Pengaruh Stretching Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Pada Pekerja Bagian Produksi PT.X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Depkes RI (2007), perawat adalah seorang yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS

BAB IV ANALISIS DATA. Pengolahan data yang dilakukan pada masing-masing kelompok

Edukasi ergonomi menurunkan keluhan muskuloskeletal dan memperbaiki konsistensi postur tubuh pada mahasiswa PSPDG Universitas Udayana

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

NASKAH PUBLIKASI ADI OKANANTO J Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 3.32% per tahun. Daya kreatif masyarakat Indonesia dalam menciptakan usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT


BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan membawa perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling.

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

Transkripsi:

125 Pengaruh Stretching Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Pada Pekerja Bagian Produksi PT.X Trisna Dewita *1 1 STIKes Ibnu Sina Batam; Jl. Tengku Umar Lubuk Baja Batam 1 Program Studi K3, STIKes Ibnu Sina, Batam E-mail: *1 tdeswita@yahoo.co.id Abstrak Pekerjaan dengan beban otot statis dapat menyebabkan penumpukan asam laktat sehingga menimbulkan nyeri pada otot. stretching merupakan jenis latihan aerobik yaitu latihan dengan tujuan untuk melancarkan aliran darah dan membawa oksigen kejaringan otot sehingga asam laktat teroksidasi. Survey awal pada pekerja bagian produksi 100% mengeluhkan nyeri otot. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intervensi stretching terhadap kadar asam laktat dan dampaknya pada nyeri otot. Jenis penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan rancangan acak lengkap. Tiap kelompok 16 sampel, terdiri dari kelompok stretching dan kelompok kontrol. Intervensi dilakukan 3 kali perminggu selama 4 minggu. Pengukuran kadar asam laktat dan nyeri dilakukan pada hari Jum at jam 13.00 WIB. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok yaitu uji t, sedangkan perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah menggunkan uji wilcoxon. Ada pengaruh pemberian intervensi stretching terhadap kadar asam laktak, yaitu terjadi penurunan kadar asam laktat pada kelompok stretching sebesar 0,6 mmol/l. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar asam laktat sebesar 0,1 mmol/l. Terdapat perbedaan antara kelompok stretching dan kelompok kontrol terhadap penurunan kadar asam laktat dengan signifikan (P-Value <0,05). Melakukan stretching dapat menurunkan kadar asam laktat dan skala nyeri yang dirasakan dengan signifikan (P-Value <0,05). Kata kunci Stretching, asam laktat, nyeri otot. 1. PENDAHULUAN Secara garis besar pekerjaan merupakan beban bagi pekerja. Beban tersebut dapat berupa beban psikis, beban sosial dan beban fisik. Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain : nyeri, kelelahan, bahkan kecelakaan. Dalam situasi kerja otot statis, peredaran darah di otot justru terhambat karena pembuluh darah otot terjepit oleh tekanan internal jaringan otot. Akibatnya metabolit (asam laktat) terakumulasi di selsel otot, maka kelelahan otot setempatpun terjadi dengan cepat. Hal ini biasanya menimbulkan nyeri otot akut, dan kerja otot tidak dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. 1 Sekitar 500.000 pekerja menderita cidera akibat penggunaan tenaga yang berlebih, 20% karena mendorong dan menarik, 60% disebabkan karena aktivitas mengangkat. 2 Aktivitas manual handling yang paling sering menyebabkan cidera adalah mengangkat (lifting) dan membawa (carryng) objek yaitu sebesar 61,3%, dan 60% dari jumlah tersebut menderita nyeri punggung. 3 Di Indonesia, pada Tahun 2005 Departemen Kesehatan mencatat bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaanya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja menurut studi yang dilakukan terhadap 9.482 pekerja di 12 Kabupaten/Kota di Indonesia dimana 16% merupakan gangguan pada muskuloskeletal. Hasil penelitian dari Pusat Studi Kesehatan dan Ergonomi ITB tahun 2006-2007 diperoleh data sebanyak 40-80% pekerja melaporkan keluhan pada bagian muskuloskeletal sesudah bekerja. 4 Sedangkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 tercatat bahwa penyakit pada sistem otot dan Jurnal Kreatif Industri

