POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI WILAYAH DESA



dokumen-dokumen yang mirip
PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP

4.1. Letak dan Luas Wilayah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Jenis-jenis Sumber Daya Alam

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

Ekonomi Pertanian di Indonesia

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

PERTANIAN.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

Kondisi Geografis dan Penduduk

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

PENGGOLONGAN WILAYAH, JENIS PERKEBUNAN, DAN BESARNYA STANDAR INVESTASI TANAMAN PERKEBUNAN PER-HA

C. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

PERAN PERTANIAN DI SUMATERA UTARA

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PERTANIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Profil Kabupaten Aceh Singkil

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

No baik hayati berupa tumbuhan, satwa liar serta jasad renik maupun non-hayati berupa tanah dan bebatuan, air, udara, serta iklim yang saling

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

02/03/2015. Sumber daya Alam hayati SUMBER DAYA ALAM JENIS-JENIS SDA SUMBERDAYA HAYATI. Kepunahan jenis erat kaitannya dengan kegiatan manusia

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, maka secara

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tabel 1.1 Luas Hutan Mangrove di Indonesia Tahun 2002 No Wilayah Luas (ha) Persen

Transkripsi:

5 POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI WILAYAH DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : ANALISIS POTENSI WILAYAH DESA : 2 (dua) kali tatap muka pelatihan selama 200 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai potensi sumber daya alam di wilayah desa. Metode : Praktek (mempraktekkan, diskusi, dan tugas terstruktur) menganalisis potensi sumber daya alam di wilayah desa. 5.1. IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI PEDESAAN Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan dunia begitu sempurna dengan segala potensi atau sumber daya yang terkandung di dalamnya. Potensi wilayah adalah keseluruhan kekuatan yang meliputi sumber daya alam dan manusiawi, baik yang sudah terwujud maupun yang belum, dan dapat dimanfaatkan bagi perkembangan dan kelangsungan wilayah tersebut. Sumber daya alam suatu wilayah adalah merupakan semua bahan/unsur/ material yang terdapat dan dimiliki oleh suatu suatu daerah secara alami. Artinya, sumber daya tersebut telah disediakan oleh alam yang timbul sebagai akibat proses 43

alamiah dan berguna bagi kehidupan umat manusia. Sumber daya alam mencakup semua unsur tata lingkungan, biologis dan fisik (biofisik) yang dengan nyata atau secara potensial dapat menunjang kehidupan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sifat penyebaran sumber daya alam secara geografis tidak merata di dunia ini. Dimana antara satu wilayah dengan wilayah lain memiliki sumber daya alam yang tidak sama satu sama lain. Dalam artian, tidak ada satu wilayah-pun di muka bumi ini yang memiliki potensi sumber daya alam yang persis sama dengan wilayah lainnya. Hal yang perlu mendapatkan perhatian serius, bahwa keberadaan sumber daya alam yang semakin lama semakin penting, karena adanya permintaan dan penggunaan sumber daya alam antar daerah akibat perkembangan ekonomi, sosial, industri, iklim dan sebagainya. Perkembangan peradaban serta struktur sosio ekonomi masyarakat suatu wilayah juga memberikan tekanan dan pengaruh besar dalam menentukan jenis dan sumber daya yang diperlukan serta cara bagaimana pegelolaan, pemanfaatan atau penggunaan sumber daya tersebut. Hal ini menyebabkan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya timbul saling ketergantungan satu sama lain. Ketiadaan atau kekurangan terhadap suatu sumber daya tertentu bagi suatu wilayah akan dapat dipenuhi dari wilayah lain yang memiliki kelebihan akan sumber daya tersebut, demikian pula sebaliknya. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai mekanisme atau kerjasama yang disepakati oleh wilayah-wilayah tersebut. Max Havelar, Multatuli sejak lebih dari satu abad yang lalu telah melukiskan kekayaan dan keindahan alam Indonesia sebagai negeri yang indah, yang melingkar nun jauh di sana di khatulistiwa laksana sabuk bermata zambrud. 44

