TEKNOLOGI PANEN BUAH DUKU SISTIM GETAR SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MEMINIMALISIR BIAYA PANEN



dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih tetap berbasis

PENDAHULUAN. dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot manusia. Berabadabad

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

PENDAHULUAN Latar Belakang

Varietas Unggul Manggis Bebas Getah Kuning Ratu Tembilahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KERAGAAN BUAH DUKU DAN PEMASARANNYA DI SUMATERA SELATAN

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PETLAP BUDIDAYA CABE Oleh ; IsnawanBP3K Nglegok. Setelah mengikuti pembelajaran peserta terampil membuat benih cabe

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.

beberapa desa salah satunya adalah Desa Yosowilangun Kidul

TEKNIK BELAH PUCUK PADA POHON PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI UPAYA MENEKAN PERTUMBUHAN DAN MENINGKATKAN HASIL PANEN

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

REVIEW OF FRUIT CHARACTERISTICS DUKU VARIETY PALEMBANG AND VARIETY RASUAN GROWING IN THE FLOW OF RIVER (DAS)

ABSTRAK II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

Transfer Teknologi Okulasi Durian di Kelompok Tani Harapan Baru I Kelurahan Batu Putuk Bandar Lampung

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

BAB I PENDAHULUAN. pertanian yang mampu menghasilkan devisa bagi Negara. Pada tahun 2016

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

Perjanjian Jual Beli Duku dengan Sistem Ijon Antara Pembeli dengan Masyarakat Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi

MELIRIK AGRIBISNIS JERUK JEJU KOREA DAN PENAWARAN BUAH TROPIS INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN KARO (TINJAUAN KETEKNIKAN PERTANIAN)

KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) UNTUK EKSPOR

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

I. PENDAHULUAN. padi jika dibandingkan dengan tanaman-tanaman lainnya seperti tanaman jagung

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Pendekatan Rancangan dan Konstruksi Alat

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

ALAT PEMISAH BIJI KAKAO SEDERHANA DITINJAU DARI SEGI KUALITAS DAN KAPASITAS HASIL

DESAIN DAN PENGUJIAN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ( Design and testing tools planting corn seeds)

SIFAT MEKANIK TALI SERABUT BUAH LONTAR

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan

7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi

MORFOLOGI TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) KULTIVAR BELIMBING

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK PAKAN TERNAK SAPI DAN KAMBING KAPASITAS 100 KG/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

UNJUK KERJA MESIN PENGGILING PADI TIPE SINGLE PASS 1

TEKNOLOGI PANEN BUAH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

Analisis Sensitivitas Produksi Kopi Sambung

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN POLEN TERHADAP KEBERHASILAN PERSILANGAN JAGUNG SRIKANDI PUTIH DAN SRIKANDI KUNING

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 274/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN DUKU SABU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN.

POSITIONING JAMBU AIR CAMPLONG : SEBUAH KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

PENDAMPINGAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN GOWA

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun Nilai PDB (dalam milyar rupiah) Pertumbuhan (%)

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA

TINJAUAN LITERATUR. Buah jeruk merupakan salah satu jenis buah-buahan yang paling banyak

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

PENGARUH LARUTAN GARAM DAN AIR PANAS TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA BUAH PISANG (Musa paradica L.) KULTIVAR RAJA BULU SELAMA PEMERAMAN

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi

I. PENDAHULUAN. komoditas pangan yaitu pangan potensial ekspor. Besarnya produksi, luas panen

PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK

TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.)

TINGKAT PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) TANAMAN MANGGIS DI KELOMPOK TANI TUNAS HARAPAN KELURAHAN LIMAU MANIS, KECAMATAN PAUH, KOTA PADANG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PENDAHULUAN. potensi sumber dayanya adalah dalam bentuk survei. Macam-macam survey

ANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Varietas Unggul Baru Mangga Merah DARI KP. cukurgondang

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI

: CANDRA BUTAR-BUTAR AGRIBISNIS

Analisis Mesin Pengiris Kentang Spiral Otomatis ANALISIS MESIN PENGIRIS KENTANG SPIRAL OTOMATIS

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

Tahun Bawang

PENDAHULUAN. Durian merupakan tanaman buah-buahan khas tropik basah yang telah

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB II DASAR TEORI. sangat penting, yaitu untuk menghilangkan kulit atau penutup luar buah atau

