ISOLASI DAN KARAKTERISASISENYAWA TERPENOID EKSTRAK KLOROFORM KULIT BIJI PINANG SIRIH (Areca Catechu L)

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI ETIL ASETAT PADA KULIT BATANG TUMBUHAN CERIA (Baccaurea hookeri)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. BAHAN DAN METODA

3 Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB II METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI METANOL BATANG TANAMAN ANDONG (Cordyline fruticosa) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL HeLa

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

3 Percobaan dan Hasil

BABm METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

KARAKTERISASI SENYAWA FITOSTEROL DARI EKSTRAK DAUN SOMA (Ploiarium alternifolium Melch) DENGAN METODE 1 H-NMR

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DAGING BUAH MAJA (Aegle marmelos) ASAL BATU BESSI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN. H. Ismail Ibrahim *), Rusdiaman *)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB I PENDAHULUAN I.1

memiliki IC50 sebesar 760,55 ppm

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI METANOL BUNGA NUSA INDAH (Mussaenda erythrophylla)

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA TERPENOID EKSTRAK METANOL AKAR POHON KAYU BUTA-BUTA (Excoecaria agallocha L.)

Transkripsi:

ISOLASI DAN KARAKTERISASISENYAWA TERPENOID EKSTRAK KLOROFORM KULIT BIJI PINANG SIRIH (Areca Catechu L) Eka Puspita Ningrum 1*, Andi Hairil Alimuddin 1, Harlia 1 *Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura. Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak email : ekazahri123@gmail.com ABSTRAK Isolasi senyawa metabolit sekunder pada ekstrak kulit biji pinang sirih (Areca Catechu L) dilakukan untuk menentukan golongan senyawa isolat. Proses isolasi dilakukan dengan metode sokletasi, kromatografi lapis tipis, kromatografi vakum cair, kromatografi lapis tipis preparatif, dan kromatografi lapis tipis 2 dimensi, dan dikarakterisasi menggunakan metode uji fitokimia. Hasil kromatografi vakum cair menghasilkan 11 fraksi, dengan fraksi B1terdapat spot yang hampir tunggal. Uji kemurnian senyawa diperoleh dari uji KLT preparatif dan KLT 2 dimensi, serta dianalisis dengan menyemprotkan reagen Lieberman Burchard sehingga tampak noda berwarna merah kecoklat-coklatan yang menandakan isolat tersebut mengandung senyawa terpenoid dengan massa yang diperoleh sebesar 0,0073 gram Kata kunci : isolasi, karakterisasi, kulit biji pinang, terpenoid PENDAHULUAN Pinang sirih (Areca Catechu L) merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman serbaguna karena berbagai bagian tanaman pinang sirih seperti biji, daun, hingga pelepah dapat dimanfaatkan. Tanaman pinang sirih ini mengandung senyawa tanin, alkaloid, flavonoid, dan steroid yang dapat digunakan untuk obat yang dapat mengatasi gangguan pencernaan, dan beri-beri (Arisandi, 2008). Akar dari tanaman pinang sirih mengandung selenium (Se) tinggi yang berpotensi sebagai antiseptik obat kumur (Yulineri, 2006). Penelitian sebelumnya terhadap tanaman pinang sirih ini menunjukkan bahwa metabolit sekunder yang didapat berupa alkaloid, flavonoid, dan tanin. Petrina,(2017) melakukan uji fitokimia pada ekstrak kulit biji pinang sirih. Hasil dari uji tersebut menunjukkan bahwa kulit biji pinang sirih mengandung senyawa alkaloid, fenolik, dan triterpenoid. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan isolasi dan karakterisasi untuk melihat senyawa terpenoid dariisolat ekstrak kloloroform kulit biji pinang sirih. Metode yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya metode ekstraksi, isolasi dan identifikasi dilakukan dengan kromatografi lapis tipis menggunakan reagen semprot Liberman Burchard. Proses isolasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada kulit biji pinang sirih dapat dilakukan dengan metode kromatografi Vakum Cair (KVC) sehingga diperoleh beberapa fraksi, kemudian dlanjutkan dengan tahapan kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) dan kromatografi lapis tipis 2 dimensi. Hasil isolat yang diperoleh kemudian dikarakterisasi dengan uji fitokimia untuk menentukan golongan senyawa. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu peralatan gelas yang umum digunakan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNTAN, neraca analitik, seperangkat alat kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis, sokhlet, evaporator. 103

