ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT.BANK SYARIAH MANDIRI (PERIODE )

dokumen-dokumen yang mirip
sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banca berarti tempat penukaran uang sedangkan menurut Undang-Undang Negara

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS KINERJA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK JATIM (PERIODE )

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE ( ) MUHAMAD IHSAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL. Studi Pada PT. Bank Jatim, Tbk Malang Periode

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri


Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KESEHATAN BANK SEBELUM DAN SETELAH ARSITEKTUR PERBANKKAN INDONESIA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK SULUT, TBK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN 2014

e Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma website : (

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK MELALUI ANALISIS CAPITAL, ASSETS, MANAGEMENT, EARNING, DAN LIQUIDITY PADA PT BANK MANDIRI (Tbk) DI MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Kasmir (2006;2) mengemukakan bahwa: Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V ini, berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis sumber dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT.BANK SYARIAH MANDIRI (PERIODE 2001-2010) A. PENDAHULUAN Pada era modern ini, perbankan syariah telah menjadi fenomena global, termasuk di negara-negara yang tidak berpenduduk mayoritas muslim. Eksistensi bank Syari ah di Indonesia secara formal telah dimulai sejak tahun 1992 dengan diberlakukannya UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Secara kuantitas pencapaian perbankan syariah terus mengalami peningkatan, baik dari sisi asset maupun kaitannya dengan jumlah bank. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pula persaingan antar lembaga keunangan. Beranjak dari hal tersebut maka PT. Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu lembaga keuangan Syatiah secara berkesinambungan terus melakukan evaluasi dan perbaikan, agar mampu mewujudkan visi sebagai bank terpercaya, menjadi kebanggaan masyarakat serta mampu menunjang pembangunan daerah.mengingat fungsi, posisi dan peranan PT.Bank Syariah Mandiri di tengah-tengah masyarakat yang begitu strategis,maka kepentingan akan pengukuran tingkat kesehatannya menjadi begitu penting.analisa laporan keuangan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja suatu bank, dimana tingkat kinerja merupakan salah satu alat pengontrol. Dari laporan keuangan, maka akan diketahui tingkat kinerja suatu bank (sehat atau tidak sehat), melalui aspek yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu CAMEL (Capital,Asset,Management, Earningdan Liquidity). Penilaian tingkat kesehatan bank dapat digunakan untuk menentukan kebijakan guna mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan dalam menghadapi persaingan sesama jenis usaha, Berangkat dari permasalahan di atas, maka sang penulis skripsi yaitu Khaerunnisa Saidingin melakukan penelitian dengan judul ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT.BANK SYARIAH MANDIRI(PERIODE 2001-2010) Adapun maksud dari topik di atas adalah guna mengukur tingkat kesehatan PT. Bank Syariah Mandiri pada tahun 2001-2010. 1

B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatanusahanya. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya. 1 Adapun Bank Syariah adalah lembagakeuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah, atau dengan kata lain bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU No.10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan). Kegiatan usaha bank syariah antara lain: 1) Mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil 2) Musyarakah, pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan 3) Murabahah, jual beli barang dengan memperoleh keuntungan 4) Ijarah, pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa 2. Laporan Keuangan Bank Syariah Perangkat laporan keuangan lengkap yang harus diterbitkan oleh bankbank Islam terdiri dari : 2 a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) b. Laporan laba-rugi c. Laporan Arus Kas d. Laporan Perubahan Modal Pemilik dan laporan laba ditahan e. Laporan Perubahan Investasi Terbatas f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sumbangan (apabila bank bertanggung jawab atas pengumpulan dan pembagian zakat) g. Laporan sumber dan penggunaan dana qard 1 Kasmir. Manajemen Perbankan. Edisi 1, Cetakan ke-3. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) hlm.11 2 Zainul Arifin,. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005) hlm.65 2

h. Catatan-catatan laporan keuangan i. Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan sebagaimana ditentukan di dalam statement of objective. 3. Analisis Kinerja Bank 3 a. Analisis Likuiditas Analisis rasio lakuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.beberapa rasio likuiditas yang sering gunakan dalam menilai kinerja suatu bank antara lain adalah sebagai berikut : 1) Cash Ratio Cash ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah (deposan) pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Cash ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : 2) Reserve Requirement Reserve requirement atau lebih dikenal juga dengan likuiditas wajib minimum adalah suatu simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro di Bank Indonesia. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.23/17/13PPP tanggal 28 Februari, besarnya Reserve requirement (RR) adalah 2 %. Terhitung sejak tanggal Februari 1996, besarnya RR adalah 3 % dan sejak tahun 1997 menjadi 5 %. Reserve Requirement dapat dirumuskan sebagai berikut : Pengertian likuid dalam rasio diatas adalah: 3 Lukman Dendawijaya,Manajemen Perbankan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 114-122 3