Sebagai sebuh negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau dan dikelilingi oleh lautan yang begitu luas. Mulai dari udara, daratan dan lautan, semua mengandung berbagai unsur/bahan yang memiliki nilai ekonomis atau nilai guna yang tinggi. Terutama di wilayah daratan dan lautan terkandung banyak sekali kekayaan alam yang beraneka jenisnya, baik sumber daya hayati maupun nonhayati. Sebagian diantaranya telah teridentifikasi dan sebagian lainnya belum, sebagian telah dimanfaatkan/dikelola serta sebagian lainnya belum. Sumber daya alam merupakan salah satu milik ekonomi utama negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Sumber daya alam memberikan/ menyediakan pekerjaan pada lebih dari tiga per empat tenaga kerja dan menghasilkan/berkontribusi terhadap sebagian besar pendapatan nasional Indonesia (Katili, 1983). Secara garis besar sumber daya alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian utama, yaitu : (1) Sumber Daya Alam Hayati; (2) Sumber Daya Alam Nonhayati. Sumber daya alam hayati mencakup semua sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dalam artian, sumber daya alam yang dapat dibudidayakan atau dapat dikembangbiakkan, seperti tanaman (tumbuhan), hewan (hewan ternak, hewan laut dan lain-lain), terumbu karang dan sebagainya. Sumber daya alam nonhayati mencakup semua sumber daya alam dengan ciri-ciri utamanya adalah tidak dapat diperbaharui oleh manusia. Artinya, jika sumber daya alam tersebut dieksploitaasi secara tidak bijaksana maka akan mempercepat terjadinya pemusnahan sumber daya alam nonhayati tersebut, seperti tanah, minyak bumi, bahan tambang atau mineral (seperti nikel, tembaga, seng, besi, timah, emas dan lain-lain). 45

5.2. POTENSI SUMBER DAYA TANAH Diantara sumber daya alam yang vital bagi suatu wilayah adalah tanah. Hampir semua jenis kebutuhan umat manusia berupa pangan, sandang dan papan secara langsung maupun tidak langsung sangat tergantung pada tanah. Tanah merupakan prasarana utama sebagai tempat berbagai aktivitas manusia dan sekaligus penyedia berbagai bahan dasar kebutuhan umat manusia. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat multi fungsi. Diantara fungsi tanah adalah : a. Tanah berfungsi sebagai prasarana tempat berlangsungnya aktivitas manusia, diantaranya : tempat mendirikan rumah; tempat mendirikan pabrik; tempat mendirikan sekolah; tempat bercocok tanam; tempat memelihara ternak; tempat berlalu lintas; dan lain-lain. b. Tanah berfungsi sebagai penyedia berbagai bahan kebutuhan dasar manusia, meliputi berbagai bahan alam yang yang terkandung di dalam bumi dan berguna bagi pemenuhan kebutuhan manusia, antara lain : minyak bumi, gas alam, bahan tambang (emas, tembaga, timah, aluminium dan lain-lain); air tanah; tanah itu sendiri dapat secara langsung bertindak sebagai bahan baku 46

