Optimasi Gaya Potong, Kekasaran Permukaan dan Laju Pengerjaan Material pada Proses Freis Tegak Baja AISI 1045 dengan Menggunakan Metode Taguchi-Grey
|
|
- Susanti Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Optimasi Gaya Potong, Permukaan dan Laju Pengerjaan Material pada Proses Freis Tegak Baja AISI 1045 dengan Menggunakan Metode Taguchi-Grey Ahmad Nur Shofa 1 *, Bambang Pramujati 1, Bobby O. P. Soepangkat 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 1 shofa259@yahoo.com * Abstrak Proses freis tegak merupakan salah satu proses pemesinan yang banyak digunakan untuk awal pembuatan suatu komponen. Gaya, kekasaran permukaan dan laju pengerjaan material () merupakan beberapa karakteristik kualitas yang kritis dari proses freis tegak. Parameter pemesinan proses freis tegak yang meliputi kecepatan, kecepatan makan dan kedalaman memiliki pengaruh terhadap ukuran kualitas tersebut. Oleh karena itu, suatu optimasi untuk mendapatkan gaya dan kekasaran permukaan yang minimum serta yang maksimum perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan proses freis pada baja AISI Metode optimasi yang digunakan adalah metode Taguchi yang dikombinasikan dengan Grey Relational Analysis (GRA). Rancangan percobaan yang digunakan adalah matriks ortogonal L 9. Parameter proses yang ditentukan setingnya adalah kecepatan, kecepatan makan dan kedalaman. Parameter-parameter tersebut masing-masing memiliki 3 level. Karakteristik respon yang optimal adalah semakin kecil semakin baik untuk respon gaya dan kekasaran permukaan, dan semakin besar semakin baik untuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat menurunkan gaya dan kekasaran permukaan serta meningkatkan secara efektif dan efisien. Kata kunci: gaya, grey relational analysis, kekasaran permukaan,, Taguchi 1. Pendahuluan Proses pemotongan logam merupakan salah satu proses penting dalam industri manufaktur, bahkan proses pemesinan telah menjadi inti dari industri manufaktur sejak revolusi industri. Salah satu proses pemesinan yang sering digunakan di industri manufaktur adalah proses freis (milling). Penelitian tentang proses pemotongan logam biasanya difokuskan pada beberapa kualitas yang kritis dari produk, seperti gaya,, kekasaran permukaan dan bentuk geram. Menurut Makmur (2010), gaya yang terlalu besar dan melebihi kekuatan yang dimiliki oleh pahat, akan menyebabkan keretakan/patah pada pahat tersebut. Pahat yang aus akan menimbulkan gesekan yang menyebabkan gaya meningkat, sehingga getaran menjadi lebih besar. Getaran yang besar akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, misalnya kekasaran permukaan menjadi tinggi. Besar kecilnya gaya dipengaruhi oleh parameter pemotongan seperti kecepatan, sudut geram, kedalaman, kecepatan makan dan geometri pahat (Rochim, 1993). Kebutuhan untuk meminimalkan biaya pemesinan menjadi suatu keharusan bagi dunia industri. Salah satu faktor yang dapat menurunkan biaya tersebut adalah dengan meningkatkan (Rochim, 1993). didefinisikan sebagai besarnya volume material yang terbuang per-satuan waktu. yang tinggi dapat diperoleh dengan meningkatkan kedalaman, kecepatan makan dan kecepatan. AISI 1045 adalah baja karbon sedang yang memiliki kekuatan, kekakuan dan ketahanan terhadap aus yang tinggi. Baja ini digunakan di dunia industri secara luas, terutama untuk pembuatan jig, fixture, moldbase dan roda gigi. AISI 1045 juga memiliki sifat weldability dan machinability yang cukup baik, sehingga mudah untuk dilas dan diubah bentuknya dengan menggunakan proses pemesinan (Calik et al., 2008). Studi eksperimen mengenai pengaruh parameter proses freis terhadap karakteristik kualitas yang kritis telah dilakukan oleh Turgut et al. (2011). Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan kecepatan dan kecepatan makan. Hasil penelitiaya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan gaya seiring dengan peningkatan kecepatan makan dan kedalaman. permukaan meningkat bila kecepatan makan dan kedalaman ditingkatkan. Zhang (2007) telah melakukan optimasi kekasaran permukaan proses freis muka pada mesin CNC dengan metode Taguchi. Rancangan eksperimen Taguchi merupakan metode yang efektif dan efisien untuk mengoptimasi variabel respon dengan menggunakan eksperimen lebih sedikit dibandingkan dengan factorial design. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
