Peran Penting Guru Matematika dalam Mencerdaskan Siswanya



dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN MATEMATIKA; Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa, oleh Fadjar Shadiq, M.App.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis

Bagaimana Cara Guru SD Memfasilitasi Siswanya Agar Dapat Menjadi Siswa yang Mandiri Mempelajari Matematika?

Bagaimana Cara Guru Matematika Memfasilitasi Siswanya agar dapat Membangun Sendiri Pengetahuan Mereka?

IMPLIKASI KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR Fadjar Shadiq

MENGAPA TIDAK MENGGUNAKAN PENBELAJARAN REALISTIK PADA PENBELAJARAN PENJUMLAHAN DUA BILANGAN BULAT?

Untuk Apa Belajar Matematika? Fadjar Shadiq, M.App.Sc Widyaiswara PPPPTK Matematika &

Apa dan Mengapa Guru Matematika Harus Menggunakan Teknik Bertanya?

Lilik Endang Wardiningsih Guru SDN Gajah I Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

Tiga Hal yang Sering Ditanyakan Guru. Fadjar Shadiq, M.App.Sc & fadjarp3g.wordpress.com) Widyaiswara PPPPTK Matematika

Bagaimana Cara Guru Memanfaatkan Faktor Sikap dalam Pembelajaran Matematika? Fadjar Shadiq &

Apa Implikasi dari Inti Psikologi Kognitif Terhadap Pembelajaran Matematika?

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

Bagaimana Profesor Isoda Membantu Siswa SMP di Jepang Belajar Matematika dengan Menggunakan Problem Solving Approach (Pendekatan Pemecahan Masalah)?

ANALISIS RENCANA PEMBELAJARAN GURU MATEMATIKA DI MADRASAH ALIYAH BILINGUAL BATU

Praktek Pembelajaran Matematika. Oleh: Fadjar Shadiq, M. AppSc WidyaIswara PPPG Matematika

BELAJAR MEMECAHKAN MASALAH YUK Fadjar Shadiq, M.App.Sc ( & fadjar_p3g.yahoo.com)

MENGAPA TIDAK MENGGUNAKAN PENBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENYELESAIKAN SOAL SUSUL-MENYUSUL?

PENTINGNYA PEMECAHAN MASALAH Fadjar Shadiq, M.App.Sc (Widyaiswara PPPPTK Matematika)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Penentuan Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA Oleh: Fadjar Shadiq, M.App.Sc. (WI PPPPTK Matematika)

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BILAMANA PROSES PEMBELAJARAN MENJADI BERMAKNA BAGI SISWA? SUATU TEORI BELAJAR DARI DAVID P. AUSUBEL. Fadjar Shadiq (WI PPPPTK Matematika)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAGAIMANA MENENTUKAN BENAR TIDAKNYA SUATU PERNYATAAN?

SETI YANINGSIH NIM : A

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 04

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

Bagaimana Mengajar Pembuktian?

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

TINJAUAN MATA KULIAH...

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh:

ANALYSIS OF MATHEMATICS TEACHER PROBLEM IN LEARNING IMPLEMENTATION SENIOR HIGH SCHOOL

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENGURANGAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500

Kata kunci: manik-manik, kontekstual, konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam penelitian, maka kita harus

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Mengatasi Kesulitan Anak dalam Pembelajaran Pecahan Menggunakan Model Konkret dan Gambar

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN RME DI KELAS I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS PADA PEMBELAJARAN FAKTOR BILANGAN. Disusun oleh :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

EMPAT OBJEK LANGSUNG MATEMATIKA MENURUT GAGNE Fadjar Shadiq

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

REPRESENTASI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MODEL CANGKIR DAN UBIN PADA SISWA KELAS VII SLTP. Ahmad Nasriadi 1.

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN BILANGAN PECAHAN DENGAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) SEBAGAI UPAYA MERETAS SEKOLAH HUMANIS

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Simpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN OSCAR

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

Operasi hitung bilangan bulat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada

PENTINGYA STRATEGI PEMODELAN PADA PROSES PEMECAHAN MASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (Siklus.. Tindakan.) Hari/Tanggal :. Waktu :. Skore Aktivitas Siswa

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

53

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA. Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 1x30 menit Tahun Ajaran :..