yang dapat diolah menjadi berbagai barang kebutuhan manusia, seperti tanah sebagai bahan baku industri semen, pabrik bata merah, pabrik genteng dan sebagainya; dan lain-lain. Pada awalnya sebelum tanah secara meluas dieksploitasi dan diperlukan sebagai tempat usaha yang produktif, para peternak (ternak sapi, kerbau, domba, dan lain-lain) dapat membiarkan hewan ternaknya lepas secara bebas untuk mencari makanan di atas permukaan bumi yang luas. Setelah manusia mengenal sistem bercocok tanam, maka tanah dibutuhkan sebagai tempat bercocok tanam. Ternak piaraan mulai dibatasi kebebasannya mencari makanan secara bebas. Tanah mulai dikuasai secara pribadi oleh individu-individu masyarakat. Pertanian merupakan salah satu kegiatan manusia yang mengeksploitasi sumber daya tanah dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dalam mengeksploitasi tanah untuk kegiatan pertanian, manusia menerapkan berbagai teknologi mulai dari teknologi yang sederhana bersifat tradisional sampai teknologi yang canggih. Semuanya menjadikan tanah sebagai objek untuk kegiatan produktif pertanian. Dalam perkembangannya, tanah menjadi sesuatu barang yang berharga dan memiliki nilai ekonomi. Sebagai sumber daya alam, tanah merupakan faktor produksi yang amat penting dan srategis. Namun dalam kepemilikan atau penguasaan tanah sebagai faktor produksi luasnya mengalami penyusutan, yang semakin hari semakin mengecil dibandingkan dengan jumlah penduduk di muka bumi. Fenomena ini muncul karena luas daratan di permukaan bumi tidak mengalami penambahan, sedangkan jumlah penduduk semakin hari semakin 47

bertambah banyak. Hal tersebut menyebabkan bidang-bidang tanah yang dikuasai anggota masyarakat menjadi semakin terbatas luasnya dan letaknya berpencarpencar. Dalam masyarakat pedesaan yang agraris, kondisi ini menyebabkan bidangbidang tanah yang membentuk usaha tani tidak selalu berada dalam satu kawasan. Usaha tani yang satu dengan usaha tani yang lain letaknya terpisah (berpencar) dengan tingkat kesuburan yang belum tentu sama. Usaha tani yang berpencarpencar tersebut menyebabkan usaha tani menjadi tidak efektif dan tidak efisien. Petani di pedesaan agraris terutama di pulau Jawa atau daerah-daerah yang berpenduduk padat, umumnya luas kepemilikan tanah pertanian sangat kecil, kurang lebih sekitar 0,25 Ha atau kurang dari 0,5 Ha. Pertanian demikian dikenal dengan istilah petani gurem. Bahkan sebagian dari petani di pedesaan tidak memiliki tanah garapan sendiri, melainkan berstatus sebagai buruh tani atau petani penyakap (penyewa tanah). Gejala ini sudah semakin meluas di pedesaan agraris di daerah berpenduduk padat. Menurut Hakim, N, Nyakpa, Y, Lubis, A.M, Nugroho, Saul, R, Diha, Go Ban Hong dan Bailey (1986) bahwa luas daratan indonesia seluruhnya sekitar 200 juta Ha. Sekitar 168 juta Ha tersebar di empat pulau besar di luar Jawa, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Dari 168 juta Ha tersebut, 123 juta Ha berupa tanah lahan kering dan sisanya 39 juta Ha berupa lahan basah baik berupa rawa pasang surut maupun rawa lebak. Tanah daratan yang dimiliki Indonesia sangat potensial sebagai lahan pertanian dan lahan produksi lainnya. Bagi masyarakat di pedesaan maupun perkotaan tanah merupakan modal dasar yang vital. Tidak heran bagi kita, di kalangan masyarakat baik di perkotaan 48

maupun di pedesaan dijumpai sekelompok orang yang disebut juragan tanah. Umumnya orang yang menguasai sebagian besar tanah mempunyai posisi yang strategis dalam strata sosial masyarakat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomis dan politis yang strategis dalam masyarakat. Dalam menggerakkan pembangunan masyarakat di pedesaan, faktor keberadaan tanah sebagai sumber daya alam harus menjadi salah satu titik perhatian. Dimana masyarakat pedesaan di dominasi oleh masyarakat pertanian. Di sini tanah merupakan faktor produksi dan pendukung aktivitas kehidupan masyarakat yang utama. Karena semakin terbatasnya ketersediaan lahan tanah sebagai sumber daya alam yang potensial, maka diperlukan manajemen pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang ada. Manajemen lahan yang meliputi pengelolaan lahan pertanian (lahan bercocok tanam, kehutanan, peternakan, dan perikanan), serta pengelolaan lahan untuk perumahan maupun industri. Selain itu, perlu dilakukan penanganan/pengelolaan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, guna mendapatkan strategi yang tepat dalam penguasaan dan pengelolaan lahan tanah yang ditujukan untuk meningkatkan hasil yang semaksimal mungkin dan berkelanjutan. Menurut Supardi (1994) bahwa upaya memaksimalkan hasil, meliputi : (1) Memperoleh hasil atau produksi yang maksimal dari setiap unit lahan. (2) Memilih tata cara pengelolaan lahan yang memberikan keuntungan maksimal. (3) Menekan sampai sekecil mungkin ketidakmantapan kondisi lahan potensial 49

