Jurnal Manajemen Volume 4 Nomor 1 (2018) p ISSN : Januari Juni 2018 e - ISSN : JURNAL MANAJEMEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun Piaget

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ANGGARAN PARTISIPATIF PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Pada Tiga Universitas Swasta Di Daerah Istimewa Yogyakarta)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dalam proposisi penelitian ini bertujuan untuk. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sasaran tersebut. Rencana yang disusun secara kuantitatif umunya dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, perusahaan profit oriented maupun non-profit

Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, setiap perusahaan harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis saat ini begitu pesat, kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep dan Peranan Anggaran. dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran.

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

RPSEP-32 IMPLIKASI FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI DALAM PENINGKATAN PRESTASI KERJA STAF EDUKATIF PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ)

BAB I PENDAHULUAN. juga terdapat gambaran secara umum maksud dan arah penelitian yang akan dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi anggaran merupakan salah satu pendekatan buttom-up dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

KATA PENGANTAR. rahmat, taufik dan hidayah-nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENJELASAN TENTANG ANGGARAN

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

PERAN MANAJEMEN KINERJA DAN IMBALAN/KOMPENSASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAN MENUMBUHKAN PERFORMANCE SUMBER DAYA MANUSIA

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

KUESIONER. Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan, yang saya harapkan Bapak/Ibu. bersedia untuk mengisinya. Bapak/Ibu cukup mengisikan data diri dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Identitas Responden. 1. Jabatan di perusahaan ini sebagai. 5. Posisi di perusahaan :.. Manajer tingkat bawah ( manager lini)

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pelatihan Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Mohon Anda menjawab pertanyaan ini dengan memberi tanda ( v ) dari pilihan jawaban.

Transkripsi:

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL ORGANISASI Mitha Christina Ginting Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Februari 2018 Disetujui April 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Keywords: Anggaran; Penganggaran Partisipatif; kinerja manajerial PENDAHULUAN Pengendalian merupakan suatu proses mengevaluasi dan melihat ke belakang, memutuskan apa yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkan dengan perencanaan yang ada dalam anggaran. Anggaran organisasi dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan kerja dan arahan penggunaan sumberdaya dalam rangka pencapaian target tertentu, sarana komunikasi dan koordinasi antara karyawan/ pegawai yang meliputi suatu periode waktu tertentu. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Untuk menyiapkan sebuah anggaran, rencana strategis haruslah dikembangkan untuk aktivitas dan JURNAL MANAJEMEN Open access available at Abstrak Pengendalian merupakan suatu proses mengevaluasi dan melihat ke belakang, memutuskan apa yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkan dengan perencanaan yang ada dalam anggaran. Hubungan antara anggaran dan rencana strategis membantu manajemen untuk memastikan bahwa semua perhatian tidak terfokus pada operasional jangka pendek, tetapi juga pada kinerja manajerial secara jangka panjang. Partisipasi anggaran dapat menghasilkan informasi yang lebih baik, karena memberi kesempatan atasan untuk mendapatkan akses informasi sebenarnya pada bawahan. Melalui partisipasi anggaran diharapkan dapat membantu dalam peningkatan kinerja manajerial yang berkesinambungan. operasi di masa depan. Strategi tersebut juga dapat digunakan ke dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Hubungan antara anggaran dan rencana strategis membantu manajemen untuk memastikan bahwa semua perhatian tidak terfokus pada operasional jangka pendek. Hal ini penting karena anggaran, sebagai rencana satu periode memiliki sifat untuk jangka pendek. Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan melibatkan berbagai pihak baik manajer tingkat atas maupun manajer tingkat bawah, yang akan mempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternatif dari tujuan anggaran. Proses penyusunan anggaran mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk top-down dan bottom-up. Dalam anggaran top down, manajer senior menyusun dan 23

Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 1 (23-33) p ISSN : 2301-6256 Ginting (2018) e - ISSN : 2615-1928 menetapkan anggaran, tanpa partisipasi manajemen bawah. Anggaran bentuk top down seringkali dianggap tidak efektif karena dilihat dari ketidakikutsertaan para manajer lini dalam pembuatan anggaran perusahaan. Sedangkan anggaran bentuk bottom up merupakan suatu model anggaran yang membutuhkan partisipasi aktif dari semua manajer. Anggaran bentuk bottom up seringkali disebut dengan anggaran partisipasi (budget participation). Partisipasi yang terlalu besar dan tidak terkontrol dari manajemen bawah, dapat menyebabkan kemungkinan timbulnya perilaku yang merugikan (disfunctional behaviour), seperti target yang disusun terlalu mudah untuk dicapai sehingga tidak dapat dijadikan standar dan alat motivasi yang baik. Proses partisipasi anggaran yang efektif dilakukan dengan menggabungkan ke dua bentuk anggaran dimana manajemen tingkat bawah dapat menyusun dan mengajukan anggarannya (bottom up), namun tetap dikendalikan dan mengikuti aturan yang ditentukan oleh manajemen puncak (top up). Efektivitas pelaksanaan anggaran terwujud bila didukung oleh orang-orang yaitu manajer dan karyawan yang ada di dalam perusahaan. Para manajer dan karyawan secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri mempunyai kepentingan terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan partisipasi anggaran untuk menentukan seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh manajer dalam proses anggaran. Dengan menyusun anggaran secara partisipasi, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dengan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunan anggaran sehingga kinerja manajer akan meningkat. Kinerja para manajer dinilai berdasar efisiensi pelaksanaan anggaran dalam pencapaian target anggaran sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja. Agar penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan secara objektif, maka perlu adanya indikator kinerja untuk tolak ukur dalam pencapaian program yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi tentang efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan output yang berkualitas, membandingkan hasil kerja dengan rencana kerja, serta menunjukkan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Mekanisme Penyusunan Anggaran Sebelum anggaran dikeluarkan dan disetujui, anggaran harus disusun dengan mekanisme yang tepat, diantaranya sebagai berikut: 1. Perencanaan, yaitu tahap ini merupakan suatu tindakan yang melihat jauh ke depan yang bertujuan untuk mencapai hasil atau sasaran yang ditetapkan dengan cara ekonomis, efektif dan efisien. Dalam tahap ini, manajemen puncak memutuskan suatu rencana yang mencakup sasaran usaha dan program kerja secara luas. 2. Perkiraan, yaitu tahap ini merupakan tahapan dari penyusunan anggaran, yaitu 24 JANUARI JUNI 2018 STIE LMII MEDAN

perkiraan pendapatan dan biaya sesuai dengan sasaran dan program kerja di atas yang ditaksir oleh para kepala pusat pertanggungjawaban operasi. 3. Penyesuaian, yaitu dalam tahap ini tingkatan manajemen atas dan mempelajari anggaran tersebut, mendiskusikan, dan mengadakan penyesuaian bila perlu dan menyetujui hasil tahap perencanaan serta tahap perkiraan di atas. Selain itu, pada tahap ini juga harus disesuaikan antara jumlah anggaran dengan jumlah kebutuhan yang akan dibutuhkan oleh perusahaan. 4. Implementasi, yaitu tahap ini merupakan tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui guna mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu pada tahap ini juga, yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen. 5. Realisasi dan Evaluasi, yaitu setelah pelaksanaan anggaran, secara periodik perlu diadakan evaluasi dengan membandingkan anggarannya dengan realisasinya serta mengadakan tindak perbaikan untuk periode berikutnya. Jika pada tahap implementasi telah didukung oleh sistem yang baik, maka diharapkan pada tahap evaluasi tidak akan menemukan banyak masalah. Pendekatan Dalam Penyusunan Anggaran Anthony dan Govindrajan (2012) menyatakan bahwa Terdapat dua pendekatan utama dalam penyusunan anggaran, yaitu pendekatan dariatas ke bawah (top-down approach).dan pendekatan dari bawah ke atas (bottomup approach). Pendekatan lain merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu pendekatan partisipasi. Pada pendekatan dari atas ke bawah, anggaran yang harus dilaksanakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban ditetapkan oleh manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini antara lain adalah proses anggaran yang membutuhkan waktu yang lebih hemat, dukungan kuat dari manajemen puncak (top management) dalam pengembangan anggaran serta prosesnya menjadi lebih mudah dikendalikan oleh manajemen puncak. Sedangkan kelemahanya adalah kurangnya komitmen dari para pelaksana anggaran tersebut. Pendekatan ini biasanya diterapkan pada organisasi yang memiliki struktur tersentralisasi. Dalam pendekatan dari bawah ke atas, para manajer pusat pertanggungjawaban sebagai pelaksana anggaran mengajukan usul untuk ditelah dan dinegosiasikan dengan manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini bahwa partisipasi terlalu sering menimbulkan konflik dan akan memakan waktu yang panjang dalam prosesnya. Bila yang diusulkan para manajer pusat pertanggungjawaban tidak dikendalikan secara seksama oleh manajemen puncak, maka target anggaran mungkin tidak sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Pendekatan partisipasi adalah gabungan dari pendekatan top down dan pendekatan bottom up. Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif 25

Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 1 (23-33) p ISSN : 2301-6256 Ginting (2018) e - ISSN : 2615-1928 karena kerjasama dan interaksi antar manajemen puncak dengan manajemen pusat pertanggungjawaban dalam menyusun anggaran akan menghasilkan anggaran yang benar-benar mendapat dukungan dari kedua belah pihak sehingga diharapkan ada komitmen yang kuat untuk melaksanakanya. Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban yang ada dengan berpedoman pada tujuan, strategi dan kebijakan pokok yang telah ditetapkan. Kelemahan pendekatan top down dan bottom up dapat dikurangi sehingga bawahan akan merasa dirinya diperhitungkan dan efektivitas pelaksanaan yang lebih terjamin. Proses Penyusunaan Anggaran Proses penyusunan anggaran biasanya dimulai ketika manajer menerima hasil forecast ekonomi dan sasaran-sasaran untuk tahun atau periode yang akan datang dari manajemen puncak dan inilah yang dijadikan pedoman untuk penyusunan anggaran. Dalam beberapa perusahaan, anggaran disusun oleh para manajer puncak tanpa atau sedikit konsultasi dengan manajer-manajer tingkat bawah. Tetapi sebagian perusahaan, anggaran disiapkan, paling tidak permulaan oleh para karyawan yang harus melakukan kegiatan. Anggaran kemudian dikirim ke atas untuk dimintakan persetujuan atasan. Penyusunan anggaran bottom-up ini mempunyai banyak kebaikan organisasi, yaitu antara lain anggaran lebih realistis, menaikkan partisipasi, moral dan kepuasan kerja karyawan dan sebagainya. Bagaimanapun juga, penyusunan anggaran merupakan tanggungjawab manajer lini, yang mungkin mendapatkan bantuan informasi dan teknis dari staf kelompok perencanaan atau departemen anggaran. Selama proses penyusunan anggaran, sumberdaya-sumberdaya organisasi dialokasikan, dan para manajer mungkin merasa takut bahwa mereka tidak akan diberi bagian yang adil. Pemikiran dasar dalam memahami manusia adalah keyakinan bahwa partisipasi berpotensi besar mengatasi masalah dalam suatu organisasi. Peningkatan produktivitas timbul atas adanya kebebasan dalam menciptakan suatu iklim yang memungkinkan para anggota berpartisipasi penuh dalam proses pengambilan keputusan. Pada gilirannya, para individu yang berpartisipasi menghargai tanggungjawab yang diberikan pada mereka, sehingga moral menjadi tinggi dan motivasi bertambah. Pengertian Partisipasi Anggaran Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap, mereka yang membuatnya. Partisipasi memberi dampak positif terhadap perilaku karyawan, meningkatkan kualitas dan kuantitas serta meningkatkan kerjasama diantara para karyawan. Dalam hal ini, besarnya partisipasi atau keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan tergantung kepada keputusan manajemen perusahaan. Menurut Purwanti dan Prawironegoro (2010) mengemukakan bahwa: Penganggaran adalah proses penyusunan anggaran, yang dimulai dengan pembuatan panitia,pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiaptiap seksi bagian, divisi, penyusunansecara menyeluruh merevisi, dan mengajukan kepada pimpinan 26 JANUARI JUNI 2018 STIE LMII MEDAN

