Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
|
|
- Budi Susanto Pranata
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 SUMMARY FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMILIHAN HOME CARE UNTUK PERAWATAN ULKUS DIABETIK DI KOTA GORONTALO Nirmala Napu, dr Nanang Roswita Paramata M.Kes,H Abd Wahab Pakaya S.Kep. Ns.MM Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG . ABSTRAK Nirmala Napu.. Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo. Skripsi, Program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Nanang Roswita Paramata M.Kes dan Pembimbing II Ns Abd Wahab Pakaya S.Kep. MM Home care adalah perawatan jangka panjang (long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendaptkan pelatihan. Masih tingginya jumlah penderita ulkus diabetik maka perlunya dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah (Home Care). Adapun hal yang medorong untuk memilih Home care karena di pengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo. Desain penelitian menggunakan desain survey deskriptif. Populasi berjumlah 30 orang dan sampel berjumlah 30 orang dengan teknik total sampling. Teknik analisis data berjutuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti. Hasil penelitian dari faktor biaya mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo sebagian besar menyatakan terjangkau sebanyak (73.3%) dan tidak terjangkau sebanyak (26.7%). Dan faktor biaya mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo sebagian besar menyatakan nyaman sebanyak (90%) dan yang tidak nyaman sebanyak (10%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor biaya dan kenyamanan berpeluang mempengaruhi dalam pemilihan Home care. Disarankan Kepada pihak pelayanan Home care di Kota Gorontalo hendaknya lebih mempromosikan lagi pelayanan Home care tersebut dan tetap mempertahankan model pelayanan Asuhan keperawatan yang ada. Kata Kunci : Home care, biaya, kenyamanan Daftar Pustaka : 34 Referensi ( ) Nirmala Napu 1, Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG, dr Nanang Roswita Paramata M.Kes, H Abd Wahab Pakaya S.Kep. Ns.MM
4 SUMMARY FACTOR INFLUECING THE SELECTION OF HOME CARE FOR ULCUS DIABETIC CARE AT GORONTALO CITY Nirmala Napu, dr Nanang Roswita Paramata M.Kes,H Abd Wahab Pakaya S.Kep. Ns.MM Departement Of Nursing FIKK UNG . Nirmala Napu 1, Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG, dr Nanang Roswita Paramata M.Kes, H Abd Wahab Pakaya S.Kep. Ns.MM
5 PENDAHULUAN Jumlah kasus diabetes melitus di seluruh dunia telah meningkat dan merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010). 1 Jumlah kematian disebabkan diabetes melitus diseluruh dunia diperkirakan 3,96 miliar pada kelompok usia tahun 6,8% menyebabkan kematian pada semua umur (Roqlik, 2010). 2 Prevalensi diabetes melitus di dunia (Usia tahun) pada tahun 2030 akan meningkat 7,7%, atau sekitas 239 juta penderita orang dewasa. Sehingga dari tahun 2010 sampai 2030 akan terjadi peningkatan 69% di negara berkembang dan 20% di negara maju (dalam Afrianti, 2013). 3 Menurut WHO (2007) Indonesia masuk ke dalam sepuluh negara dengan jumlah kasus diabetes melitus terbanyak di dunia. Indonesia berada pada peringkat ke empat pada tahun 2000 dengan jumlah kasus sebesar 8,4 juta orang dan di prediksi akan meningkat pada tahun 2030 menjadi 21,3 juta orang (Fachruddin, 2013). 4 Diabetes melitus merupakan salah satu PTM (penyakit tidak menular). Pada tahun 2013, proporsi penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun dengan DM adalah 6,9 persen. Prevalensi yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di Yogkyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%). Prevalensi DM di Indonesia beranjak naik dari tahun ke tahun (Kemenkes, 2013). 5 Di Provinsi Gorontalo, jumlah kasus baru penyakit diabetes melitus tahun Prevalensi penderita DM di Kab Gorontalo (34,05%), Kota Gorontalo (25,3%), Kab Boalemo (12,1%), Kab Gorontalo Utara (11,95%), Kab Bonebolango (10,5%), Kab Pohuwato (6,15%) (Dinas Kesehatan, 2013). 6 Penderita Diabetes Melitus dibandingkan dengan penderita non diabetes melitus mempunyai kecenderungan 2 kali lebih mudah mengalami trombosis serebral, 25 kali lebih mudah terjadi buta, 2 kali lebih mudah terjadi penyakit jantung koroner, 17 kali lebih mudah terjadi gagal ginjal kronis, dan 50 kali lebih mudah menderita ulkus diabetik (Praptono, 2014). 7 Seseorang yang menderita penyakit diabetes melitus beresiko terjadi komplikasi seperti ulkus kaki diabetik dimana terjadi kerusakan sebagian (partial thickness) atau keseluruhan (full thickness) pada kulit yang dapat meluas kejaringan dibawah kulit, tendon, otot, tulang dan persendian. Kondisi ini timbul sebagai akibat terjadinya peningkatan kadar gula darah yang tinggi. Di Indonesia sendiri komplikasi ulkus diabetik mencapai 15% (Tarwoto, 2012). 8 Menurut Levin 9 (dalam Abique, 2008) Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus diabetikum adalah angiopati, neuropati dan infeksi, adanya 1 Nwako 2010 jumlah kasus diabetes melituus diseluruh dunia 2 Roqlik 2010 jumlah kematian diabetes melitus 3 Afriyanti 2013 prevalensi diabetes melitus diseluruh dunia 4 Fachrudin 2013 jumlah kasus diabetes melitus berdasarkan WHO KEMENKES 2013 data diabetes melitus di Indonesie 6 Dinas Kesehatan 2013 jumlah kasus diabetes melitus di Provinsi Gorontalo 7 Praptono 2014 komplikasi pada penderita diabetes melitus 8 Tartowo 2012 penderita penyakit diabetes melitus beresiko terjadi komplikasi ulkus diabetik 9 Abique 2008 Faktor yang berperan timbulnya ulkuds diabetik
