Coping Strategy pada Mahasiswa Salah Jurusan



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Coping pada Ibu yang Berperan Sebagai Orangtua Tunggal Pasca Kematian Suami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

Perfeksionisme dan Strategi Coping: Studi pada Mahasiswa Tingkat Akhir

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN Oleh: Aries Yulianto *

BAB I PENDAHULUAN. lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Prestasi Akademik dalam Layanan Bimbingan Belajar. Pengertian bimbingan menurut Crow dan Crow (Prayitno, 2004) adalah

PEDOMAN PENULISAN JURNAL KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI STISIP MBOJO BIMA

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN STRATEGI COPING STRES BELAJAR PADA MAHASANTRI SUNAN AMPEL AL ALY UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Oleh :

Abstrak. Kata kunci:

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data

GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

PENGATASAN STRES PADA PERAWAT PRIA DAN WANITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Weiten & Lloyd (2006) menyebutkan bahwa personal adjustment adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradapatasi dengan

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

PENGARUH SENSE OF HUMOR TERHADAP STRES PADA REMAJA KELAS AKSELERASI DI KOTA MEDAN SKRIPSI OLGA SEPTANIA SIMATUPANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kebahagiaan seperti misalnya dalam keluarga tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Adaptational Outcomes pada Remaja di SMA X Ciamis yang Mengalami Stres Pasca Aborsi

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khoirunnisa, 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan kematangan fisik hingga emosi. Kematangan emosi yang dimiliki

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

PETUNJUK PENULISAN JURNAL IDEA SOCIETA

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

"Problems? I Have Lots of Ways to Face It Coping Strategies of Christian Immigrant in Bali to Solve Their Problem

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak. Berdasarkan data dari Pusat Data Informasi Nasional (PUSDATIN)

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

ATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL TEKNOVASI

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku

Abstrak. Kata kunci : Anxiety, attentional bias, emotional stroop task

Prosiding Psikologi ISSN:

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI COPING STRATEGY PADA MAHASISWA FAKULTAS X UNIVERSITAS X YANG MENGALAMI SALAH JURUSAN ZUFADLY MUSTOFA ABSTRAK

Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah

SM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

BAB V PEMBAHASAN. kelompok berdasarkan atribut khas seperti ras, kesukubangsaan, agama, atau

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

RANCANGAN INTERVENSI SELF ESTEEM DALAM RANGKA BERELASI INTIM HETEROSEKSUAL PADA ODAPUS WANITA DEWASA AWAL

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN COPING ADAPTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan tersendiri, karena bisa memperoleh uang dan fasilitas-fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang mampu menyadari

HARDINESS: MEMAKNAI PENGALAMAN MAHASISWA BIDIK MISI YANG MENGIKUTI ORGANISASI RESIMEN MAHASISWA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2006) coping adalah suatu

Transkripsi:

Fara Sofah Intani Endang R. Surjaningrum Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. Due to conflict variations that occur to misplaced college students, this study was keen to disseminate conflict variations that occur to misplaced college students and their coping strategies to handle it. The misplaced college student which is chosen in this research whose decided to stay and finish college. Through this context, the clearer dynamics of coping strategy was expected. Interview and observation process was done to three college student, consisting of two male students and one female. The results of data analysis are 1) misplaced college students go through conflicts but they are varied in accordance to each context; generally the conflicts that occur are psychological, academic and relational; 2) The uniqueness of each research subject are: a) misplaced students with independent characteristic tend to create problem-focused coping; b) Inconsistent support system to misplaced college student causes a more vulnerable psychological condition; c) Consistent and strong supporting system minimizes the quality of conflict within misplaced college student; 3) A coping strategy occurs to overcome psychological, academic and relational conflict; 4) Misplaced college students who have a competency to control the environment tend to use problem-focused coping. In the other hand, misplaced college students who do not have a good competency to handle their environment tend to use emotional-focused coping; 5) The findings of this research are: a) The objective of the coping is to reach a maturation, and as a way to increase self resilience in order to face a bigger conflict in the future; b) The creation of problem-focused coping is preceded by the dynamics of thinking process which leads to an insight serves as a base for the coping strategy. Keywords: conflict, coping strategy, college student, misplace Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui macam konflik yang muncul pada mahasiswa salah jurusan dan bagaimanakah coping strategy (strategi adaptasi) yang digunakan untuk menghadapinya. Coping strategy adalah usaha-usaha baik secara kognitif maupun perilaku untuk mengatasi, meredakan, dan mentolerir tuntutan-tuntutan internal maupun eksternal. Secara garis besar konflik pada mahasiswa salah jurusan dapat dikategorikan menjadi: 1) konflik psikologis, 2) konflik akademik, dan 3) konflik relasional. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa salah jurusan yang sedang menjalani kuliah di tiga perguruan tinggi di Surabaya. Jumlah subyek penelitian sebanyak tiga orang, yang terdiri atas dua laki-laki dan seorang perempuan. Konteks salah jurusan dipahami sebagai konteks dimana mahasiswa belajar pada jurusan yang tidak sesuai dengan minatnya. Alat pengumpul data berupa wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis tematik. Hasil analisis data menunjukkan Korespondensi: Endang Retno Surjaningrum, Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, Telp. (031) 5032770, 5014460, Faks (031) 5025910, E-mail: fara_chova@yahoo.com 119

bahwa: 1) Mahasiswa salah jurusan mengalami konflik namun dalam bentuk yang bervariasi pada masing-masing konteks, secara garis besar bentuk konflik yang muncul antara lain konflik psikologis, akademik dan relasional; 2) Keunikan subyek penelitian adalah: a) Mahasiswa salah jurusan dengan karakteristik independen, cenderung menciptakan problem focused coping; b) Ketidakajegan supporting system pada mahasiswa salah jurusan menyebabkan kondisi psikologis subyek rapuh; c) Supporting system yang ajeg dan kuat meminimalisir kualitas konflik pada mahasiswa salah jurusan; 3) Coping strategy muncul untuk mengatasi konflik, baik yang bersifat problem focused coping maupun emotional focused coping; 4) Mahasiswa salah jurusan yang merasa memiliki kemampuan untuk mengendalikan lingkungannya cenderung menampakkan problem focused coping. Sedangkan mahasiswa yang merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan lingkungannya cenderung menampakkan emotional focused coping; 5) Temuan penelitian antara lain a) Tujuan coping adalah mencapai pendewasaan diri dan upaya meningkatkan ketahanan diri agar mampu menghadapi konflik lebih besar di masa datang; b) Terciptanya problem focused coping didahului oleh sebuah dinamika berpikir hingga penemuan insight yang melandasi coping strategy. Kata kunci: konflik, coping strategy, mahasiswa, salah jurusan Penelitian ini berangkat dari masalah yang pengambilan keputusan pilihan jurusan pada muncul saat mahasiswa belajar pada jurusan yang calon mahasiswa. Penulis menilai masih ada tidak sesuai dengan miatnya. Penelitian Bona beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi (2008) dengan sampel mahasiswa jurusan Ilmu proses tersebut, yakni sistem penjaringan ujian Sosial dan Politik Universitas Airlangga, nasional dan penentuan passing grade. Apabila menemukan bahwa alasan mahasiswa memilih calon mahasiswa tidak cermat dalam program studi Ilmu Sosial sebagai bidang studi mempertimbangkan faktor-faktor tersebut maka adalah: karena mudah ditembus (52,77%); dan besar kemungkinan akan masuk pada jurusan sesuai dengan minat (31,11%). Melalui hasi yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. penelitian tersebut penulis memahami bahwa Penulis memahami salah jurusan sebagai tidak semua mahasiswa pada jurusan tersebut sebuah konteks dimana: mendasarkan pemilihan jurusan perguruan tinggi 1. Mahasiswa sudah memahami minat dan pada minat terhadap Ilmu Sosial dan Politik. bakatnya sebelum masuk perguruan tinggi; Padahal pada semua usia, minat memainkan 2. Pada saat masuk Perguruan Tinggi peranan yang sangat penting dalam kehidupan mahasiswa masuk pada jurusan yang tidak seseorang dan mempunyai dampak yang besar sesuai dengan minatnya; atas perilaku dan sikap. 3. Disebabkan karena pemilihan jurusan Hurlock (1978:114) menjelaskan bahwa minat berdasar pada pertimbangan passing grade menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. yang rendah, kurangnya informasi yang Dari sumber yang berbeda Etikawati (2006:36) memadai berkaitan dengan pilihan jurusan menjelaskan bahwa minat turut menentukan atau pengaruh dari significant person (orang keunikan pribadi, karena dianggap sebagai tua, saudara, pacar, dan sebagainya). sesuatu yang dipilih untuk menunjukkan Menurut Susilowati (2008) beberapa eksistensi dirinya. Minat juga akan memberikan masalah yang dapat muncul ketika mahasiswa kepuasan dan kebahagiaan bagi seseorang jika merasa salah jurusan antara lain problem dapat mengekspresikannya. psikologis, akademis dan relasional. Salah jurusan Sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya juga berdampak pada munculnya rasa kecewa dan bahwa minat, kemampuan dan masukan menyesal. Jika mahasiswa salah jurusan significant others sangat berpengaruh terhadap memutuskan untuk pindah kuliah, maka dana 120