puncak untuk disetujui dan dilaksanakan.i Definisi partisipasi anggaran secara terperinci yaitu: 1. Sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para pengurus. 2. Alasan-alasan pihak manajer pada saat anggaran diproses. 3. Keinginan memberikan partisipasi anggaran kepada pihak manajer tanpa diminta. 4. Sejauh mana manajer mempunyai pengaruh dalam anggaran akhir. 5. Kepentingan manajer dalam partisipasinya terhadap anggaran. 6. Anggaran didiskusikan antara pihak manajer puncak dengan para manajer pusat pertanggungjawaban pada saat anggaran disusun. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggaran merupakan kerjasama dari seluruh tingkatan organisasi untuk menyusun anggaran. Dimana manajer puncak biasanya kurang mengetahui kegiatan sehari-hari, sehingga diperlukan informasi atau anggaran yang lebih rinci dari bawahannya, di sisi lain manajer puncak mempunyai pandangan yang lebih luas atas perusahaan secara keseluruhan yang sangat vital dalam pembuatan kebijakan secara umum. Partisipasi memberikan manfaat yang sangat besar dalam penyusunan anggaran, dimana dengan diterapkannya anggaran partisipatif manajer tingkat bawah merasa lebih bertanggungjawab atas sasaran dan strategi yang dihasilkan dalam anggaran serta akan menghasilkan kreativitas. Untuk mengukur partisipasi anggaran ini menggunakan indikatorindikator yang yang meliputi: 1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran. 2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran. 3. Kebutuhan memberikan pendapat. 4. Kerelaan dalam memberikan pendapat. 5. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir. 6. Seringnya atasan meminta pendapat atau usulan saat anggaran sedang disusun. Keunggulan Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran. Sistem anggaran memberikan beberapa keuntungan bagi organisasi. Kelebihan dari sistem penganggaran ialah memaksa manajer untuk membuat rencana masa depan, memberikan informasi sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, sebagai standar bagi evaluasi kinerja, meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Selain itu kegiatan ini juga memotivasi manajer untuk mengembangkan arah bagi organisasi, meramalkan kesulitan, mengembangkan kebijakan masa depan dan memperbaiki pembuatan keputusan. Partisipasi anggaran dapat menghasilkan informasi yang lebih baik, karena memberi kesempatan atasan untuk mendapatkan akses informasi sebenarnya pada bawahan. Dalam partisipasi anggaran terdapat dua keunggulan yaitu: 1. Tujuan anggaran akan dapat lebih mudah diterima apabila anggaran tersebut berada di bawah pengawasan manajer. 2. Penganggaran partisipasi menghasilkan pertukaran informasi yang efektif antara 27

Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 1 (23-33) p ISSN : 2301-6256 Ginting (2018) e - ISSN : 2615-1928 pembuat anggaran dan pelaksana anggaran yang dekat dengan produk dan pasar. Kelemahan Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Menurut Hansen dan Mowen (2006), anggaran partisipatif memiliki tiga potensi maslah yaitu: 1. Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. 2. Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai menutupi anggaran). 3. Partisipasi semu. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai kelemahan partisipasi dalam penyusunan anggaran. 1. Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau rendah Beberapa manajer mungkin cenderung untuk mempersiapkan anggaran terlalu tinggi atau terlalu ketat. Oleh karena tujuan yang dianggarkan cenderung menjadi tujuan manajer saat mempersiapkan anggaran dapat mengakibatkan penurunan tingkat kinerja. Jika tujuan terlalu mudah dicapai, seorang manajer dapat kehilangan minat dan kinerja bisa jadi benarbenar turun. Begitu juga dengan persiapan anggaran yang terlalu ketat memastikan kegagalan untuk mencapai standar dan membuat frustasi manajer. 2. Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai menutupi anggaran) Kelonggaran anggaran (budgetary slack) atau menutup anggaran muncul ketika seorang manajer dengan sengaja memperkirakan pendapatan rendah atau menaikkan biaya. Manajemen puncak seharusnya berhati-hati dalam meninjau anggaran yang diajukan oleh para manajer tingkat bawah dan menyediakan input, jika dibutuhkan untuk menurunkan kemungkinan adanya kelonggaran dalam anggaran. 3. Partisipasi semu Partisipasi semu muncul ketika manajemen puncak menerapkan pengendalian total atas proses penganggaran, sehingga hanya mencari partisipasi palsu dari manajer tingkat bawah. Manjemen puncak hanya mendapatkan persetujuan formal anggaran dari para manajer tingkat bawah, bukan untuk mencari input sebenarnya. Pengertian Kinerja Manajerial Kinerja menjadi gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi. Semakin baik kinerja manajer dalam perusahaan, maka tujuan perusahaan akan semakin cepat tercapai, sebaliknya semakin rendah kinerja manajer maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerja terhadap sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi tentang efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan output yang berkualitas, membandingkan hasil kerja dengan rencana kerja, serta menunjukkan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. 28 JANUARI JUNI 2018 STIE LMII MEDAN

Menurut Amstrong dan Baron dalam Wibowo (2009), Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Dengan kata lain, kinerja manajerial merupakan hasil kerja dari individu dalam organisasi yang melaksanakan tugas-tugas manajerial. Kinerja menunjukan seberapa besar kemampuan setiap level manajemen dalam membangun perusahaan dan meningkatkan produktivitas baik dari segi kinerja kualitas sumberdaya manusia maupun kinerja keuangan. Pada akhirnya kinerja manajerial menjadi penilaian bagi manajemen dalam hal bonus, kenaikan gaji dan promosi Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam teori manajemen klasik yaitu: 1. Perencanaan adalah kemampuan dalam penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sehingga sesuai dengan sasarn yang telah ditetapkan. 2. Investigasi adalah kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan. 3. Koordinasi adalah proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian lain dalam organisasi melalui tukar menukar informasi yang dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja. 4. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh manajer terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan. 5. Pengawasan adalah penilaian untuk mendapatkan keyakinan bahwa sebuah perencanaan, pengkoordinasian, penyusunan personalia dan pengarahan telah berjalan secara efektif. 6. Pengaturan (Staffing) adalah kemampuan manajerial untuk mempertahankan angkatan kerja, melakukan perekrutan karyawan, melakukan wawancara, memilih karyawan baru dan menempatkan pada bagian yang sesuai, mempromosikan dan memutasi pegawai. 7. Negosiasi adalah faktor yang penting bagi seorang manajer untuk memahami perilaku agar dapat menangani karyawan secara efektif. Disamping itu, komunikasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi yang sangat dibutuhkan seorang manajer dalam pengambilan keputusan. 8. Perwakilan adalah menciptakan hubungan dan menggunakan pendekatan kontijensi dalam pencapaian tujuan organisasi, karena ia dapat menjadi wakil unit kerjanya dan dapat mewakili organisasi secara keseluruhan 29

Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 1 (23-33) p ISSN : 2301-6256 Ginting (2018) e - ISSN : 2615-1928 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah suatu proses mencatat dan mengukur pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian sasaran, tujuan, visi, dan misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengukuran kinerja juga berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang sebenarnya terjadi. Rudianto (2009) mengatakan bahwa Pengukuran hasil kerja para manajer perusahaan inilah yang disebut dengan penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat pengukuran kinerja dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu alat ukur kinerja keuangan dan alat ukur kinerja non keuangan. Banyak organisasi lebih memfokuskan pengukuran kinerja organisasi pada ukuran finansial atau keuangan saja seperti profitabilitas atau selisih biaya karena informasi atau data tentang keuangan sudah tersedia dalam organisasi. Selain kemudahan memperoleh data, pengukuran keuangan juga sederhana dan mudah dihitung dan pentingnya pengukuran kinerja non keuangan disebabkan karena organisasi menghadapi perubahan lingkungan secara cepat. Kinerja suatu organisasi, baik yang bergerak di bidang yang berorentasi mencari keuntungan, organisasi pemerintah atau organisasi pendidikan semuanya tergantung kinerja dari peserta organisasi yang bersangkutan. Meskipun setiap organisasi memiliki ragam tujuan yang berbeda dinilai berkinerja baik bila meraih keberhasilan. Dan hal ini disebabkan etos kerja dalam bentuk kinerja karyawan sebagai pelaku organisasi yang baik. Keberhasilan organisasi dengan ragam kinerja tergantung kepada kinerja para peserta organisasi yang bersangkutan. Unsur manusialah yang memegang peranan sangat penting dan menentukan keberhasilan mencapai tujuan organisasi. Di dalam organisasi di kenal tiga jenis kinerja yaitu : a) Kinerja strategik Kinerja strategik biasanya berkaitan dengan strategi dalam penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan lingkungannya dan kemampuan di mana suatu organisasi berada. Biasanya kebijakan strategik dipegang oleh top manajer pihak luar, dan juga kinerja strategik harus mampu membuat visi kedepan tentang kondisi makro ekonomi negara yang berpengaruh pada kelangsungan organisasi. b) Kinerja administratif Kinerja administratif berkaitan dengan kinerja administrasi organisasi. Termasuk di dalamnya tentang struktur administratif yang mengatur hubungan otoritas (wewenang) dan tanggung jawab dari orang yang menduduki jabatan atau bekerja pada unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi. Di samping itu, kinerja administratif berkaitan dengan kinerja dari mekanisme aliran informasi antara unit kerja dalam 30 JANUARI JUNI 2018 STIE LMII MEDAN

organisasi, agar tercapai sinkronisainsi kerja antar unit kerja. c) Kinerja Operasional Kinerja operasional berkaitan dengan efektifitas penggunaan setiap sumber daya yang dimiliki dan digunakan organisasi. Kemampuan mencapai efektifitas penggunaan sumber daya (modal, bahan baku, teknologi dan lainlain) tergantung kepada sumber daya manusia yang mengerjakan. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan faktor penting untuk suksesnya manajemen kinerja karena mencerminkan secara langsung rencana strategi organisansi, meskipun evaluasi atas kinerja tim penting sering keberadaan tim-tim dalam suatupuorganisasi, fokus penilaian kinerja pada sebagian besar perusahaan tetap pada karyawan individu. Menurut Monday (2009), penilaian kinerja adalah sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja tugas individu atau tim. Lepas dari penekanan tersebut, sistem penilaian yang efektif akan mengevaluasi prestasi dan menginisiasi rencana-rencana untuk pengembangan, tujuan dan sasaran. Penilaian kinerja terdiri dari: 1. Kualitas yaitu kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. 2. Kuantitas yaitu merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 3. Ketepatan waktu yaitu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 4. Efektivitas yaitu merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 5. Kemandirian yaitu merupakan tingkat karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya. 6. Komitmen kerja yaitu merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan. Penilaian kinerja memberikan manfaat bagi manajemen, yaitu: 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer atau mutasi, dan pemberhentian. 3. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan. Dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5. Menyediakan surat dasar bagi distribusi penghargaan. 31

Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 1 (23-33) p ISSN : 2301-6256 Ginting (2018) e - ISSN : 2615-1928 Kinerja manajerial Perusahaan Mahoney et al (1963) menyatakan kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial berupa, perencanaan, investasi, koordinasi, pengaturan staf, negoisasi dan lain-lain. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Perusahaan Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja manajerial, antara lain: 1. Faktor pribadi (keahlian, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen). 2. Faktor kepemimpinan (kualitas keberanian atau semangat, pedoman pemberian semangat pada manajer dan pemimpin kelompok organisasi). 3. Faktor tim atau kelompok (sistem pekerjaan dan fasilitas yang disediakan oleh organisasi). 4. Faktor situsional (perubahan dan tekanan dari lingkungan internal eksternal). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Anggaran memiliki fungsi penting dalam mengukur kinerja partisipasi anggaran pada awalnya dilakukan dengan tujuan untuk menghindari perilaku-perilaku disfungsional yang mungkin timbul dari beban anggaran yang harus dipertanggungjawabkan oleh manajer. Dengan demikian anggaran partisipatif diharapkan dapat mencegah pengaruhpengaruh disfungsional tersebut sehingga seharusnya anggaran partisipatif dapat memberikan pengaruh baik terhadap kinerja manajerial. Elemen-elemen penting untuk diperhatikan dalam penganggaran berbasis kinerja adalah: 1. Tujuan yang disepakati dan ukuran pencapaiannya 2. Pengumpulan informasi yang sistematis atau realisasi pencapaian kinerja dapat diandalkan dan konsistensi, sehingga dapat diperbandingkan antara biaya dengan prestasinya. 3. Penyediaan informasi secara terus menerus sehingga dapat digunakan dalam manajemen perencanaan, pemrograman, penganggaran, dan evaluasi. Kondisi yang harus dipersiapkan sebagai faktor pemicu keberhasilan implementasi penggunaan anggaran berbasis kinerja, yaitu: 1. Kemampuan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi. 2. Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang, waktu, dan uang) 3. Penghargaan dan sanksi yang jelas 4. Keinginan yang kuat untuk berhasil Anggaran merupakan pernyataan mengenai apa yang diharapkan, direncanakan atau diperkirakan terjadi dalam periode tertentu pada masa yang akan datang. Anggaran sebagai suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter atau satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Proses penyusunan anggaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan 32 JANUARI JUNI 2018 STIE LMII MEDAN

dan melibatkan berbagai pihak. Secara garis besar penyusunan anggaran dibagi atas tiga jenis yaitu, penyusunan anggaran dari atas ke bawah, dari bawah ke atas dan kombinasi dari antara kedua tersebut atau sering juga disebut anggaran partisipatif. Anggaran partisipatif memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran partisipatif akan mendorong serta dapat meningkatkan kinerja para manajer tingkat bawah untuk mencapai target yang telah dibuat dalam anggaran, sehingga manajer merasa bertanggungjawab atas apa yang telah disusun dalam anggaran tersebut. Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa: Bayu Airlangga, Buku Satu, Edisi Kesepuluh: Erlangga, Jakarta, 2008. Purwanti, Ari, Prawironegoro, Darsono Penganggaran Perusahaan: Teknik Mengetahui dan Memahami Penyajian Anggaran Perusahaan Sebagai Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian Aktivitas Bisnis, Edisi Kedua, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010. Rudianto, Penganggaran: Penerbit Erlangga, Jakarta, 2013. Wibowo, Manajemen Kinerja, Edisi Kedua: Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009. Dalam hal ini peningkatan kinerja dapat diukur dengan membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA Anthony and Govindraja, Management Control System: Sistem Pengendalian Manajemen, Alih Bahasa: Kurniawan Tjakrawala dan Krista, Buku Dua, Edisi Kesebelas: Salemba Empat, Jakarta, 2012. Hansen Don. R, Maryane M. Mowen, Management Accounting: Akuntansi Manajemen, Alih Bahasa: Dewi Ftriasari dan Denny Amos Kwary, Buku Satu, Edisi Ketujuh: Salemba Empat, Jakarta, 2006. Mahoney.et al. 1963. Development of Managerial performance: A Research Approach. Cincinnati: South Western Publishing Monday, R. Wayne, Human Resource Management: Manajemen 33