PENGOLAHAN BUAH LADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Jurnal Pembangunan Manusia edisi 5 TEKNOLOGI PANEN BUAH DUKU SISTIM GETAR SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MEMINIMALISIR BIAYA PANEN Ir. H. Kiagus Abdul Kodir, M.Si Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan Abstrak Inovasi teknologi panen buah duku Palembang dilakukan untuk memperoleh buah duku yang kematangannya seragam dan mengurangi dampak rejuvenilitas pada pohon. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab salah satu permasalahan produksi dan pasca panen buah duku. Produksi buah duku selama ini masih fluktuatif dan cenderung menurun, sementara mutu buah duku tidak dapat dipertahankan dalam waktu lama. Gagasan inovasi teknologi ini diilhami dengan memperhatikan panen buah duku secara konvensional dan pengaruh negatifnya. Uji coba diawali dengan membuat simulasi panen buah duku dengan merancang prototype alat/mesin getar yang mungkin dapat dikembangkan, kemudian dilakukan uji coba panen duku di lapangan. Hasil uji coba di lapangan memperlihatkan bahwa penggunaan mesin getar cocok untuk panen duku karena akan diperoleh keseragaman kematangan buah yang dipanen. Hal ini lebih baik dibanding cara konvensional dan panen buah duku lebih mudah karena pemanenan tidak perlu memanjat sampai ke ujung dahan. Namun demikian, teknologi ini masih perlu penyempurnaan dalam pengembangannya. Untuk itu masih harus terus dikaji lagi Kata kunci: mesin getar, panen, duku Abstract The innovation technology fruits harvesting of Duku Palembang has carried out in Smallholder Duku Plantation of Kijang Ulu Ogan Komering Ilir. It has carried out to get duku fruits that have homogeneity ripening degree and to reduce impact of rejuvenility in tree. The purpose of research was to answer the production and post harvest problems of duku fruits. At long time ago, the production of duku fruits in Palembang has been fluctuated and it showed inclined to reduce, while the quality of fruit after harvested could not keeping for long time. This is an idea that appeared after we take note of conventional duku harvesting by farmers and negatives impact of conventional duku harvesting in a long ago. This experiment has been beginning by made tremble machine prototype. After that we trial the tremble machine in Smallholder Duku Plantation. The result of the experiment showed that the use of tremble machine suitable for duku harvesting because it get homogeneity ripening degree. It was better than conventional harvesting, so that harvest of duku fruit can be easy because it without climbing the tree until top of branch. Nevertheless, this technology still action of perfecting for the development, therefore it will go ahead be studied again. Key words : tremble machine, harvest, duku

Pendahuluan Tanaman duku (Lansium agak lunak, kadang-kadang tanpa biji domesticum Corr.) merupakan salah satu komoditas unggulan yang cukup dan rasanya sangat manis. Buah Duku Varietas Palembang berkulit dikenal di masyarakat Indonesia dan agak tebal, dagingnya berwarna banyak digemari oleh semua orang (Pusat Kajian Buah-Buahan Tropik, bening sedikit keruh, agak kenyal, berbiji 1-2 buah, rasanya manis (Balai 1996). Tanaman duku termasuk Perbenihan Sumsel, 2002). Dengan komoditas spesifik lokasi dan karakteristik seperti itu, buah Duku unggulan daerah Sumatera Selatan yang perlu diperhatikan karena hingga kini pembudidayaannya belum intensif dan tanaman yang ada sekarang Rasuan dinilai lebih unggul dibanding Duku Varietas Palembang atau jenis duku lainnya, seperti Duku Condet dan lain-lain (Dinas Pertanian Sumsel, umumnya tanaman sudah tua 2002). (Suparwoto et al.,2003). Duku Sejalan dengan perkembangan Palembang yang berasal dari penduduk, minat masyarakat akan Sumatera Selatan dikenal memiliki buah duku makin tahun makin besar dua varietas yaitu yang disebut dan kesadaran masyarakat akan dengan varietas Duku Palembang pentingnya mengkonsumsi buahbuahan dan varietas Duku Rasuan (Dinas juga makin meningkat. Akan Pertanian Sumsel, 2002). Kedua tetapi perkembangan produksi varietas tersebut masing-masing tanaman duku hingga kini tidak begitu mempunyai cita rasa yang khas. pesat bahkan cenderung kurang Buah Duku Varietas Rasuan berkulit berkembang. tipis, dagingnya berwarna putih bening Hingga kini buah duku yang tahun tampak masih berfluktuasi. dipanen kebanyakan masih berasal Diduga, banyak hal yang dari tanaman duku tua yang menyebabkan berfluktuasinya diwariskan secara turun temurun. produksi buah duku. Salah satu Produksi buah duku dari tahun ke penyebabnya adalah karena tanaman