a) Kas, pos ini pada neraca terdiri dari uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. b) Giro pada Bank Indonesia, pos ini adalah giro milik bank pelopor pada Bank Indonesia. Jumlah tersebut tidak boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank pelopor dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas kredit yang sudah disetujui BI, tetapi belum digunakan. 3) Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai berikut: Kreteria Penilaian Loan to Deposito Ratio (LDR) Nilai Kredit Predikat < 94,755 % Sehat 94,755 98,75 % Cukup Sehat 98,75 102,25 % Kurang Sehat > 102,5 % Tidak Sehat Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia menetapkan ketentuan sebagai berikut : 1) Untuk rasio LDR sebesar 110 % atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat. 2) Untuk rasio LDR dibawah 110 % diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat. ini juga merupakan indicator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas 4

aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80 %. Namun, batas toleransi berkisar antara 85 % dan 100 %. 4) Loan to Asset Ratio Loan to asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar. ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 5) Kewajiban Bersih Call Money Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari abk. Jika rasio ini semakin kecil nilainya, likuiditas bank dikatakan cukup baik karena bank segera menutup kewajiban dalam kegiatan pasar uang antarbank dengan alat likuid yang dimilikinya. Aktiva lancar adalah berupa uang kas, giro pada BI, Sertifikat Bank Indonesia, dan surat berharga pasar uang (SBPU) yang telah diendors oleh bank lain (kesemuanya dalam rupiah). ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Kreteria Penilaian Alat Likuiditas terhadap Hutang Lancar(NCM-CA) Nilai Kredit Predikat >4,05 % Sehat 3.30 4,049 % Cukup Sehat 2,55 3,29 % Kurang Sehat < 2,54 % Tidak Sehat b. Analisis Rentabilitas 5

Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Analisis rasio rentabilitas suatu bank antara lain sebagai berikut: a. Return On Asset (ROA) ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank, terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam system CAMEL, laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. Kreteria Penilaian Return on Asset (ROA) Nilai Kredit Predikat > 1,22 % Sehat 0,99 1,21 % Cukup Sehat 0,77 0,98 % Kurang Sehat < 0,76 % Tidak Sehat b. Return On Equity (ROE) ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para 6

investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tersebut telah go public). c. Biaya (Beban) Operasional biaya operasional adalh perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. ini dapat dirumuskan sebagai berikut : biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Kreteria Penilaian Biaya Operasional terhadap PendapatanOperasional (BOPO) Nilai Kredit Predikat < 93,52 % Sehat 93,52 94,73 % Cukup Sehat 94,73 95,92 % Kurang Sehat > 95,92 % Tidak Sehat d. Net Profit Margin (NPM) Ratio Net profit margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. ini dapat dirumuskan sebagai berikut : c. Analisis Solvabilitas Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjang 7

atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuiditas bank. Disamping itu, rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dana yang diperoleh dari berbagai utang (jangka pendek atau jangka panjang) serta sumber-sumber lain diluar modal bank sendiri dengan volume penanaman pada berbagai jenis aktiva yang dimiliki bank. Beberapa rasio solvabilitas antara lain : a. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. ini dapat dirumuskan sebagai beikut : Kreteria Penilaian Capital Adequeency Ratio (CAR) Nilai Kredit Predikat > 8 % Sehat 7,9 8 % Cukup Sehat 6,5 - < 7,9 % Kurang Sehat < 6,5 % Tidak Sehat b. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utangutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase 8

modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang. ini dapat dirumuskan sebagai berikut : c. Long Term Debt to Asset Ratio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank yang dibiayai atau dananya diperoleh dari sumbersumber utang jangka panjang. Dalam bisnis perbankan utang jangka panjang ini biasanya diperoleh dari simpanan masyarakat dengan jatuh tempo diatas satu tahun, dana pinjaman dari bank lain dalam rangka kerja sama antarbank, pinjaman luar negeri (biasanya dalam valuta asing), pinjaman dari Bank Indonesia serta pinjaman dari pemegang saham. ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 4. Kesehatan Bank 1. Tinjauan Kesehatan Bank Berdasarkan Pasal 29 UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31Mei 2004, penilaian tingkat tingkat kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas meterialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional 9

Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori yaitu : sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, namun sistem pemberian nilai dalam menetapkan tingkat kesehatan bank didasarkan pada reward system dengan nilai kredit antara 0 sampai dengan 100, yakni sebagai berikut : Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank Nilai Kredit Predikat 81 100 Sehat 66 <81 Cukup Sehat 51 <66 Kurang Sehat 0 <51 Tidak Sehat Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan maupun untuk memenuhi semua kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. 4 2. Arti Kesehatan Bank Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan suatu upaya untuk mempertahankan kesehatannya. Akan tetapi bagi bank yang terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapatkan pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank. 22-23 4 Susilo Y. Sri, dkk.. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. (Jakarta Salemba Empat, 2000) hlm. 10

Bank Indonesia dapat menyarankan untuk melakukan perubahan manajemen, merger, konsolidasi, akuisisi, atau malah dilikuidasi keberadaannya. Bank akan dilikuidasi apabila kondisi bank tersebut dalam kondisi yang sangat parah atau benar-benar tidak sehat. 3. Metode Camel Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Unsur- unsur penilaian dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut: 5 a. Capital Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu Bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital Adequacy ) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). b. Assets Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki Bank. yang diukur ada 2 macam yaitu : 1) aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. 2) penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktifyang diklasifikasikan. c. Management Penilaian didasarkan kepada manajemen permodalan, manajemen aktivas manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan manajemen umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan dan pernyataan yang diajukan mengenai Manajemen Umum dan Manajemen Risiko dengan perbandingan 40 % pertanyaan untuk Manajemen Umum dan60 % pertanyaan untuk Manajemen Risiko d. Earning Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yaitu melihatkemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada 2 macam yaitu : 1) laba terhadap total asset (Return on Assets). 5 Kasmir. Manajemen Perbankan. Edisi 1, Cetakan ke-3, hlm.11 11

2) beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). e. Liquidity Yaitu untuk menilai likuiditas bank.penilaian likuiditas bank didasarkan kepada 2 macam rasio yaitu : 1) jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar dan yang termasuk aktiva lancar adalah Kas, Giro pada BI, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang sudah diendos oleh bank lain. 2) antara kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank. Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL dapat dilihat pada tabel diberikut ini: 6 Ket. : CAR = Capital Adequacy Ratio BDR = Bad Debt Ratio CAD = Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan ROA = Return On Assets BOPO= Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional LDR = Loan to Deposit Ratio 6 Lukman Dendawijaya,Manajemen Perbankan, hlm. 149. 12

4. Faktor-Faktor yang Menggugurkan Tingkat Kesehatan Menurut Mulyono (1995 :162), predikat tingkat kesehatan bank yang sehat atau cukup sehat atau kurang sehat akan diturunkan menjadi tidak sehat apabila terdapat hal-hal yang membahayakan kelangsungan bank, antara lain : a. Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan dalam bank yang bersangkutan. b. Campur tangan pihak-pihak diluar bank dalam kepengurusan bantu termasuk di dalam kerja sama tidak wajar yang mengakibatkan salah satu atau beberapa kantornya berdiri sendiri. c. Windaw Dressing dalam pembukuan dan laporan bank yang secara materil dapat berpengaruh terhadap keadaan keuangan bank sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap bank. d. Praktek-praktek bank dalam atau melakukan usaha diluar pembukuan bank. e. Kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga. f. Praktek lain yang menyimpang dan dapat membahayakan kelangsungan bank atau mengurangi kesehatan bank. 5. Kerangka Pemikiran 13

C. Profil Perusahaan Nama PT. Bank Syariah Mandiri Alamat Gedung Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No.5 Jakarta 10340 Indonesia Telepon (62-21) 2300509, 39839000 (Hunting) Faksimili (62-21) 39832989 Situs Web www.syariahmandiri.co.id Tanggal Berdiri 25 Oktober 1999 Tanggal Beroperasi 1 Nopember 1999 Jenis Usaha Perbankan Modal Dasar Rp.1.000.000.000.000 Modal Disetor Rp.358.372.565.000 Jumlah Kantor Sebanyak 169 kantor layanan, yang tersebar di 23 provinsi di seluruh Indonesia Struktur Organisasi Perusahaan 14