sehingga dapat meningkatkan hasil yang maksimal. (4) Mencegah terjadinya penurunan lahan potensial. 5.3. POTENSI SUMBER DAYA HUTAN Hutan mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan dan kelangsungan hidup manusia dan lingkungan. Indonesia merupakan negara kepualauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.508 buah pulau yang membentuk daratan. Sebagian terbesar dari daratan ini masih berupa hutan. Kawasan hutan Indonesia merupakan Hutan Hujan Tropika terluas kedua di dunia setelah Brazil. Boer (1984) menyebutkan bahwa luas kawasan hutan Indonesia sekitar 143 juta Ha. Hutan tersebut mengandung kekayaan yang potensial antara lain 25.000 jenis flora, dan 400.000 jenis fauna. Berdasarkan tata guna hutan kesepakatan, kawasan hutan yang optimal ditetapkan seluas 143 juta Ha. Data Biro Pusat Statistik (1990) menunjukkan bahwa dari keseluruhan luas hutan tersebut terbagi menjadi : (1) Hutan Lindung seluas 30,4 juta Ha. (2) Hutan Suaka Alam, Wisata, dan Taman Nasional seluas 18,7 juta Ha. (3) Hutan Produksi seluas 64,3 juta Ha. (4) Kawasan hutan yang dapat dikonversi seluas 30,1 juta Ha. Kawasan hutan sebagai aset nasional memiliki keunggulan komparatif dan menjadi tumpuan harapan bagi kesinambungan pembangunan ekonomi, karena hutan mengandung beragam sumber daya alam di dalamnya. Hutan memiliki fungsi alamiah sebagai pelindung, sumber plasma nutfah, hidro-orologis, estetika, ilmiah dan lain-lain. Fungsi utama hutan adalah untuk menopang kehidupan manusia dan 50

sebagai paru-paru dunia. Pengelompokan hutan menurut fungsinya adalah : (1) Hutan Lindung, berfungsi memberikan perlindungan terhadap tanah, tata air (hidro-orologis), iklim serta lingkungannya. (2) Hutan Suaka Alam, berfungsi memberikan perlindungan terhadap hewan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. (3) Hutan Wisata, berfungsi sebagai hutan yang menyediakan keindahan alamiah untuk kepentingan pariwisata. (4) Hutan Produksi, berfungsi memberikan manfaat produksi kayu dan hasil hutan lainnya berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan yang berlaku, yang mengenal prinsip kekekalan, kelestarian dan keberlanjutan hasil. Indonesia memiliki hutan hujan tropika (atau hutan tropika basah) yang luas dan tersebar di seluruh pelosok tanah air termasuk wilayah pedesaan. Hutan ini kaya dan memiliki struktur dan komposisi yang relatif sempurna, selalu hijau sepanjang tahun, selalu dalam keadaan lembab dan memiliki pepohonan yang besar dan lebat, serta memiliki berbagai jenis pohon yang mempunyai potensi ekonomi yang besar. Berikut digambarkan secara singkat tentang pengelolaan dan kondisi hutan Indonesia. Sejak tahun 1970-an pemerintah mulai menggiatkan aktivitas sektor kehutanan melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi, diantaranya kegiatan HPH (Hak Penguasaan Hutan), dan pembukaan areal perkebunan berskala besar. Sejak itu terjadi eksploitasi besar-besaran dalam pengelolaan/pemanfaatan hutan yang berkembang pesat. Hal ini tidak saja memberikan keuntungan secara ekonomi terhadap kegiatan pembangunan, tetapi sebaliknya menimbulkan dampak negatif yang tidak menguntungkan bagi kelestarian dan keberlanjutan ekosistem. 51