Fara Sofah Intani, Endang R. Surjaningrum yang sudah dikeluarkan sebelumnya akan menjadi bervariasi dalam menghadapi tantangantidak efisien. tantangan kehidupan sesuai dengan talenta dan Penelitian ini berfokus pada deskripsi motif seseorang dalam merespon terhadap orang macam konflik yang muncul pada mahasiswa lain (Abbot dalam Anggraeni, 2006). salah jurusan, dan bagaimana coping strategy yang Lazarus dan Folkman membagi penyelesaian digunakan untuk meregulasi konflik tersebut. masalah menjadi : Weiten (1995:215) menjelaskan terdapat dua 1. Problem focused coping, yaitu perilaku kemungkinan respon perilaku yang muncul penyelesaian masalah yang berpusat pada sebagai proses adaptasi. Pertama adalah respon masalah. Individu akan mengatasi masalah menghadapi ( fight), kedua adalah respon dengan aktivitas penyelesaian langsung, menghindar (flight). Kedua respon tersebut akan mempelajari cara-cara atau ketrampilan memunculkan jenis strategi penanggulangan yang baru. (coping strategy) yang berbeda. Coping mengarah 2. Emotional Focused Coping, yaitu perilaku pada usaha aktif untuk menguasai, mengurangi penyelesaian masalah yang berpusat pada atau menoleransi tuntutan yang disebabkan oleh emosi. Digunakan untuk mengatur respon stress (Lazarus dan Folkman, 1984). emosional terhadap stres tanpa mengatasi Menurut penulis coping merupakan sumber masalah (Lazarus & Folkman, 1984). mekanisme tubuh yang sangat penting dalam Tiga tahap episode dalam proses coping proses kehidupan. Melalui coping individu akan meliputi respon coping, tujuan coping, serta hasil melakukan adaptasi terhadap berbagai tekanan coping. Respon coping adalah tindakan fisik dan dan perubahan yang terjadi termasuk pada mental yang dilakukan sebagai respon terhadap konteks salah jurusan. Individu akan meningkat sumber stress serta ditujukan untuk mengubah kualitas hidupnya ketika dapat melakukan coping peristiwa eksternal ataupun kondisi internal. yang adapatif dan sebaliknya jika proses coping Apabila individu menganggap bahwa sumber stres yang terjadi maladaptif. (yang berasal dari lingkungan) eksternal masih Penelitian ini dibatasi pada mahasiswa salah dapat dimanipulasi atau disiasati, maka individu jurusan dengan latar belakang ekonomi keluarga akan cenderung memunculkan respon coping menengah ke atas. Landasan yang digunakan yang bertujuan untuk memindahkan ataupun karena mahasiswa ini memiliki kemungkinan menyiasati sumber stres tersebut (problem focused untuk beralih pada jurusan lain yang lebih sesuai coping). Namun apabila sumber stress eksternal dengan minatnya. Konteks tersebut akan menjadi sudah tidak dapat dikutak-katik lagi, maka satuunik dan menarik untuk diteliti apabila mahasiswa satunya respon coping yang mungkin dilakukan salah jurusan tersebut memutuskan untuk terus adalah dengan menyesuaikan diri terhadap bertahan dan menyelesaikan kuliahnya. Pilihan lingkungan untuk mengurangi distress emosional yang tidak umum untuk terus bertahan tentu saja yang dirasakan individu (emotion focused coping). melalui sebuah dinamika psikologis yang panjang Tujuan coping adalah tujuan yang hendak dicapai dan melibatkan berbagai aspek. setelah melakukan proses coping. Sedangkan hasil coping adalah konsekuensi langsung, yang bersifat Coping Strategy baik maupun buruk., dari respon coping yang Coping sttrategy adalah usaha-usaha baik dilakukan (Rudolph, Dennig & Weisz, 1995). secara kognitif maupun perilaku untuk mengatasi, Menurut Taylor (dalam Anggraeni, 2006:27) meredakan dan mentolerir tuntutan-tuntutan terdapat empat tujuan coping, yaitu: internal maupun eksternal. Tuntutan disebabkan 1. Mempertahankan keseimbangan emosi oleh interaksi antara individu dengan peristiwa- 2. Mempertahankan self image yang positif peristiwa yang dinilai dapat menimbulkan stres 3. Mengurangi tekanan lingkungan atau (Lazarus & Folkman, 1984). Dengan demikian menyesuaikan diri terhadap kajian negatif. coping strategy dapat dijelaskan sebagai berbagai 4. Tetap Melanjutkan Hubungan yang cara yang dipakai individu dalam mengatasi Memuaskan dengan Orang Lain. berbagai situasi. Masing-masing individu Cara individu menangani situasi yang menciptakan penyelesaian masalah yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber 121