Pengaruh Streching terhadap Penurunan Asam 126 Laktat pada Pekerja Produksi di PT X. jaringan pengikat merupakan penyakit tertinggi urutan ke-3 (tiga) yang banyak dialami oleh remaja hingga dewasa yang berumur 15 tahun keatas. 5 PT.X merupakan Perusahan yang memproduksi cassiavera, pekerjaan menggunakan mesin dan cara manual. Mesin yang digunakan adalah mesin pemotong untuk memotong stik, conveyor untuk mengangkut Cassiavera ke dalam mesin penghancur, mesin crushing untuk menghancurkan batangan Cassiavera, mesin blanding untuk mencampurkan berbagai tipe Cassiavera. Selebihnya menggunakan cara manual dalam menangani material, seperti angkat angkut material, menarik dan mendorong yang dikerjakan oleh pekerja bagian produksi. Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan dengan menggunakan Nordic Body Map (NBM) diketahui bahwa 100% dari 55 pekerja bagian produksi mengeluhkan nyeri pada beberapa bagian tubuh hal ini juga diungkapkan oleh bagian HRD yang menyatakan bahwa kebanyakan pekerja mengeluhkan lelah dan nyeri pada otot, beberapa mengkonsumsi obat pereda nyeri. Strategi utama untuk mengatasi keluhan MSDs adalah dengan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dengan exercise, postur tubuh yang baik, dan diet. 6 Excercise atau latihan fisik yang dilakukan dapat berupa latihan peregangan, seperti gerakan pada senam ergonomik. 7 Peregangan (stretching) adalah suatu bentuk latihan fisik pada sekelompok otot tendon untuk melenturkan otot, meningkatkan elastisitas, dan memperoleh kenyamanan pada otot. Peregangan juga digunakan sebagai terapi untuk mengurangi atau meringankan kram dengan hasil berupa peningkatan fleksibilitas, peningkatan kontrol otot, dan rentang gerak sendi. 8 Berdasarkan uraian diatas penulis ingin meneliti apakah dengan dilakukannya stretching dapat menurunkan kadar asam laktat pada pekerja bagian produksi di PT.X Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi? 2. METODE PENELITIAN 2.1. Subjek dan Materi Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan rancangan acak lengkap dua arah. Desain acak lengkap adalah desain dimana perlakuan dengan faktor tunggal dicobakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen atau sebaliknya. Hal ini bisa dilakukan apabila unit-unit dan lokasi eksperimen keadaannya homogen. 11 Dalam hal ini asam laktat tiap subjek haruslah relatif sama oleh sebab itu dilakukan pretest untuk pengukuran asam laktat sebelum diberikan perlakuan, kemudian setelah perlakuan selama 4 minggu akan dilakukan kembali pengukuran kadar asam laktat (posttest). 2.2. Pengembangan Instrumen dan Prosedure Pengumpulan Data Perlakuan yang dicobakan yaitu stretching dengan rancangan acak lengkap dua arah, kelompok 1 adalah kelompok kontrol tanpa perlakuan, kelompok 2 perlakuan stretching. Pengukuran asam laktat dilakukan pada hari jum at jam 13.00 WIB kemudiah setelah empat minggu dilakukan perlakuan maka kembali dilakukan pengukuran asam laktat pada hari jum at jam 13.00 WIB. Pengukuran kadar asam laktat menggunakan Accutrend Plus dengan cara meneteskan darah ujung jari pada strip. Pengumpulan data menggunakan lembar pertanyaan dengan wawancara dan observasi. 2.3. Pengolahan Data dan Analisis Data Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan yaitu uji t, sedangkan perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah menggunkan uji wilcoxon pada program SPSS 22, kemudian hasil pengukuran asam laktat dibandingkan dengan berbagai referensi seperti buku dan hasil penelitian terdahulu.

