Karya Ilmiah ISI Denpasar 1 KONSEP FUSIFORM PADA DESAIN INTERIOR KANTOR PELABUHAN GLORRY EXPRESS Indra Wira Pranata Komang, Remawa A.A.Gede Rai, Karso Olih Solihat Institut Seni Indonesia Denpasar Alamat: Jln. Nusa Indah Denpasar 80235 Telp. (0361) 227316 Fax. (0361) 236100 E-mail: fsrd@isi.dps.ac.id Abstrak Perkembangan Pariwisata di Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan saat ini semakin pesat, berdasarkan data dari Dinas Pariwisata kabupaten Klungkung pada tahun 2015 dengan jumlah kunjungan mencapai 264.708 wisatawan. Berdasarkan data tersebut, maka masyarakat mulai memanfaatkan kesempatan usaha dengan cara menyediakan fasilitas berupa transportasi laut yang didukung perencanaan pelabuhan penyeberangan ke Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan. Pelabuhan memiliki fungsi sebagai gateway atau pintu gerbang dari suatu daerah sehingga dapat mendukung perekonomian daerah tersebut (Lasse, 2014:5). Berdasarkan hal tersebut maka sangat penting memperhatikan komponen yang ada di dalam pelabuhan sehingga dapat memenuhi fasilitas penyeberangan yang layak. Namun, masyarakat dan wisatawan saat ini masih menggunakan pelabuhan tradisional sehingga penyeberangan menuju Nusa Lembongan dan Nusa Penida memiliki berbagai permasalahan yang kurang baik dari para pengguna jasa tersebut, seperti ketersediaan fasilitas pelayanan kantor pelabuhan beserta dermaga yang kurang memadai. Glory Express merupakan salah satu perusahaan swasta penyedia jasa transportasi penyeberangan laut antara pulau Bali dan Nusa Lembongan. Dalam memenuhi kebutuhan wisatawan yaitu dengan menghadirkan konsep berdasarkan fungsi transportasi dari perusahaan Glory Express dengan tujuan untuk dapat memberikan daya tarik estetik tanpa mengabaikan fungsi ruangan. Metode yang digunakan untuk memperoleh data di lapangan yaitu dengan metode kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan metode desain yang digunakan untuk medesain interior kantor pelabuhan Glory Express yaitu dengan metode glass box. Konsep Fusiform pada desain interior kantor pelabuhan Glory Express bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan fungsi dan estetik visual pada interior kantor pelabuhan. Konsep Fusiform adalah form yang memberi inspirasi pada kecepatan, aliran dan fungsi serta berbagai hal yang berdekatan dengan air laut. Kata Kunci: Fusiform, Desain Interior, Kantor Pelabuhan, Kecepatan, Pelayanan Abstract Tourism developments in Nusa Penida and Nusa Lembongan Islands are currently increasing rapidly, based on data from the Tourism Office of Klungkung regency in 2015 with the number of visits reached 264,708 tourists. Based on these data, the community began to take advantage of business opportunities by providing facilities in the form of marine transportation supported by the planning of the ferry port to the island of Nusa Penida and Nusa Lembongan. The port has a function as a gateway or gateway of an area so that it can supported the economy of the area (Lasse,2014; 5). Based on this problem, it is very important to pay attention to the existing components in the port so as to meet the good crossing facilities. However, people and tourists are still using traditional ports so that the crossings to Nusa Lembongan and Nusa Penida have various problems that are not good of the service users, such as the availability of port office service facilities along with an inadequate pier. Glory Express is one of the private companies providing sea transportation services between the island of Bali and Nusa Lembongan. For supply the needs of tourists is by presenting the concept based on the transportation function of the Glory Express company in order to provide an aesthetic appeal without ignoring the function of the room. The method used to get data in the area are by the