penyelesaian masalah individu. Komponen 1. Subyek adalah mahasiswa sebuah universitas sumber penyelesaian masalah ini diadaptasi dari negeri atau swasta. Sources of Coping (Bird & Malville, 1994 dalam 2. Saat penelitian berlangsung, subyek sedang Lazarus & Folkman, 1984:151-153) sebagai berikut: berada pada semester 5 atau 7. a. Apa yang kita miliki (what we have) 3. Subyek sudah memahami minatnya sebelum Sumber ini terdiri dari ketrampilan personal, masuk perguruan tinggi, landasan yang kemampuan, kompetensi diri, kekayaan dipakai adalah pernyataan dari subyek saat finansial dan kesehatan. wawancara. b. Siapa diri kita (who we are), kerangka 4. Subyek masuk pada jurusan yang tidak sesuai psikologis yang terdiri dari watak dan dengan minatnya pada saat perguruan tinggi keyakinan juga memiliki pengaruh yang dan disebabkan oleh: besar mengenai bagaimana situasi yang a. Pemilihan jurusan berdasar pada menekan itu dialami. Kerangka psikologis pertimbangan passing grade yang tersebut antara lain: rendah 1. Sumber-sumber psikologis b. Kurangnya informasi yang memadai 2. Sistem keyakinan personal berkaitan dengan pilihan jurusan 3. Personality Traits c. Pengaruh dari significant others (orang c. Apa yang kita lakukan (what we do), tua, saudara, pacar, dan sebagainya). menyangkut usaha aktif yang digunakan Diperoleh tiga subyek mahasiswa yang untuk menghindari, mencegah, mengatur berasal dari tiga perguruan tinggi di Surabaya. Dua dan mengontrol sumber tekanan METODE PENELITIAN diantaranya laku-laki dan satu perempuan. Semua subyek memenuhi keriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Kriteria utama dari subjek penelitian adalah Metode penelitian yang digunakan adalah dengan wawancara dengan panduan umum dan sebagai berikut: observasi. Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian disajikan dalam table berikut. HASIL DAN BAHASAN Tabel 1. Macam konflik pada mahasiswa salah jurusan Jenis konflik FK GS RN aspek Tertekan Putus asa Depresi Tidak nyaman Sakit hati psikologis Marah Capek dan jengkel Pusing Kecewa Menyesal IPK dan nilai rendah Mengulang mata kuliah Perpanjangan masa kuliah 122

