BAB IV ANALISIS FATWA DSN NO 84 / DSN - MUI / XII / 2012 TERHADAP PENERAPAN PEMBIAYAAN MURᾹBAH{AH DI BMT SIDOGIRI CABANG SEPANJANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV KEPATUHAN SYARIAH DALAM MEKANISME PEMBIAYAAN DAN METODE PENGAKUAN MARGIN MURA>BAH}AH PADA KCP BRI SYARIAH SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB III PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN AL QARDH. Pensyaratan adanya jaminan sebelum diadakan pembiayaan diterapkan oleh

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG ULAK KARANG PADANG

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB III SEPANJANG. A. Gambaran Umum BMT Sidogiri Cabang Sepanjang. Guru Tugas (UGT) akan merebaknya praktek riba yang terjadi disekitar

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pembiayaan Pensiunan pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dikenal dengan istilah Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dan KPR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB IV KESESUAIAN ANTARA AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DENGAN FATWA DSN DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG RANTAUPRAPAT.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN UANG MUKA KPR DENGAN AKAD WAKA>LAH. A. Mekanisme Pembiayaan Uang Muka KPR Dengan Akad Waka>lah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

A. Praktik Akad Murabahah dan Wakalah di KJKS BMT Bahtera

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Foto foto penelitian. Wawancara di Bank Muamalat. Wawancara di Bank Muamalat. Cabang Malang tanggal 08 Mei 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Akad Tabungan Mud}a<rabah (MDA) Berjangka

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL

BAB V PENUTUP. kepemilikan emas dengan menggunakan akad Murabahah. Produk kepemilikan

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

Muhammad et al, Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Murabahah Pada BMT UGT Sidogiri Capem Asembagus...

BAB VI PENUTUP. (Akuntansi Murabahah) dan fikih muamalah. Dalam rangka meningkatkan dan

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB III BMT MASLAHAH DAN PELAKSANAAN PEMBIAYAAN QARD{UL H{ASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB I PENDAHULUAN. dana (liabilities), penyaluran dana (asset) berupa pembiayaan, dan jasa-jasa

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9/SEOJK.03/2015

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

BAB III PRAKTIK PENGALIHAN BENDA JAMINAN MILIK ANGGOTA UNTUK JAMINAN HUTANG PIHAK KETIGA YANG DILAKUKAN OLEH KOPERASI SERBA USAHA DUA TIGA

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS FATWA DSN NO 84 / DSN - MUI / XII / 2012 TERHADAP PENERAPAN PEMBIAYAAN MURᾹBAH{AH DI BMT SIDOGIRI CABANG SEPANJANG A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mura>bah}ah di BMT Sidogiri Cabang Sepanjang. Penulis telah memaparkan pada bab sebelumnya, mulai dari prosedur pembiayaan mura>bah}ah hingga proses pencairan dana pembiayaan mura>bah}ah di BMT Sidogiri Cabang Sepanjang. Jadi langkah awal yang harus dilakukan nasabah untuk pengajuan pembiayaan murabahah di BMT Sidogiri Cabang Sepanjang adalah sebagai berikut: Yang pertama pemohon mengajukan permohonan pembiayaan kepada BMT Sidogiri Cabang Sepanjang dengan memenuhi syarat- syarat pembiayaan yaitu: 1. Fotokopi KTP pemohon. 2. Fotokopi KTP suami/ istri/ wali. 3. Fotokopi Kartu Keluarga. 4. Fotokopi Surat Nikah (bila sudah menikah) Setelah itu pemohon harus mengisi formulir pengajuan pembiayaan serta menunjukkan bukti/ jaminan asli, lalu kemudian melengkapi berkas pembiayaan. Setelah semua telah lengkap selanjutnya pihak BMT melakukan survey secara langsung dan analisa terhadap pemohon terkait 67

68 masalah perekonomian nasabah, karena dari survey yang dilakukan oleh pihak BMT Sidogiri Cabang Sepanjang tersebut maka dapat ditentukan berapakah persentase margin yang akan diperoleh margin sesuai dengan kemampuan perkonomian nasabah. setalah selesai melakukan survey dan analisa pihak BMT melakukan verikasi berkas dan legalisasi serta pengesahan kepala cabang, kemudian kepala cabang melakukan pengambilan keputusan pembiayaan. Proses selanjutnya adalah penginformasian keputusan setelah melakukan survey dan analisis oleh pemohon. Setelah itu pihak BMT melakukan proses pencairan dan penandatanganan perikatan. Dan yang terakhir adalah pencairan dana pembiayaan, namun sebelumnya pihak pemohon harus melakukan penandatangan perjanjian akad dan perikatan yang isinya mengenai penjelasan- penjelasan tentang pembiayaan mura>bah}ah seperti harga pokok serta keuntunganya dan lain sebagainya, kemudian jika pemohon sudah menandatangani perjanjian akad tersebut barulah pihak BMT bisa menyerahkan dana kepada pihak pemohon. Namun untuk pembiayaan mura>bah}ah pencairainnya bukan berupa dana, melainkan pihak nasabah merima barang yang dipesan sesuai klasifikasi yang diberikan kepada pihak BMT karena sesuai kesepakatan diawal bahwa pihak BMTlah yang membelikan barang pesanan tersebut. Setelah semua proses selesai, bersamaan dengan penerimaan barang pesanan nasabah, nasabaahpun menyerahkan barang agunan kepada pihak

