2016 PERAN BAPUSIPDA DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG RI NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya.

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun ke tahun, Indonesia telah mengalami banyak perkembangan,

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

2 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

UU 4/1990, SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1990 (4/1990) Tanggal:9 AGUSTUS 1990 (JAKARTA)

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

BAB II BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015

Tentang: SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Indeks: PENDIDIKAN. PENERANGAN. Kebudayaan. Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekaman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap masyarakat yang membutuhkannya. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. hal. Selain itu membaca juga dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA KOLEKSI DEPOSIT PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

ABSTRAK. Kata kunci : perpustakaan, undang-undang, pengembangan koleksi PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK, KARYA REKAM, DAN KARYA ELEKTRONIK

Manjemen Perpustakaan Khusus

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

-2- optimalnya pelindungan dan kepastian hukum bagi pelaku perbukuan; serta belum adanya kerangka hukum yang mengatur mengenai perbukuan secara menyel

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007: Peluang dan Tantangan Bagi Pustakawan 1

Perpustakaan Nasional RI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG,

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN NASKAH KUNO

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Perpustakaan umum kabupaten/kota

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

Perpustakaan umum kabupaten/kota

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2005

RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PROYEK GAMBARAN UMUM PROYEK DATA FISIK BANGUNAN : Peningkatan Kuantitas Komplek Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2016 DAMPAK INTERNET TERHADAP PENGGUNAAN KOLEKSI TERCETAK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kejaksaan negeri (biasa disingkat KEJARI) adalah lembaga kejaksaan

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk menyimpan buku atau bahan pustaka lainnya yang disusun. menurut sistem tertentu (Sulistyo Basuki, 1991 : 3).

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERMASALAHAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH. Oleh Tyas Aningrum

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang memiliki nilai budaya yang tinggi dan beragam. Beraneka ragam suku bangsa dan bahasa dalam berbagai jenis seperti tarian, nyanyian, adat istiadat dan lainlain merupakan ciri kekayaan Indonesia. Keanekaragaman ini merupakan suatu potensi Indonesia untuk memajukan Indonesia sebagai Negara yang memiliki kekayaan yang tidak dimiliki negara lainnya. Kekayaan tersebut harus bisa dirasakan dan diketahui oleh generasi muda di Indonesia. Maka dari itu perlu adanya pelestarian. Pelestarian budaya dan bahasa perlu dilaksanakan untuk kelanjutan hidup budaya tersebut dalam masyarakat. Hal ini merupakan tanggung jawab setiap individu sebagai para pelaku dan penikmatnya. Disisi lain, manusia sebagai pemikir ulung memiliki peradaban yang dibangun berdasarkan informasi dalam bentuk apapun mulai dari awal manusia ada sampai kehidupan saat ini. Manusia terus hidup berdampingan dengan informasi, terutama informasi dalam bentuk teks, audio dan audio visual. Informasi tersebut berisi tentang perkembangan ilmu pengetahuan, hasil kebudayaan dan ilmu-ilmu lainnya yang merupakan hasil karya-karya manusia pendahulu. Bukti perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa adalah adanya suatu rekam jejak dan bahan bacaan yang diterbitkan, baik oleh penerbit swasta maupun penerbit pemerintah. Informasi ini diperuntukan bagi masyarakat luas untuk menambah wawasan pengetahuannya. Media informasi dalam bentuk karya cetak dan karya rekam sangat diperlukan dan mendukung untuk pelestarian budaya dan ilmu pengetahuan. Karya tersebut sangat perlu dikelola dengan baik agar informasi yang ada di dalamnya bisa terus hidup dan difungsikan oleh generas-generasi selanjutnya. Selain itu, dengan adanya pengelolaan dan perlakuan yang baik akan memudahkan untuk menemukan informasi, sehingga dapat digunakan dengan maksimal.