Fara Sofah Intani, Endang R. Surjaningrum Tidak termotivasi Bolos kuliah Malas belajar Sulit memahami mata kuliah Tidak berkembang Labeling negatif Diacuhkan oleh teman satu jurusan Tidak dekat dengan teman satu jurusan Minder Diremehkan Konflik dengan orang tua Konflik dengan dosen Didapatkan berbagai bentuk konflik yang muncul pada mahasiswa salah jurusan. Selanjutnya macan konflik diklasifikasikan ke dalam tiga jenis konflik, yaitu konflik psikologis, Akademik Relasional akademik dan relasional. Selanjutnya data mengenai jenis coping strategy yang digunakan disajikan pada table berikut. 123

Berbagai macam bentuk coping strategy di terjadi baik yang ada di dalam maupun di luar atas diklalsifikasikan berdasarkan problem dirinya; 2) Kemampuan, yaitu kompetensi diri focused coping dan emotional focused coping. yang menciptakan kepercayaan diri pada individu. Secara garis besar ada empat tahapan dalam Pada subyek yang memiliki kompetensi diri yang proses coping strategy pada mahasiswa salah lebih tinggi dari tuntutan belajar lingkungan jurusan: cenderung memiliki lebih banyak rasa percaya diri 1. Proses munculnya konflik. dalam hal akademiknya; 3) Kekayaan finansial, Subyek yang memiliki faktor internal minat, dalam hal ini masih berupa biaya kuliah yang berinteraksi dengan hal-hal yang berada di luar sepenuhnya ditanggung oleh orang tua subyek. diri mereka, menciptakan suatu peristiwa yang Hal ini tidak terlepas dari latar belakang subyek menimbulkan stress (Lazarus & Folkman, 1984). yang berasal dari keluarga berada; 4) Kesehatan. Hal-hal di luar diri subyek, dalam konteks ini Who we are meliputi 1) Sumber-sumber merupakan tuntutan eksternal terhadap subyek. psikologis yang nampak muncul pada konteks Tuntutan eksternal tersebut antara lain sikap salah jurusan adalah self esteem, dan mastery orang tua yang memaksa subyek untuk memilih (keahlian) yang dimiliki; 2) Sistem keyakinan jurusan tertentu yang sesuai dengan keinginan personal juga muncul pada konteks salah jurusan. orang tua namun tidak sesuai dengan minat Subyek memiliki prinsip-prinsip hidup, tujuan subyek, sistem penjaringan perguruan tinggi dan dan komitmen yang menjadi nilai dasar dalam informasi seputar perguruan tinggi. perilaku sehari-hari. Nilai yang muncul antara lain Interaksi antara individu dengan peristiwa- tanggung jawab, prinsip untuk menyelesaikan peristiwa yang dinilai dapat menimbulkan sesuatu yang dimulai, pendewasaan dan ketegangan (Lazarus & Folkman, 1984). peningkatan ketahanan diri dalam menghadapi Selanjutnya individu akan mengalami konflik masalah. Keyakinan personal ini menjadi aspek dalam dirinya. Konflik terjadi ketika terdapat dua internal yang mendorong dan mengontrol atau lebih impuls motivasi atau perilaku yang perilaku individu agar tetap melakukan coping; 3) bersaing untuk aktual (Weiten & Lloyd, 1994). Karakteristik personal juga merupakan salah satu 2. Episode coping sumber coping yang menentukan bentuk coping Episode coping terdiri dari tujuan coping, yang muncul. Masing-masing subyek memiliki respon coping dan hasil coping. Beberapa karakteristik khas yang menentukan jenis coping penemuan tujuan baru yang muncul dalam yang kemudian muncul. Subyek yang penelitian ini di luar teori adalah tujuan untuk independent dalam pengambilan keputusan akan mencapai pendewasaan diri, dan meningkatkan cenderung memunculkan coping yang lebih ketahanan diri dalam menghadapi konflik dalam efektif untuk mengatasi masalahnya, yaitu kehidupan. Tujuan coping tersebut menjadi dasar problem focus coping. Sedangkan subyek yang bagi subyek dalam mengaktualisasikan respon memiliki dependensi tinggi dalam pengambilan coping yang muncul setelahnya. keputusan cenderung memunculkan coping yang Sebelum menentukan bentuk respon coping sifatnya emosional (emotional focused coping) dan yang akan dilakukan subyek terlebih dahulu tidak efektif memecahkan inti persoalan. menganalisa dan mempertimbangkan sumber Apa yang kita lakukan (what we do) akan daya coping yang mereka miliki. Bird dan Malville berkaitan langsung dengan bentuk coping yang (1994, dalam Lazarus & Folkman, 1984:151-153) aktual dan muncul dalam rangka meminimalisir menjelaskan beberapa sumber coping yang masalah. Lazarus membagi coping strategy dimiliki oleh individu. Sumber tersebut antara menjadi dua, yaitu problem focused coping dan lain; apa yang kita miliki (what we have), siapa diri emotional focused coping (Lazarus dan Folkman, kita (who we are) dan apa yang kita lakukan (what 1984). Selain strategi coping yang telah we do). dikemukakan di atas, Aldwin dan Reverson juga What we have meliputi keterampilan menambahkan faktor dukungan sosial (support personal yaitu 1) kemampuan untuk mencari mobilization) (Aldwin & Reveson, 1987). informasi seputar jurusan, menganalisa situasi Pada konteks salah jurusan, teori ini terbukti. pada jurusannya dan menganalisa masalah yang M a h a s i s w a s a l a h j u r u s a n j u g a 124