6 neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau menurunya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulserasi pada kaki klien. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga menyebabkan terjadinya luka yang sukar sembuh, infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai ulkus diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan ulkus diabetikum Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD Prof.DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, paisen yang dirawat dengan ulkus diabetikum pada tahun 2013 sebanyak 98 pasien dan di tahun 2014 sebanyak 50 pasien. Sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia memfokuskan pelayanan yang bersifat acute care daripada chronic care sehingga penting untuk menjaring pasien potensial ini. Pelayanan Home Care merupakan salah satu upaya untuk menjaring pasien potensial ini (Suarjana, 2012). 10 Berdasarkan hasil kajian Depkes RI tahun diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan izin. Menurut Neis dan Mc Ewen (2010) 12 Menyatakan Home Healht Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial di berikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya. Minat pasien Home Care terus mengalami peningkatan misalnya di unit Home Care RS Prima Medika Denpasar tahun Prevalensi kunjungan unit Home Care pada bulan Januari (9,8%), Februari (9,9%), Maret (9,22%), April (10,14%), Mei (10,05%), Juni (10,05%), Juli (10,22%), Agustus (9,9%), September (5,2%), Oktober (5,2%), November (5,02%), Desember (5,3%) (Suarjana, 2012). 13 Dalam jurnal penelitian Steven (2010) 14 di Amerika Serikat ada 5 faktor yang mempengaruhi minat pasien memilih Home Care : (1) penuaan penduduk AS; (2) penyakit kronis; (3) kemajuan teknologi; (4) pelayanan kesehatan; (5) Biaya. Ada 5 faktor yang mempengaruhi perkembangan Home Care yaitu: (a) Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi jika di rawat di institusi pelayanan kesehatan; (b) Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang 10 Suarjana 2012 sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia memfokuskan pelayanan yang acute care dari pada cronic care 11 Depkes RI dikembangkan pelayanan kesehatan di Rumah 12 Neis dan Mc Ewen 2010 pengertian Home Healt Care 13 Suarjana 2012 data minat pasien Home care di unit Home care RS Prima Medika Denpasar 14 Steven faktor yang mempengaruhi pasien memilih Home care
7 memerlukan perawatan yang relatif lama; (c) Menajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit; (d) Banyak orang yang merasakan bahwa dirawat di institusi pelayanan kesehatan dapat membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak menikmati kehidupan secara optimal karena terkait dengan aturan-aturan yang ditetapkan; (e) Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Widyanto, 2014). 15 Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien di wilayah kerja Home Care Kota Gorontalo didapatkan rata-rata pasien memilih Home Care karena merasa lebih nyaman dirawat di rumah dan ada juga pasien yag mengatakan bahwa perawatan di rumah dapat menghemat biaya, dan saat melakukan wawancara dengan keluarga pasien, keluarga pasien mengatakan bahwa memilih Home Care karena keluarga merasa lebih nyaman di rumah dan dekat dengan keluarga. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dijelaskan oleh salah satu petugas Home Care. Berdasarkan beberapa faktor dalam jurnal penelitian pemilihan Home Care di Amerika dan beberapa faktor di Indonesia, penulis tertarik untuk meneliti dengan memformulasikan judul faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo BAHAN DAN METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian di Kota Gorontalo. Waktu pelaksanaan tanggal 22 Mei sampai dengan 26 Juni. Penelitian ini menggunakan desain survei deskriptif. Sampel diambil dengan cara total sampling yakni seluruh pasien ulkus diabetik yang dikunjungi oleh perawat Home Care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo yang ber jumlah 30 orang. Data dikumpul melalui wawancara menggunakan kuesioner yang berisi data demografi, biaya dan kenyamanan. Analisis data univariat. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur No Umur N Presentase (%) tahun tahun Total Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden, terdapat 19 (63.3%) responden dengan karakteristik umur tahun memilih Home care dan 11(36.7%) responden dengan karakteristik umur tahun memilih Home care. 15 Widyanto faktor yang mempengaruhi perkembangan Home care