duku yang ada sekarang tidak kriteria antara lain : secara ekonomis berbuah merata setiap tahun bahkan lebih menguntungkan, mudah ada yang baru berbuah setiap 3 atau dicobakan, dan kompatibel dengan 4 tahun padahal secara anatomis dan kepentingan yang menyangkut fisiologis tanaman duku dapat kualitas dan kontinuitas. Penggunaan berbuah setiap tahun secara serentak mesin getar untuk panen adalah salah sehingga panenpun dapat dilakukan satu alternatif menjawab bersamaan. permasalahan tersebut. Gagasan Menurunnya produksi buah duku inovasi teknologi ini diilhami dengan tersebut dapat diduga pula karena memperhatikan panen buah duku cara panen yang dilakukan selama ini secara konvensional di beberapa kurang tepat sehingga mengakibatkan daerah sentra tanaman duku di panen raya hanya mungkin terjadi 4-5 Sumatera Selatan, kemudian juga tahun sekali. Cara panen memperhatikan teknologi panen buah konvensional yang biasa dilakukan jeruk Sunkish Mandarin di Taiwan dan selama ini adalah dengan cara Jepang (Nuh dan Kodir, 2004). memanjat kemudian buah-buah Tujuan jangka pendek penerapan dirompes, dan untuk buah-buah yang teknologi ini adalah untuk di ujung dahan dilakukan dengan cara menggoyang-goyangkan dahan atau mendapatkan hasil panen buah duku yang tingkat kematangannya seragam ranting buah. Dengan cara itu banyak dan pemanenan dapat dilakukan dahan atau ranting tempat dompolan relatif lebih cepat disbanding cara buah mengalami kerusakan. panen konvensional. Tujuan jangka Akibatnya setelah pemanenan, pohon akan mengalami rejuvenile selama 3 4 tahun, sehingga terjadi stagnasi panjang dari penerapan teknologi ini adalah untuk mengeliminir dampak rejuvenile pohon akibat cara panen produksi. Untuk itulah perlu dilakukan konvensional. Dengan demikian upaya mengatasi permasalahan diharapkan produksi buah duku tidak tersebut. mengalami stagnasi. Selain untuk tanaman duku, teknologi panen Inovasi teknologi panen buah duku dengan sistim getar ini juga dapat yang dapat ditawarkan harus memiliki

Jurnal Pembangunan Manusia edisi 5 dilakukan pada pohon buah-buahan tinggi, hal ini menurunkan mutu buah lain yang memiliki permasalahan duku hasil panen. Pengunaan mesin panen yang sama (Kodir dan Nuh., getar panen diharapkan dapat 2005). Dampak dari pengkajian ini mengatasi permasalahan tersebut. diharapkan akan meningkatkan Prinsip kerja alat panen ini adalah produksi dan mutu buah duku menggetarkan dahan/ranting pada Sumatera Selatan. kecepatan tertentu cukup hanya merontokkan buah-buah duku yang Kerangka pemikiran sudah matang dan tidak merusak Selama ini panen buah duku dahan/ranting tersebut. Dengan cara demikian beberapa keuntungan dapat dilakukan dengan cara memanjat diperoleh antara lain yaitu : panen untuk memetik dompolan buah duku satu persatu yang berada di dekat relatif lebih cepat, buah yang dipanen memiliki tingkat kematangan yang pangkal batang / cabang. Adapun seragam dan benar-benar sudah buah-buah duku yang berada diujung, dipanen dengan cara menggoyanggoyangkan masak, dan yang terpenting adalah dahan / ranting tempat dompolan dahan dengan kaki ketika buah duku tidak mengalami pemanjat masih berada di pohon. kerusakan. Sering juga terjadi pemanen memotong dahan tersebut. Cara Metodologi panen seperti itu memiliki beberapa Percobaan diawali dengan kelemahan yaitu panen lebih lama dan melakukan survey panen duku secara banyak dahan atau ranting tempat konvensional yang dilakukan dompolan buah mengalami kerusakan petani/pemilik kebun duku. Teknologi atau terbuang. Akibatnya setelah panen buah duku yang dilakukan oleh pemanenan, pohon akan mengalami petani disoroti langsung dengan rejuvenile selama 3 4 tahun, mengamati cara panen dan sehingga terjadi stagnasi produksi. permasalahan yang ditimbulkannya. Kelemahan lainnya adalah ; buahbuah Setelah memperhatikan yang dipanen tidak memiliki tingkat keseragaman matang yang permasalahan tersebut dan