Fara Sofah Intani, Endang R. Surjaningrum mempertimbangkan sumber daya yang mereka Bentuk-bentuk emotional focused coping yang miliki dalam kaitannya dengan menciptakan muncul antara lain: mencari dukungan emosional, coping strategy yang sesuai bagi konflik yang pemaknaan ulang secara positif, penerimaan mereka hadapi. (acceptance), escapism (merokok dan minum 3. Proses terbentuknya coping strategy minuman beralkohol), minimization (menolak Problem focused coping, yaitu perilaku memikirkan masalah lebih dalam) dan pencarian penyelesaian masalah yang berpusat pada makna (Aldwin & Revenson, 1987). masalah. Individu akan mengatasi masalah 4. Proses terbentuknya insight pada dengan aktivitas penyelesaian langsung, problem focused coping mempelajari cara-cara atau ketrampilan yang baru Pada proses terbentuknya problem focused (Lazarus & Folkman, 1984). Hasil penelitian coping, didahului oleh sebuah proses berpikir yang manunjukkan bahwa subyek melakukan problem menghasilkan insight. Proses tersebut diawali focused coping namun dalam bentuk yang dengan pertanyaan subyek terhadap makna atau berbeda-beda sesuai dengan sumber daya coping nilai penting dari jurusannya. Untuk menjawab yang dimiliki dan konteks lingkungan yang pertanyaan tersebut, subyek mencari informasi dihadapinya. Subyek yang memiliki kemampuan dari berbagai sumber. Baik melalui proses analisa situasi, mencari informasi, memiliki wawancara, observasi, maupun media cetak dan kompetensi diri yang dibutuhkan dan normal elektronik. Subyek lalu melakukan analisis secara fisik oleh lingkungan cenderung terhadap semua informasi yang didapatkan, memunculkan coping yang lebih adaptif. Di hingga menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan samping itu konteks lingkungan eksternal belajar ini merupakan insight baru, yang lalu juga menentukan bentuk coping yang muncul. diiternalisasi oleh subyek sehingga menjadi Karakteristik personal juga mempengaruhi landasan bagi ide kreatif coping yang muncul. jenis bentuk coping yang muncul. Subyek yang Jenis coping yang muncul atas dasar insight memiliki karakteristik ektrovert akan tersebut cenderung berpusat pada masalah. memunculkan aktivitas komunikasi dengan Artinya coping strategy yang muncul dapat secara sebanyak mungkin orang-orang di sekitarnya efektif mangurangi atau menyelesaikan konflik untuk mendapatkan dukungan instrumental dan yang muncul sebelumnya. feedback. Selain itu subyek yang memiliki independensi tinggi terutama dalam pengambilan SIMPULAN DAN SARAN keputusan akan menampakkan proses berpikir untuk mencari pemahaman baru ataupun makna 1. Mahasiswa salah jurusan dalam penelitian baru hingga mendapat insight untuk melandasi ini mengalami konflik dalam proses adaptasi perilaku coping yang muncul. Keyakinan personal pada jurusan yang tidak sesuai dengan juga memperkuat perilaku coping, terutama untuk minatnya. Bentuk konflik yang muncul mempertahankan konsistensi perilaku coping bervariasi, bergantung pada kondisi khas yang muncul. internal dan eksternal pada masing-masing Emotional Focused Coping, yaitu perilaku mahasiswa. penyelesaian masalah yang berpusat pada emosi. 2. Berikut merupakan keunikan pada masing- Digunakan untuk mengatur respon emosional masing subyek salah jurusan: terhadap stres tanpa mengatasi sumber masalah a. Mahasiswa salah jurusan dengan (Lazarus & Folkman, 1984). Hasil penelitian k a r a k t e r i s t i k i n d e p e n d e n d a l a m manunjukkan bahwa subyek melakukan problem pengambilan keputusan, cenderung focused coping namun dalam bentuk yang melakukan proses berpikir yang lebih dalam. berbeda-beda sesuai dengan sumber daya coping Proses berpikir ini akan menghasilkan yang dimiliki dan konteks lingkungan yang insight sebagai dasar dari perumusan coping dihadapinya. Dominasi bentuk emosional focused strategy. Jenis coping yang tercipta coping dalam menghadapi masalah umumnya berdasarkan proses pencapaian insight terjadi pada subyek yang memiliki tingkat tersebut bersifat problem focused coping dependensi tinggi dan karakteristik introvert. 125