8 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin N Presentase (%) 1 2 Laki-laki Perempuan Total Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden, terdapat 14 (46.7%) responden dengan karakteristik jenis kelamin Laki-laki memilih Home care dan 16 (53.3%) responden dengan karakteristik jenis kelamin perempuan memilih Home care. 3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pendidikan No Pendidikan N Presentase (%) SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden, terdapat 7 (23.3%) responden dengan pendidikan SD memilih Home care, 8 (26.7%) responden dengan Pendidikan SMP memilih Home care, 7 (23.3%) responden dengan pendidikan SMA memilih Home care dan 8 (26.7%) responden dengan pendidikan Perguruan tinggi memilih Home care. 4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan N Presentase (%) Tidak bekerja Wiraswasta PNS Pensiunan Total Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan karakteristik pekerjaan dari 30 responden, terdapat 16 (53.3%) responden tidak bekerja memilih Home care dan 7 (23.3%) responden dengan memiliki pekerjaan Wiraswasta memilih Home care sedangkan terdapat 4 (13.3%) responden dengan pekerjaan PNS memilih Home care dan terdapat 3 (10.0%) responden dengan karakteristik Pensiunan memilih Home care.
9 HASIL PENELITIAN Analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi faktor biaya dan kenyamanan. Adapun penjelasannya dapat digambarkan pada tabel berikut ini : 1. Faktor biaya yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gororntalo Tabel 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan biaya dalam pemilihan Home care di Kota Gorontalo No Biaya N Presentase (%) 1 Terjangkau Tidak terjangkau Total Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar responden menyatakan biaya Home care terjangkau yaitu sebanyak 22 (73.3%) dan responden menyatakan biaya Home care tidak tejangkau sebayak 8 (26.7%). 2. Faktor kenyamanan yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gororntalo Tabel 6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kenyamanan dalam pemilihan Home care di Kota Gorontalo No Kenyamanan N Presentase (%) 1 2 Nyaman Tidak nyaman Total Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagian besar responden menyatakan nyaman yaitu sebanyak 27 (90%) dan responden menyatakan tidak nyaman sebanyak 3 (10%). PEMBAHASAN 1. Faktor biaya yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gororntalo Pada penelitian ini ditemukan bahwa 73.3% responden menyatakan biaya Home care terjangkau dan 26.7% responden menyatakan biaya tidak terjangkau. Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan responden pembiayaan Home care tidak menjadi tolak ukur Klien memilih Home care yang terpenting adalah Klien merasa nyaman dan puas. Adanya responden yang menyatakan biaya tidak terjangkau namun tetap menggunakan Home care karena pasien merasa nyaman di rumah, selain itu adanya keinginan pasien yang tidak ingin kembali di rawat di Rumah Sakit. Berdasarkan pekerjaan didapatkan dari 16 responden yang tidak bekerja yang menyatakan biaya Home care tidak terjangkau sebanyak 5 (31.25%) responden. Dari 7 responden yang bekerja sebagai wiraswasta yang menyatakan biaya tidak terjangkau sebanyak 2 (28. 6%) responden. Sedangkan dari 4 responden yang bekerja sebagai PNS yang menyatakan biaya tidak terjangkau
10 sebanyak 1 (25%) responden. Adapun responden yang menyatakan biaya terjangkau namun tidak bekerja karena pembiayaan Home care ditanggung oleh anak ataupun keluarga. Pembiayaan Home care dihitung berdasarkan karakteristik ulkus sedangkan pasien rata-rata mengalami ulkus yang berat sehingga harus dilakukan perawatan setiap hari. Adanya pasien yang menyatakan biaya tidak terjangkau karena merasa tidak mampu untuk membiayai perawatan yang dikeluarkan setiap hari, namun dalam hal ini pasien tetap menggunakan Home care karena pasien tidak ingin kembali ke Rumah Sakit. Menurut Irawan (2009) 16 biaya dan kemudahan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien, pelanggan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk pelayanan. Dalam penelitian Suarjana (2012) 17 tentang gambaran peluang dan potensi pengembangan Home care Rumah Sakit Prima Medika Denpasar, adapun peluang dan potensi pengembangan Home care meliputi kepuasan pasien, kesanggupan pembiayaan, persepsi manfaat, ketergantungan pasien kanker dan lansia, dan potensi pasien RS untuk Home care. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suarjana mengenai tarif yang dikenakan untuk pembiayaan Home care yaitu tarif yang dikenakan dianggap wajar oleh pasien, sehingga pasien sanggup untuk membiayai. Adanya kesanggupan pembiayaan dari pasien merupakan peluang bagi pengembangan pelayanan karena pasien akan mau menggunakan pelayanan Home care lagi. Dalam jurnal Steven (2010) 18 di Amerika Serikat ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi minat pasien memilih Home Care : (1) penuaan penduduk AS; (2) penyakit kronis; (3) kemajuan teknologi; (4) pelayanan kesehatan; (5) Biaya. Adapun teori Widyanto (2014) mengenai faktor-faktor yang mendorong pelayanan kesehatan di rumah yaitu salah satunya biaya, keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama, hal itu akan berdampak pada meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut perawatan dirumah, seperti klien dengan ulkus diabetikum yang memerlukan perawatan luka kronis relatif lama. Kebijaksanaan tarif dalam Home Care mengacu pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut : Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tarif pelayanan Home Care harus memperhatikan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat. Jenis pelayanan yang dikenakan tarif dalam Home Care memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan berdasarkan perimbangan antara lain ketegori tindakan dari yang sederhana sampai yang kompleks (Helwiyah, 2004). 19 Adapun jenis pelayanan yang kena tarif yaitu : (a) jasa pelayanan tenaga kesehatan; (b) imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung 16 Irawan 2009 biaya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan 17 Suarjanan 2012 gambaran peluang dan potensi pengembangan Home care Rumah Sakit Prima Medika Denpasa 18 Steven faktor yang mempengaruhi minat pasien memilih Home care 19 Helwiyah 2004 tarif pelayanan Home care
11 oleh pasien; (c) dana transportasi untuk kunjungan (Allender, 2001). 20 Hal tersebut menunjukan bahwa biaya berpeluang untuk mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo. 2. Faktor kenyamanan yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gororntalo Pada penelitian ini ditemukan bahwa 90% responden menyatakan nyaman memilih Home care dan 10% responden menyatakan tidak nyaman memilih Home care. Menurut peneliti adanya responden yang menyatakan tidak nyaman karena menggunakan Home care kurang dari seminggu sehingga belum terbiasa dengan pelayanan Home care dan merasa terganggu. Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa ada pasien yang lebih memilih untuk dirawat di rumah dibanding di rumah sakit karena lebih dekat dengan keluarga dan pasien tidak merasa aktivitasnya dibatasi sehingga hal ini membuat pasien menggunakan Home care. Kenyamanan merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam keperawatan. Beberapa tipe nyaman didefinisikan sebagai berikut: (1) Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan kebutuhan yang spesifik; (2) Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan; (3) Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya. Kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut : (1) Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh; (2) Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi; (3) Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar; (4) Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial. Menyediakan layanan Home Care dapat mendukung kenyaman pasien dan kemandirian di rumah (Kolcaba, 2003) 21 Menurut Widyanto (2014) 22 adapun manfaat dari pelayanan Home care bagi klien antara lain adalah kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang profesional. Sedangkan menurut Maryani (2014) 23 dimana dikatakan bahwa lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan Rumah Sakit sehingga mempercepat kesembuhan. Hal tersebut menunjukan bahwa kenyamanan berpeluang untuk mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo. KESIMPULAN Dari hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo dengan jumlah responden sebanyak 30, dapat disimpulkan sebagai berikut : 20 Allender 2001 jenis pelayanan yang kena tarif 21 Colkaba 2003 pengertian kenyamanan 22 Widyanto 2014 Manfaat dari pelayanan Home care 23 Maryani 2014 kenyamanan
12 1. Faktor biaya yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo sebagian besar menyatakan terjangkau yaitu sebanyak 73.3% dan tidak tejangkau sebayak 26.7%. 