digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 1 April 2014 Pukul : 15.30 WIB a. Data Subyektif Bayi Ny. T berumur 3 hari, jenis kelamin perempuan dengan berat badan lahir 3300 gram dan panjang badan 50 cm. Orangtua bayi bersuku jawa dan berkebangsaan Indonesia tinggal satu rumah di Mendungan RT 02 RW 01 Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat gangguan hemolisis darah (ketidaksesuaian golongan Rh atau golongan darah ABO), kelainan fungsi hati, dan obstruksi saluran pencernaan. Bayi Ny. T lahir secara sectio caesaria atas indikasi riwayat sectio caesaria ibu pada anak pertama. b. Data Obyektif Pemeriksaan umum pada bayi setelah lahir normal yaitu nilai apgar score pada menit pertama 7, suhu bayi 36,3 o C, pernapasan 46 kali per menit, dan nadi 144 kali per menit. Pemeriksaan fisik pada bayi Ny. T terlihat ikterik pada daerah kepala, leher, badan, lengan dan kaki bagian bawah sampai jari tangan dan kaki bayi. Reflek morro, rooting, sucking, tonick neck, dan babynsky terlihat lemah. Hasil pengukuran 40
digilib.uns.ac.id 41 antropometri bayi normal, yaitu berat badan 3600 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm, dan LLA bayi 11,5 cm. Bayi Ny. T sudah BAK dan BAB dengan konsistensi semi padat warna kuning terang. 2. Interpretasi Data Dasar Tanggal : 1 April 2014 Pukul : 15.20 WIB a. Diagnosa Kebidanan Bayi Ny. T umur 3 hari dengan ikterus neonatorum patologis derajat V Data Dasar : 1) Data Subyektif Ny. T mengatakan bayinya lahir pada tanggal 29 Maret 2014 pukul 10.30 WIB dengan operasi sesar. Ny. T mengatakan bayinya malas minum, aktivitasnya lemah, dan seluruh tubuh berwarna kuning. 2) Data Objektif Keadaan bayi Ny. T sedang dengan tanda-tanda vital normal, yaitu suhu 36,3 o C, pernapasan 46 kali per menit, dan nadi 144 kali per menit. Hasil pengukuran antropometri bayi didapatkan berat badan bayi 3600 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 34 cm, dan lingkar dada 33 cm. Pada pemeriksaan fisik terdapat ikterik pada daerah kepala, leher, badan, lengan dan kaki bagian bawah sampai ekstremitas bayi. Reflek morro, rooting, sucking, tonic neck, dan
digilib.uns.ac.id 42 babynski pada bayi juga lemah. Pemeriksaan laboratorium dilakukan setelah bayi lahir, dengan hasil : Tanggal : 29 Maret 2014 Pukul : 19.25 WIB Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Haemoglobin 15,8 g/dl 14,9-23,7 Hematokrit 45 % 47-75 Leukosit 28,9 ribu/ul 9,4-34,0 Trombosit 348 ribu/ul 150-450 Eritrosit 4,39 juta/il 3,7-6,50 Gol. Darah ABO B Albumin 3.88 gr/dl 2,8 5,4 GDS 48 mg/dl 40-60 Natrium 144 mmol/l 129-147 Kalium 4,3 mmol/l 3,6-6,1 Kalsium ion 1,11 mmol/l 1,17-1,29 Sumber : Data Sekunder, Maret 2014 b. Masalah Bayi Ny. T terlihat lemah dan malas minum. Dasar : KU sedang dan reflek morro, rooting, sucking, tonicneck dan babynski lemah.