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Data Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. a. Capital (Permodalan) permodalan diukur dengan membandingkan antara Modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), Sehingga CAR Bank Syariah Mandiri selama tahun 2001-2010 adalah sebagai berikut : Perhitungan Capital Asset Ratio (CAR) (dalam Jutaan Rupiah) Tahun Total Modal (Rp) ATMR (Rp) CAR (%) 2010 2.020.615 17.603.874 11,47 2009 1.600.459 11.635.880 13,75 2008 1.208.428 9.058.838 13,33 2007 811.376 6.682.006 12,14 2006 697.230 5.533.802 12,59 2005 613.524 5.665.285 10,83 2004 523.698 5.519.152 9,49 2003 455.025 669.457 67,97 2002 422.583 341.507 123,74 2001 442.965 2.372.596 18,67 CAR Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2001 hingga 2010 rasio CAR Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi.setelah melakukan perhitungan nilai rasio CAR, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit rasio Capital Adequecy Ratio (CAR) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010. Tahun CAR (%) Nilai Kredit Faktor CAR Nilai Kredit Nilai Maksimu m Bobot CAR (%) Nilai Kredit Faktor 2010 11,47 115,7 100 25 25 2009 13,75 138,5 100 25 25 2008 13,33 134,3 100 25 25 2007 12,14 122,4 100 25 25 2006 12,59 126,9 100 25 25 2005 10,83 109,3 100 25 25 2004 9,49 95,9 95,9 25 24 15

2003 67,97 680,7 100 25 25 2002 123,74 1238,4 100 25 25 2001 18,67 187,7 100 25 25 Berdasarkan hasil perhitungan Permodalan pada tahun 2001-2010 menunjukkan nilai kredit CAR lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Dimana indicator yang menunjukkan kelompok sehat semakin besar rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) maka akan semakin baik hal ini dikarenakan bank mampu menyediakan modal dalam jumlah yang besar. b. Asset (Kualitas Aktiva Produktif) Surat Edaran No. 30/2/UPBB tanggal 30 April 1997 penilaian terhadap faktor kualitas aktiva produktif (KAP) didasarkan pada dua rasio yaitu : a. aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Aktiva yang diklasifikasikan merupakan aktiva produktif yang sudah atau mengandung potensi tidak memberikan penghasilan. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat-surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. (SK.DIR.BI.NO.31/ 147/KEP/DIR,1998). Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan kualitas aktiva produktif (KAP) adalah sebagai berikut: 1) 22,5 % atau lebih diberi nilai 0 2) Untuk setiap penurunan 0,15% dimulai dari 22,5% nilai ditambah 1 dengan maksimum 100. Berikut ini adalah hasil perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010: 16

Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (dalam Jutaan Rupiah) Tahun Aktiva Produktif Aktiva Diklasifikasikan (Rp) Produktif (Rp) KAP (%) 2010 1.369.407 5.028.489 27,23 2009 2.865.845 4.539.169 63,13 2008 3.582.491 2.883.522 124,24 2007 4.405.653 1.875.394 234,91 2006 6.499.252 1.321.947 491,64 2005 574.435 1.929.712 29,77 2004 286.731 993.852 28,85 2003 91.010 891.622 10,21 2002 55.560 313.916 17,70 2001 28.817 196.600 14,65 KAP Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2001 hingga 2010 rasio KAP Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi.setelah melakukan perhitungan nilai rasio KAP, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit Kualitas Akriva Produktif (KAP) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010. Nilai Kredit Faktor KAP Tahun KAP (%) Nilai Bobot Nilai Kredit Kredit KAP (%) Faktor 2010 27,23 0 25 0 2009 63,13 0 25 0 2008 124,24 0 25 0 2007 234,91 0 25 0 2006 491,64 0 25 0 2005 29,77 0 25 0 2004 28,85 0 25 0 2003 10,21 12,29 25 20,48 2002 17,70 4,8 25 8 2001 14,65 7,85 25 13,08 Berdasarkan hasil perhitungan KAP pada tahun 2001, 2002, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 menunjukkan nilai kredit KAP lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 10,35% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun tersebut dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan pada tahun 2003 nilai kredit KAP sebesar 12,29% berada diantara 10.36%-12,60% dan digolongkan dalam kategori CUKUP SEHAT. Semakin kecil rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) 17

