PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Permasalahan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 50

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB VII P E N U T U P

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV P E N U T U P

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

2.1 Rencana Strategis

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI...

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Lampiran Meningkatnya cakupan

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

Isu Strategis Kota Surakarta

B A B P E N D A H U L U A N

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

Tabel IV.B.2.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kesehatan Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

Transkripsi:

Perencanaan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi ini didasarkan pada rencana yang lebih tinggi. Salah satu dokumen rencana yang akan dijadikan acuan atau dasar tersebut adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2001 2015. Dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2001 2015 memiliki 7 (tujuh) isu strategis. Salah satu isu strategisnya adalah masalah pendidikan dan kesehatan (point 1), dimana isu ini merupakan isu utama dalam RPJMD tersebut. Isu inilah yang akan melatar belakangi perlunya pembangunan bidang kesehatan dan pendidikan. Berikut ini diuraikan kebijakan Bidang Kesehatan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 2015. Berdasarkan analisa data dan informasi di Kabupaten Banyuwangi, dirumuskan isu-isu strategis yang sebagai permasalahanpermasalahan utama yang sedang dan akan dihadapi pada lima tahun mendatang, yaitu 1) Pendidikan dan Kesehatan, 2) Kemiskinan dan pengangguran, 3) Revitalisasi Sektor Pertanian, Pariwisata dan UMKM, 4) Lingkungan, 5) Perlindungan Sosial, 6) Infrastruktur, dan 7) Tata Kelola Pemerintahan yang Baik. BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 1

2.1. Isu Strategis Bidang Kesehatan Pendidikan dan kesehatan adalah dua isu yang paling dominan di dalam memberi sumbangan terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Apabila kualitas pendidikan dan kesehatan bagus, maka kualitas SDM juga akan bagus. Oleh karena itu, dua hal ini menjadi bagian penting dalam MDGs sebagaimana diprogramkan oleh PBB. Sehingga, beberapa negara juga menaruh perhatian yang serius terhadap dua isu ini. Kualitas SDM di Kabupaten Banyuwangi masih menjadi permasalahan yang cukup serius. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Banyuwangi masih berada di bawah rata-rata IPM Provinsi Jawa Timur. SDM merupakan faktor utama dalam pembangunan. Negaranegara yang memiliki pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, serta tingkat kesejahteraan yang lebih baik biasanya adalah negara-negara yang memiliki SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, kualitas SDM merupakan salah satu faktor penentu bagi kemampuan suatu negara atau daerah untuk menjadi negara atau daerah yang memiliki daya saing tinggi. Jepang dan sejumlah negara lainnya merupakan negara yang tidak memiliki sumber daya alam yang memadai, namun negara-negara tersebut memiliki SDM yang berkualitas sehingga mereka mampu menjadi negara yang maju. Kualitas SDM yang bagus menjadikan negara maju mampu menjadi negara yang lebih kompetitif (competitive state) apabila dibandingkan dengan negara-negara lain. Negara-negara kompetitif yang terdapat di Asia diantaranya adalah Jepang dan Singapura. Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM maka masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan harus diatasi. Salah satu contoh di Kabupaten Banyuwangi adalah angka buta huruf yang masih lebih tinggi daripada angka buta huruf Provinsi Jawa Timur. Kesehatan merupakan salah satu isu penting di Kabupaten Banyuwangi. Umur Harapan Hidup (UHH) di Kabupaten Banyuwangi masih di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur. Keadaan ini diperparah oleh rendahnya pola pangan harapan yaitu pola kecukupan asupan pangan dan gizi BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 2

termasuk akses terhadap air bersih. Di samping, angka kematian bayi dan ibu-ibu yang melahirkan masih cukup tinggi. Keadaan demikian menjadi tantangan di dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Kabupaten Banyuwangi. 2.2. Indikator Kinerja Bidang Kesehatan Untuk menjamin aspek akuntabilitas pencapaian kinerja RPJMD sekaligus sebagai acuan penyusunan Renstra dan Renja SKPD, indikator dan target kinerja dinyatakan dengan jelas pada RPJMD ini. Indikator kinerja RPJMD ditampilkan dengan menggambarkan kondisi awal dan target tahunan selama periode 2010 sampai 2015. Sebagai referensi maka digunakan data time series lima tahun sebelumnya sebagai pembanding. Indikator Kinerja Daerah khusus terkait permasalahan kesehatan di Kabupaten Banyuwangi disajikan pada tabel berikut. BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 3