mempelajari sifat morfologi dan fisiologi tanaman duku maka dibuat simulasi panen buah duku dengan merancang prototipe alat / mesin panen duku yang sederhana yang mungkin dapat dikembangkan. Selanjutnya didisain alat untuk aplikasi dilapangan dan dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan terhadap tingkat keseragaman kematangan buah hasil panen dan kecepatan panen. Penganalisaan dilakukan secara deskriptif terhadap hasil panen dengan mesin getar dan membandingkannya dengan cara panen konvensional. posisinya membentuk sudut sekitar 45 o atau lebih. Apabila mesin dihidupkan dengan kekuatan tertentu (dengan pengaturan kecepatan putaran mesin) maka dahan akan tergetar sehingga menjatuhkan buah duku yang telah matang. Buah yang jatuh karena tergetar ditampung oleh jaring khusus yang langsung mengarahkannya ke keranjang penampung. Untuk menampung buah-buah yang jatuh di luar jaring khusus dan keranjang tersebut, sebelum pemanenan di sekitar bawah pohon dibersihkan dahulu kemudian dibentangkan tikar atau terpal. Cara kerja mesin getar Hasil dan Pembahasan Mesin getar yang diterapkan Persentase buah matang yang dalam teknologi panen ini dirancang dipanen secara sederhana dengan menggunakan motor penggerak Panen dilakukan secara berkekuatan sedang (4 HP). Mesin bertahap dalam dua fase panen dihubungkan dengan tambang/kawat sesuai dengan sifat fisiologi tanaman seling yang dilengkapi spiral pegas, duku. Fase panen ke I dilakukan saat bagian ujung kawat dipasang pengait buah dinyatakan matang panen, yaitu untuk mengaitkan kawat ke dahan apabila kulit buah duku sudah pohon yang akan digetarkan. Posisi menguning mencapai 80% atau lebih rentangan kawat dengan dahan tidak dari seluruh buah dalam satu pohon boleh sejajar dengan ketiak dahan tersebut. Fase panen ke II dilakukan karena hal ini akan mengakibatkan setelah 7 hari sejak panen ke I. Dari dahan mudah terkoyak. Diupayakan hasil uji coba penggunaan mesin getar

Jurnal Pembangunan Manusia edisi 5 yang dilakukan pada dua fase tersebut, diketahui bahwa keseluruhan buah yang dipanen mencapai 100% matang, artinya tidak ada buah duku yang belum matang ikut terpanen (Tabel 1). Dari Tabel 1 diketahui bahwa tingkat keseragaman kematangan buah yang dipanen dengan mesin getar lebih tinggi dibanding hasil panen cara manual. Sedangkan pada cara panen konvensional masih terdapat buahbuah duku yang belum matang yang ikut terpanen. Hal ini membuktikan bahwa panen dengan menggunakan mesin getar akan mendapatkan buah duku yang benar-benar telah matang. Tabel 1. Persentase matang panen buah duku Cara Panen Fase Panen 1 (%) Fase Panen 2 (%) Dengan Mesin Getar 100 100 Konvensional 70 80 1. Kecepatan panen Kecepatan panen diukur berdasarkan lamanya waktu panen untuk setiap pohon. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa panen dengan mesin getar relatif lebih cepat dibanding panen cara manual (Tabel 2). Pada tabel 2. tersebut terlihat jelas bahwa panen yang dilakukan dengan mesin getar hanya mencapai 35-40 menit per pohon (fase panen 1), sedangkan cara panen konvensional membutuhkan waktu 55-70 menit. Tabel 2. Kecepatan panen (menit/pohon) Cara Panen Fase Fase Panen 1 Panen 2 Dengan Mesin Getar 35-40 10-15 Konvensional 55-70 - Dengan memperhatikan dua jenis data pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa secara teknis penggunaan mesin getar untuk pemanenan duku dinilai cukup prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut. Secara teknis, sipemanen tidak perlu repot-repot memilih buah yang matang petik. Kekuatan getaran dapat diatur dengan megatur kecepatan putaran mesin yang disesuaikan hanya akan menjatuhkan buah dengan tingkat kematangan yang sama. Keuntungan lain dari cara panen sistem getar ini adalah panen dapat dilakukan lebih cepat dibanding cara konvensional dan hasil panennya memiliki tingkat kematangan yang tinggi. Namun demikian, penerapan teknologi ini masih dalam taraf awal