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PEKULIAHAN 6. : Pemantapan dan pengembangan kompetensi kependidikan Biologi

Bagaimana Cara Guru Memudahkan Siswanya Mengingat Pelajaran?

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

Contoh Penalaran Induktif dan Deduktif Menggunakan Kegiatan Bermain-main dengan Bilangan

PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN KOGNITIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM TATANAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA SMPN 6 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

Abstrak. Bagaimana Membangun Pengetahuan Matematika melalui Problem Solving?

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 1, Desember 2015

Transkripsi:

Peran Penting Guru Matematika dalam Mencerdaskan Siswanya Fadjar Shadiq, M.App.Sc (fadjar_p3g@yahoo.com & www.fadjarp3g.wordpress.com) Peran guru matematika sangat penting. Guru matematika akan sangat menentukan keberhasilan siswanya, karena dengan kemampuannya, gurulah yang akan memerahkan atau menghijaukan siswanya. Alasannya, sang guru yang akan menentukan proses pembelajarannya, di mana sang guru akan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa sehingga mereka dapat mengubah penampilan mereka secara bermakna atau tidak. Di samping itu, cara sang guru matematika ketika membantu siswanya belajar akan menentukan keberhasilan siswanya. Oleh sebab itu, guru merupakan kata kunci bagi para siswanya. Hal seperti itu telah dinyatakan Even dan Ball (2009:1):... teachers are key to students opportunities to learn mathematics. Artinya, guru adalah kunci bagi siswanya yang akan memberikan peluang untuk mempelajari matematika. Contohnya Dalam Kehidupan Contoh berikut menunjukkan ketika penulis masih kecil, penulis pernah diajak ayahnya untuk kali pertama naik bus. Suasana di jalan waktu itu tidaklah seramai sekarang. Penulis lalu mengeluarkan tangannya untuk merasakan angin yang diakibatkan kecepatan bus itu. Melihat hal tersebut, si ayah lalu memukul bagian tangan yang dikeluarkan tadi. Si anak lalu bertanya: Ayah, mengapa saya dipukul? Pertanyaan si anak tidak dijawab malah si ayah mengajukan pertanyaan berikut: Coba nanda pikir, apa yang akan terjadi pada diri nanda jika ada truk atau bus lain dari depan? Jawaban si anak adalah: Ayah, saya kan masih bisa melihat? Pertanyaan si ayah selanjutnya: Baik. Apa yang akan terjadi jika ada truk atau bus lain dari belakang? Jawaban si anak: Ayah, saya kan masih mendengar suaranya? Komentar dan pertanyaan si ayah selanjutnya: Wah kamu hebat. Sekarang, apa yang akan terjadi jika ada truk atau bus lain sedangkan ananda tertidur dengan tidak sengaja? Waktu itulah penulis tidak bisa menjawab dan mengaku kalah. Waktu itu muncul pendapat pada diri si anak bahwa sesungguhnya larangan sang ayah bertujuan baik, untuk menghindarkan sang anak tercinta dari hal-hal yang akan merugikan dirinya sendiri. Pada contoh di atas, meskipun sang ayah sempat memukul tangan anaknya, namun sang anak masih diberi kesempatan untuk menggunakan haknya untuk bertanya secara demokratis. Tidak hanya itu, sang ayah sempat memuji kenakalan dan keusilan sang anak yang berusaha menyangkal pendapatnya dengan mengatakan: Wah kamu hebat. Namun, dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sang ayah, si anak pada akhirnya mengaku kalah serta menyadari kesalahan dan kebodohan yang dilakukannya. Di samping itu, dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, sang ayah telah berhasil meyakinkan anaknya bahwa larangan sang ayah adalah dengan maksud baik. 1