Tabel 2.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011 2015 ASPEK, FOKUS DAN INDIKATOR KINERJA MENURUT BIDANG URUSAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BANYUWANGI NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan & Pemerataan Ekonomi Kondisi Kinerja Periode Sebelumnya Target Capaian Tahun RPJMD Kondisi Kinerja 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 akhir periode RPJMD SKPD Penanggung jawab 1. Indikator Makro Lintas SKPD 1.7. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Fokus Kesejahteraan Sosial 2. Kesehatan 2.1. Angka kelangsungan hidup bayi (kematian bayi per 1000 kelahiran) 2.2. Angka kematian ibu melahirkan (per 100.000 kelahiran hidup) 66,8 67,24 67,80 68,24 68,80 69,24 69,80 70,24 70,80 71,24 71,24 Lintas SKPD 44,90 43,90 40,79 40,60 37,00 35,54 30,00 25,00 20,00 15,00 15,00 Dinas Kesehatan - 65,00 103,00 97,00 80,00 75,00 70,00 65,00 60,00 55,00 50,00 Dinas Kesehatan 2.3. Angka usia harapan hidup 65,95 65,94 66,78 66,89 67,00 66,9-67.20 67,0-67.50 67,1-67.90 67,2-68.20 67,3-68.50 67,3-68.50 Dinas Kesehatan 2.4. Persentase balita gizi buruk ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Layanan Urusan Wajib 2. Kesehatan 2.1. Rasio posyandu per satuan balita 0,35 0,36 0,39 0,31 0,46 5% 5% 5% 5% 5% 5% Dinas Kesehatan 1,69 1,70 1,81 1,78 1,96 1,95 1,95 1,94 1,94 1,94 1,94 Dinas Kesehatan BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 4

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR 2.2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 30.000 penduduk 2.3. Rasio Rumah Sakit per 10.000 penduduk 2.4. Rasio dokter per satuan penduduk 2.5. Rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk 2.6. Rasio tenaga ahli gizi per 100.000 penduduk Kondisi Kinerja Periode Sebelumnya Target Capaian Tahun RPJMD Kondisi Kinerja 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 akhir periode RPJMD SKPD Penanggung jawab 155,44 158 154,64 161 142,18 142,18 142,18 142,18 142,18 142,18 142,18 Dinas Kesehatan 1:14,31 1:14,33 1:14,36 1:14,68 1:14,64 1:14,49 1:14,53 1:14,56 1:14,59 1:14,63 1:14,63 Dinas Kesehatan 7,17 7,11 7,59 6,99 6,89 7,27 7,45 7,55 7,66 7,89 7,89 Dinas Kesehatan 0,89 0,95 1,14 1,05 0,99 2,19 2,19 2,31 7,66 1,55 1,55 Dinas Kesehatan 1,21 1,40 1,65 1,42 1,30 2,19 2,31 2,50 2,68 2,80 2,80 Dinas Kesehatan 2.7. Jml Rumah Sakit 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 Dinas Kesehatan 2.8. Jml Puskemas, Pustu, Pusling 199 216 216 203 201 216 216 216 216 216 216 Dinas Kesehatan 2.9. Jml Tenaga Medis 194 201 208 196 230 240 250 260 270 280 280 Dinas Kesehatan 2.10. Keperawatan (perawat dan bidan) 2.11. Kefarmasian (apoteker dan ahli farmasi) 1207 1313 1399 1263 1234 1240 1250 1260 1270 1280 1280 Dinas Kesehatan 27 24 29 26 30 35 37 40 43 45 45 Dinas Kesehatan 2.12. Tenaga kesehatan 13 21 23 19 36 50 60 70 80 90 90 Dinas Kesehatan 2.13. Sanitarian 34 31 33 22 26 28 31 34 37 45 45 Dinas Kesehatan 2.14. Ahli gizi 19 22 26 23 21 35 37 40 43 45 45 Dinas Kesehatan 2.15. Rasio tenaga medis per 1000 penduduk 2.16. Rasio tenaga keperawatan per 100.000 penduduk 2.17. Rasio tenaga Kesehatan per 1000 penduduk 2.18. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 12,32 12,75 13,16 12,13 14,28 15,05 15,64 16,23 16,82 17,40 17,40 Dinas Kesehatan 49,78 54,24 53,53 45,24 43,14 43,83 44,05 44,26 44,53 44,73 44,73 Dinas Kesehatan 0,83 1,33 1,46 1,18 2,23 3,14 3,75 4,37 4,98 5,59 5,59 Dinas Kesehatan 84 88 41 49 44 80 81 81 80 80 80 Dinas Kesehatan BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 5