maka semakin baik karena aktiva produktif yang bermasalah pada bank tersebut relative kecil. b. Penyisihan Penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari nominal berdasarkan penggolongan kualitas aktiva produktif sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif. Menurut Surat Keputusan Bank Indonesia No. 31/148/KEP/DIR tangal 12 November 1998 penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) adalah sebagai berikut. 1) 0 % atau lebih diberi nilai kredit 2) Untuk setiap kenaikan 1 % dimulai dari 0 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Berikut ini adalah hasil analisis Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010 : Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) (dalam Jutaan Rupiah) Tahun PPAP (Rp) PPAPWD (Rp) PPAP (%) 2010 1.384.716 1.377.515 100,52 2009 1.147.661 1.142.741 100,43 2008 589.347 585.990 100,57 2007 345.432 342.131 100,96 2006 267.577 266.153 100,53 2005 138.615 129.632 106,93 2004 94.231 93.278 101,02 2003 44.209 42.521 104,44 2002 45.392 38.345 118,38 2001 46.553 13.032 357,22 Adanya kenaikan rasio PPAP ini disebabkan oleh perbaikan pada aktiva produktif, sehingga PPAP yang dibentuk cukup untuk mengantisipasi adanya kenaikan maupun penurunan kualitas aktiva produktif. Demikian pula sebaliknya, penurunan rasio PPAP ini disebabkan oleh penurunan pada aktiva produktif sehingga PPAP yang 18

dibentuk kurang untuk mengantisipasi adanya kenaikan maupun penurunan kualitas aktiva produktif. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio PPAP, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010. Nilai Kredit Faktor PPAP Tahun PPAP Nilai Nilai Bobot Nilai Kredit (%) Kredit Maksimum PPAP Faktor 2010 100,52 100,52 100 5 5 2009 100,43 100,43 100 5 5 2008 100,57 100,57 100 5 5 2007 100,96 100,96 100 5 5 2006 100,53 100,53 100 5 5 2005 106,93 106,93 100 5 5 2004 101,02 101,02 100 5 5 2003 104,44 104,44 100 5 5 2002 118,38 118,38 100 5 5 2001 357,22 357,22 100 5 5 Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit PPAP pada tahun 2001-2010 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 81% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Semakin besar rasio PPAP yang dimiliki oleh bank maka akan semakin baik yang berarti bank melakukan dengan benar dalam mengantisipasi penghapusan kredit macet. c. Management Kualitas manajemen dapat dinilai dari kualitas manusianya dalam bekerja. Untuk menilai kesehatan bank dalam aspek manajemen, biasanya dilakukan melalui kuesioner yang ditujukan bagi pihak manajemen bank, akan tetapi pengisian tersebut sulit dilakukan karena akan terkait dengan unsur kerahasian bank. Oleh sebab itu dalam penelitian ini aspek manajemen diproyeksikan dengan rasio net profit margin (Rhomy, 2011). 19

Perhitungan Net Profit Margin (NPM) (dalam Jutaan Rupiah) Tahun Laba Bersih Pendapatan (Rp) Operasional (Rp) NPM (%) Nilai Kredit 2010 418.519 3.334.613 12,55 12,55 2009 290.942 2.417.949 12,03 12,03 2008 196.415 2.037.375 9,64 9,64 2007 115.455 1.407.193 8,20 8,20 2006 65.480 1.079.545 6,06 6,06 2005 83.819 959.115 8,73 8,73 2004 103.446 686.315 15,07 15,07 2003 15.834 337.599 4,69 4,69 2002 29.061 197.899 14,68 14,68 2001 16.703 113.648 14,69 14,69 Hal ini menunjukkan dari tahun 2001 hingga 2010 rasio NPM Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi. Untuk menentukan Nilai Kredit NPM disamakan dengan nilai NPM. d. Earning (Rentabilitas) rentabilitas dilakukan untuk megetahui kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan. rentabilitas terbagi menjadi 2 yaitu: a. ROA : membandingkan antara laba dengan total aktiva b. BOPO : membandingkan antara beban operasi dengan pendapatan operasi. Berikut ini adalah hasil analisis Return On Assets (ROA) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010 : Perhitungan Return On Assets (ROA) (dalam Jutaan Rupiah) Tahun Total Laba (Rp) Total Aktiva (Rp) ROA (%) 2010 568.732 32.481.873 1,75 2009 418.402 22.036.534 1,89 2008 284.084 17.065.937 1,66 2007 168.183 12.885.390 1,30 2006 95.236 9.554.966 0,99 2005 136.712 8.272.965 1,65 2004 150.421 6.869.949 2,19 2003 24.466 3.422.313 0,71 2002 43.427 1.622.303 2,68 2001 24.820 933.864 2,66 20

