BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian pada bulan Mei sampai dengan Oktober Kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Rendemen, Titik Gel dan Titik Leleh Gelatin Tulang Ikan Tuna yang Diproses dengan Cuka Aren

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Bab III Bahan dan Metode

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober Januari 2013.

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2013. Kegiatan analisis kadar asam asetat cuka hasil fermentasi dan karakterisasi gelatin dilakukan di Laboratorium Pengujian dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) propinsi Gorontalo. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan berdasarkan jenis kegiatan dalam penelitian dan diuraikan sebagai berikut: a. Alat yang digunakan untuk analisis kadar asam asetat adalah neraca analitik, erlemmeyer, gelas ukur, labu ukur, pipet gondok, mikroburet yang terangkai dalam alat titrasi. b. Alat yang digunakan untuk mengekstraksi tulang ikan menjadi gelatin adalah pisau, wadah, beaker gelas, kompor, oven, thermometer, almuniumfoil, wajan, erlenmeyer, pan almunium dan penyaring. c. Alat yang digunakan untuk karakterisasi kimia adalah cawan petri, oven, neraca analitik, desikator, mortal, cawan porselin, tanur, rangkaian alat kjeldahl, tabung reaksi, pemanas, rangkaian alat sokhlet, beaker gelas, ph meter, labu alas bulat. d. Alat yang digunakan untuk karakterisasi fisik gelatin adalah timbangan, beaker glass, thermometer, tabung reaksi, lemari pendingin dan pemanas. 22

3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas : a. Bahan yang digunakan dalam kegiatan ekstraksi adalah cuka aren yang diperoleh dari perkebunan Tapa kabupaten Bone-bolango, tulang ikan tuna yang berasal dari beberapa Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan pasar di kota Gorontalo dan aquades. b. Bahan yang digunakan dalam kegiatan analisis kadar asam asetat adalah flenol ftalein 0,1% dan NaOH. c. Bahan yang digunakan dalam kegiatan analisis proksimat adalah indikator metilenred, CuSO 4. 5 H 2 O, K 2 SO 4, H 2 SO 4 pekat, NaOH, HCl, aquades. d. Bahan yang digunakan dalam kegiatan analisis fisik adalah aquades dan es batu. 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan melalui 2 tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. 3.3.1 Penelitian pendahuluan Pada tahap penelitian ini dilakukan uji coba masa perendaman tulang ikan dan penentuan kadar asam asetat dari cuka aren. Cuka aren diperoleh dari air nira yang berasal dari perkebunan Tapa, kabupaten Bone Bolango, difermentasi secara spontan selama 30 hari. Proses ini berdasarkan Hidayat (2012), bahwa proses fermentasi cuka biasa dilakukan di rumah-rumah dengan cara dibiarkan begitu saja (pendiaman) dan tanpa pengadukan atau sirkulasi didalamnya, proses ini dapat berjalan selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Cuka aren yang telah terbentuk kemudian ditentukan kadar asam asetatnya berdasarkan SNI 01-3711- 23

1995 dengan metode titrimetri. Setelah diketahui kadar asam asetat, kemudian ditentukan perlakuan cuka yang akan digunakan. Proses penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Gambar 5. Nira Aren Fermentasi 1 bulan (Hidayat, 2012) Cuka aren Analisis kadar asam asetat Gambar 1. Alur proses penelitian pendahuluan Keterangan: input/output, proses, analisis 3.3.2 Penelitian Utama Penelitian pendahuluan menunjukan kadar asetat cuka aren adalah 0,8%. Berdasarkan hal tersebut, maka perlakuan pada penelitian utama adalah perbandingan banyaknya cuka aren (volume) dengan jumlah (g) tulang dalam proses perendaman tulang. Perlakuan penelitian adalah 3:1(G1), 5:1 (G2), 7:1 (G3). Jumlah perbandingan ini dipakai karena penggunaan cuka aren sebagai sumber asam untuk merendam tulang ikan merupakan hal yang pertama kali dilakukan sehingga efektivitasnya dapat diketahui. Prosedur pembuatan gelatin dari tulang ikan tuna dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari prosedur pembuatan gelatin oleh Wiratmaja (2006) 24