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR 2.19. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 2.20. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 2.21. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 2.23. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 2.24. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Kondisi Kinerja Periode Sebelumnya Target Capaian Tahun RPJMD Kondisi Kinerja 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 akhir periode RPJMD SKPD Penanggung jawab 87,90 86,14 95,61 92,05 95,98 94,6 95,4 96,1 96,7 97,2 98,2 Dinas Kesehatan 34 51 62 78 92 85 90 95 100 100 100 Dinas Kesehatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan 77 85 100 27 140 15 15 15 15 15 15 Dinas Kesehatan 2.25. Cakupan kunjungan bayi 58,34 48,47 94,88 98,69 89,58 84 86 88 90 90 90 Dinas Kesehatan 2.26. Cakupan puskesmas 187,5 187,5 187,5 187,5 187,5 100 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan 2.27. Cakupan pembantu puskesmas 2.28. BOR (Bed Occupancy rate ) 2.29. AVLOS ( Average Length of Stay) 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 Dinas Kesehatan 42,61% 45,61% 50,52% 64,16% 67,03% 60% 60% 65% 65% 70% 70% Rumah sakit pemerintah 6 hari 4 hari 4 hari 4 hari 3,62 hari 9 hari 9 hari 8 hari 8 hari 7 hari 7 hari Rumah sakit pemerintah 2.30. BTO (Bed Turn Over) 27 kali 45 kali 45 kali 49,99 kali 51,83 kali 50 kali 50 kali 45 kali 45 kali 40 kali 40 hari Rumah sakit pemerintah 2.31. TOI ( Turn Over Interval) 7 hari 5 hari 4 hari 3 hari 2,19 hari 4 hari 4 hari 3 hari 3 hari 2 hari 2 hari Rumah sakit pemerintah 2.32. Angka Kematian > 48 jam (GDR) 2.33. Angka Kematian < 48 jam (NDR) 62,86% 68,48% 65,30% 64,40% 36% 50% 45% 40% 30% 24% 24% Rumah sakit pemerintah 25,31% 41,58% 29,20% 26,60% 67,80% 80% 70% 60% 50% 50% 50% Rumah sakit pemerintah BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 6

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 12.1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 B. PPKB 12.2. Rasio akseptor KB 0,78 0,75 0,74 0,74 0,74 0,73 0,72 0,73 0,73 0,74 0,74 B. PPKB - Jumlah Akseptor KB 256213 246750 242979 247582 251810 B. PPKB 12.3. Cakupan peserta KB aktif 78,73 75,47 73,58 73,6 74,01 72,5 72,8 73 73,5 74 74 B. PPKB 12.4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 27,02 42,43 42,51 42,57 41,68 41,66 41,6 41,5 41,25 41 41 B. PPKB Sumber : RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011 2015, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2010 BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 7

2.3. Strategi Dan Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan Sebagaimana terlihat dari visi misi Bupati dan Wakil Bupati pada bab sebelumnya, tujuan utama dari pembangunan di Kabupaten Banyuwangi adalah untuk meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Tidak hanya sejahtera, melainkan juga mandiri dan berakhlak. Semua itu dilakukan melalui dua pilar pokok yaitu peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai kesejahteraan semacam itu, digunakan empat strategi pembangunan secara umum yaitu strategi pro growth, pro job dan pro poor, pro environtment. 1. Pro growth berarti pembangunan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan. Strategi pertumbuhan tetap digunakan dengan tujuan untuk memperbesar produk domestik. Namun demikian strategi pertumbuhan dilaksanakan secara bersamaan dengan strategi pemerataan pembangunan melalui strategi jalur ganda (dual track strategi). Strategi pertumbuhan dapat dilihat dari meningkatnya PDRB dan pendapatan per kapita penduduk, namun di sisi lain terjadi ketimpangan antar wilayah dan antar penduduk. Ketimpangan ini terjadi karena gagalnya asumsi trickle down effect sebagai mekanisme pemerataan dalam strategi pertumbuhan ekonomi. Strategi pro growth dilaksanakan dengan tidak mengabaikan aspek keadilan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat baik dalam bidang soial ekonomi dan politik sehingga dicapai kesejahteraan yang berkeadilan. Upaya yang dilakukan melalui sejumlah instrumen yaitu peningkatan investasi, penciptaan iklim usaha yang kondusif, pembangunan infrastruktur, dan pemberdayaan koperasi dan UMKM. 2. Pro job berarti pembangunan diarahkan untuk mendorong terbukanya peluang kerja bagi angkatan kerja, khususnya tenaga terdidik (bagi lulusan sekolah setingkat SLTA dan Perguruan Tinggi) dan tenaga terlatih. Strategi yang dilakukan meliputi tiga langkah : 1) Perluasan kesempatan kerja berarti mendorong berkembangnya sektor riil di BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 8