ROA Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2001 hingga 2010 rasio ROA Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi. Kenaikan rasio ROA ini menunjukkan semakin baiknya pengelolaan assets bank dalam menghasilkan laba. Selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit Return On Assets (ROA) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010. Nilai Kredit Faktor ROA Tahun ROA Nilai Nilai Bobot Nilai Kredit (%) Kredit Maksimum ROA Faktor 2010 1,75 116,66 100 5 5 2009 1,89 126 100 5 5 2008 1,66 110,66 100 5 5 2007 1,30 86,66 86,66 5 4,3 2006 0,99 66 66 5 3,3 2005 1,65 110 100 5 5 2004 2,19 146 100 5 5 2003 0,71 47,33 47,33 5 2,3 2002 2,68 178,66 100 5 5 2001 2,66 177,33 100 5 5 Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit ROA pada tahun 2001-2010 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 1,22% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan hasil analisis Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010: Perhitungan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (dalam Jutaan Rupiah) Tahun Beban Operasional Pendapatan (Rp) Operasional (Rp) BOPO (%) 2010 1.593.254 3.334.613 47,77 2009 1.090.275 2.417.949 45,09 2008 964.387 2.037.375 47,33 2007 728.252 1.407.193 51,75 2006 523.224 1.079.545 48,46 2005 435.553 959.115 85,70 2004 545.672 686.315 79,51 2003 299.520 337.599 88,72 2002 165.017 197.899 83,38 2001 89.525 113.648 78,77 BOPO Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2001hingga 2010 mengalami fluktuasi. Terjadinya penurunan rasio BOPO ini menunjukkan 21

semakin baiknya tingkat efisiensi yang dijalankan oleh bank bersangkutan. Semakin kecil rasio BOPO suatu bank berarti usaha yang dijalankan oleh bank tersebut semakin efisien karena dengan biaya yang dikeluarkan mampu mendapatkan penghasilan yang memadai. Analisis nilai kredit Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010. Nilai Kredit Faktor BOPO Tahun BOPO Nilai Nilai Bobot Nilai Kredit (%) Kredit Maksimum BOPO Faktor 2010 47,77 652,87 100 5 5 2009 45,09 686,37 100 5 5 2008 47,33 658,37 100 5 5 2007 51,75 603,12 100 5 5 2006 48,46 644,25 100 5 5 2005 85,70 178,75 100 5 5 2004 79,51 256,12 100 5 5 2003 88,72 141 100 5 5 2002 83,38 207,75 100 5 5 2001 78,77 265,37 100 5 5 Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit BOPO pada tahun 2001-2010 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 93,52% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. e. Liquidity (Likuiditas) Likuiditas adalah kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya yang ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi surat berharga, piutang dan persediaan. liquidity terbagi menjadi 2, yaitu : a. NCM-CA : membandingkan antara kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar. b. LDR : membandingkan antara kredit dengan dana masyarakat. Berikut ini adalah hasil analisis Net Call Money to Current Asset(NCM- CA) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010: 22

Perhitungan Net Call Money to Current Assets (NCM-CA) (dalam Jutaan Rupiah) Tahun Kewajiban Bersih (Rp) Aktiva Lancar (Rp) NCM-CA (%) 2010 490.108 7.687.614 6,37 2009 327.491 5.811.833 5,63 2008 173.685 3.709.613 4,68 2007 153.944 2.369.709 6,49 2006 131.776 1.879.185 7,01 2005 142.497 2.170.006 6,57 2004 230.000 1.227.593 18,74 2003 67.180 1.099.673 6,11 2002 8.006 381.344 2,10 2001 7.349 237.451 3,09 NCM-CA Bank Syariah Mandiri per 31 Desember hingga 2010 mengalami fluktuasi. Terjadinya penurunan rasio NCM-CA ini menunjukkan bahwa kewajiban bank lebih kecil dari tagihannya, sehingga semakin besar penurunan yang terjadi menunjukkan semakin baiknya likuiditas yang dimiliki. Analisis nilai kredit NCM-CA pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010. Nilai Kredit Faktor NCM-CA Tahun NCM-CA Nilai Bobot Nilai Kredit (%) Kredit NCM-CA Faktor 2010 6,37 93,63 5 4,68 2009 5,63 94,37 5 4,71 2008 4,68 95,32 5 4,76 2007 6,49 93,51 5 4,67 2006 7,01 92,99 5 4,64 2005 6,57 93,43 5 4,67 2004 18,74 81,26 5 4,06 2003 6,11 93,89 5 4,69 2002 2,10 97,9 5 4,89 2001 3,09 96,91 5 4,84 Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit NCM-CA pada tahun 2001-2010 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 4,05% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan hasil analisis Loan To Deposit Ratio (LDR) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010 : 23