2. Faktor kenyamanan yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo Sebagian besar menyatakan nyaman sebanyak 90% dan yang tidak nyaman sebanyak SARAN 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti selanjutnya dengan mengganti variabel Independent dari penelitian ini yaitu faktor yang berhubungan dengan pemilihan Home care dan diformulasikan dalam bentuk yang besar dengan sampel yang lebih besar sehingga diharapkan dapat menjadi konstribusi ilmiah yang baik dimasa mendatang 2. Bagi Institusi pelayanan kesehatan Kepada pihak pelayanan Home care di Kota Gorontalo hendaknya lebih mempromosikan lagi pelayanan Home care tersebut dan tetap mempertahankan model pelayanan Asuhan keperawatan yang ada. 3. Bagi institusi pendidikan Untuk institusi pendidikan khususnya mahasiswa jurusan keperawatan diharapkan untuk dapat memperbanyak literatur dan wawasan yang lebih luas lagi mengenai Home care. 4. Bagi pasien dan keluarga Hasil penelitian ini dapat disampaikan kepada pasien dan keluarga serta memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga 5. Bagi Masyarakat Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyarankan kepada masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan Home care dengan sebaik-baiknya. DAFTAR PUSTAKA Abhique Patofisiologi Ulkus diabetik. Biomedik. 4 mei 2014 jam Afriyanti, D Perbedaan Self Care Kaki Penderita Diabetes Melitus Tipe II dengan Ulkus dan Tanpa Ulkus di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Skripsi. Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman. 7 maret, 11:36 Dinas Kesehatan Jumlah Kasus Baru Penyakit Diabetes Melitus Tahun Provinsi Gorontalo: DIKES Fahcruddin, I.I, dkk Upaya Penanganan dan Perilaku Pasien Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Bara-baraya Kota Makasar Tahun maret, 11:01
13 Helwiyah, R Home Care Sebagai Bentu Praktik Keperawatan Mandiri. FKUP. Bandung Irawan, H Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta Kolcaba Aplikasi teori comfort dalam nursing proses. diakses 7 april,19.23 Praptono, dkk Hubungan Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada Klien Ulkus Diabetik di RSUD Banyudon. Universitas Sahid Surakarta. Jurnal pelopor ISSN maret, 11:06 Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes. Jakarta. 19 februari, 20:10 Steven, H Why Health Care Is Going Home. The New England Journal Of Medicine. 8 februari, 19:43 Suarjana, K. Dkk Prospek Pengembangan Pelayanan Home Care Rumah Sakit Prima Medika Denpasar. Jurnal Menajemen Pelayanan Kesehatan. 2 maret, 21:07 Tarwoto, dkk Keperawatan Medikal bedah-gangguan Sistem Endokrin. CV Trans Info Media. DKI Jakarta Widyanto, F. C Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Nuha Medika. Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kasus diabetes melitus di seluruh dunia telah meningkat dan merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010). Jumlah kematian disebabkan
Lebih terperinciserangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kulit sehat memiliki risiko mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis, bahan kimia, vaskular, infeksi, alergi, inflamasi, penyakit sistemik, dan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin ataupun tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM). Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki visi menciptakan masyarakat yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) secara luas diartikan sebagai gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang abnormal akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat penanganan yang seksama. Jumlah penderita diabetes di Indonesia setiap tahun meningkat. World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Chang, Daly,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Hiperglikemia jangka panjang
Lebih terperinci*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK
PENGARUH EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN KAKI DIABETIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Al-Kahfi 1, Adriana Palimbo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi pasien dengan diabetes melitus. Penyembuhan luka yang lambat dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari sejumlah faktor dimana terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena keturunan dan/atau disebabkan karena kekurangan produksi insulin oleh pankreas, atau oleh tidak efektifnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) atau biasa yang disebut penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemi)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang berkembang. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten terhadap kerja insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013). Global Status Report
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati ( Hadisaputro &
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Saat ini Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan penanganan yang tepat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di Negara-negara maju. Namun seiring dengan transisi demografi di negaranegara berkembang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi di seluruh dunia dan terus menerus mengalami peningkatan yang signifikan.menurut Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit degeneratif seperti jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai
Lebih terperinciPENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU
1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Penyakit ini lebih dikenal sebagai silent