2 method of literature, observation, interview and documentation, while the design method used for interior design of Glory Express port office is by glass box method. The Fusiform concept on the interior design of Glory Express port office purposes to solve the visual and functional aesthetic problems in the interior of the port office. The concept of "Fusiform" is the "form" that inspires the speed, flow and function as well as the things adjacent to the sea water. Keywords: Fusiform, Interior Design, Port Office, Speed, Service PENDAHULUAN Perkembangan Pariwisata di Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan saat ini semakin pesat, berdasarkan data dari Dinas Pariwisata kabupaten Klungkung pada tahun 2015, jumlah kunjungan mencapai 264.708 wisatawan. Berdasarkan data tersebut, maka masyarakat mulai memanfaatkan kesempatan usaha dengan cara menyediakan fasilitas berupa transportasi laut yang didukung perencanaan kantor pelabuhan penyeberangan ke Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan. Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang Kepelabuhanan, pelabuhan merupakan tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Berdasarkan hal tersebut maka sangat penting memperhatikan komponen kantor yang ada di dalam pelabuhan sehingga dapat memenuhi fasilitas penyeberangan yang layak. Permasalahan fungsionalitas dan estetik pada desain interior kantor pelabuhan juga harus terselesaikan sehingga mampu memberikan daya tarik pada tampilan interior kantor pelabuhan. Glory Express merupakan salah satu perusahaan swasta penyedia jasa transportasi penyeberangan laut antara pulau Bali dan Nusa Lembongan. Ada beberapa permasalahan yang ditemukan pada objek kasus yaitu kurangnya fasilitas untuk memenuhi proses penyeberangan secara maksimal, kurangnya fasilitas publik untuk pengguna jasa, fasilitas yang mengakomodasi kegiatan pegawai dalam proses pelayanan bagi pengguna jasa. Disamping itu kurangnya fasilitas pegawai untuk meningkatkan kinerja pegawai perusahaan dan pelayanaan terhadap pengguna jasa. Sesuai dengan permasalahan di lapangan, penulis ingin memberikan solusi dengan cara medesain interior kantor pelabuhan yang mampu memberikan daya tarik estetik, meningkatkan kinerja pegawai perusahaan, meningkatkan pelayanaan terhadap pengguna jasa serta menjawab permasalahan di lapangan selama ini terhadap fasilitas penyeberangan, sehingga tercapainya kenyamanan dalam beraktifitas. METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh data di lapangan yaitu dengan metode kepustakaan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data literatur dan parameter yang diperlukan serta sumber-sumber lain untuk mendapatkan teori-teori dan peraturan-peraturan yang bisa menunjang proses medesain interior kantor pelabuhan Glory Express. Kedua dengan metode observasi yang merupakan metode mengamati dan mencatat fenomena yang akan diselidiki atau diteliti dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala dan peristiwa yang terjadi di lapangan (Mardalis, 1995: 63), Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati aktivitas dan civitas yang ada di kantor pelabuhan Glory Express yang akan dideskripsikan dalam bentuk tulisan yang dapat menunjang dalam medesain interior kantor pelabuhan Glory Express. Ketiga wawancara yang merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya (Sutopo, 2006: 72). Pada
3 metode wawancara, penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada staf kepegawaian dan pengguna jasa yang ada di kantor pelabuhan Glory Express. Keempat dokumentasi, metode dokumen ini dilakukan agar dapat mendokumentasikan data, baik itu gambar maupun foto yang bisa melengkapi data yang diperoleh melalui metode observasi dan wawancara. Pada metode dokumentasi, penulis mendokumentasikan data lapangan berupa foto-foto dari keadaan di lapangan yaitu di kantor pelabuhan Glory Express dan lokasi yang akan difungsikan sebagai lahan untuk relokasi kasus yang baru. Metode desain yang diterapkan dalam medesain kantor pelabuhan Glory Express adalah menggunakan metode glass box. Menurut Ch. John (1969: 15), metode glass box dapat dilakukan dengan pendekatan sirkularitas dan linearitas. Sirkularitas menyiratkan bahwa masalah-masalah kritis dapat saja tidak ditemukan sampai pada tahap akhir dan memerlukan refisi pada tahap-tahap sebelumnya. Hal ini memungkinkan untuk melakukan tinjauan ulang (feedback controle) terhadap proses (skema pola pikir desain) sehingga kesimpulan akhir dapat lebih baik, dengan demikian