digilib.uns.ac.id 43 c. Kebutuhan 1) Pemberian ASI secara adekuat yaitu dengan disusui secara on demand oleh Ny. T 2) Observasi derajat ikterus pada kulit bayi 3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial Potensial terjadi kern ikterus Dasar : Inspeksi daerah kepala, leher, badan, lengan, dan kaki bagian bawah bayi sampai jari tangan dan kaki bayi berwarna kuning Antisipasi : perbaikan KU dengan pemberian ASI secara adekuat. 4. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera a. Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi berupa fototerapi b. Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan kadar bilirubin direct, bilirubin indirect, dan bilirubin total 5. Perencanaan Asuhan Yang Menyeluruh Tanggal : 1 April 2014 Pukul : 15.32 WIB 1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga 2. Rawat tali pusat bayi 3. Beri kehangatan pada bayi 4. Kolaborasi dengan dokter Sp.A untuk pemberian terapi dan tindakan 5. Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan kadar bilirubin 6. Berikan nutrisi yang adekuat pada bayi
digilib.uns.ac.id 44 7. Jaga personal hygiene bayi 8. Dokumentasikan semua tindakan 6. Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien Dan Aman Tanggal : 1 April 2014 Pukul : 17.00 WIB 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, yaitu Ku : sedang Vs : HR : 144 kali / menit S : 36,3 C R : 46 kali / menit Bagian kepala, leher, badan, lengan dan kaki bawah, serta jari tangan dan kaki bayi bewarna kuning. Bayi sedang menderita ikterus yaitu seluruh tubuh bayi bewarna kuning, hal ini dapat sembuh jika mendapatkan perawatan dengan baik. 2. Merawat tali pusat bayi dengan mengganti kassa tali pusat yang kotor dengan kassa yang baru tanpa membubuhi apapun 3. Memberi kehangatan pada bayi dengan membedong bayi dan meletakkan bayi di dalam box bayi 4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.A untuk pemberian terapi, advice dokter yaitu : a. Cek kadar bilirubin b. Fototerapi 24 jam s/d 48 jam 5. Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk mengecek kadar bilirubin direct, indirect, dan total.
digilib.uns.ac.id 45 6. Memberikan nutrisi yang adekuat pada bayi yaitu memberikan ASI/PASI secara on demand melalui sonde minimal 2 jam sekali. 7. Menjaga personal hygiene bayi dengan memakaikan diapers dan menggantinya bila BAB dan membersihkan area genitalia dengan kapas DTT. 8. Mendokumentasikan tindakan pada buku laporan dan RM bayi. 7. Evaluasi Tanggal: 1 April 2014 Pukul : 21.00 WIB 1. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan, yaitu keadaan umum bayi sedang dengan tanda-tanda vital normal, suhu 36,5 o C, nadi 138 kali per menit, dan pernapasan 48 kali per menit. Bayi terlihat kuning pada daerah kepala, leher, badan, lengan dan kaki bawah, serta jari tangan dan kaki. 2. Tali pusat bayi telah dibungkus dengan kassa steril. 3. Bayi hanya memakai diapers dan penutup mata, dan diletakkan dalam box bayi dengan terapi sinar. 4. Kolaborasi dengan dokter Sp. A telah dilakukan : Bayi sedang dalam perawatan fototerapi dari jam 16.00-04.00 WIB 5. Kadar bilirubin bayi telah dicek dengan hasil : Tanggal : 1 April 2014 Pukul : 19.55 WIB
