BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

Hasil penelitian Alfirman dan Sutriono (2006) yang meneliti masalah hubungan. pengeluaran rutin dengan produk domestik bruto (PDB) menemukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi ini dapat dipandang sebagai

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Pada dasarnya pembangunan ekonomi adalah usaha dan. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

I. PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban serta untuk melaksanakan tugas yang

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam landasan teori, akan dibahas lebih jauh mengenai Pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI TRANSFER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan proses

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Wilayah dan Pembangunan Wilayah. terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ekonomi secara paling sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional agregat dalam kurun waktu tertentu, misalkan satu tahun. Perekonomian suatu negara dikatakan mengalami jika balas jasa riil penggunaan faktor - faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Dengan demikian, pengertian ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu (Prasetyo, 2009:237). ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan output perkapita. Dalam pengertian ini ada dua sisi yang perlu diperhatikan yaitu output total dan jumlah penduduk, sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Selanjutnya aspek yang ketiga adalah ekonomi perspektif waktu jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang jelas untuk menaik (Boediono, 2009:1-2). Menurut Sukirno (2013:423) dapat dikatakan bahwa istilah ekonomi ialah alat untuk menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi akan tidak tampak jelas memberikan gambaran tentang ekonomi yang dicapai. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pendapatan nasional riil yang dicapai.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan maka penulis menyimpulkan bahwa ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berubah secara tahun ke tahun berdasarkan pengukuran yang bisa dilihat melalui meningkatnya output perkapita yang sekaligus memberikan dampak masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. 2.1.2 Model Neoklasik Perkembangan kemajuan teknologi dan faktor-faktor dari produksi merupakan faktor terpenting yang menentukan tingkat ekonomi pada suatu periode tertentu. Perkembangan dari waktu ke waktu lainnya, pemerintah telah ikut campur tangan dalam perekonomian negara sejak diterapkannya sistem pajak dan kemungkinan akan terjadi inflasi melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi mempengaruhi ekonomi serta menganalisis sumbangan dari perkembangan stok modal dan perkembangan teknologi dalam pembangunan ekonomi. Adapun menurut pendapat para ahli mengenai aliran neo-klasik yakni sebagai berikut: a. Teori Robert Solow Robert Solow berpendapat bahwa ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Teori ini mengemukakan bahwa penduduk dapat berdampak negatif dan dapat pula berdampak positif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif. Adapun model ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar adalah sama. b. Teori Harrord Domar Harrod Domar mengemukakan bagaimana caranya suatu perekonomian tumbuh pada tahap yang teguh ( steady growth) dalam jangka panjang. Teori ini juga menjelaskan bagaimana agar kapasitas barang modal dalam jangka panjang, diperlukan pertambahan pengeluaran agregat. Teori ini

mencerminkan bahwa modal harus dipergunakan secara efektif, dikarenakan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Dari teori klasik yang diteruskan menjadi neo-klasik menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar sempurna. Dengan keadaan pasar yang sempurna, perekonomian bisa tumbuh secara maksimal. Hal penting yang perlu dicatat juga adalah bahwa model neoklasik mengasumsikan I=S. Hal ini berarti kebiasaan masyarakat yang suka memegang uang tunai dalam jumlah besar dapat menghambat ekonomi. c. Teori Endogen Teori endogen memiliki perspektif yang lebih luas dengan teori sebelumnya. Beberapa ahli ekonom menganggap bahwa kunci ekonomi terdapat pada akumulasi modal yang diperoleh dari akumulasi tabungan domestik. Permasalahan yang dihadapi di negara berkembang adalah kurangnya kemampuan untuk mengakumulasi tabungan. Oleh karena itu negara berkembang biasanya mencari pinjaman, bantuan atau investasi asing. d. Teori Baru (New Growth Theory) Teori baru menekankan bahwa hasil dari peningkatan pengembalian yang diasosiasikan dengan pengetahuan baru. Pengetahuan mempunyai kepemilikan berbeda dibandingkan barang ekonomi lain (nonrival, dan excludable). Kemampuan untuk perekonomian tumbuh dengan peningkatan pengetahuan dibandingkan tenaga kerja atau modal menciptakan kesempatan untuk mendekati tanpa batas. Kegagalan pasar untuk menghasilkan pengetahuan yang cukup disebabkan oleh inovator tidak dapat mengambil semua keuntungan yang diasosiasikan dengan penciptaan teknologi baru. Disebabkan pengetahuan dapat menuju biaya marjinal nol, perusahaan yang menggunakan pengetahuan dapat menghasilkan keuntungan monopoli. Teori baru dan peningkatan pengembalian pengetahuan mempunyai banyak implikasi untuk kebijaksanaan pembangunan ekonomi