yang pada pembuatannya menggunakan jenis asam anorganik (HCl). Proses pembuatan gelatin diawali dengan preparasi tulang ikan tuna. Tulang ikan tuna diperoleh dari kegiatan industri tuna loin dan pasar lokal yang berada di kota Gorontalo. Pada tahap awal, tulang ikan dicuci dari kotoran seperti darah, pasir dan benda-benda fisik lainnya, kemudian tulang ikan tuna direndam dalam air panas (+80ºC) selama 30 menit dalam keadaan tertutup, proses ini bertujuan untuk menghilangkan komponen non kolagen seperti darah yang terdapat dalam jaringan, lemak, dan komponen lainnya. Kemudian, tulang dibersihkan dari sisasisa daging dan kotoran lainnya yang masih menempel. Tulang ikan kemudian dipotong dengan ukuran 1-3 cm. Tahap selanjutnya adalah proses perendaman ikan menggunakan cuka aren dengan berbagai volume yang berbeda selama 14 hari berdasarkan proses penelitian pendahuluan. Lama perendaman bervariasi bergantung pada jenis asam yang digunakan. Indikator lama perendaman yaitu sampai terbentuk tulang yang relatif lunak (ossein) seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6. Kemudian ossein dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa larutan asam sampai ph mendekati netral (mendekati 7). Gambar 2. Ossein hasil perendaman dengan cuka 25

Proses selanjutnya adalah perebusan tulang yang dilakukan dengan menggunakan aquades dengan perbandingan 1 bagian tulang (g) dan 3 bagian aquades (ml), dengan menggunakan suhu 80 ºC selama 6 jam. Hasil dari perebusan adalah larutan gelatin. Larutan gelatin kemudian disaring. Hasil saringan larutan gelatin kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 50-60 ºC selama 24 jam sehingga diperoleh gelatin yang padat. Gelatin kemudian dihaluskan sampai membentuk serbuk. Gelatin yang diperoleh kemudian dikarakterisasi fisik dan kimianya. Secara singkat, proses pembuatan gelatin dapat dilihat pada Gambar 7. 26

Tulang Ikan Tuna (Thunnus sp.) Degreasing (80ºC, 30 menit) Pembersihan Pemotongan tulang 1-2 cm Perendaman dalam cuka aren 14 hari Perbandingan volume cuka dan berat tulang 3:1, 5:1, 7:1 Ossein Penetralan ph Perebusan pada suhu 80 ºC, 6 jam* Penyaringan Pengeringan oven 50-60ºC, 24 jam Karakterisasi - Rendemen - Titik gel dan titik leleh - Air - Abu - Protein - Lemak - ph *) modifikasi Gelatin Gambar 3. Alur Penelitian utama Modifikasi Wiratmaja (2006) 3.5 Prosedur pengujian Prosedur pengujian penelitian terbagi atas analisis kadar asetat dari cuka aren, analisis kimia dan analisis fisik gelatin hasil dari perlakuan. Analisis fisik 27

gelatin terdiri atas 3 parameter yaitu rendemen, titik leleh dan titik gel gelatin. Analisis kimia gelatin terdiri atas 5 parameter yaitu analisis kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan ph. 3.5.1 Analisis Kadar Asam Asetat (SNI 01-3711-1995) Sebanyak 5 g contoh ditimbang dalam beaker gelas kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 250 ml dan ditambahkan aquades sampai tanda batas. Sebanyak 25 ml larutan dipipet ke dalam elemmeyer 250 ml, ditambahkan 0,5 ml penunjuk fenol flatein, dititar dengan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah muda. Kadar asetat dihitung dengan menggunakan rumus : Keterangan % Asam asetat = V x N x Fp x 60,5 W V adalah volume larutan NaOH yang dibutuhkan untuk menitar contoh N adalah normalitas larutan NaOH baku Fp adalah faktor pengenceran 60,5 adalah bobot ekuivalen asam asetat W adalah bobot contoh (mg) 3.5.2 Analisis fisik gelatin a. Rendemen (Marzuki dkk 2011) Rendemen diperoleh dengan perbandingan berat kering gelatin yang dihasilkan dengan berat bahan segar. Secara metematis dapat dirumuskan dengan: % Rendemen = berat gelatin yang terbentuk berat tulang ikan b. Titik gel dan titik leleh (Suryaningrum dan Utomo 2002 dalam Wiraatmaja 2006 yang dimodifikasi) Gelatin (6,67%) dilarutkan dengan aquades dan dimasukan dalam tabung reaksi yang dihubungkan dengan thermometer digital, kemudian diberikan es pada 28