Nilai Kredit Faktor LDR Tahun LDR Nilai Nilai Bobot Nilai Kredit (%) Kredit Maksimum LDR Faktor 2010 81,37 134,52 100 5 5 2009 81,22 135,12 100 5 5 2008 87,13 111,48 100 5 5 2007 90,07 99,72 99,72 5 4,98 2006 81,64 133,44 100 5 5 2005 83,59 125,64 100 5 5 2004 93,13 87,48 87,48 5 4,37 2003 82,29 130,84 100 5 5 2002 102,11 51,56 51,56 5 2,58 2001 137,62 0 0 5 0 Berdasarkan hasil perhitungan LDR pada tahun 2001, 2002, dan 2004 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 94,75% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun tersebut dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 nilai LDR berada diantara 98,75%-102,25% dan dikategorikan dalam kelompok KURANG SEHAT. Dan tahun 2003, 2005, 2006, 2009, dan 2010 nilai LDR >102,5% tergolong TIDAK SEHAT. 2. Pembahasan Perhitungan nilai bersih masing-masing rasio adalah sebagai berikut : Nilai Bersih CAMEL tahun 2001 Angka Nilai (%) Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 18,87 100 25 25 Asset/AktivaProduktif KAP 14,65 7,85 25 13,08 PPAP 357,7 100 5 5 Manajemen NPM 14,69 100 25 25 Earning/Rentabilitas ROA 2,66 100 5 5 BOPO 78,77 100 5 5 Liqudity/Likuiditas NCM-CA 3,09 96,91 5 4,84 LDR 137,62 0 5 0 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 82,92 24

Nilai Bersih CAMEL tahun 2002 Angka (%) Nilai Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 123,74 100 25 25 Asset/AktivaProduktif KAP 17,70 4,8 25 8 PPAP 118,38 100 5 5 Manajemen NPM 14,68 100 25 25 Earning/Rentabilitas ROA 2,68 100 5 5 BOPO 83,38 100 5 5 Liqudity/Likuiditas NCM-CA 2,10 97,9 5 4,89 LDR 102,11 51,56 5 2,58 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 80,47 Nilai Bersih CAMEL tahun 2003 Angka (%) Nilai Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 67,97 100 25 25 Asset/AktivaProduktif KAP 10,21 12.29 25 20,48 PPAP 104,44 100 5 5 Manajemen NPM 4,69 100 25 25 Earning/Rentabilitas ROA 0,71 47,33 5 2,3 BOPO 88,72 100 5 5 25

Liqudity/Likuiditas NCM-CA 6,11 93,89 5 4,69 LDR 82,29 100 5 5 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 92,47 Nilai Bersih CAMEL tahun 2004 Angka (%) Nilai Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 9,49 95,9 25 24 Asset/AktivaProduktif KAP 28,85 0 25 0 PPAP 101,02 100 5 5 Manajemen NPM 15,07 100 25 25 Earning/Rentabilitas ROA 2,19 100 5 5 BOPO 79,51 100 5 5 Liqudity/Likuiditas NCM-CA 18,74 81,26 5 4,06 LDR 93,13 87,48 5 4,37 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 72,43 Nilai Bersih CAMEL tahun 2005 Angka (%) Nilai Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 10,83 100 25 25 Asset/AktivaProduktif KAP 29,77 0 25 0 PPAP 106,93 100 5 5 Manajemen NPM 8,73 100 25 25 26

Earning/Rentabilitas ROA 1,65 100 5 5 BOPO 85,70 100 5 5 Liqudity/Likuiditas NCM-CA 6,57 93,43 5 4,67 LDR 83,59 100 5 5 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 74,67 Nilai Bersih CAMEL tahun 2006 Angka (%) Nilai Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 12,59 100 25 25 Asset/AktivaProduktif KAP 491,64 0 25 0 PPAP 100,53 100 5 5 Manajemen NPM 6,06 100 25 25 Earning/Rentabilitas ROA 0,99 66 5 3,3 BOPO 48,46 100 5 5 Liqudity/Likuiditas NCM-CA 7,01 92,99 5 5 LDR 81,64 100 5 5 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 72,94 Nilai Bersih CAMEL tahun 2007 Angka (%) Nilai Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 12,14 100 25 25 Asset/AktivaProduktif 27

KAP 234,91 0 25 0 PPAP 100,96 100 5 5 Manajemen NPM 8,20 100 25 25 Earning/Rentabilitas ROA 1,30 86,66 5 4,3 BOPO 51,75 100 5 5 Liqudity/Likuiditas NCM-CA 6,49 93,51 5 4,67 LDR 90,07 99,72 5 4,98 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 73,95 Nilai Bersih CAMEL tahun 2008 Angka (%) Nilai Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 13,33 100 25 25 Asset/AktivaProduktif KAP 124,24 0 25 0 PPAP 100,57 100 5 5 Manajemen NPM 9,64 100 25 25 Earning/Rentabilitas ROA 1,66 100 5 5 BOPO 47,33 100 5 5 Liqudity/Likuiditas NCM-CA 4,68 95,32 5 4,76 LDR 87,13 100 5 5 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 74,76 28