Berdasarkan definisi yang dikemukakan maka penulis menyimpulkan ekonomi dapat meningkat melalui akumulasi modal yang dipengaruhi melalui tenaga kerja yang berpendidikan sehingga memberikan keberhasilan hasil produksi barang dan jasa. 2.1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) a. Wilayah Domestik dan Regional Menurut Badan Pusat Statistik (2016) pengertian domestik/regional disini dapat merupakan Propinsi atau Daerah Kabupaten/Kota. Transaksi yang akan dihitung adalah transaksi yang terjadi di wilayah domestik suatu daerah tanpa memperhatikan apakah transaksi dilakukan oleh masyarakat (residen) dari daerah tersebut atau masyarakat lain (non-residen). b. Produk Domestik Menurut Badan Pusat Statistik (2016) produk domestik adalah semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk dareha tersebut, merupakan produk domestik daerah yang bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar negeri, demikian juga sebaliknya faktor produksi yang dimilki oleh penduduk daerah tersebut ikut serta dalam proses produksi di daerah lain atau di luar negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di suatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut. Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah ini (termasuk juga dari da ke luar negeri) yang pada umumnya berupa upah/gaji, bunga, deviden dan keuntungan maka timbul perbedaan antara produk domestik dan produk regional. c. Produk Regional Menurut Badan Pusat Statistik (2016) produk regional merupakan produk domestik ditambah dengan pendapatan dari faktor produksi yang diterima dari

luar daerah/negeri dikurangi dengan pendapatan dari faktor produksi yang dibayarkan ke luar daerah/negeri. Jadi produk regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh residen. d. PDRB Harga Konstan Menurut Badan Pusat Statistik (2016) Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan dari kombinasi faktor produksi dan bahan baku dalam proses produksi. Penghitungan nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jadi dengan menjumlahkan nlai tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan maka penulis menyimpulkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha yang merupakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit dalam suatu daerah tertentu. 2.1.4 Investasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Investasi adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman modal dalam negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri sedangkan penanaman modal asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Menurut sukirno (2014) Investasi diartikan ialah sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam suatu modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan juga perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan juga jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan maka penulis menyimpulkan investasi adalah penanaman modal dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. 2.1.5 Tenaga Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa untuk pemenuhan kebutuhan hidup sendiri maupun masyarakat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia adalah minimum 10 tahun, tanpa batas umur maksimum, Jadi setiap setiap orang atau penduduk yang sudah berusia 10 tahun keatas, tergolong sebagai tenaga kerja. a. Teori Human Capital Human capital adalah suatu istilah yang sering digunakan para ekonom untuk pendidikan, kesehatan, dan kapasitas manusia yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan. Setelah investasi awal dilakukan, maka akan dihasilkan suatu aliran pendapatan masa depan dari perbaikan pendidikan dan kesehatan. Sebagai akibatnya, suatu tingkat pengembalian (rate of return) dapat diperoleh dan dibandingkan dengan pengembalian dari investasi yang lain. Terdapat pendekatan penting dalam teori human capital ini, menurut Nelson-Phelp menyimpulkan bahwa human capital merupakan faktor yang sangat penting dalam ekonomi suatu negara. Munculnya perbedaan dalam tingkat di berbagai negara lebih disebabkan oleh perbedaan dalam stock human capital. Adanya peningkatan stock human capital akan meningkatkan

pendapatan suatu negara melalui produktivitas tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan akibat pendidikan yang diperoleh. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan maka penulis menyimpulkan tenaga kerja merupakan manusia yang memiliki keahlian atau kemampuan yang dipergunakan untuk bekerja agar menghasilkan barang atau jasa dengan batasan usia 10 tahun keatas. 2.1.6 Tingkat Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spirirtual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara. Dengan kata lain, pendidikan adalah suatu modal utama seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi cenderung memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang tidak berpendidikan. Jadi, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula pendapatan yang diterima. Menurut Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan maka penulis menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan adalah suatu usaha dalam proses pembelajaran bagi setiap individu yang dengan sengaja dipilih untuk membantu dan mempengaruhi anak mencapai pengetahuan dan pemahaman yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak mengenai objek tertentu dan spesifik sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya.

2.1.7 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) APBD adalah rencana keuangan yang dibuat pemerintah daerah setiap tahunnya, disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD). APBD di tetapkan dengan Peraturan Daerah dimana tahun anggaran APBD meliputi satu tahun, mulai dari tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 31 desember Secara umum sumber pendapatan daerah terbagi dalam dua kelompok, yaitu pendapatan daerah dan dana perimbangan. a. Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun Daerah yang bersangkutan. Pendapatan Daerah yang dimaksud bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan. b. Belanja Daerah Sesuai dengan Undang-Undang No.33 tahun 2004 disebutkan bahwa Belanja daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Anggarini, dkk (2010:132) belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) klasifikasi ekonomi belanja daerah terbagi dalam dua kelompok, yaitu: 1. Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk belanja tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, asset tetap lainya, konstruksi dalam pengerjaan, dan asset lainya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