sekeliling luar bagian tabung reaksi. Titik gel adalah suhu ketika larutan gelatin mulai menjadi gel. Gelatin (6,67%) dilarutkan dengan aquades. Sampel didinginkan pada suhu antara 10ºC-14ºC selama 17 ± 2 jam. Pengukuran titik leleh dilakukan dengan cara memanaskan gel gelatin dalam penangas air. Diatas gel gelatin tersebut diletakkan gotri dan ketika gotri jatuh ke dasar gel gelatin,maka suhu tersebut merupakan suhu titik leleh. 3.5.3 Analisis Kimia Gelatin a. Analisis kadar air (AOAC 2005) Cawan petri dikeringkan pada suhu 105 ºC selama 1 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang (A g). 2 g contoh ditimbang diatas cawan yang telah diketahui beratnya (B g). Cawan yang berisi contoh dipanaskan di dalam oven 105 ºC selama 18 jam kemudian didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan kemudian ditimbang (C g). Kadar air dihitung dengan persamaan berikut. B C % Kadar air = B A Keterangan A adalah berat cawan kosong (g) B adalah berat cawan + contoh basah (g) C adalah berat cawan + contoh kering (g) b. Analisis kadar abu (AOAC 2005) Sampel yang telah diuapkan airnya dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 600 ºC, sebelumnya berat cawan kering dan berat contoh telah diketahui. Proses penguapan dilakukan sampai semua bahan berubah warna menjadi abu-abu, kemudian contoh ditimbang. Kadar abu dihitung dengan rumus berikut % Kadar abu = Berat abu yang terbentuk (g) berat awal contoh (g) 29

c. Analisis kadar protein (AOAC 2005) Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode mikrokjeldahl. Proses penentuan protein meliputi beberapa tahapan yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 g, kemudian dimasukan dalam labu kjeldahl lalu ditambahkan 5 gram garam kjeldahl sebagai katalis yang berupa campuran CuSO 4. 5 H 2 O dan K 2 SO 4, lalu ditambahkan 10 ml H 2 SO 4 pekat. Kemudian didestruksi sampai larutan berwarna jernih, labu kjeldahl diangkat dan didinginkan, setelah dingin dilakukan destilasi dengan menggunakan kjeltech sistem yang sebelumnya larutan sampel diberi penambahan NaOH sampai batas tanda 50 ml, destilasi dihentikan jika larutan asam standar berupa asam borat dan indikator metilenred telah berubah warna menjadi kuning dan mencapai volume 100 ml. Setelah larutan mencapai 100 ml, dititrasi dengan HCl 0,2 N sampai warna berubah menjadi ungu. Kadar protein ditentukan dengan rumus berikut. % kadar N = (ml HCL- ml blanko)x N HCl x 14.007 W x 1000 % kadar protein = % kadar nitrogen x 6,25 Keterangan 14.007 adalah bobot ekuivalen nitrogen 6,25 adalah bobot ekuivalen protein N adalah normalitas HCl W adalah berat sampel (g) d. Analisis kadar lemak ( AOAC 2005) Analisis lemak diperoleh dengan metode ekstraksi sokhlet. Labu alas bulat ditimbang dihitung sebagai berat A. Sample ditimbang sebanyak 2 g sebagai berat B, kemudian dimasukan kedalam selongsong lemak. Sampel dan 200 ml klorofom dimasukan kedalam rangkaian labu sokhlet kemudian dipanaskan sample pada suhu 60 ºC selama 5 jam. Labu alas bulat dimasukan ke dalam oven 30

105 ºC selama 2 jam. Labu kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang sebagai berat konstan (C). kadar lemak diperoleh dengan rumus berikut. % Kadar lemak = Keterangan : A = berat awal labu (g) B = berat sampel (g) C = berat akhir labu (g) e. Analisis ph (Marzuki dkk 2011) C A B Sampel sebanyak 0,2 g ditimbang dan didispersikan ke dalam 20 ml aquades yang bersuhu 80ºC. Sampel lalu dihomogenkan dengan pengadukan kemudian ph diukur pada suhu kamar dengan ph meter. 3.6 Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Secara matematis, metode rancangan yang digunakan (Daha 2012) adalah Yij = µ + Aij + ε Keterangan Y μ A ε adalah nilai pengamatan pada perlakuan ke i ulangan ke j adalah rata-rata nilai perlakuan adalah pengaruh volume asam cuka perlakuan ke i ulangan ke j adalah faktor kesalahan (galat) Apabila berbeda nyata, maka selanjutnya diuji lanjut menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) dimana nilai tengah dihitung dengan rumus BNT = t (, ) 2 KT galat r 31

Keterangan : t (db,α) r = nilai t-student pada taraf α, db (galat) = ulangan perlakuan 32