Dalam arti larangan itu untuk menghindarkan sang anak dari hal-hal yang akan merugikan dirinya sendiri. Contoh di atas menunjukkan bahwa sang ayah tersebut telah melakukan diskusi dengan anaknya mengenai tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang akan diambil, serta berusaha memberikan dorongan bagi anaknya untuk ikut aktif menentukan sendiri pendapatnya dan secara demokratis si anak didorong untuk melaksanakan semua keputusan dan kegiatankegiatan yang telah ditetapkan itu. Si ayah telah berupaya untuk membantu dan memfasilitasi anaknya untuk belajar secara mandiri menentukan dan mengambil keputusan sendiri. Contoh Dalam Pembelajaran Matematika Contoh berikut ini adalah untuk pembelajaran pangkat 0 suatu bilangan selain 0. Langkah-langkah proses pembelajarannya adalah sebagai berikut, misalkan G = Guru dan S = Siswa: G: Apa yang terjadi jika suatu bilangan yang bukan nol dibagi dengan dirinya sendiri?. Coba kamu Mimin. S: Hasilnya haruslah 1. G: Benar. Bagaimana jika a m dibagi a m? S: Hasilnya haruslah 1 juga. G: Beberapa hari yang lalu sudah dibahas tentang rumus a m : a n bukan? Kalau begitu apa yang akan terjadi dengan a m : a m? S: a m : a m akan sama dengan a m m = a 0? G: Kalau begitu, bagaimana dengan a 0? S: a 0 akan sama dengan 1. G: Ya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa a 0 = 1 untuk a 0. Coba selidiki kenapa a 0? Berikut ini adalah contoh kedua pembelajaran pengurangan dasar bilangan seperti 13 7. Alternatif rancangan proses pembelajaran ini dapat saja disempurnakan dan disesuaikan dengan kondisi daerah dan keadaan siswa di kelas Bapak dan Ibu Guru. Langkah-langkah proses pembelajarannya adalah sebagai berikut. 1. Pada tahap awal, Guru mengajukan masalah seperti berikut di LCD, di papan tulis, di transparansi, ataupun di kertas peraga. Ardi memiliki 12 kelereng. 9 kelereng diberikan kepada adiknya. Berapa kelereng yang dimiliki Ardi sekarang? 2. Guru bertanya kepada para siswa, berapa kelereng yang dimiliki Ardi pada awalnya? Jawaban yang diinginkan adalah 12. Guru lalu menggambar di papan tulis, 12 buah kelereng seperti gambar di bawah ini dengan menekankan bahwa 12 bernilai 1 puluhan dan 2 satuan atau 12 = 10 + 2. 2

12 = 10 + 2 3. Guru meminta siswanya bekerja dalam kelompok dengan menggunakan bendabenda konkret yang dimilikinya untuk menggambarkan 12 kelereng yang dimiliki Ardi. 4. Guru bertanya kepada siswa, berapa butir kelereng yang diberikan kepada adiknya dan berapa sisa kelereng yang dimiliki Ardi sekarang? Biarkan siswa bekerja sendiri-sendiri atau bekerja di kelompoknya untuk menjawab soal tersebut. 5. Ada dua kemungkinan jawaban siswa atau kelompok siswa, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Pada waktu diskusi kelompok, Bapak atau Ibu Guru sebaiknya menawarkan alternatif kedua ini kepada beberapa kelompok. 12 9 = 3 12 9 = 2 + 1 = 3 6. Guru memberi kesempatan kepada siswa atau kelompok untuk melaporkan cara mereka mendapatkan hasilnya. Diskusikan juga, yang mana dari dua cara tersebut yang lebih mudah digunakan. 7. Guru memberi soal tambahan seperti 13 9 dan 12 8. Para siswa masih boleh menggunakan benda-benda konkret. Bagi siswa yang masih menggunakan alternatif pertama, sarankan untuk mencoba alternatif kedua dalam proses menjawab dua soal di atas. 8. Guru memberi soal tambahan seperti 14 9 dan 13 8. Bagi siswa atau kelompok siswa yang sudah dapat menyelesaikan soal ini tanpa menggunakan benda konkret dapat mengerjakan soal-soal yang ada di buku. Peran Penting Guru Matematika Dengan dua contoh di atas, nampaklah bahwa si guru memfasilitasi siswanya dan meyakinkannya bahwa: 1. a 0 = 1 untuk a 0. Bukan itu saja, sang guru memberi kesempatan pada siswanya untuk menyelidiki kenapa a 0 pada a 0 = 1? Sang guru percaya pada siswanya mampu menyelesaikan tugas tersebut. 3