karena pada tahap ini belum dapat diukur dampak rejuvenilitas dahan atau pohon duku sebagaimana yang menjadi permasalahan utama dalam produksi buah duku. Penggunaan mesin getar panen ini masih perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut yang lebih komprehensif terutama dalam hal menguji besaran tingkat getaran yang optimal untuk merontokan buah duku yang benar-benar matang dan melakukan pengamatan dampak fisiologis dahan/pohon akibat pengaruh getaran mesin. Untuk melakukan pengujian tersebut paling tidak butuh waktu pengkajian hingga 4-5 tahun karena menunggu saat-saat panen buah duku yang bersifat tahunan. Disamping itu penerapan teknologi ini memerlukan investasi berupa mesin (motor penggerak), kawat seling/tambang berikut pegas dan pengait, jaring, untuk itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai analisis ekonomi penggunaan mesin getar ini. Kesimpulan Cara panen duku dengan mesin getar yaitu dengan menggunakan mesin yang dapat menggetarkan dahan secara mekanik. Penerapan teknologi ini diharapkan dapat mengeliminir dampak rejuvenile pohon. Dari hasil pengkajian ini telah dapat diketahui bahwa, penggunaan mesin getar panen buah duku dapat mempercepat panen buah duku dan meningkatkan keseragaman matang panen buah. Penanganan panen buah duku menuntut perhatian khusus dan perlunya dicarikan jalan keluarnya, mengingat buah duku banyak digemari masyarakat. Penggunaan mesin getar adalah alternatif teknologi panen yang menjadi inovasi teknologi panen buah duku perlu dipertimbangkan untuk diterapkan guna mengeliminir dampak rejuvenile akibat panen yang konvensional.

Daftar Pustaka Balai Perbenihan Tanaman, Dokumentasi Deskripsi Hasil Pelepasan Varietas unggulan Sumatera Selatan. Bagian Proyek Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sumatera Selatan, 2002. Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Selatan, Kajian Informasi Komoditi Unggulan Pertanian Propinsi Sumatera Selatan. Dinas Pertanian Bekerjasama dengan Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Sumatera Selatan, Palembang, 2002. Kodir, K. A. dan Muhammad Nuh, Teknologi Panen Buah Keranji Dengan Sistem Getar. Makalah Konferensi Indonesia Daya Masyarakat, International Bank For Reconstruction and Development, The World Bank, Plaza Senayan, Jakarta : 27-30 April 2005. Nuh, M. dan K. Abdul Kodir, Inovasi Teknologi Panen Buah Keranji (Dialium indum L.) Makalah Seminar Nasional Penerapan Agro Inovasi Mendukung Ketahanan Pangan dan Agribisnis di BPTP Sumatera Barat, Sukarami : 10-11 Agustus 2004. Pusat Kajian Buah-Buahan Tropik, Pengembangan Buah-Buahan Unggul Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 1996. Suparwoto, D. Hadiyanti dan Y. Hutapea, Teknologi Budidaya Tanaman Duku, Teknologi Budidaya Komoditas Unggulan Sumatera Selatan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan, Badan Penelitian Pengembangan Pertanian, 2003, 139-156.