digilib.uns.ac.id 46 Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kadar Bilirubin Kadar Bilirubin Nilai Rujukan Level Bilirubin direct 0,74 0 0,25 mg/dl High Bilirubin indirect 14,96 0 0,75 mg/dl High Bilirubin total 15,70 0 1 mg/dl High Sumber : Data Sekunder, April 2014 6. Bayi telah mendapatkan ASI/PASI secara on demand 7. Personal hygiene bayi terjaga dengan baik 8. Semua tindakan telah didokumentasikan pada buku laporan dan RM bayi 8. Catatan Perkembangan Catatan perkembangan pertama yaitu tanggal 2 April 2014, yaitu keadaan umum bayi Ny. T masih sedang, vital sign dalam batas normal yaitu nadi 136 kali/menit, pernapasan 44 kali/menit, suhu 36,3 o C, reflek rooting dan sucking baik, inspeksi muka, leher, lengan, dada, perut dan kaki bagian bawah ikterik. Bayi Ny. T umur 4 hari dengan ikterus neonatorum patologis derajat IV dalam perawatan hari ke-2. Tidak ada masalah dan diagnosis potensial yaitu kern ikterus tidak ditemukan pada bayi. Bayi telah mendapatkan ASI secara on demand dengan disusui oleh ibunya, tali pusat bayi telah terbungkus kassa steril, bayi telah mendapatkan fototerapi selama 17 jam yaitu dari pukul 16.00 WIB tanggal 1 April 2014 sampai pukul 09.00 WIB tanggal 2 April 2014. Bayi
digilib.uns.ac.id 47 diletakkan dalam box dibawah terapi sinar dengan memakai diapers dan penutup mata. Catatan perkembangan kedua yaitu tanggal 3 April 2014, keadaan umum baik, vital sign bayi pada pernapasan 52 kali/menit, nadi 145 kali/menit, suhu 36,4 o C. Reflek rooting dan sucking bayi baik, inspeksi muka, leher, lengan, dada, dan sebagian perut bayi ikterik. Bayi Ny. T umur 5 hari dengan ikterus neonatorum patologis derajat III dalam perawatan hari ke-3. Tidak ada masalah yang ditemukan pada bayi dan diagnosis potensial yaitu kern ikterus tidak terjadi. Bayi telah mendapatkan ASI dengan disusui oleh ibunya secara on demand, bayi berada dalam box bayi di bawah terapi sinar dengan memakai diapers dan penutup mata, dan bayi diperbolehkan pulang setelah selesai fototerapi selama 48 yaitu pukul 17.00 WIB. Bayi pulang pukul 18.00 WIB dalam keadaan masih terlihat ikterik pada daerah muka, leher, dan sebagian dada. Catatan perkembangan ketiga yaitu ketika bayi Ny. T melakukan kontrol di Poli Anak tanggal 7 April 2014. Bayi Ny. T dalam keadaan baik, vital sign bayi dalam batas normal yaitu nadi 135 kali/menit, pernapasan 45 kali/menit, suhu 36,6 o C, reflek rooting dan sucking baik, berat badan bayi 3600 gram. Bayi Ny. T umur 9 hari dengan riwayat ikterus neonatorum patologis derajat I. Bayi Ny. T masih terlihat kuning pada sebagian muka namun tidak memerlukan fototerapi cukup dengan dijemur pagi pada pukul 07.00-09.00 WIB dan diberikan ASI secara on demand.
digilib.uns.ac.id 48 B. PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan pengkajian pada kasus asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny. T dengan ikterus neonatorum patologis derajat V di PICU/NICU RSUD Sukoharjo, penulis ingin menyampaikan tentang bagaimana kesesuaian antara teori dengan fakta di lapangan. Dalam kasus bayi Ny. T dengan ikterus neonatorum patologis derajat V telah dilakukan asuhan kebidanan menggunakan tujuh langkah Varney dan data perkembangan dengan menggunakan SOAP. Berikut akan diuraikan kesenjangan antara teori dan kenyataan selama melaksanakan studi kasus meliputi: 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Data subjektif dari bayi Ny. T dengan gejala kulit bayi berwarna kuning, malas minum dan aktivitas lemah sehingga harus diberikan perawatan. Sesuai dengan pendapat Marmi (2012) alasan bayi masuk rumah sakit adalah bayi berwarna kuning, malas minum, dan letargi (lemas). Data objektif pada bayi Ny. T didapatkan bahwa daerah kepala, leher, badan, lengan, kaki bagian bawah sampai ekstremitas bayi berwarna kuning (ikterus). Hal ini sesuai dengan pernyataan Marmi (2012) bahwa pada pemeriksaan fisik ditemukan ikterus pada kepala, leher, badan, lengan, kaki bagian bawah serta ekstremitas bayi. Reflek morro, babynsky, tonicneck, rooting, dan sucking yang lemah, sesuai dengan pernyataan Hasan dan Alatas (2007) yaitu reflek babynsky, tonicneck, rooting, dan sucking pada bayi ikterus lemah.