69 BMT dan kemudian pihak BMT mengamankan agunan tersebut dan pihak nasabah akan memulai pembayaran di bulan yang berikutnya. B. Analisi Fatwa DSN No. 84 / DSN - MUI / XII / 2012 terhadap Penerapan Pembiayaan Mura>bah}ah Di BMT Sidogiri Cabang Sepanjang. Dalam menjalankan praktik perbankan syariah di Lembaga keuangan Syariah yang salah satunya adalah BMT, Dewan Syariah nasional (DSN) telah mengaturnya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional yang menjadi pedomon pihak lembaga keuangan syariah agar menjalankan produkproduknya sesuai dengan syariat Islam. Untuk keperluan pengawasan, Dewan Syari ah Nasional (DSN) membuat garis panduan pada produk syari ah yang diambil dari sumbersumber hukum Islam. Garis panduan ini menjadi dasar pengawasan bagi Dewan Syari ah Nasional (DSN) pada lembaga-lembaga keuangan syari ah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya. Sejalan dengan berkembangnya lembaga keuangan syari ah sehingga memacu produk layanan dan jasa agar dapat melayani keperluan masyarakat. Salah satu produk yang berkembang di BMT Sidogiri Cabang Sepanjang adalah pembiayaan mura>bah}ah. Pembiayaan mura>bah}ah adalah pembiayaan dengan sistem jual beli yang menyatakan harga barang dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh nasabah dan BMT. Seperti di Lembaga Keuangan Syariah lainnya, pembiayaan mura>bah}ah bisa menjadi salah satu pilihan bagi nasabah BMT Sidogiri yang

70 ingin melakukan pembiayaan. Namun karena salah satu alasan, yakni margin pada pembiayaan mura>bah}ah di BMT Sidogiri Cabang Sepanjang dianggap terlampau tinggi, sehingga membuat nasabah sedikit kurang berantusias dalam melakukan pembiayaan mura>bah}ah. 1 Selain karena marginnya yang terlampau tinggi, Ahmad Jaluluddin sebagai teller di BMT Sidogiri Cabang Sepanjang beranggapan bahwa masyarakat sekitar kurang begitu memahami atau mengerti maksud dari pembiayaan mura>bah}ah sehingga pihak BMT sulit mendapatkan nasabah. Hal tersebut sudah terbukti, karena dari tahun 2014 2016 hanya 10 orang nasabah yang melakukan pembiayaan mura>bah}ah di BMT Sidogiri Cabang Sepanjang. 2 Hal tersbut memicu ketertarikan penulis untuk mengkaji tentang pengakuan keuntungan yang dilakukan oleh BMT Sidogiri Cabang Sepanjang. Berdasarkan penjelasan di awal pembahasan. Penulis telah menerangkan bahwa margin atau keuntungan yang diperoleh setiap nasabah berbeda - beda. Sehingga penulis ingin mengetahui apakah metode yang digunakan oleh BMT Sidogiri sudah sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang diatur oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 84/DSN- MUI/XII/2012 Tentang metode pengakuan keuntungan At-Tamwil Bi Al- Mura>bah}ah (Pembiayaan Mura>bah}ah) di Lembaga Keuangan Syariah pada ketetapan ketiga (ketentuan khusus) butir 4, dimana menerangkan bahwa 1 Ahmad jalaluddin, Wawancara, Sidoarjo, 16 April 2016. 2 Ibid,.