2 kecepatan makan, kecepatan spindel dan kedalaman sebagai faktor kendali. Temperatur dan pahat yang berbeda dianggap sebagai faktor noise. Penentuan kombinasi parameter proses yang tepat untuk mencapai respon yang optimum telah menjadi fokus penelitian pada proses pemesinan freis. Dalam hal ini pemilihan metode akan berkaitan langsung dengan kualitas produk yang dihasilkan. Metode Taguchi adalah salah satu metode yang efektif untuk mengendalikan kualitas produk. Metode Taguchi hanya dapat mengoptimasi proses pada satu respon. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Taguchi yang dikombinasikan dengan GRA agar dapat mengoptimasi multi respon secara serentak. 2. Metode 2.1 Alat dan Bahan Penelitian 1. Benda Kerja Benda kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja AISI 1045 dengan ukuran 32x30x100 mm. Sifat mekanik baja AISI 1045 ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1: Sifat mekanik baja AISI 1045 (Calik et al.) Properties Nilai Tensile Strength (MPa) 770 Yield strength (MPa) 510 Elastic Modulus (GPa) 210 Elongation (%) 17 Density (Kg/mm 3 ) 7,85x10-6 Hardness (HRc) 58 (HT) 2. Pahat Freis Pahat freis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pahat face mill A R yang memiliki diameter 63 mm dengan 4 mata. Mata yang digunakan adalah Kyocera SEKT 1204AFEN-S. 3. Mesin Freis Mesin freis yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin freis yang berada di Laboratorium Proses Manufaktur Jurusan Teknik Mesin ITS. Spesifikasinya adalah sebagai berikut: Jenis Mesin : Horizontal-Vertikal Milling Tipe : Krisbow X6328B Daya Motor : 3 HP Putaran spindel : RPM Ukuran meja : 1120 x Alat Ukur a. Dinamometer Kistler tipe 9272 digunakan untuk mengukur gaya yang terjadi saat proses pemesinan freis. b. Surface roughness tester Mitutoyo tipe 301 digunakan untuk mengukur kekasaran permukaan benda kerja setelah proses pemesinan. c. Timbangan digital digunakan untuk menimbang berat sebelum dan setelah proses sebagai bahan perhitungan. 2.2 Rancangan Eksperimen Taguchi Eksperimen dilakukan dengan beberapa faktor yang masing-masing memiliki 3 level dan ditunjukkan pada Tabel 2. Gaya, kekasaran permukaan dan menjadi respon dari hasil eksperimen. Tabel 2: Faktor dan Level Eksperimen Level Simbol Faktor Satuan A m/min B makan mm/min C Kedalaman mm 0,5 1,0 1,5 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Taguchi yang dikombinasikan dengan GRA atau biasa disebut dengan Taguchigrey. Adapun langkah-langkah metode Taguchi grey untuk mengoptimasi proses dengan multirespon adalah sebagai berikut: 1. Menentukan rancangan matriks orthogonal yang digunakan untuk eksperimen. Metode Taguchi diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taguchi (1940). Ada dua komponen pada metode Taguchi yaitu matriks ortogonal dan rasio S/N. Matriks ortogonal digunakan untuk menentukan jumlah minimal banyaknya eksperimen. Pemilihan matriks ortogonal yang akan digunakan didasarkan pada jumlah derajat kebebasan. Penentuan derajat bebas dilakukan berdasarkan pada: a. Jumlah faktor yang diamati. b. Jumlah level dari faktor yang diamati. c. Interaksi percobaan yang diinginkan. Pada penelitian ini digunakan matriks ortogonal L 9 (3 3 ) yang memiliki 3 kolom dan 9 baris yang dapat digunakan untuk 3 parameter yang masing-masing memiliki 3 level. 2. Menghitung rasio S/N sesuai dengan karakteristik kualitas dari setiap respon.