Kabupaten Banyuwangi terutama sektor pertanian, perdagangan dan jasa, industri berbasis pertanian dan pariwisata; 2) Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, standarisasi dan sertifikasi; 3) Menjaga iklim ketenagakerjaan melalui penataan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja. 3. Pro poor berarti pembangunan yang memiliki dimensi keberpihakan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang tidak beruntung atau termarjinalkan. Strategi yang dilakukan meliputi tiga klaster sesuai dengan tingkat kemiskinannya, yaitu : 1) Mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin, yang diarahkan pada rumah tangga sangat miskin, miskin, dan hampir miskin; 2) Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup kelompok masyarakat melalui usaha dan bekerja bersama untuk mencapai keberdayaan dan kemandiriannya; 3) Membuka akses permodalan bagi pelaku usaha mikro dan kecil. 4. Pro environtment, diarahkan pada pengelolaan sumber daya alam yang mengikuti prisip pengelolaan yang lestari terhadap lingkungan, sehingga tidak mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah, air, dan udara yang pada gilirannya mengalami degradasi yang berakibat pada timbulnya bencana. Namun demikian, strategi yang diharapkan dalam RPJM ini adalah strategi yang digunakan untuk menjawab tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi pemerintah kabupaten Banyuwangi. Strategi tersebut diperoleh dari hasil analisis SWOT diatas dengan menyesuaikan tujuan dan sasaran RPJMD yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah dapat dilihat dalam matrik berikut. BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 9

Visi Tabel 2.2. Matrik Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Bidang Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2011 2015 : Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan Kualitas Sumber Daya Manusia MISI II : Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan Meningkatkan 1. Meningkatnya usia Meningkatan 1. Peningkatan upaya pelayanan harapan hidup; Akses Pelayanan kesehatan melalui : publik yang dan Kualitas Peningkatan berkualitas, Kesehatan kesehatan ibu dan merata dan anak; Peningkatan terjangkau status gizi bagi balita; bagi seluruh Pengendalian masyarakat penyakit menular termasuk HIV/AIDS dan tidak menular; Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan; Peningkatan pelayanan primer, sekunder dan dan upaya pelayanan kesehatan rujukan; Pengawasan penyehatan makanan dan minuman; Peningkatan cakupan dan kualitas imunisasi; Peningkatan BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 10

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan pengetahuan ibu; Peningkatan Pengetahuan remaja dan Ibu; Peningkatan akses dan mutu pelayanan KB 2. Peningkatan Pembiayaan Kesehatan melalui : Peningkatan program-program pembiayaan kesehatan yang berpihak pada keluarga miskin & hampir miskin yg tidak mampu membiayai pengobatan. Jamkesmas dan jamkesda bagi keluarga miskin; Pembiayaan program kesehatan inovasi lokal (JPKMB, Puskesmas berhati MP3, puskesmas PLUS, Harga PAS, Gemmass, dll); Peningkatan anggaran kesehatan secara proporsional (sesuai UU 36 tahun BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 11

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan 2. Menurunnya angka kematian bayi; 3. Menurunnya jumlah kematian maternal; 4. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan; 5. Menurunnya anak balita di bawah garis merah; 6. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita; 7. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan; 8. Meningkatnya peserta KB aktif; 2009 ttg kesehatan); Peningkatan keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan 9. Tersedianya Pemenuhan BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 12