yang dapat mengurangi atau menyelesaikan mahasiswa yang merasa tidak memiliki konflik secara efektif. kemampuan untuk mengendalikan b. Ketidakajegan supporting system pada lingkungannya cenderung menampakkan mahasiswa salah jurusan menyebabkan emotional focused coping. kondisi psikologis subyek menjadi rapuh. 5. Temuan penelitian: c. Adanya supporting system yang ajeg a. Tujuan dari coping adalah mencapai dan kuat, meminimalisir kualitas konflik pendewasaan diri, dan meningkatkan pada mahasiswa salah jurusan. ketahanan diri agar mampu menghadapi 3. Mahasiswa salah jurusan memunculkan konflik yang lebih besar pada kehidupan di coping strategy untuk mengatasi konflik masa datang. yang dialaminya. Dua jenis coping strategy b. Terciptanya problem focused coping sama-sama muncul pada mahasiswa salah didahului oleh sebuah dinamika berpikir jurusan, baik yang bersifat problem focused h i n g g a m a h a s i s w a s a l a h j u r u s a n coping maupun emotional focused coping. menemukan insight yang menjadi landasan Tidak semua jenis coping efektif, hanya tipe coping strategy. Dinamika yang terjadi problem focused coping yang efektif terhadap adalah: munculnya pertanyaan kritis pengurangan atau penyelesaian konflik. pencarian informasi untuk menjawab 4. Mahasiswa salah jurusan yang merasa pertanyaan analisis informasi insight memiliki kemampuan untuk mengendalikan internalisasi insight coping strategy lingkungannya cenderung menampakkan (problem focused coping). problem focused coping. Sedangkan PUSTAKA ACUAN Abror, A. R. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Bird, G. & Melville, K. (1994). Family and intimate relationship. New York: McGraw Hill. Bonna, B. M. (2008). Persepsi mahasiswa ilmu sosial terhadap perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan dan peluang kerja selepas menyelesaikan studi (Studi deskriptif pada mahasiswa FISIP Universitas Airlangga). Diakses pada tanggal 2 Oktober 2009. http://fultext.lib.adln.unair.ac.id. Etikawati, A.I., (2006). Warna-warni kecerdasan anak dan pendampingannya. Yogyakarta: Kanisius. th Hurlock, E.B. (1978). Child development 6 edition, Terjemahan: Meitasari, M. M. & Zarkasih, M. Jakarta: Penerbit Erlangga Lazarus, L.A. & Folkman, S. (1984). Stress appraisal and coping. New York: Spranger. Susilowati, P. (2008, 16 Juni). Memilih jurusan di perguruan tinggi. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2009 dari http://www.e-psikologi.com rd Weiten, W. & Lloyd, M. A. (1994). Psychology applied to modern life: Adjustment in the 90s 3 edition. California: Brooks/Cole Publishing Company. 126