3 Berikut ini adalah persamaan-persamaan untuk menghitung rasio S/N dari 3 karakteristik kualitas (Lin, 2002): a. Semakin kecil semakin baik (smallerthe-better). SS/NN = 10 log yy ii 2 ii=1 (1) b. Tertuju pada nilai tertentu (nominalis-best). SS NN = 10 log (yy ii yy ) 2 ii=1 (2) c. Semakin besar semakin baik (larger the better). SS NN = 10 log 1 yy ii 2 ii=1 (3) 3. Menghitung nilai normalisasi rasio S/N setiap respon. Persamaan untuk melakukan normalisasi rasio S/N adalah sebagai berikut (Lin, 2002): XX ii (kk) = XX ii (kk) min kk XX ii (kk) max kk XX ii (kk) min XX ii (kk) kk (4) 4. Menghitung nilai deviation sequence dan grey relational coefficient (GRC) pada masing-masing respon. Nilai deviation sequence ( 0,ii (kk)) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Lin, 2002): 0,ii (kk) = XX 0 (kk) XX ii (kk) (5) Nilai GRC dihitung dengan menggunakan persamaan (Lin, 2002): ξ ii (kk) = mmmmmm +ζζ mmmmmm 0,ii (kk)+ζζ mmmmmm (6) 5. Menghitung grey relational grade (GRG). Nilai mean GRG dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Lin, 2002): γγ ii = 1 kk=1 (7) ξ ii (kk) 6. Melakukan analisis variansi (ANAVA) dan memeriksa asumsi residual IIDN (0, σ 2 ). 7. Menentukan kombinasi faktor dan level yang menghasilkan respon yang optimal. 8. Menduga rata-rata GRG pada kondisi seting yang menghasilkan respon optimal. 9. Menghitung interval keyakinan GRG hasil optimasi dan membandingkaya dengan GRG hasil eksperimen konfirmasi. Interval keyakinan (CI) untuk hasil yang dicapai pada kondisi optimum dapat dihitung dengan persamaan: CCCC = μμ ± FF ;1;υυ EE.MMMM EE eeeeee (8) Persen kontribusi digunakan untuk mengindikasikan kekuatan relatif sebuah faktor dan interaksi untuk mengurangi variasi yang terjadi. Perhitungan persen kontribusi pada dasarnya adalah fungsi dari jumlah kuadrat dari masingmasing parameter proses yang signifikan. Komponen-komponen yang dihitung dalam persen kontribusi adalah parameter proses dan error. Jika persen kontribusi error kurang dari lima belas persen, maka tidak ada faktor yang berpengaruh terabaikan. Jika persen kontribusi error lebih dari lima belas persen, maka ada faktor yang berpengaruh terabaikan, sehingga error yang terjadi terlalu besar. Persen kontribusi suatu faktor dihitung dengan menggunakan persamaan (9). Persen kontribusi = SSSS PPPPPPPPPPPPPPPPPP x 100% (9) SSSS TTTTTTTTTT dengan: SS Parameter = SS Parameter (dof x MS E ) (10) 3. Analisis Data dan Pembahasan 3.1 Data Hasil Eskperimen Eksperimen dilakukan dengan mengkombinasikan parameter-parameter proses freis tegak yang diduga memiliki pengaruh terhadap gaya, dan kekasaran permukaan. Parameter-parameter tersebut adalah kecepatan, kecepatan makan dan kedalaman. Eksperimen dilakukan dengan dua kali replikasi. Tabel 3 menunjukkan data hasil eksperimen yang berupa nilai gaya, kekasaran permukaan dan. Eks Tabel 3: Data hasil eksperimen Gaya Potong (N) Permukaan (µm) (mm 3 /detik) 1 41,65 41,99 1,51 1,64 9,67 9, ,54 158,87 1,61 1,60 45,31 45, ,90 361,85 1,85 1,67 156,37 163, ,55 92,46 1,19 1,23 20,03 20, ,52 190,68 1,15 1,16 67,73 68, ,40 100,61 1,24 1,29 52,45 52, ,89 113,75 0,73 0,73 29,76 29, ,19 66,32 0,80 0,86 22,05 24, ,10 183,48 0,96 0,93 105,85 107, Optimasi Pada penelitian ini ada 3 jenis respon dengan karakteristik kualitas yang berbeda. Respon pertama dan kedua adalah gaya dan kekasaran permukaan dengan karakteristik smaller the better yang berarti semakin kecil nilainya maka semakin baik kualitasnya. Respon yang ketiga adalah dengan karakteristik larger the better yang berarti semakin besar