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat serta terjangkau oleh masyarakat; 10. Tersedianya berbagai kebijakan, pedoman dan akses Sistem Informasi Kesehatan (SIK) daerah di seluruh institusi pelayanan kesehatan; 11. Tersedianya tenaga kesehatan yang cukup, berkualitas dan ketersediaan, keterjangakauan dan pemerataan farmasi melalui peningkatan jumlah dan jenis perbekalan kesehatan dan farmasi; peningkatan ketersediaan obat jenerik; peningkatan pengawasan keamanan penggunaan obat/farmasi di masyarakat; peningkatan ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat; peningkatan pemakaian obatan-obatan tradisional Penyempurnaan manajemen kesehatan dan informasi kesehatan melalui peningkatan pengelolaan manajemen kesehatan; Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK); Penelitian dan pengembangan kesehatan Peningkatan sumber daya kesehatan melalui pemerataan penyebaran tenaga medis dan para medis di daerah-daerah; BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 13

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan profesional; 12. Terberdayakannya masyarakat melalui keterlibatan di dalam pelayanan kesehatan, seperti terlibat dalam Posyandu, Polindes, dan Pos-siaga serta Poskestren Peningkatan jumlah dan jenis tenaga kesehatan; Peningkatan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan; Peningkatan persebaran tenaga kesehatan Pemberdayaan masyarakat dalam kesehatan melalui peningkatan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), seperti Posyandu, Polindes, Desa Siaga, Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja), Toga (taman obat keluarga); Peningkatan peran serta organisasiorganisasi masyarakat, seperti pesantren dan LSM dalam upaya perbaikan kesehatan masyarakat; Peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih Sumber : RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011 2015, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2010 BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 14

Tabel 2.3. Matrik Tujuan, Permasalahan dan Sasaran Kebijakan Bidang Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2011 2015 Tujuan Permasalahan Sasaran Kebijakan Meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat 1. Upaya Kesehatan meliputi : Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi; Masih tingginya angka kesakitan, penyakit menular termasuk HIV/AIDS maupun tidak menular; Kualitas dan kelengkapan sarana dan prasarana kesehatan yang 1. Meningkatnya usia harapan hidup; 2. Menurunnya angka kematian bayi; 3. Menurunnya jumlah kematian maternal; 4. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan; 5. Menurunnya anak balita masih belum memenuhi standar; Usia harapan hidup yang masih rendah; Akses dan kualitas pelayanan kesehatan masih terbatas; Masih adanya persalinan yang memakai jasa dukun bayi; Masih adanya bayi dan balita dengan status gizi kurang. 2. Pembiayaan Kesehatan meliputi : Masyarakat belum mampu memenuhi pembiayaan pelayanan kesehatan, karena masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat; Anggaran untuk pembiayaan kesehatan dari pemerintah masih terbatas. 3. Sumber Daya Manusia meliputi : Masih terbatasnya jumlah dan jenis tenaga kesehatan tenaga medis; di bawah garis merah; 6. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita; 7. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan; 8. Meningkatnya peserta KB aktif; 9. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat serta terjangkau oleh masyarakat; 10. Tersedianya berbagai kebijakan, pedoman dan akses Sistem Informasi Kesehatan (SIK) daerah di seluruh institusi pelayanan kesehatan; 11. Tersedianya tenaga kesehatan yang cukup, BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 15

Tujuan Permasalahan Sasaran Kebijakan Masih relatif rendahnya tingkat berkualitas dan kompetensi tenaga kesehatan; Medis dan para medis; Tidak meratanya distribusi tenaga kesehatan. 4. Manajemen kesehatan dan informasi kesehatan meliputi : Belum optimalnya sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan; Fungsi manajemen kesehatan belum optimal; Informasi kesehatan belum bisa diakses secara mudah oleh masyarakat. profesional; 12. Terbangunnya jalinan, komitmen dan peran serta masyarakat dan organisasi-organisasi kemasyarakatan dalam proses kesehatan; 13. Melibatkan pesantren di dalam pelayanan kesehatan, seperti terlibat dalam Posyandu, Polindes, dan Pos-siaga serta Poskestren. 5. Ketersediaan, keterjangakauan dan pemerataan farmasi meliputi : Keterbatasan jumlah dan jenis perbekalan kesehatan dan farmasi; Masih rendahnya keamanan penggunaan obat/farmasi di masyarakat. 6. Pemberdayaan masyarakat meliputi : Belum dikelolanya UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) secara optimal; Belum dilibatkannya secara optimal organisasi kemasyarakatan/profesi terhadap penanganan masalah kesehatan; Masih rendahnya tingkat pencapaian PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat). Sumber : RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011 2015, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2010 BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 16