Kawasan hutan dan sumber daya alam yang dikandungnya cenderung terancam kapasitas keberlanjutannya (sustainable capacity) ekosistemnya. Dikarenakan pemanfaatan sumber daya hutan oleh masyarakat cenderung tidak bijaksana, sehingga mengancam kelestarian sumber daya yang ada. Kegiatan eksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber daya hutan di berbagai wilayah di Indonesia, menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya hutan. Hal ini terindikasi dari terjadinya kebakaran hutan, erosi dan banjir yang merupakan bukti bahwa pelaksanaan pengelolaan/pemanfaatan sumber daya hutan kita menuju ke arah yang tidak bijaksana dan tidak berkelanjutan. Menurut Sumarwoto, O. (1997), bahwa pandangan hidup antroposentris yang bersifat eksploitatif dengan sistem biogeofisik, yaitu : sumber daya alam dapat dieksploitasi semaksimal mungkin untuk mendukung pola hidup konsumtif. Ini merupakan salah satu pemicu terjadinya deplesi sumber daya alam dan rusaknya fungsi ekologis lingkungsn hidup, sehingga mengurangi daya dukung lingkungan dalam ekosistem. 5.4. POTENSI SUMBER DAYA AIR DAN KELAUTAN Air selain berguna untuk keperluan langsung dalam kehidupan sehari-hari juga berfungsi untuk membantu berbagai usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti untuk kegiatan pertanian, pembangkit listrik tenaga air, industri, transportasi dan lain-lain. Air berfungsi pula sebagai tempat hidup berbagai jenis hewan yang berguna bagi manusia. Selain itu, di dalam air dan lautan terkandung berbagai potensi sumber daya alam lainnya baik hayati maupun nonhayati yang berguna bagi kehidupan umat manusia. Secara alamiah, air selalu bergerak mengikuti pergerakan siklus. Air 52

meninggalkan permukaan tanah dan tubuh tanah dalam bentuk uap air. Jumlah air yang meninggalkan tanah menuju atmosfir dan yang turun dari atmosfir dalam bentuk presipitasi pada waktu tertentu adalah hampir sama. Air hujan yang jatuh pada permukaan tanah sebagian mengalir di permukaan tanah (run off) menuju sungai, danau dan lautan. Sebagian lagi meresap ke dalam tanah (infiltrasi) melalui pori-pori tanah. Air yang meresap ke dalam tanah inilah yang disebut air tanah. Air tanah ini bergerak (perkolasi) terus ke lapisan tanah yang lebih dalam dan kemudian berkumpul menjadi air tanah bebas (ground water). Aliran air tanah (interflow) bergerak menuju sungai, danau dan lautan. Tidak semua air atau hujan dapat mencapai tanah, sungai, danau dan lautan. Karena dalam perjalanan air menuju sungai, danau dan lautan ini sebagian air menguap melalui permukaan tanah, melaui permukaan tumbuhan, melalui manusia dan hewan. Penguapan air sangat dipengaruhi oleh kondisi suhu lingkungan dimana air tersebut berada. Sirkulasi air setiap waktu tidaklah merata di permukaan bumi. Hal ini mengakibatkan jumlah air yang terdapat pada setiap wilayah dan setiap waktu tidaklah sama. Bisa saja di suatu wilayah terjadi kebanjiran, tetapi sebaliknya di wilayah lain terjadi kekeringan. Jumlah air yang terdapat di bumi diperkirakan sekitar 1,3 1,4 milyar km 3 (Jumin, H.B., 1989). Sekitar 97 persen dari jumlah air tersebut terdapat di lautan (air asin), 3 persen dalam bentuk air tawar. Dari total air tawar tersebut terdapat dalam berbagai bentuk (Sudaryoko dalam Katili, 1983), yaitu : 75 persen dalam bentuk salju dan es; 24 persen berupa air tanah; 1 persen berupa air permukaan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau 17.508 53