digilib.uns.ac.id 49 Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah rutin pada bayi Ny. T yang dilakukan setelah bayi lahir menunjukkan bahwa golongan darah bayi adalah B, hemoglobin 15,8 g/dl, hematokrit 45%, trombosit 348 10 3 /ul, leukosit 28,9 10 3 /ul, dan gula darah sewaktu 48 mg/dl. Hasil pemeriksaan laboratorium darah dalam batas normal yaitu tidak ditemukan tanda-tanda anemia atau polisitemia, hemolisis berat, dan hipoglikemia. 2. Interpretasi data dasar Diagnosa kebidanan bayi Ny. T umur 3 hari dengan ikterus neonatorum patologis derajat V ditegakkan berdasarkan data subjektif yaitu bayi berwarna kuning, aktivitas lemah, dan malas minum. Sedangkan data objektif yaitu ikterus pada kepala, leher, badan, lengan, kaki bagian bawah serta ekstremitas bayi, reflek menghisap dan reflek menelan lemah. Hal ini telah sesuai dengan rumus Kramer dari Saifuddin (2009), yaitu ikterus derajat V pada bayi, bayi akan terlihat kuning pada bagian daerah kepala, leher, badan, lengan, kaki bagian bawah sampai ekstremitas bayi. Masalah yang muncul dari diagnosa kebidanan ini yaitu bayi lemah dan malas minum. Dasar dari masalah ini yaitu keadaan umum bayi sedang dan reflek morro, rooting, sucking, tonicneck, dan babynski lemah, hal ini sesuai dengan pernyataan Ngastiyah (2005) bahwa masalah pada bayi baru lahir dengan ikterus adalah kurangnya masukan dan nutrisi karena bayi malas minum. Dari masalah tersebut muncul kebutuhan yaitu pemberian asupan nutrisi yang adekuat dengan pemberian ASI. Hal ini telah sesuai dengan pernyataan Green (2012) yaitu kebutuhan bayi baru
digilib.uns.ac.id 50 lahir dengan ikterus adalah memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi dengan memberikan ASI secara adekuat. Sehingga dapat diambil kesimpulan pada tahap pengkajian data, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang dikaji. 3. Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya Diagnosis potensial tidak muncul pada bayi Ny. T karena tidak ditemukannya gejala klinis yang mengarah untuk terjadinya kern ikterus. Tahap antisipasi tindakan segera bidan pada kasus bayi Ny. T yaitu perbaikan KU dengan pemberian ASI yang adekuat. Hal ini sesuai pernyataan Dewi (2010) bahwa antisipasi tindakan segera adalah perbaikan KU dengan pemberian ASI secara adekuat. Sehingga pada tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang dikaji. 4. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera pada bayi hiperbilirubinemia adalah kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi berupa fototerapi sesuai program serta kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan penunjang, hal ini sesuai dengan pernyataan Green (2012) yaitu membutuhkan kolaborasi maupun konsultasi terhadap tim kesehatan lain. Sehingga pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang dikaji.
digilib.uns.ac.id 51 5. Perencanaan Asuhan Yang Menyeluruh Perencanaan yang diberikan pada bayi Ny. T yaitu observasi keadaan umum, tanda vital setiap 4-6 jam, pemberian nutrisi berupa ASI/PASI, jaga kebersihan dan kehangatan bayi, observasi keadaan ikterus pada kulit bayi, kolaborasi dengan dokter Sp.A untuk pemberian terapi dan tindakan (injeksi antibiotik dan fototerapi), dan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan kadar bilirubin. Hal ini sesuai pernyataan Rukiyah dan Yulianti (2010) yaitu perencanaan yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir dengan ikterus neonatorum adalah pemberian obat, pemberian minum ASI/PASI secara adekuat, pemberian fototerapi, dan mengevaluasi keadaan kulit setelah fototerapi. Sehingga, pada tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang dikaji. 6. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi Ny. T yaitu memeriksa vital sign bayi tiap 6 jam sekali, hal ini sesuai dengan pernyataan Kosim (2012) dan Ngastiyah (2005) yaitu observasi suhu dilakukan setiap 4-6 jam sekali. Memberikan nutrisi yang adekuat telah diberikan pada bayi Ny. T yaitu ASI secara on demand, hal ini sesuai pernyataan Dewi (2010) yaitu perbaikan KU dengan pemberian ASI secara adekuat (on demand). Bayi diletakkan dalam box di bawah fototerapi dengan memakai diapers dan penutup mata.