71 metode pengakuan keuntungan at-tamwil bi al-mura>bah}ah yang ashlah dalam masa pertumbuhan LKS adalah metode anuitas. Metode anuitas sendiri sesuai pada ketetapan pertama (ketentuan umum) butir 2 dijelaskan bawa Metode Anuitas (Thariqah al-hisab al-tanazuliyyah/ Thariqah al- Tanaqushiyyah) adalah pengakuan keuntungan yang dilakukan secara proporsional atas jumlah sisa harga pokok yang belum ditagih dengan mengalikan persentase keuntungan terhadap jumlah sisa harga pokok yang belum ditagih (al-atsman al-mutabaqqiyah) Namun Ahmad Jalaludin selaku teller, beliau menyatakan bahwa BMT Sidogiri dalam melakukan perhitungan keuntungan pembiayaan mura>bah}ah adalah dengan cara nilai keuntungan dari harga asli barang dikalikan dengan margin. 3 Sedangkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 84/DSN-MUI/XII/2012 Tentang metode pengakuan keuntungan At- Tamwil Bi Al-Mura>bah}ah (Pembiayaan Mura>bah}ah) di Lembaga Keuangan Syariah ketetapan ketiga perihal ketentuan khusus butir 5 menyatakan Dalam hal LKS menggunakan metode pengakuan keuntungan at-tamwil bi al-mura>bah}ah secara anuitas, porsi keuntungan harus ada selama jangka waktu angsuran; keuntungan at-tamwil bi al-mura>bah}ah (pembiayaan mura>bah}ah) tidak boleh diakui seluruhnya sebelum pengembalian piutang pembiayaan mura>bah}ah berakhir/ lunas dibayar. Pada praktik yang diterapkan di BMT Sidogiri Cabang Sepanjang perhitungan yang digunakan adalah dengan cara nilai keuntungan dari harga asli kemudian dikalikan 3 Ibid,.

72 dengan margin. Hal tersebut berarti perhitungan margin yang digunakan oleh BMT Sidogiri cabang Sepanjang tersebut adalah bertentangan atau kontradiktif dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 84/DSN- MUI/XII/2012 butir ketiga perihal ketetapan khusus ayat 5. Karena dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 84/DSN- MUI/XII/2012 butir ketiga ayat 5 tersebut terdapat kalimat yang menyatakan keuntungan at-tamwil bi al-mura>bah}ah (pembiayaan mura>bah}ah) tidak boleh diakui seluruhnya sebelum pengembalian piutang pembiayaan mura>bah}ah berakhir/ lunas dibayar, sedangkan jika BMT memperhitungkan keuntungan dengan cara mengalikan persentase dengan keuntungan dari harga asli maka jelas BMT sudah mengakui keuntungan pembiayaan mura>bah}ah sebelum piutang pembiayaan mura>bah}ah berakhir/ lunas dibayar. Selanjutnya merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 84/DSN-MUI/XII/2012 Tentang metode pengakuan keuntungan At-Tamwil Bi Al-Mura>bah}ah (Pembiayaan Mura>bah}ah) di Lembaga Keuangan Syariah butir pertama perihal ketentuan umum ayat 3 menjelaskan Mura>bah}ah adalah akad jual-beli dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan;. Didalam penjelasan tersebut terdapat kaliamat pembeli membayarya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan dimana yang dimaksud keuntungan disitu adalah margin. Didalam kalimat itu dijelaskan bahwa pembeli harus membayar dengan harga yang lebih sebagai keuntungan/ margin tanpa ada kriteria. Yang dimaksud dengan kriteria disini adalah tanpa adanya perbedaan

73 margin bagi setiap nasabah/ pembeli dalam pembiayaan mura>bah}ah. Namun dalam pengaplikasiannya, BMT Sidogiri cabang Sepanjang bisa memberikan margin/ keuntungan yang berbeda- beda setiap nasabahnya. Karena BMT Sidogiri cabang Sepanjang tidak memberikan ketentuan yang jelas untuk marginnya sendiri. BMT Sidogiri cabang Sepanjang memberikan patokan untuk marginya adalah 2,5% - 3% untuk nasabah yang melakukan pembiayaan mura>bah}ah. Jadi dalam hal ini BMT Sidogiri tidak melakukan kejelasan dalam memberikan keuntungan/ margin kepada setiap nasabah yang melakukan pembiayaan mura>bah}ah. Hal tersebut jelas bertentangan dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 84/DSN-MUI/XII/2012 butir pertama perihal ketentuan umum ayat 3 yang menjelaskan bahwa Mura>bah}ah adalah akad jual-beli dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan; dalam fatwa tersebut menjelaskan tentang keuntungan tanpa adanya criteria, namuan fakta yang terjadi di lapangan adalah BMT Sidogiri cabang Sepanjang menerpakan adanya criteria dalam penentuan keuntungan untuk nasabahnya yang melakukan pembiayaan mura>bah}ah. Selain hal tersebut kontradiktif atau bertentangan dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 84/DSN- MUI/XII/2012 butir pertama perihal ketentuan umum ayat 3, hal tersebut juga dapat merugikan pihak nasabah, sedangkan mura>bah}ah sendiri merupakan salah satu akad yang saling menguntungkan baik untuk pihak BMT sebagai penjual maupun pihak nasabah sebagai pembeli yang melakukan pembiayaan.