4 nilainya semakin baik kualitasnya. Perhitungan nilai rasio S/N dari ketiga respon dilakukan sesuai dengan persamaan (1) dan persamaan (3). Hasil perhitungan tersebut disajikan pada Tabel 4. Tabel 4: Rasio S/N dari respon Eksp Gaya permukaan 1-32,4269-3, , ,2812-4, , ,1472-4, , ,2763-1, , ,6252-1, , ,0438-2, , ,8528 2, , ,5546 1, , ,6748 0, ,5648 Setelah dilakukan perhitungan rasio S/N, Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi terhadap nilai rasio S/N yang sudah diperoleh. Perhitungan normalisasi rasio S/N setiap respon dilakukan dengan menggunakan persamaan (4). Hasil normalisasi dari ketiga respon ditunjukkan pada Tabel 5. Eksp Tabel 5: Normalisasi rasio S/N dari respon Gaya permukaan 1 1,0000 0,1274 0, ,3668 0,1061 0, ,0000 0,0000 1, ,6341 0,4217 0, ,2950 0,4740 0, ,5931 0,3747 0, ,5499 1,0000 0, ,7795 0,8523 0, ,3457 0,7017 0,8558 Perhitungan nilai GRC diawali dengan penentuan nilai deviation sequence 0,ii (kk) dari masing-masing respon yang dihitung dengan menggunakan persamaan (5). Hasil perhitungan GRC dari masing-masing respon untuk setiap kombinasi parameter ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6: Grey Relational Coefficient dari Respon Eksp Gaya permukaan 7 0,5263 1,0000 0, ,6940 0,7719 0, ,4332 0,6263 0,7761 Setelah perhitungan GRC dilakukan, langkah selanjutnya adalah perhitungan untuk mendapatkan nilai GRG pada kombinasi parameter. Perhitungan GRG dilakukan dengan menggunakan persamaan (7), dan kesimpulaya ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7: GRG setiap eksperimen Eksp, GRG Eksp, GRG Eskp, GRG 1 0, , , , , , , , ,6119 Nilai GRG yang telah diperoleh, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis variansi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap respon. Tabel 8: Analisis variansi GRG Sumber variansi db SS MS F hitung Ket. A 2 0, , ,43 >2 B 2 0, , ,19 >2 C 2 0, , ,89 >2 Error 2 0, , Total 8 0, Nilai F hitung yang lebih besar dari dua mengindikasikan bahwa faktor tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon bila ditinjau secara serentak (Park, 1996). Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa semua faktor memiliki pengaruh terhadap respon secara serentak, karena nilai F hitung > 2. Pemilihan faktor dan level yang menghasilkan respon yang optimal dapat dilakukan dengan melihat nilai mean terbesar pada level dari setiap faktor. Hasil perhitungan dan grafik mean setiap level dari setiap faktor dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 1. Tabel 9: Mean GRG Level Kedalaman makan 1 0,5213 0,5693 0, ,5023 0,5264 0, ,6338 0,5616 0,5746 Selisih 0,1315 0,0429 0,0627 Rata-rata 0, ,0000 0,3643 0, ,4412 0,3587 0, ,3333 0,3333 1, ,5774 0,4637 0, ,4149 0,4873 0, ,5513 0,4443 0,5568
5 Mean GRG A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 makan Kedalaman Faktor dan Level Gambar 1. Mean GRG pada setiap faktor dan level Berdasarkan nilai mean GRG pada masingmasing faktor dan level, nilai level untuk kombinasi faktor yang menghasilkan respon yang optimum adalah kecepatan pada level 3 (308 m/min), kecepatan makan pada level 1 (42 mm/min) dan kedalaman pada level 3 (1,5 mm). 3.2 Eksperimen Konfirmasi Setelah memperoleh seting faktor untuk kondisi optimal, Langkah akhir dari optimasi multi respon ini adalah melakukan eksperimen konfirmasi sesuai dengan level dan seting yang didapatkan, yaitu A 3 B 1 C 3. Hasil pengukuran setiap respon pada eksperimen konfirmasi kemudian dilakukan perhitungan rasio S/N untuk masing-masing respon. Perhitungan nilai GRG prediksi dan nilai GRG konfirmasi dilakukan dengan menggunakan persamaan 8. Hasil perhitungan menunjukkan GRG prediksi dengan interval keyakinan 95% adalah 0,6728+0,02785 atau 0,64495 GRG prediksi 0, Hasil perhitungan GRG konfirmasi dengan interval keyakinan 95% adalah 0, , atau GRG konfirmasi Hasil plot interval keyakinan 95% rata-rata GRG optimasi dan eksperimen konfirmasi ditunjukkan pada Gambar 2. dari hasil eksperimen konfirmasi mendekati ratarata hasil prediksi. Hal itu juga dapat dibuktikan dengan interval keyakinan. Hasil yang diperoleh dikatakan valid jika rata-rata interval keyakinan eksperimen konfirmasi berada dalam interval keyakinan prediksi. Berdasarkan Gambar 2, interval keyakinan dari rata-rata konfirmasi (0,6604) berada dalam interval keyakinan hasil prediksi (0,64495 GRG prediksi 0,70065). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seting kombinasi level faktor pada kondisi optimum yang telah didapat adalah valid. 3.3 Pengaruh Parameter terhadap GRG Persentase kontribusi dari faktor dalam mengurangi variansi dari respon-respon secara serentak dapat dihitung dengan persamaan (9). Tabel 10 menunjukkan hasil perhitungan persentase kontribusi dari setiap faktor. Tabel tersebut menunjukkan bahwa faktor kecepatan memiliki kontribusi terbesar, yaitu 71,04%. Faktor kedalaman memiliki kontribusi di urutan kedua, yaitu 16,00%. Faktor kecepatan makan memiliki kontribusi terkecil, yaitu 5,75%. Tabel ini juga menunjukkan bahwa error memberikan kontribusi yang relatif kecil sebesar 7,21%. Hal ini berarti bahwa faktorfaktor atau parameter-parameter pemesinan yang tidak diamati tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon yang diamati. Tabel 10: Persentase Kontribusi faktor Sumber variansi %Kontribusi 71,04 makan 5,75 Kedalaman 16,00 Error 7,21 Total 100,00 GRG prediksi prediksi konfirmasi konfirmasi Gambar 2. Plot interval keyakinan 95% GRG prediksi dan GRG konfirmasi Eksperimen konfirmasi digunakan untuk memverifikasi bahwa nilai rata-rata yang ditaksir untuk faktor dan level yang telah dipilih dari eksperimen adalah valid. Estimasi nilai rata-rata sebenarnya pada kondisi optimum didasarkan pada hasil nilai rata-rata yang diperoleh dari eksperimen. Validasi ditetapkan jika rata-rata Kesimpulan Berdasarkan hasil eksperimen, proses optimasi, analisis dan hasil eksperimen konfirmasi yang telah dilakukan, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kombinasi dari faktor-faktor yang signifikan untuk meminimumkan gaya dan kekasaran permukaan serta memaksimumkan adalah: a. diatur pada 308 m/min. b. makan diatur pada 42 mm/min. c. Kedalaman diatur pada 1,5 mm. 2. Kontribusi faktor-faktor yang signifikan untuk mengurangi total variasi dari respon gaya, kekasaran permukaan dan secara serentak adalah sebagai berikut: a. sebesar 71,04%. b. makan sebesar 5,75%. c. Kedalaman 16,00%.
6 5. Penghargaan Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu atas selesainya makalah ini, terutama kepada Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (DIKTI) dan Laboratorium Proses Manufaktur Jurusan Teknik Mesin FTI ITS yang telah membantu menyediakan material dan fasilitas pada penelitian ini. 6. Pustaka Calik, A., O. Sahin, N. Ucar, Mechanical Properties of Boronized AISI 316, AISI 1040, AISI 1045 and AISI 4140 Steels. Acta Physica Polonica A, 115: p Lin, C.L., J.L. Lin and T.C. Ko, (2002). Optimisation of the EDM Process Based on the Orthogonal Array with Fuzzy Logic and Grey Relational Analysis Method, The International Jurnal of Advanced Manufacturing Technology, 19: p Makmur, H., (2010). Analisa Pengaruh Potong Proses Pembubutan Baja Amutit K 460 Terhadap Umur Pahat HSS. Jurnal Austenit 1 3: p Rochim, T., (1993). Teori dan Teknologi Proses Pemesinan. FTI - ITB, Bandung. Soejanto, I., (2009). Desain Eksperimen dengan Metode Taguchi. Yogyakarta. Turgut, Y., H. Çinici, I. Sahin, T. Findik, (2011). Study of cutting force and surface roughness in milling of Al/Sic metal matrix composites. Scientific Research and Essays 6: p Zhang, J.Z., J.C. Chen, E.D. Kirby, (2007). Surface roughness optimization in an endmilling operation using the Taguchi design method. Journal of Materials Processing Technology 184: p
Dosen Pembimbing Bambang Pramujati, S.T., M.Sc.Eng, Ph.D.