2. 12 9 lebih mudah diselesaikan dengan mengurangi 9 dari 10 atau (10 9 = 1) sehingga 12 9 = 1 + 2 = 3 Contoh di atas menunjukkan bahwa sang guru telah berdiskusi dengan dan memfasilitasi siswanya untuk keputusan-keputusan yang akan diambil. Sejalan dengan munculnya teori pembelajaran terbaru yang dikenal dengan konstruktivisme, menguatnya isu demokratisasi pendidikan, semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi, semakin dibutuhkannya kemampuan memecahkan masalah dan berinvestigasi, dan semakin banyak dan cepatnya penemuan teori-teori baru, maka pendekatan seperti Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education), Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah (Problem Based Learning), Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning), serta Pendekatan Pembelajaran Matematika Kontekstual (Contextual Teaching & Learning) merupakan pendekatan-pendekatan yang sangat dianjurkan para pakar untuk digunakan selama proses pembelajaran di kelas-kelas di Indonesia. Karena itulah pendekatan dan strategi pembelajaran yang dapat disarankan adalah suatu pendekatan yang didasarkan pada suatu pendapat bahwa pemahaman suatu konsep atau pengetahuan haruslah dibangun sendiri (dikonstruksi) oleh para siswa yang juga akan memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. Penutup Tulisan ini menunjukkan hal-hal berikut beserta tambahannya berikut. 1. Guru harus membantu dan memfasilitasi siswanya untuk menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan. Guru bukan memindahkan pengetahuan yang ada di benaknya ke benak siswanya. 2. Guru harus yakin bahwa siswanya mampu melaksanakan tugas tersebut karena pengetahuan prasyaratnya sudah dimiliki siswanya. Sehingga dengan mudah siswanya dapat memahami materi yang dibahasnya (learning with understanding). Istilah lain yang dapat digunakan adalah pembelajaran bermakna (meaningful learning) yaitu suatu pembelajaran yang dapat mengaitkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah ada pada struktur kognitif siswa. Dengan kata lain, pengetahuan yang lama dikembangkan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. 3. Guru harus merancang tugas (activity atau task) tersebut dengan sungguhsungguh, termasuk pertanyaan kuncinya, penggunaan papan tulis, pertanyaan turunan, kesalahan yang mungkin dilakukan siswa. 4. Tugas tersebut (activity atau task) diusahakan terbuka, dalam arti jawaban yang dapat diterima guru lebih dari satu. 5. Kualitas seorang guru matematika ditentukan oleh seberapa keras upayanya untuk membantu siswanya agar lebih mandiri dalam mempelajari matematika. Ia akan tetap berusaha untuk tidak mencekoki siswanya dengan sesuatu yang sudah jadi, namun ia akan berusaha untuk memfasilitasi siswanya agar dapat belajar menemukan sendiri, dapat belajar memecahkan masalah, dapat belajar bernalar, dan dapat belajar berkomunikasi secara matematis. 6. Guru matematika juga harus memfasilitasi siswanya utuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki karakter, dan mandiri di kelak 4

kemudian hari ketika mereka menerima estafet pembangunan bangsa dan negaranya. 7. Untuk menjadi guru matematika berpengalaman, proses pembelajaran (teaching) adalah suatu proses terus menerus melalui proses refleksi atas pembelajaran yang sudah dilakukan. Fokus pembelajarannya adalah pada keberhasilan pembelajaran siswa. Pada akhirnya, mudah-mudahan usaha keras setiap jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekecil apapun usaha tersebut, akan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan akan berhasil dengan gemilang. Daftar Pustaka Even R.; Ball, D.L. (2009). Setting the stage for the ICMI study on the professional education and development of teachers of mathematics. Pada Even R.; Ball, D.L. (Eds). The Professional Education and Development of Teachers of Mathematics. New York: Springer 5