buah, garis pantai sepanjang 81.000 km, luas lautnya 3,1 juta km 2. Berdasarkan UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) tahun 1982, bahwa Indonesia diberi hak kewenangan memanfaatkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 2,7 km 2 yang meliputi ekplorasi, eksploitasi, pengelolaan sumber daya alam hayati dan nonhayati, penelitian dan yurisdiksi mendirikan instalasi atau pulau buatan. Batas terluar ZEE ini adalah 200 mil dari garis pantai pada saat surut terendah atau base line (Dahuri, R. dkk., 1997). Sebagian besar sumber daya alam kelautan belum dimanfaatkan secara optimal, seperti minyak dan gas, timah, bijih besi, bauksit, pasir kuarsa dan lain-lain. Selain itu sebagian besar kapasitas sumber daya perikanan laut dan perikanan darat kita juga belum dimanfaatkan secara maksimal. 54

5.5. DAFTAR ISIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM 1. LUAS TANAH :.. Ha a. TANAH SAW AH : Sawah Irigasi Teknis Sawah Irigasi Semi Teknis Sawah Tadah Hujan b. TANAH KERING : Tegal/Ladang Pemukima c. TANAH BASAH : Tanah Rawa Pasang Surut d. TANAH PERKEBUNAN : Tanah Perkebunan Rakyat Tanah Perkebunan Negara Tanah Perkebunan Swasta e. TANAH FASILITAS UMUM : Tanah Kas Desa Lapangan Perkantoran Pemerintah Penggunaan Lainnya f. TANAH HUTAN : Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Konversi 2. PERTANIAN a. Luas Tanam menurut Komoditas Jagung :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kacang Kedele :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kacanag tanah :... Ha Produksi :... Ton/Ha Padi :... Ha Produksi :... Ton/Ha Ubi Kayu :... Ha Produksi :... Ton/Ha Ubi Jalar :... Ha Produksi :... Ton/Ha Cabe :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kentang :... Ha Produksi :... Ton/Ha Bawang Merah :... Ha Produksi :... Ton/Ha Tomat :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kubis :... Ha Produksi :... Ton/Ha 55

b. Jenis Komoditas Buah-buahan Jeruk :... Ha Produksi :... Ton/Ha Alpokat :... Ha Produksi :... Ton/Ha Mangga :... Ha Produksi :... Ton/Ha Rambutan :... Ha Produksi :... Ton/Ha Salak :... Ha Produksi :... Ton/Ha Apel :... Ha Produksi :... Ton/Ha Pepaya :... Ha Produksi :... Ton/Ha Durian :... Ha Produksi :... Ton/Ha Sawo :... Ha Produksi :... Ton/Ha Nenas :... Ha Produksi :... Ton/Ha Pisang :... Ha Produksi :... Ton/Ha Markisa :... Ha Produksi :... Ton/Ha Semangka :... Ha Produksi :... Ton/Ha Lengkeng :... Ha Produksi :... Ton/Ha c. Tanaman Obat Jahe :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kunyit :... Ha Produksi :... Ton/Ha Lengkuas :... Ha Produksi :... Ton/Ha Mengkudu :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kumis Kucing :... Ha Produksi :... Ton/Ha 3. PERKEBUNAN a. Perkebunan Swasta/Negara Kelapa :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kelapa Sawit :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kopi :... Ha Produksi :... Ton/Ha Cengkeh :... Ha Produksi :... Ton/Ha Coklat :... Ha Produksi :... Ton/Ha Lada :... Ha Produksi :... Ton/Ha Vanili :... Ha Produksi :... Ton/Ha Karet :... Ha Produksi :... Ton/Ha Tembakau :... Ha Produksi :... Ton/Ha Teh :... Ha Produksi :... Ton/Ha Pala :... Ha Produksi :... Ton/Ha Mete :... Ha Produksi :... Ton/Ha... :... Ha Produksi :... Ton/Ha... :... Ha Produksi :... Ton/Ha b. Perkebunan Rakyat Kelapa :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kelapa Sawit :... Ha Produksi :... Ton/Ha Kopi :... Ha Produksi :... Ton/Ha 56