Bahan yang digunakan yaitu kulit biji buah pinang sirih (Arecha cathechu L.), pereaksi Liberman Buchard, pereaksi serium sulfat,n-heksan, etil asetat, metanol, kloroform, silika gel G- 60 Merck. Prosedur Kerja Preparasi sampel Kulit biji buah pinang sirih dari Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Kulit biji buah pinang sirih dibersihkan kemudian dipotong-potong kecil dan dikeringanginkan. Sampel yang telah kering sebelumnya dihaluskan menjadi lebih kecil dari ukuran sebelumnya. Ekstraksi sampel Sampel yang telah dihaluskan seberat 300 gram disokletasi dengan pelarut kloroform sebanyak 1L. Ekstrak yang didapat dievaporasisehingga memperoleh ekstrak kental. Randemen ekstrak kulit biji buah pinang sirih dihitungkan dengan mengunakan rumus berikut : % Randemen = Identifikasi senyawa terpenoid Uji metabolit sekunder khususnya senyawa golonganterpenoid dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Ekstrak kental kulit biji pinang sirih yang diperoleh kemudian di KLT dengan pelarut etil asetat dan n-heksan,kemudian setelah dielusi plat KLT dikeringanginkan. Plat KLT yang sudah kering kemudian disemprot dengan reagen serium sulfat. Dilakukan prosedur yang sama pada plat KLT yang berbeda, setelah dielusi plat KLT disemprot dengan reagen Libermand Burchard. Kromatografi Vakum Cair (KVC) Ekstrak dielusi menggunakan KLT untuk menentukan eluen yang pola pemisahannya paling baik. Fase diam yang digunakan adalah silika gel G-60 Merck dan fasa gerak berupa n-heksana dan etil asetat dengan konsentrasi eluen yang bertingkat diantara nya n-heksan 100%; n- heksan : etil asetat 7:3; 5:5; 3:7; etil asetat 100%; metanol 100%. Fraksi tersebut kemudian dipisahkan dengan metode Kromatografi Vakum Cair (KVC). Masing-masing eluen yang digunakan adalah 200 ml. Fraksi hasil pemisahan ditampung setiap 50 ml. Isolat yang diperoleh kemudian diuji dengan plat KLT untuk melihat spot yang sama. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Preparatif Isolasi kandungan senyawa terpenoid yang terdapat dalam ekstrak kloroform kulit biji pinang sirih dilakukan dengan cara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) preparatif yaitu dengan penotolan yang panjang berbentuk pita. Fasa gerak yang digunakan yaitun-heksan dan etil asetat dengan perbandingan 9:1. Uji kemurnian dan identifikasi isolat Isolat yang diperoleh diuji kemurniannya menggunakan teknik KLT dengan 3 variasi. Selain itu, dilakukan juga KLT dua dimensi. Isolat yang diperoleh dari KLT preparatif kemudian ditotolkan pada lempeng plat KLT yang berukuran 5 x 5 cm, kemudian dielusi dengan pelarut n- heksan : etil asetat 9:1. Elusi kedua dilakukan dengan cara memutar lempeng 90 berlawanan arah jarum jam. Jika berdasarkan analisis menggunakan KLT satu dan dua dimensi menghasilkan noda tunggal, maka isolat bisa dikatakan murni (Juliana,dkk., 2010). Karakterisasi isolat dengan uji fitokimia Isolat yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji fitokimia untuk menentukan golongan senyawanya. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel kulit biji pinang sirih dihaluskan sebanyak 300 gram disokletasi menghasilkan 0,5303 gram. Ekstrak tersebut kemudian diidentifikasi senyawa terpenoidnya dengan reagen 104

