitas, peneliti menghubungkan semua variabel yang sudah pernah diteliti dalam penelitian sebelumnya kualitas lansia pada sampel yang diteliti.