Muhammad Iska Rahman 2110106012 Dosen Pembimbing Bambang Pramujati, S.T., M.Sc.Eng, Ph.D. Ir. Bobby Oedy P. Soepangkat, MSc M.Sc, Ph.D. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciKecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong. Kekasaran Permukaan
Kecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong Kekasaran Permukaan Kombinasi Parameter Respon Optimum Single Respon Multi Respon V vf a F Ra LPM Sifat mampu mesin yang baik. Kekerasan 170 210 HB. Kekerasannya
Lebih terperinciOPTIMASI MULTI RESPON DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI-GREY PADA PROSES FOAMING PRODUK SPONGE SHEET SLAA UNTUK MENURUNKAN BIAYA KERUGIAN
OPTIMASI MULTI RESPON DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI-GREY PADA PROSES FOAMING PRODUK SPONGE SHEET SLAA UNTUK MENURUNKAN BIAYA KERUGIAN Andri Maulana Novianto 1*) dan Bobby Oedy P. Soepangkat 2) Manajemen
Lebih terperinciOptimasi Multirespon pada Proses Gurdi untuk Material S50C dengan Menggunakan Metode Taguchi-Grey Relational Analysis dan Cairan Pendingin
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Optimasi Multirespon pada Proses Gurdi untuk Material S50C dengan Menggunakan Metode Taguchi-Grey Relational Analysis dan Cairan
Lebih terperinciANALISA DAN SIMULASI GAYA POTONG PADA PROSES MACHINE DRILLING DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS
ANALISA DAN SIMULASI GAYA POTONG PADA PROSES MACHINE DRILLING DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS Muhammad Iska Rahman, Ahmad Nur Shofa 2, Listy Fazria Setiawan 3 Jurusan Teknik Mesin, FTI, ITS email: m.iska.rahman89@gmail.com
Lebih terperinciOPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK
OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK Ricky Afi Damaris (), Bobby O. P. Soepangkat () Mahasiswa MMT ITS, Staf Pengajar MMT ITS
Lebih terperinciStudi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir
Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir Agung Premono 1, a *, Triyono 1, R. Ramadhani 2, N. E. Fitriyanto 2 1 Dosen, Jurusan
Lebih terperinciBab IV Data Pengujian
Bab IV Data Pengujian 4.1 Data Benda Kerja Dalam pengujian ini, benda kerja yang digunakan adalah Alumunium 2024. Komposisi dari unsur penyusunnya dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Komposisi unsur
Lebih terperinciOleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si.
OPTIMASI WAKTU PEMOTONGAN BAJA HSS PADA WIRE-EDM MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Oleh : M. Mushonnif Efendi (307 030 05) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si. Prodi D3 STATISTIKA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... HALAMAN ABSTRAK... DAFTAR
Lebih terperinciPROPOSAL PENELITIAN. Oleh : Randi Nugraha Putra ( )
JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PROPOSAL PENELITIAN Oleh : Randi Nugraha Putra (1309 106 005) 1 PENDAHULUAN 2 LANDASAN
Lebih terperinciPenerapan Metode Grey Relational Analysis dan Desirability Function pada Optimasi Multi Respon Desain Taguchi
Penerapan Metode Grey Relational Analysis dan Desirability Function pada Optimasi Multi Respon Desain Taguchi Sri Winarni*, Budhi Handoko, Yeny Krista Franty Departemen Statistika FMIPA Unpad *E-mail:
Lebih terperinciPoliteknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya
Optimasi Parameter Mesin Laser Cutting terhadap Kekasaran dan Laju Pemotongan pada Alumunium 5083 Menggunakan Desain Eksperimen Taguchi Grey Analysis Method Fenisia Yushi D. 1, Pranowo Sidi. 2, dan Irma
Lebih terperinciDaftar Pustaka. 4. Mei 2007
Daftar Pustaka 1. Taufiq Rochim, Teori dan Teknologi Proses Pemesinan, Higher Education Development Suport Project dan Lab. Teknik Produksi jurusan Teknik Mesin FTI-ITB, Bandung, 1993 2. Andri Wahyudi,
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,
OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI 1045 Haryadi 1, Slamet Wiyono 2, Iman Saefuloh 3, Muhamad Rizki Mutaqien 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY
ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY Sobron Yamin Lubis & Agustinus Christian Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI
PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI Mustaqim 1, Kosjoko 2, Asmar Finali 3 1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing I, 3 Dosen Pembimbing II
Lebih terperinciPENGARUH PARAMETER PROSES GURDI TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA MATERIAL KFRP KOMPOSIT
PENGARUH PARAMETER PROSES GURDI TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA MATERIAL KFRP KOMPOSIT Am. Mufarrih 1 1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri E-mail: * 1 ammufarrih@gmail.com
Lebih terperinciBab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.