2 Mengingat sangat pentingnya pengelolaan dan pendistribusian karya cetak dan karya rekam, maka pemerintah membuat perangkat hukum yang mengatur cara pendistribusian karya tersebut kepada pihak/lembaga yang dianggap mampu mengelola sehingga menjadi bahan informasi yang relevan dan bisa dimaksimalkan penggunaannya. Salah satu lembaga yang dipercaya untuk mengelola dan melestarikan karya cetak dan karya rekam adalah perpustakaan. Untuk pengelolaan dan pengumpulan karya tersebut, perpustakaan berfungsi sebagai perpustakaan deposit. Tugas utama perpustakaan deposit yaitu melestarikan bahan pustaka dan mengumpulkan penerbitan di Indonesia maupun luar negeri tentang Indonesia. Sesuai dengan yang tertuang pada Undang-Undang No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 3 Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Peraturan tersebut menyatakan bahwa sangat penting adanya upaya untuk melestarikan ilmu pengetahuan dan budaya dan merupakan salah satu bukti perhatian pemerintah untuk mencerdaskan kahidupan bangsa dan memajukan kabudayaan nasional seperti amanat Undang-Undang Dasar 1945 (Supriyanto, 2006, hlm. 39). Peraturan yang ditegakkan untuk mengelola karya cetak dan karya rekam di perpustakaan deposit, diatur oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, serta Peraturan Pemeritah No. 70 tahun 1991 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 dalam poin b menyebutkan: karya cetak dan karya rekam merupakan salah satu hasil budaya bangsa yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan penyebaran informasi serta pelestarian kekayaan budaya bangsa yang berdasarkan Pancasila. Implementasi Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 merupakan upaya yang sangat tepat dalam pengumpulan koleksi deposit sebagai sumber

3 informasi dan warisan bangsa yang harus dilestarikan agar dapat dimanfaatkan. Lain halnya dengan realisasi di lapangan. Dari observasi awal yang dilakukan penulis, ditemukan bahwa implementasi Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 tidak terlaksana sesuai harapan dan tujuan yang ditetapkan. Perpustakaan sebagai tempat menghimpun koleksi deposit harus berusaha dengan segala cara menarik koleksi yang harus diserahkan ke perpustakaan, sedangkan perpustakaan tidak memiliki dana yang cukup untuk melaksanakannya. Selain itu karena kurangnya sumber daya manusia yang mendukung untuk pengelolaan koleksi deposit. Juga proses administrasi yang kurang baik, dikarenakan ada pemindahan tempat koleksi deposit sehingga koleksi dan arsip deposit tersebar acak. Penelitian terdahulu dari skripsi Fitriyanti (2016, hlm. 115-116) dalam simpulannya menyebutkan bahwa implementasi Undang-Undang tersebut tidak berjalan secara efektif, masih banyak instansi, penerbit dan perusahaan rekaman belum tahu dan paham dengan aturan tersebut, kurangnya tingkat kesadaran instansi untuk melaksanakan kewajibannya, tidak ada sanksi tegas bagi para pelanggar, serta instansi merasa keberatan untuk menyerahkan koleksinya. Ada juga penelitian yang dilakukan di Bapusipda Sumatera Barat disampaikan oleh Arwendria pada Seminar Sosialisasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tanggal 29 Juli 2009 yang berjudul Efektifitas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Barat, yang mengungkapkan sebuah masalah bahwa Perpustakaan harus memiliki dana yang lebih untuk melaksanakan pengiriman surat pemberitahuan tentang kewajiban karya cetak dan karya rekam dengan lampiran Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 dan penjelasan isinya, serta dimuat juga ketentuan-ketentuan serah simpan agar mereka bersedia menyerahkannya dalam waktu yang sudah ditentukan pada pasal 8 ayat 2. Maka dari itu dibentuk tim hunting, teknis kerjanya adalah melacak setiap macam karya cetak dan karya rekam yang sudah tersebar di pasaran dan langsung menuju sasaran wajib serah simpan yang ada di daerah.