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah komplikasi diabetes merupakan dampak masalah fisik yang dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes mellitus juga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus saat ini telah menjadi ancaman yang sangat serius bagi manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk dunia terkena diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak akibat penurunan sekresi insulin atau resistensi insulin (Dorland, 2010). DM suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian secara global. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensi semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan dunia dimana morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun negara berkembang.
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H
HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak bisa secara efektif menggunakan insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh (Nugroho, 2007). Semakin bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian terhadap Penyakit Tidak Menular semakin hari semakin meningkat karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan pendapatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit diabetes mellitus (DM) setiap tahunnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diabetes melitus merupakan suatu kelompok kelainan metabolik dengan ciri-ciri adanya hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi, dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok kelainan metabolik dengan ciri hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi hormon insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi penyumbang morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia dari sekian banyak penyakit
Lebih terperinci*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten
HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA DAN KADAR GULA DARAH DENGAN TERJADINYA ULKUS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Saifudin Zukhri* ABSTRAK Latar Belakang : Faktor-faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya seperti salah satunya penyakit degeneratif (Bustan, 2007). Disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciberkas cahaya, sehingga disebut fotoreseptor. Dengan kata lain mata digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah alat indra untuk melihat. Mata menerima rangsangan berupa berkas cahaya, sehingga disebut fotoreseptor. Dengan kata lain mata digunakan untuk menangkap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperincipernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian
Lebih terperinciEfektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering
Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan (menyerap) gula
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) diperkirakan akan menjadi penyebab kematian nomor tujuh di dunia, DM juga menjadikan penyebab utama penyakit jantung dan stroke dimanalebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi perhatian utama secara global dalam kesehatan. Setiap tahun terjadi peningkatan kasus dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Awitan gagal ginjal dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Millitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health Organization [WHO], 2011). DM termasuk
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN KOMPLIKASI ULKUS DIABETIK PADA PASIEN DM TIPE II DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN KOMPLIKASI ULKUS DIABETIK PADA PASIEN DM TIPE II DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR H. Baharuddin K 1, Eviyanti K.T 2 1 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar 2 Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mengenali tanda-tanda awal penyakit diabetes mellitus menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila timbul komplikasi, umumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah diabetes melitus (DM). Menurut Kementrian Kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat hingga menyebabkan peningkatan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang akan menimbulkan perubahan yang permanen pada kehidupan setiap individu (Stuart & Sundeen, 2005). Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO) 2014, bahwa Diabetes Melitus (DM) diperkirakan menjadi penyebab utama ke tujuh kematian di dunia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuhan kefarmasian atau disebut pharmaceutical care merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam aspek pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Asuhan kefarmasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat jumlahnya dimasa yang akan datang, salah satu diantaranya adalah penyakit Diabetes Mellitus. Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat
Lebih terperinci