Cengkeh :... Ha Produksi :... Ton/Ha Coklat :... Ha Produksi :... Ton/Ha Lada :... Ha Produksi :... Ton/Ha Vanili :... Ha Produksi :... Ton/Ha Karet :... Ha Produksi :... Ton/Ha Tembakau :... Ha Produksi :... Ton/Ha Teh :... Ha Produksi :... Ton/Ha Pala :... Ha Produksi :... Ton/Ha Mete :... Ha Produksi :... Ton/Ha... :... Ha Produksi :... Ton/Ha... :... Ha Produksi :... Ton/Ha 4. KEHUTANAN a. Luas menurut Kepemilikan Milik Negara Milik Adat/Masyarakat Adat Perhutani Total :... Ha :... Ha :... Ha :... Ha b. Hasil Hutan Kayu :... m 3 /tahun Madu Lebah :... Liter/tahun Rotan :... Ton/tahun Damar :... Ton/tahun Bambu :... batang/tahun... :...... :...... :... c. Kondisi Hutan Bakau Hutan Produksi Hutan Lindung Suaka Marga Satwa Hutan Suaka Alam : Baik... Ha, Rusak... Ha : Baik... Ha, Rusak... Ha : Baik... Ha, Rusak... Ha : Baik... Ha, Rusak... Ha : Baik... Ha, Rusak... Ha 5. PETERNAKAN a. Jenis dan Populasi Ternak Sapi :... ekor Kerbau :... ekor Ayam :... ekor Bebek :... ekor Kuda :... ekor Domba :... ekor Kambing :... ekor Babi :... ekor... :... ekor... :... ekor... :... ekor... :... ekor... :... ekor 57

b. Produksi Peternakan Susu :... ekor/tahun Kulit :... meter/tahun Telur :... kg/tahun Daging :... kg/tahun Madu :... liter/tahun... :...... :...... :...... :... c. Hijauan Pakan Ternak Luas Tanaman Pakan Ternak (rumpu gajah dll) Produksi Hijauan Makanan Ternak Luas Lahan Gembalaan :... Ha :... Ton/Ha :... Ha 6. BAHAN GALIAN (MINERAL) a. Jenis dan Deposit Bahan Galian Batu Kapur :... Ton Pasir :... Ton Emas :... Ton Tembaga :... Ton Aluminium :... Ton Perunggu :... Ton Belerang :... Ton Marmer :... Ton Batu Apung :... Ton Pasir Kwarsa :... Ton... :... Ton... :... Ton b. Produksi Bahan Galian Batu Kapur :... Ton/Ha Pasir :... Ton/Ha Emas :... Ton/Ha Tembaga :... Ton/Ha Aluminium :... Ton/Ha Perunggu :... Ton/Ha Belerang :... Ton/Ha Marmer :... Ton/Ha Batu Apung :... Ton/Ha Pasir Kwarsa :... Ton/Ha... :... Ton/Ha... :... Ton/Ha 7. SUMBER DAYA AIR DAN KELAUTAN a. Potensi Air Irigasi Ada... / Tidak Ada... Jika Ada : Sungai : debit... m/detik 58