4 Selain itu, permasalahan yang muncul tercantum dalam simpulannya bahwa penerbit yang tidak menyerahkan karya cetak dan karya rekam (koleksi deposit) ke perpustakaan tidak dikenakan sanksi dan masih adanya penerbit yang tidak mengetahui adanya peraturan tersebut sehingga mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 di Perpustakaan Daerah sebagaimana diamanatkan. Diungkapkan juga dalam media online pemberitaan Pikiran Rakyat, yang berjudul Implementasi UU No 4 Tahun 1990 Masih Kurang Optimal: masih lemahnya kesadaran para penerbit dan pengusaha rekaman untuk menyerahkan hasil karyanya ke badan kearsipan, baik di tingkat nasional maupun daerah, menyebabkan implementasi Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) tidak berjalan maksimal. Sehingga diperlukan peraturan turunan dari Undang-Undang itu yang dapat mengakomodir pelaksanaan serah simpan hasil karya di badan kearsipan dan perpustakaan kabupaten/kota di jawa barat. Berikut pernyataan Kepala Bidang Pemberdayaan Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca (PPPBB) pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Provinsi Jawa Barat, Oom Nurohmah. Beliau menjelaskan bahwa sejak berlakunya aturan ini banyak penerbit yang tidak mematuhinya. Dapat dilihat dari jumlah penerbit sebanyak 799 yang ada di Jawa Barat, ada 110 penerbit aktif itu pun hanya menyerahkan 22.165 judul kepada BAPUSIPDA yang terdiri dari 16.179 buku, 2.724 majalah, 48 surat kabar, dan 3.214 grey literature, sedangkan untuk karya rekam 315 judul terdiri dari 139 judul bentuk kaset dan 176 judul dalam format compact disk. Dalam artikel Muliyadi, Irvan (2013, hlm. 71) yang berjudul Revitalisasi Peran Stake Holders Perpustakaan Sebagai Upaya Pelestarian Warisan Budaya Bangsa dalam Rangka Membangun Kerjasama Perpustakaan di Kawasan Asia Tenggara diperlukan upaya revitalisasi peran dan fungsi stake holders atau pemangku kepentingan perpustakaan (penerbit, pengusaha rekaman, pustakawan dan masyarakat) dalam upaya pelestarian budaya bangsa. Makna warisan budaya bangsa dalam Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 perlu diperluas dan dipertajam lagi. Dari ungkapan di atas

5 mencerminkan adanya hambatan dalam implementasi Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 di Indonesia yang harus dicari solusinya agar bisa berjalan dan dapat saling menguntungkan. Berikut data Perpustakaan Nasional penerimaan karya cetak dan karya rekam tahun 1990-2012: No. Tabel 1.1 Statistik Penerimaan Hasil Pelaksanaan UU No. 4/1990 Tahun Pendataan Judul Seluruh Terbitan Eksemplar Penerbit Swasta Penerbit Pemerintah 1 2012 12600 37171 0 0 2 2011 21007 49156 0 0 3 2010 14483 34319 0 0 4 2009 10260 29774 0 0 5 2008 9659 31691 0 0 6 2007 4305 35264 750 939 7 2006 10939 33415 845 584 8 2005 8471 29306 906 585 9 2004 4638 20300 391 194 10 2003 3824 23692 687 342 11 2002 2570 13067 561 326 12 2001 3709 26145 576 527 13 2000 4207 29803 602 1226 14 1999 3538 26107 566 590 15 1998 5258 39126 564 736 16 1997 7010 52028 665 641 17 1996 8390 49850 706 362 18 1995 5975 34653 384 177 19 1994 4096 38311 446 235 20 1993 3473 36214 335 171 21 1992 3325 13837 203 71 22 1991 3230 3882 44 17 23 1990 549 742 29 64 (Sumber deposit.perpusnas.go.id)

6 No. Tabel 1.2 Statistik Penerimaan Hasil Pelaksanaan UU No. 4/1990 Tahun Pendataan Seluruh Rekaman Judul Kopi Penerbit Swasta Penerbit Pemerintah 1 2007 790 799 98 38 2 2006 797 894 45 10 3 2004 460 516 47 1 4 2003 565 664 37 3 5 2002 104 134 21 1 6 2001 67 801 11 2 7 2000 120 120 10 7 8 1999 20 29 2 9 1998 50 82 5 10 1997 215 330 15 11 1996 373 508 14 1 12 1995 254 532 2 2 13 1994 257 583 3 1 14 1993 33 80 3 15 1992 16 1991 17 1990 (Sumber deposit.perpusnas.go.id) Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa peran para penerbit, perusahaan rekam dan yang lainnya sangat penting, juga Perpustakaan Nasional serta Perpustakaan Daerah berperan penting dalam pelestarian dan pengelolaan agar dapat dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat luas. Dari pemaparan di atas, maka dari itu penulis bermaksud untuk melakukan penelitian akan penerapan Undang-Undang tersebut, khususnya di wilayah Jawa Barat. Penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul Peran Bapusipda dalam Implementasi Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam

7 (Studi Deskriptif pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Dengan adanya landasan hukum, seharusnya pelestarian dan ketersediaan koleksi di perpustakaan dapat dilaksanakan dengan baik. Namun, seperti yang dipaparkan di atas, nyatanya sejak diterbitkan Undang- Undang tersebut sampai sekarang pelaksanaan Undang-Undang tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut menimbulkan pemikiran bahwa ada hambatan dalam implementasi Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 di Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat. Maka dari itu, muncul sebuah permasalahan umum tentang Bagaimana peran Bapusipda dalam Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam?, sedangkan rumusan masalah khusus yaitu: 1.2.1 Seberapa besar keberhasilan yang dicapai Bapusipda dalam Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam? 1.2.2 Seberapa besar upaya yang dilakukan oleh Bapusipda dalam Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam? 1.2.3 Seberapa besar hambatan yang dihadapi Bapusipda dalam Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam? 1.2.4 Seberapa besar dampak yang dirasakan Bapusipda dalam Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diuraikan penelitian ini dilakukan dengan tujuan umum yaitu untuk mengetahui peran Bapusipda

8 dalam Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Adapun tujuan khusus yaitu: 1.3.1 Mengetahui keberhasilan yang dicapai Bapusipda dalam implementasi Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. 1.3.2 Mengetahui upaya yang dilakukan oleh Bapusipda dalam Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. 1.3.3 Mengetahui hambatan yang dihadapi Bapusipda dalam implementasi Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. 1.3.4 Mengetahui dampak yang dirasakan Bapusipda dalam implementasi Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. 1.4 Manfaat Penelitian Berikut manfaat penelitian yang akan dirasakan: 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan menjadi salah satu sumber informasi yang bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan bidang perpustakaan, karya cetak dan karya rekam serta pentingnya pelestarian koleksi perpustakaan. 1.4.2 Manfaat Praktis Di samping manfaat teoritis yang membahas kontribusi penelitian dalam ilmu pengetahuan, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi ragam pihak. Ada pun manfaat-manfaat tersebut ialah: 1) Untuk perpustakaan. Hasil dari penelitian ini ialah menjadi bahan pertimbangan dalam membentuk dan menentukan keputusan yang sesuai dalam

9 implementasi Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam di Bapusipda Jawa Barat. Selain itu juga, diterapkannya standar yang menjadi ketentuan dalam pelaksanaan perpustakaan dalam memuaskan kebutuhan informasi pemustaka. 2) Untuk peneliti selanjutnya Penelitian ini sedikitnya berisi jenis informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat khususnya yang berkepentingan dalam hal penciptaan karya cetak dan karya rekam. Penelitian ini juga memuat teknis dalam implementasi Undang-Undang tersebut yang bisa dimanfaatkan oleh para pimpinan penerbit dan yang lainnya serta khususnya pimpinan perpustakaan. Hal ini dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan teori maupun kriteria pelaksanaan Undang-Undang atau bahkan bisa menjadi criteria seleksi bahan pustaka selanjutnya, khususnya untuk ketersediaan koleksi perpustakaan bagi para pemustaka. 1.5 Struktur Organisasi Penulisan Skripsi Struktur penulisan pada penulisan ini terdiri dari bab: BAB I: dikemukakan tentang pendahuluan dengan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan. BAB II: berisi landasan teoritis, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III: berisi metode penelitian meliputi desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel penelitian, instrumen, prosedur serta analisis data penelitian. BAB IV: merupakan hasil dan pembahasan penelitian yaitu pemaparan data dan pembahasan data yang didapatkan dari hasil penelitian. BAB V: merupakan simpulan dan saran.