Petunjuk bagi Penulis INSAN Media Psikologi Artikel yang dimuat dalam Jurnal INSAN Media Psikologi adalah artikel hasil seleksi yang telah disetujui Redaksi dan belum pernah dipublikasikan di media penerbitan lain. Penulis yang bermaksud karyanya dimuat dalam Jurnal INSAN Media Psikologi harus memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut ini : 1. Materi tulisan harus bersifat ilmiah, merupakan hasil penelitian empiris, analisi kritis atas karya/artikel yang telah diterbitkan, telaah pustaka, atau bentuk tulisan lainnya yang dipandang dapat mengembangkan disiplin psikologi; 2. Artikel ditulis dengan sistematika berikut : a. Judul, ditulis dengan model title-case, dengan jumlah kata sekitar 8-14 kata; b. Nama penulis (tanpa gelar) dan instansi asal beserta alamat untuk berkorespondensi (nama jalan, kota, kode pos, email, telepon atau fax); c. Abstract, (ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) terdiri dari 150-200 kata dan ditulis miring/italic dengan spasi tunggal. Abstrak memuat latar belakang masalah, tujuan penulisan, hipotesis penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, dan hasil penelitian; d. Kata kunci (keywords), maksimal 5 konsep yang diurutkan dari kata kunci yang utama sampai kata kunci penunjang; e. Pendahuluan (mencakup latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan rumusan masalah); f. Metode penelitian, berisi penjelasan tentang variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data; g. Hasil dan Bahasan; h. Simpulan dan Saran, tidak dirinci dalam poin-poin, tetapi berupa paragraf; i. Pustaka Acuan, disusun berdasarkan acuan APA Style dan hanya pustaka yang dikutip dalam artikel yang dicantumkan. 3. Teknik penulisan artikel mengikuti ketentuan sebagai berikut : a. Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris yang memenuhi kaidah Bahasa Indonesia/Inggris yang baku; b. Artikel ditulis dalam bentuk esai, sehingga tidak ada format numerik (atau abjad) yang memisahkan antar bab/bagian, ataupun untuk menandai bab/bagian baru; c. Setiap kutipan harus dituliskan sumbernya pada akhir kutipan dengan menggunakan running note, bukan footnote atau endnote. Misalnya : (Neuman,1994). d. Di dalam penulisan artikel, hindari penggunaan dot points, pengabjadan, atau penomoran seperti ini : 1.. 2.. Tetapi lebih baik ditulis sebagai berikut : 1), 2) dst e. Tabel dan gambar / grafik dibuat sesederhana mungkin, dikirim dalam file terpisah dari teks inti, dalam format Ms Word. Tabel terdiri dari nomor tabel, judul tabel (di atas), catatan keterangan bila diperlukan (di bagian bawah tabel). Penulisan tabel hanya menggunakan garis-garis horizontal, jangan menggunakan garis vertikal; 4. Penulisan pustaka acuan ditulis sesuai tata tulis menurut acuan APA Style sebagaimana yang th tercantum dalam Publication Manual of the American Psychological Association (2001, 5 ed.) dan disusun secara alfabetis dari nama akhir penulis utama.