digilib.uns.ac.id 52 Personal hygiene bayi dilakukan ketika bayi BAB mengganti diapers dan membersihkan area genitalia dengan air DTT, hal ini sesuai dengan pernyataan Saifuddin (2009) yaitu menjaga personal hygiene bayi dengan mengganti popok dan selimut bayi tetap bersih dan kering. Fototerapi dilakukan selama 48 jam dengan kedua mata bayi ditutup dengan penutup yang memantulkan cahaya, dan melakukan penilaian dampak perubahan bilirubin seperti warna kuning pada kulit bayi, reflek bayi, dan keadaan umum bayi. Hal ini sesuai pernyataan Hidayat (2008) bahwa penatalaksanaan bayi dengan ikterus neonatorum adalah mengkaji dan mengawasi dampak perubahan bilirubin seperti adanya jaundice, letargi, refleks moro, serta melakukan fototerapi sesuai prosedur. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa kadar bilirubin total 15,70 mg/dl, bilirubin direk 0,74 mg/dl, dan bilirubin indirek 14,96 mg/dl di atas nilai rujukan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Eugene (2010) yaitu ciri-ciri ikterus patologis konsentrasi bilirubin serum sewaktu lebih dari 12,5 mg/dl pada neonatus cukup bulan. Pengecekan ulang kadar bilirubin pada bayi tidak dilakukan karena menurut PICU/NICU RSUD Sukoharjo penilaian ikterus pada bayi hanya dilakukan secara klinis menggunakan rumus Kramer. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Kosim (2012) dan Ngastiyah (2005) yaitu pemeriksaan kadar bilirubin dilakukan setiap 8 jam setelah pemberian fototerapi 24 jam untuk memantau kadar bilirubin bayi, jika penilaian dilakukan secara klinis saja, warna kulit tidak dapat digunakan sebagai petunjuk untuk
digilib.uns.ac.id 53 menentukan kadar bilirubin serum selama bayi dilakukan fototerapi dan selama 24 jam setelah dihentikan. 7. Evaluasi Evaluasi setelah dilakukan perawatan selama 3 hari di PICU/NICU RSUD Sukoharjo pada bayi Ny. T keadaan umum bayi baik, hasil pemeriksaan vital sign pada bayi, suhu 36,4 o C, nadi 145 kali/menit, pernapasan 52 kali/menit, reflek menghisap dan menelan kuat, ikterik pada daerah muka, leher, dan sebagian dada, kebutuhan nutrisi terpenuhi lewat ASI on demand dan bayi menyusu dengan kuat. Berat badan bayi mengalami kenaikan 400 gram dari berat bayi lahir yaitu 3300 gram. Bayi diperbolehkan pulang pukul 18.00 WIB setelah mendapatkan fototerapi selama 48 jam. Bayi Ny.T melakukan kunjungan ulang di Poli Anak RSUD Sukoharjo tanggal 7 April 2014 dalam keadaan baik, vital sign bayi normal yaitu nadi 135 kali/menit, pernapasan 45 kali/menit, suhu 36,6 o C, reflek menghisap kuat, terlihat kuning pada sebagian muka, berat badan bayi 3600 gram, dan kebutuhan nutrisi terpenuhi lewat ASI on demand. Menurut Ladewig (2006) evaluasi yang diharapkan pada bayi baru lahir dengan ikterus yaitu tidak terjadi kern ikterus pada bayi, tanda vital dan suhu tubuh bayi stabil, integritas kulit baik atau utuh, bayi menunjukkan partisipasi terhadap rangsangan visual, dan terjalin interaksi bayi dan orang tua. Sehingga pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang dikaji.