Danau : volume... m 3 Mata Air : debit... m/detik Bendungan/Waduk : volume... m 3 b. Air Minum Mata Air : Banyak =... unit, Pemanfaat =... KK Kondisi = baik..., rusak... Sumur Gali : Banyak =... unit, Pemanfaat =... KK Kondisi = baik..., rusak... Sumur Pompa : Banyak =... unit, Pemanfaat =... KK Kondisi = baik..., rusak... Hidran Umum : Banyak =... unit, Pemanfaat =... KK Kondisi = baik..., rusak... PAM : Banyak =... unit, Pemanfaat =... KK Kondisi = baik..., rusak... Pipa : Banyak =... unit, Pemanfaat =... KK Kondisi = baik..., rusak... Sungai : Banyak =... unit, Pemanfaat =... KK Kondisi = baik..., rusak... Embung : Banyak =... unit, Pemanfaat =... KK Kondisi = baik..., rusak... c. Sungai Jumlah Sungai :... buah Kondisi : Tercemar = ya/tidak Pendangkalan = ya/tidak Keruh = ya/tidak...... d. Rawa Luas :... Ha Pemanfaatan : Perikanan = ya/tidak Air Minum = ya/tidak Cuci dan Mandi = ya/tidak Irigasi = ya/tidak Kakus = ya/tidak...... e. Danau Luas :... Ha Pemanfaatan : Perikanan = ya/tidak Air Minum = ya/tidak Cuci dan Mandi = ya/tidak 59

Irigasi = ya/tidak Kakus = ya/tidak Pembangkit Listrik = ya/tidak Prasarana Transportasi = ya/tidak Wisata = ya/tidak...... Kondisi : Tercemar = ya/tidak Pendangkalan = ya/tidak Keruh = ya/tidak...... f. Air panas Pemilikan/Pengelolaan : Ada/Tidak Ada Jumlah Lokasi :... buah Pemanfaatan : Wisata = ya/tidak Pengobatan = ya/tidak...... g. Laut Luas :... Ha Pemanfaatan : Perikanan = ya/tidak Prasarana Transportasi = ya/tidak Wisata = ya/tidak...... Fasilitas : Pelabuhan Umum Pelabuhan Nelayan Pelelangan Ikan Wisata (Hotel, Penyelaman, Pemancingan dll)...... Kondisi : Tercemar = ya/tidak Pendangkalan = ya/tidak Keruh = ya/tidak...... 8. PERIKANAN a. Jenis dan Produksi Budi Daya Ikan Laut dan Payau Keramba :... unit, Produksi :... Ton/tahun Tambak :... Ha, Produksi :... Ton/tahun Jermal :... unit, Produksi :... Ton/tahun... :... unit, Produksi :... Ton/tahun... :... unit, Produksi :... Ton/tahun b. Jenis dan Produksi Budi Daya Ikan Air Tawar Keramba :... unit, Produksi :... Ton/tahun 60

Empang/Kolam :... Ha, Produksi :... Ton/tahun... :... unit, Produksi :... Ton/tahun... :... unit, Produksi :... Ton/tahun c. Jenis Ikan dan Produksi Ikan Tuna :... Ton/Ha Udang :... Ton/Ha Kerang :... Ton/Ha Kepiting :... Ton/Ha Ikan Mas :... Ton/Ha Ikan Mujair :... Ton/Ha Ikan Lele :... Ton/Ha... :... Ton/Ha... :... Ton/Ha... :... Ton/Ha... :... Ton/Ha 9. WISATA Laut/Bahari : Ada/Tidak ada Danau : Ada/Tidak ada Gunung : Ada/Tidak ada Sungai : Ada/Tidak ada Agrowisata : Ada/Tidak ada Hutan : Ada/Tidak ada Gua : Ada/Tidak ada Ekologi : Ada/Tidak ada Sejarah : Ada/Tidak ada... : Ada/Tidak ada... : Ada/Tidak ada 61

5.6. LATIHAN 1. Peserta pelatihan mempraktekkan secara berkelompok dalam mengidentifikasi sumber daya alam di wilayah desa. 2. Peserta pelatihan secara individual ditugaskan untuk membuat paper tentang mengidentifikasi sumber daya alam di wilayah desa. 62