Nilai Bersih CAMEL tahun 2009 Angka (%) Nilai Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 13,75 100 25 25 Asset/AktivaProduktif KAP 63,13 0 25 0 PPAP 100,43 100 5 5 Manajemen NPM 12,03 100 25 25 Earning/Rentabilitas ROA 1,89 100 5 5 BOPO 45,09 100 5 5 Liqudity/Likuiditas NCM-CA 5,63 94,37 5 4,71 LDR 81,22 100 5 5 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 74,71 Nilai Bersih CAMEL tahun 2010 Angka (%) Nilai Kotor Bobot (%) Nilai Bersih Capital/Modal CAR 11,47 100 25 25 Asset/AktivaProduktif KAP 27,23 0 25 0 PPAP 100,55 100 5 5 Manajemen NPM 12,55 100 25 25 Earning/Rentabilitas ROA 1,75 100 5 5 BOPO 47,77 100 5 5 Liqudity/Likuiditas 29

NCM-CA 6,37 93,63 5 4,68 LDR 81,37 100 5 5 Jumlah Nilai Bersih CAMEL 74,68 Penentuan Predikat Kesehatan Bank Menurut CAMEL Predikat Tingkat Kesehatan Bank Nilai Kredit 81 100 Sehat Predikat 66 <81 Cukup Sehat 51 <66 Kurang Sehat 0 <51 Tidak Sehat Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Mandiri Tahun Nilai CAMEL Predikat 2010 74,68 Cukup Sehat 2009 74,71 Cukup Sehat 2008 74,76 Cukup Sehat 2007 73,95 Cukup Sehat 2006 72,94 Cukup Sehat 2005 74,67 Cukup Sehat 2004 72,43 Cukup Sehat 2003 92,47 Sehat 2002 80,47 Sehat 2001 82,92 Sehat Berdasarkan hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang tertera dalam tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek (CAMEL) 30

E. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada Bank Syariah Mandiri pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2010, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Angka CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Nilai Kredit CAR Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2001 hingga 2010, menunjukkan nilai kredit CAR lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT 2. Angka KAP menunjukkan aktiva produktif yang bermasalah pada bank. Nilai Kredit KAP Bank Syariah Mandiri menunjukkan nilai kredit KAP pada tahun 2001, 2002, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 10,35% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun tersebut dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan pada tahun 2003 nilai kredit KAP sebesar 12,29%berada diantara 10.36%-12,60% dan digolongkan dalam kategori CUKUP SEHAT. 3. Angka PPAP menunjukkan kemampuan bank dalam mengantisipasi penghapusan kredit macet. Nilai Kredit PPAP Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2001 hingga tahun 2010, menunjukkan nilai kredit PPAP lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 81% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 4. Angka ROA menunjukkan kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan.nilai Kredit ROA Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2001 hingga 2010 menunjukkan nilai kredit ROA lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 1,22% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 5. Angka BOPO menunjukkan tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Nilai Kredit BOPO Bank Syariah Mandiri per 31

31 Desember 2001 hingga 2010 menunjukkan nilai kredit BOPO lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 93,52% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 6. Angka NCM-CA menunjukkan kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tempo. Nilai Kredit NCM-CA Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2001 hingga tahun2010 menunjukkan nilai kredit NCM-CA lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 4,05% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 7. Angka LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya Nilai Kredit LDR Bank Syariah Mandiri pada tahun 2001, 2002, dan 2004 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar94,75% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun tersebut dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 nilai LDR berada diantara 98,75%-102,25% dan dikategorikan dalam kelompok KURANG SEHAT. Dan tahun 2003, 2005, 2006, 2009, dan 2010 nilai LDR >102,5% tergolong TIDAK SEHAT. Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio bersih yang merupakan hasil perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih CAMEL. Nilai CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. 32

Daftar Pustaka Kasmir, 2002, Manajemen Perbankan. Edisi 1, Cetakan ke-3, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arifin, Zainul, 2005, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet. Dendawijaya, Lukman, 2009, Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia. Susilo Y. Sri, dkk.. 2000 Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta Salemba Empat. Said, Khaerunnisa (2012)Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT.Bank Syariah Mandiri (Periode 2001-2010) Skripi Manajemen, Makasar: Universitas Hasanuddin. 33