Dewita 127 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Karakteristik Responden Sebagian besar responden berumur 30 tahun yaitu sebesar 62,5%. Usia paling rendah subjek yaitu 19 tahun. Jenis pekerjaan subjek tertinggi dengan persentase 50,0% yaitu pekerja bagian operator, 25% adalah pekerja bagian penjemuran, 18,8% adalah pengawas produksi dan sisanya 2% adalah pekerja bagian logistik. Otot yang digunakan pada pekerjaan ini yaitu otot lengan, otot punggung, otot leher, dan otot pada kaki. Subjek dengan kategori perokok berat sebanyak 56,3%, perokok sedang 28,1%, perokok ringan 15,6%. Sebanyak 56,3% subjek melakukan olah raga pada waktu luang setelah bekerja. 3.2. Penurunan kadar asam laktat berdasarkan intervensi Tabel 1 Perbandingan kadar asam laktat sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan berdasarkan kelompok subjek di PT.X Tahun 2017 Kelompok N Rata-rata Kadar Asam Laktat Pre-test SD Post-test SD Selisih Stretching 16 2,913 0,4064 2,238 0,4334 0,675 Kontrol 16 2,944 0,4366 2,844 0,5773 0,1 Tabel 2 Hasil Uji t test Kadar Asam Laktat sebelum dan sesudah antara kelompok Pada Subjek di PT.X Tahun 2017 Kadar Asam Laktat Stretching N Mean S.D Sig Pre-test ya 16 2,913 0,4064 Tidak 16 2,944 0,4366 Post-test ya 16 2,238 0,4334 tidak 16 3,844 0,5773 0,002 Rata-rata kadar asam laktat sebelum melakukan stretching yaitu 2,913 mmol/l (standar deviasi 0,4064) setelah melakukan stretching terjadi penurunan kadar asam laktat yaitu 2,238 mmol/l (standar deviasi 0,4334) dengan selisih sebesar 0,675 mmol/l. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar asam laktat sebesasr 0,1 mmol/l. Ada pengaruh interaksi stretching dan senam ergonomik terhadap penurunan kadar asam laktat pada subjek yang dibuktikan oleh P- Value 0,002 atau α <0,05. 3.3. Penurunan skala nyeri Setelah Intervensi Tabel 3 Hasil Uji tentang Pengaruh Senam Ergonomik dan Stretching Terhadap Skala Nyeri Pada Subjek di PT.X Tahun 2017 Skala Nyeri Kelompok Perlakuan N Pre-test Post-test Sig Median Min-maks Median Min-maks Stretching 16 6,00 6-8 2,00 1-5 0,011 Kontrol 16 5,50 1-8 6,00 3-7 0,257 Nilai median skala nyeri sebelum pelaksanaan stretching adalah 6,00 (minimal 6 maksimal 8) kemudiah setelah pelaksanaan stretching nilai median skala nyeri turun menjadi 2,00 ( minimal 1-maksimal 5). Namun terjadi peningkatan skala nyeri pada kelompok kontrol yaitu Jurnal Kreatif Industri (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina Batam