2. Belanja Operasi Belanja Operasi adalah belanja yang dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Daerah dalam rangka menyelenggarakan operasional pemerintah. Belanja Operasi selanjutnya diklasifikasikan lagi menjadi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial dan Belanja Lain-lain/Tak Terduga. Menurut Mahmudi (2009) istilah belanja pada umumnya hanya digunakan di sektor publik, tidak disektor bisnis. Belanja di sektor publik terkait dengan pengganggaran, yaitu menunjukan jumlah uang yang telah dikeluarkan selama satu tahun anggaran. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan maka penulis menyimpulkan bahwa belanja daerah adalah semua pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk kewajiban dalam melaksanakan pelaksanaan kegiatan pemerintah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali. 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ini didasari oleh teori yang dikembangkan oleh Solow-Swan pada model ekonomi Neo Klasik (Solow Neo Classical Growth).Skema hubungan antara ekonomi dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya dapat digambarkan sebagai berikut: Investasi (X1) Tenaga Kerja (X2) Tingkat Pendidikan (X3) (Y) Belanja Modal Pemerintah (X4) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.3 Penelitian Terhadulu Dapat dilihat pada gambar 2.2 ini adalah dari hasil penelitian terdahulu Peneliti judul Variable Hasil Eko Prasetyo (2011) Hendarmin (2012) Analisis Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), Tenaga Kerja, dan Ekspor Terhadap di Jawa Tengah Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Swasta, Kesempatan Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat X1 = PMDN X2 = PMA X3 = Tenaga Kerja X4 = Ekspor Y = X1 = Belanja Modal X2 = Investasi Swasta Y1 = Y2 = Kesempatan Kerja Y3 = Kesejahteraan Masyarakat PMDN signifikan, PMA negative dan tidak signifikan, tenaga kerja ekspor signifikan ekonomi Variabel investasi swasta signifikan tapi berslope negative dan variabel belanja modal memiliki slope positif ekonomi. Variabel belanja modal signifikan, sedangkan investasi swasta memiliki slope positif namun tidak signifikan kesempatan kerja. Terhadap kesejahteraan masyarakat

Avanda Fahri Atahrim (2013) Lukman Hakim (2013) Phany Ineke Putri (2014) Analisis Pengaruh Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Sektor Industri Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah Pengaruh Belanja Modal Terhadap (Kab/Kota di Pulau Jawa dan Bali) Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Belanja Modal, dan Infrastruktur Terhadap Pulau Jawa X1 = Tenaga Kerja X2 = Pengeluaran Pemerintah Y = X = Belanja Modal Y = ekonomi X1 = Investasi X2 = Tenaga Kerja X3 = Belanja Modal X4 = Infrastruktur Y = pengaruh belanja modal dan investasi swasta signifikan namun slope dari ekonmi menunjukan nilai yang negatif Tenaga kerja sektor industri dan pengeluaran pemerintah sektor industri signifikan ekonomi di provinsi di pulau jawa Belanja modal positif ekonomi Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu PMDN, PMA, tenaga kerja, belanja modal, infrastruktur yang meliputi jalan aspal, dan listrik mempunyai pengaruh yang positif signifikan, sedangkan variabel jalan tidak aspal

Denty Octavianingrum (2015) Hafi Diana Pratiwi (2015) Rusmarinda Rakhmawati (2016) Singgih Samsuri (2016) Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan Terhadap di Daerah Istimewa Yogyakarta: Studi 5 Kabupaten/Kota Pengaruh Investasi, Modal Insani, dan Belanja Modal Pemerintah Terhadap di Pulau Jawa Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Tenaga Kerja, dan Pendidikan Terhadap di Provinsi Jawa Tengah Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah X1 = Investasi X2 = Tenaga Kerja X3 = Tingkat Pendidikan Y = X1 = Investasi X2 = Modal Insani X3 = Belanja Modal Y = X1 = Indeks Pembangunan Manusia (IPM) X2 = Tenaga Kerja X3 = Tingkat Pendidikan Y = X1 = Belanja Modal, X2 = positif namun tidak signifikan ekonomi di Pulau Jawa Varibel bebas yang di teliti pada kabupaten/kota provinsi DIY signifikan ekonomi Variabel Investasi, Modal Insani, Belanja Modal positif ekonomi di pulau jawa Variabel IPM tidak signifikan ekonomi, sedangkan variabel pendidikan negatif dan signifikan dan variabel tenaga kerja signifikan. Variable belanja modal dan belanja operasi

Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Se- Sumatera Belanja Operasi Y= PDRB pemerintah signifikan Produk Domestik Regional Bruto Gambar 2.2 Penelitian Terdahulu 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dan pertimbangan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Investasi pemerintah signifikan ekonomi di provinsi pulau Sumatera 2. Tenaga kerja signifikan ekonomi di provinsi pulau Sumatera 3. Tingkat pendidikan penduduk signifikan ekonomi di provinsi pulau Sumatera 4. Belanja modal pemerintah signifikan ekonomi di provinsi pulau Sumatera 5. Investasi, tenaga kerja, tingkat pendidikan, dan belanja modal pemerintah signifikan ekonomi di provinsi pulau Sumatera