maka penerapan metode glass box dalam medesain interior Kantor Pelabuhan Glory Express yaitu proses desain yang dilakukan dengan cara sistematis. PEMBAHASAN DAN HASIL DESAIN KONSEP FUSIFORM PADA DESAIN INTERIOR KANTOR PELABUHAN GLORY EXPRESS A. Konsep Berdasarkan permasalahan dan kebutuhan visual desain interior Kantor Pelabuhan Glory Express, maka konsep yang diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan fungsi dan visual desain interior Kantor Pelabuhan Glory Express adalah Fusiform. Fusiform adalah form yang memberi inspirasi pada kecepatan, aliran dan fungsi serta berbagai hal yang berdekatan dengan air laut. Fusiform juga merupakan bentuk aliran yang mengikuti garis baik itu garis lurus maupun lengkung yang jelas ujung dan pangkalnya. Konsep Fusiform merupakan jenis konsep cita-cita (ide). Sesuai dengan objek kasus berupa Kantor Pelabuhan, penulis memiliki harapan agar tersedia fasilitas transportasi laut yang cepat, mengalir, aman dan memiliki kekuatan atmosfir laut serta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat/wisatawan tanpa mengabaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada Kantor Pelabuhan Glory Express. Melalui konsep Fusiform, penulis bertujuan menyampaikan bahwa suatu penyedia transportasi laut memiliki sistem yang cepat, mengalir, aman dan efisien serta estetis dalam proses penyeberangan. Hal tersebut menjadi alasan utama penulis untuk medesain suatu penyedia transportasi laut yang tidak hanya menyediakan transportasi penyeberangan laut seperti penyedia transportasi lainnya dan mengabaikan efisiensi waktu. Melalui konsep ini pula penulis berkeinginan untuk medesain dan menyediakan penyedia transportasi laut yang cepat, aman, efisien dan mudah dalam proses penyeberangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat wisatawan dalam hal penyeberangan. Konsep Fusiform yang diterapkan pada desain penulis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat wisatawan berupa kecepatan, efisien, dan mudah. Disamping itu penerapan konsep Fusiform pada desain penulis juga bertujuan untuk mengenalkan dan meningkatkan kualitas penyedia transportasi laut yang mengedepankan kecepatan, efisien dan mudah dalam proses penyeberangannya. Berikut penjabaran konsep Fusiform :
4 Gambar 1. Penjabaran Konsep Fusiform B. Hasil Karya Gambar 2. Denah Penataan
5 Pada denah penataan terbagi menjadi 2 zona ruang yaitu zona publik dan semi publik. Ruangan yang termasuk zona publik terdiri dari cafetaria, lobby, loket penjualan, loket administrasi, toko oleh-oleh, toko marcandise, restroom pengunjung dan ruang tunggu. Ruangan yang termasuk zona semi publik terdiri dari ruangan akunting, ruangan owner, ruangan manajer, restroom pegawai, restroom owner, ruangan penyimpanan dan dapur. Gambar 3. 3D Visual Ruang Tunggu Gambar 4. 3D Visual Fasade
6 PENUTUP Visualisasi konsep Fusiform pada desain interior kantor pelabuhan Glory Express bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan fungsi dan estetik visual pada interior kantor pelabuhan. Konsep Fusiform adalah form yang memberi inspirasi pada kecepatan, aliran dan fungsi serta berbagai hal yang berdekatan dengan air laut. Penerapan konsep Fusiform pada interior ruangan kantor pelabuhan mengambil tekstur, bentuk warna dan pola ruang yang dipadupadankan sehingga membentuk satu kesatuan yang mampu meningkatkan aktivitas civitas di dalamnya. Medesain interior Kantor Pelabuhan Glory Express memiliki beberapa acuan yaitu desain kantor pelabuhan yang fungsional, efisien, mengalir, estetik, harmonis dan dinamis sehingga mampu menyelesaikan permasalahan di lapangan serta mampu mendukung dan meningkatkan aktifitas civitas yang ada di kantor pelabuhan Glory Express. DAFTAR RUJUKAN D.A. Lasse. 2014. Manajemen Kepelabuhanan. Jakarta : RajaGrafindo Persada Mardalis.1995.Metode Penelitian.Jakarta : Bumi Aksara. Nadia.2009. Buku Ajar Ichtiologi. Kendari : Unhalu. Mudjiman.2008. Sistem saraf Ikan. Penebar swadaya. Jakarta Nontji, 2007. Biologi Ikan. Djambatan. Nontji, Anugrah., 1993. Laut Nusantara. Cetakan Kedua. Djambatan. Jakarta. Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 1 Angka 3 Tentang Kepariwisataan.