128 Pengaruh Streching terhadap Penurunan Asam Laktat pada Pekerja Produksi di PT X. nilai median skala nyeri pre-test 5,5 (minimal 1 - maksimal 8) namun pada saat post-test nilai median skala nyeri meningkat menjadi 6 (minimal 3 maksimal 7). Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai signifikansi pada seluruh kelompok perlakuan dengan P-value <0,05, yang berarti bahwa terdapat perbedaan skala nyeri pada subjek antara sebelum dan sesudah perlakuan. 3.4. Pembahasan 3.4.1. Stretching Setelah melakukan stretching selama 4 (empat) minggu terjadi penurunan kadar asam laktat sebesar 0,675 mmol/l. Terdapat perbedaan antara perlakuan stretching dan tanpa perlakuan terhadap penurunan kadar asam laktat dengan P-value 0,002 yang berarti bahwa terdapat pengaruh perlakuan stretching terhadap penurunan kadar asam laktat. Penurunan rata-rata kadar asam laktat pada kelompok stretching sebesar 0,675 mmol/l. Stretching dapat menurunkan kadar asam laktat 0,675 mmol/l dengan pelaksanaan latihan selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan kadar laktat darah pada pemulihan aktif. Hasil ini sesuai dengan teori dasar yang mengatakan bahwa aktivitas sederhana membantu sirkulasi darah, dalam hal ini mempercepat perpindahan asam laktat dari otot ke hati untuk selanjutnya diubah menjadi glukosa melalui siklus cori. Pemulihan dengan intensitas rendah setelah beraktivitas berat ataupun bekerja dengan kondisi otot statis, secara signifikan mengurangi akumulasi asam laktat dan meningkatkan pemulihan otot. Stretching merupakan komponen kebutuhan yang penting sekali dalam kehidupan seharihari seseorang, karena dengan stretching membantu melancarkan oksigen keseluruh tubuh dengan baik. 17 Sehingga dapat mencegah akumulasi sisa metabolisme / asam laktat. Mekanisme pemulihan laktat dari darah dan otot sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan setelah aktivitas maksimalnya. 18 Penyingkiran asam laktat darah akan berlangsung lebih cepat apabila proses pemulihan dilakukan dengan istirahat aktif, yaitu melakukan aktivitas ringan atau sedang. Pemulihan laktat yang penting adalah meningkatkan aliran darah, meningkatkan cardiac output, meningkatkan transport laktat, sehingga cepat membentuk energi kembali. 19 Pada teorinya stretching dapat dijadikan sebagai bentuk terapi latihan yang ditujukan untuk meregangkan otot yang mengalami kekakuan akibat pembebanan yang terus menerus. 7 Stretching merupakan komponen kebutuhan yang penting sekali dalam kehidupan sehari-hari seseorang, karena dengan stretching membantu melancarkan oksigen keseluruh tubuh dengan baik. 17 Sehingga dapat dapat mencegah akumulasi sisa metabolisme / asam laktat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Entianopa, yang menyatakan terdapat perbedaan kadar asam laktat yang signifikan antara kelompok yang melakukan stretching selama 1 bulan dibandingkan dengan kelompok kontrol. 21 Penurunan kadar asam laktat yang sedikit dapat disebabkan oleh faktor umur subjek sebagian besar 30 tahun. Pada kelompok umur lebih dari 30 tahun terjadi penurunan ambilan oksigen di dalam paru dan kemampuan otot yang semakin berkurang sedangkan pekerjaan yang dilakukan memerlukan beban otot yang kontinyu, pada pelaksaan stretching memerlukan oksigen sehingga dengan ombilan oksigen yang minim maka proses perubahan kadar asam laktat menjadi energi dan H 2 O tidak sempurna dibandingkan dengan kelompok umur dibawah 30 tahun. Bertambahnya umur setelah sesorang mencapai puncak kekuatan fisik (25 tahun) akan diikuti penurunan VO 2 max. VO 2 max adalah jumlah maksimum oksigen yang seseorang dapatkan selama kerja fisik sambil menghirup udara. 12 Pada kondisi pasokan oksigen kurang ini, reoksidasi terhadap NADH yang terbentuk dari NAD+ saat glikolisis akan terganggu. Dalam keadaan ini, NADH direoksidasi melalui perangkaian dengan proses reduksi piruvat menjadi laktat melalui jalur anaerob dengan menambahkan dua atom hidrogen untuk membentuk asam laktat. 13 selain itu istirahat aktif yang dilakukan berupa stretching hanya dilakukan pada saat

Dewita 129 setelah bekerja sesi pertama saja sedangkan setelah pekerjaan sesi kedua tidak dilakukan istirahat aktif kembali. 3.4.2. Dampaknya Terhadap Nyeri Otot Penurunan kadar asam laktat dalam darah pada subjek penelitian diikuti oleh penurunan skala nyeri yang signifikan yang dirasakan oleh subjek. Latihan fisik melatih otot-otot skeletal dan otot-otot jantung, sehingga meningkatkan kapasitas metabolik dan fungsional otot skeletal, metabolisme aerob, respon perifer meningkat dan beban kerja jantung menurun. Peningkatan kekuatan otot jantung akan meningkatkan cardiac output yang meningkatkan suplai oksigen kejaringan. Meningkatnya pasokan oksigen ke jaringan dalam tubuh maka sirkulasi darah menjadi lancar sehingga penimbunan asam laktat di dalam tubuh tidak terjadi dan tidak menimbulkan nyeri otot. 10 Penurunan skala nyeri pada kelompok stretching ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Entianopa yang menyatakan bahwa terdapat penurunan skala nyeri yang signifikan pada pemetik teh setelah rutin melakukan stretching selama 1 bulan. 21 Latihan fisik melatih otot-otot skeletal dan otot-otot jantung, sehingga meningkatkan kapasitas metabolik dan fungsional otot skeletal, metabolisme aerob, respon perifer meningkat dan beban kerja jantung menurun. Peningkatan kekuatan otot jantung akan meningkatkan cardiac output yang meningkatkan suplai oksigen kejaringan. Meningkatnya pasokan oksigen ke jaringan dalam tubuh maka sirkulasi darah menjadi lancar sehingga penimbunan asam laktat di dalam tubuh tidak terjadi dan tidak menimbulkan nyeri otot. 10 4. SIMPULAN Subjek yang berumur 30 tahun sebanyak 62,5%, subjek dengan kebiasaan merokok berat 56,3%, subjek yang melakukan olah raga diwaktu luang 56,3%, pekerjaan yang dilakukan subjek pada proses produksi bervariasi dan dengan beban kerja yang bervariasi pula. Melakukan stretching dapat menurunkan kadar asam laktat dalam darah sebesar 0,675 mmol/l secara statistik penurunan ini bermakna (P-Value 0,002). Melakukan stretching dapat menurunkan skala nyeri yang dirasakan dengan signifikan (P-Value <0,011). UCAPAN TERIMAKASIH Rasa syukur atas limpahan rahmat dan karunia-nya peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Dalam penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, dan sewajarnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ketua STIKes Ibnu Sina, Fitri Sari Dewi, SKM, M.KKK dan keluarga tercinta yang telah mendukung sepenuhnya DAFTAR PUSTAKA 1. Harianto R. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC; 2010. 2. Nurmianto E. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: Surabaya Guna Widya; 2004. 3. Mushthofa A, Adi A, Dewi A, Sujoso P, Prasetyowati I. Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan Muskuloskeletal Akibat Kerja ( The Relationship Between Individual Characteristics and Manual Material Handling With Musculosceletal Complaints Due To Work ). e-jurnal Pustaka Kesehat. 2014;2(2):271 6. 4. Ramdan IM, Laksmono TB. Determinan Keluhan Muskuloskeletal pada Tenaga Kerja Wanita. J Kesehat Masy Nas. 2012;7:169 72. Jurnal Kreatif Industri (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina Batam