Libermand Buchard untuk mengetahui ada atau tidaknya senyawa terpenoid pada ekstrak kulit biji pinang sirih. Berdasarkan hasil uji identifikasi senyawa terpenoid-steroid, ekstrak positif mengandung terpenoid dengan tampak warna merah-kecoklatan dengan uji fitokimia pada isolat yang diperoleh (Harborne,1987). Isolasi dan Pemurnian Melihat pola pemisahan yang dilakukan pada penentuan eluen, selanjutnya dilakukan pemisahan menggunakan metode Kromatografi vakum cair (KVC). Kromatografi vakum cair (KVC) yaitu kolom kromatografi dikemas kering dengan penjerap silika gel dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan yang maksimum. Sebelum pemisahan dan pemurnian dilakukan terlebih dahulu dilakukan orientasi KLT pada ekstrak kentalyang diperoleh. Analisis ini dilakukan bertujuan untuk menentukan pelarut yang akan dijadikan eluen pada saat pemisahan pada KVC. Gambar 1. Kromatogram hasil penentuan pelarut yang disinari lampu UV-Vis 245 nm Berdasarkan hasil KLT yang dilakukan sebelumnya maka diperoleh pola pemisahan dan didapatkan eluen yang akan digunakan untuk KVC yaitu eluen dengan perbandingan n-heksan 100%,n-heksan:etil asetat (7:3) (5:5) (3:7), etil asetat 100%,dan terakhir dengan pelarut methanol 100%. Pemisahan pada KVC dilakukan dengan menggunakan kolom yang berdiameter 5cm dan tinggi 10 cm. Kolom yang digunakan diisi dengan tinggi silika 5 cm, kemudian dilapisi dengan kertas saring dan diisi kembali dengan silika yang telah disuspensikan sebelumnya dengan ekstrak kental yang diperoleh pada proses sokletasi. Isolat kemudian dielusi dengan eluen masing-masing 100mL, dan ditampung setiap 50mL eluat yang diperoleh. Diperoleh 11 fraksi pada setiap kali elusi pada metode kromatografi vakum cair (KVC). Gambar 2. Kromatogram hasil KVC yang telah disemprot reagen Liberman Burchard Eluat hasil kromatografi vakum cair kemudian di KLT dan disemprot reagen Liberman Burchard untuk melihat pola kromatogram yang sama. Spot noda yang sama digabungkan, sehingga diperoleh 3fraksi gabungan yaitu B1, B2, dan B3. 105

B1 B2 B3 Gambar 3. Kromatogram fraksi gabungan yang diperoleh dari hasil KVC yang disinari lampu UV-Vis 245 nm Penentuan senyawa terpenoid dilakukan dengan menyemprotkan reagen semprot Liberman Burchard pada fraksi B1. Dilakukan pemurnian dengan metode KLT preparatif dengan eluen n- heksan:etil asetat 9:1. Lempeng-lempeng yang sudah dielusi kemudian diamati dibawah lampu UV-Vis 245 nm. Pita tersebut dideteksi dan diberi tanda agar bisa dikeruk dan diperoleh isolatnya pada B1.2. Gambar 4. Kromatogram KLT Preparatif yang disinari lampu UV-Vis 245nm Hasil KLT isolat B1.2 yang diperoleh kemudian diuji kembali kemurniannya secara kromatografi lapis tipis (KLT) dua dimensi dengan menggunakan eluen yang sama n-heksan:etil asetat 9:1. Berdasarkan hasil KLT diperoleh isolat yang hampir murni karena terdapat satu spot noda pada bagian atas plat KLT ketika disinari dengan lampu UV-Vis 245 nm. (a) (b) Gambar 5. Kromatogram KLT 2dimensi yang disinari lampu UV-Vis 245 nm (a) elusi pertama KLT 2dimensi (b) elusi ke-2 KLT 2 dimensi Fraksi B1.2 dilakukan uji fitokimia secara kualitatif dengan tujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yag terkandung di dalam isolat fraksi B1.2. Berdasarkan uji fitokimia isolat fraksi B1.2 menunjukkan bahwa positif mengandung senyawa terpenoid yang ditunjukkan dengan warna berubah menjadi warnamerah kecoklatan ketika fraksi B1.2 ditetes dengan reagen Liberman Burchard (Harborne,1987). 106

SIMPULAN Berdasarkan peneletian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa senyawa golongan yang diperoleh dari isolasi ekstrak kental kulit biji pinang sirih positif mengandung metabolit sekunder golongan terpenoid. DAFTAR PUSTAKA Arisandi. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Pustaka Buku Murah. Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerjemah: K. Padmawinata dan I. Soediro, terbitan ke-2, Penerbit ITB, Bandung. Juliana A., V., Aisyah, S. dan Muatapha, I., 2010, Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Turunan Terpenoid dari Fraksi n-heksana Momordica charantia L. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1(1): 88-93. Petrina, R,. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Kulit Biji PinangSirih (ArecacatechuL). 6(2),70-77. Yulineri,T,. 2005. Selenium dari Ekstrak Biji dan Akar Pinang (Areca catechu L.) yang Difermentasi dengan Konsorsium Acetobacter-Saccharomyces sebagai AntiseptikObat Kumur. Biodiversitas 7(1): 18:20. 107