130 Pengaruh Streching terhadap Penurunan Asam Laktat pada Pekerja Produksi di PT X. 5. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci. Kabupaten Kerinci Dalam Angka 2016. Kabupaten Kerinci; 2016. 6. Wulandari R. Perbedaan Tingkat Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Pembuat Teralis Sebelum Dan Sesudah Pemberian Edukasi Peregangan Di Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap. Nasional. 2013;2:8. 7. Andari FN. Pengaruh Peregangan Senam Ergonomis terhadap Skor Nyeri Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Pembuat Kaleng Alumunium. 2012;19 26. 8. Weerapong P. Stretching : the mechanisms and benefits for sport performance and injury prevention. Phys Ther Rev [Internet]. 2004;9(4):189 206. Available from: https://www.researchgate.net/publication/233686755_stretching_mechanisms_and_benefi ts_for_sport_performance_and_injury_prevention 9. Wratsongko M. Pedoman Sehat Tanpa Obat, Senam Ergonomik dan Pijat Getar Saraf. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo; 2006. 10. Hall ACG and JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapore: Elsevier; 2016. 11. Suwanda. Desain Eksperimen Untuk Penelitian Ilmiah. Bandung: Alfabeta; 2011. 12. Tarwaka. Ergonomi Indutri: Dasar-Dasar Ergonomi dan Implementasi di Tempat Kerja. II. Surakarta: Harapan Press Surakarta; 2015. 13. Welis W. Perubahan Kadar Laktat, FFA Serum, dan MDA Setelah Lari 5 KM. Ilmu Keolahragan dan Pendidik Jasm. 2012;18:97 108. 14. Sudiana IK. Dampak Adaptasi Lingkungan Terhadap Perubahan Fisiologis. Semin Nas FMIPA UNDIKSHA III. 2013;211 8. 15. Lee C-L, Chang W-D. The effects of cigarette smoking on aerobic and anaerobic capacity and heart rate variability among female university students. Int J Womens Health [Internet]. 2013;5:667 79. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/24204174 16. Kardjono. Modul Mata Kuliah Pembinaan Kondisi Fisik. 2008;1 52. 17. Martin S. Stretching. Dorling Kindersley Limited; 2005. 18. Weltman AL. Repeated Bouts of Exercise Alter the Blood Lactate RPE Relation. Med Sci Sport Exerc. 1998;30(7):1113 7. 19. Widiyanto. Latihan Fisik dan Asam Laktat. MEDIKORA. 2007;III(1):61 79. 20. Huriah T. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Dan Kekuatan Otot Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. 2014; 21. Entianopa. Pengaruh Stretching Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Pemetik Teh PTPN VI Unit Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Universitas Diponegoro; 2016 22. Bora, M. Ansyar. "Larisang.(2014)." Modul Praktek Analisa Dan Pengukuran Kerja. 23. Setyabudhi, Albertus Laurensius. "Analisa Proses Produksi Ordner dengan Perhitungan Waktu Tunggu." Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI 1, no. 01 (2016).