Bab II Teori Dasar Proses freis adalah proses penghasilan geram yang menggunakan pahat bermata potong jamak (multipoint cutter) yang berotasi. Pada proses freis terdapat kombinasi gerak potong (cutting
Lebih terperinciBab V Analisis Data. Tabel 5.1. Tabel ANOM untuk MRR
Bab V Analisis Data Penelitian yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini adalah pengoptimalan proses end milling dengan menggunakan metoda Taguchi. Dalam metoda Taguchi terdapat 2 cara analisis untuk mengetahui
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman, untuk mengoptimalkan nilai efisiensi terhadap suatu produk maka dimulailah suatu pengembangan terhadap material, dan para ahli mulai
Lebih terperinciOPTIMASI KUALITAS HALLOW BLOCK DENGAN METODE TAGUCHI INTISARI
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 61 68. OPTIMASI KUALITAS HALLOW BLOCK DENGAN METODE TAGUCHI Suwarno, Naomi Nessyana Debataraja, Setyo Wira Rizki INTISARI
Lebih terperinciM. Abdul Wahid, Dian Ridlo P, Abdul Rohman, Galang Sandy P
OPTIMASI MULTI RESPON MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI - WEIGHTED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (WPCA) PADA PROSES BUBUT MATERIAL ST 60 DENGAN PENDINGINAN MINIMUM QUANTITY LUBRICATION (MQL) M. Abdul Wahid, Dian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Kedataran Meja Menggunakan Spirit Level Dengan Posisi Horizontal Dan Vertikal. Dari pengujian kedataran meja mesin freis dengan menggunakan Spirit Level
Lebih terperinciOptimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface
Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface Moh. Muria Armansyah S. 1*, Endang Pudji Purwanti 2, dan Bayu Wiro Karuniawan
Lebih terperinciTugas Akhir TM
Tugas Akhir TM - 091486 OPTIMASI LAJU PENGERJAAN BAHAN (LPB) DAN KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES WIRE-ELECTRIC DISCHARGE MACHINING MATERIAL SKD-11 DENGAN METODE TAGUCHI DAN LOGIKA FUZZY Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Teoritis Kecepatan potong menggunakan pahat potong karbida sandvik adalah sebesar, dimana secara perhitungan teoritis didapat nilai putaran spindel sebesar yang
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN
VOLUME 2, NOMOR 2, OKTOBER 2010 JURNAL AUSTENIT PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN Iskandar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya
Lebih terperinciPENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60
PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60 Hasrin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl.Banda
Lebih terperinciJurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Indonesia Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru,28293 Indonesia
Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Benda Kerja Dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Proses Gerinda Silinderis Baja Aisi 4140 Menggunakan Media Pendingin (Coolant Campuran Minyak Sawit Dan
Lebih terperinciHubungan Sudut Pahat dan Kecepatan Potong Terhadap Pemakaian Mata Pahat Pada Pembuatan As-Arbor
Hubungan Sudut Pahat dan Kecepatan Potong Terhadap Pemakaian Mata Pahat Pada Pembuatan As-Arbor Mualifi Usman 1*, Ellysa Nursanti 2, Dimas Indra Laksmana 3 1 CV Bumi Sampurno Jombang 2, 3 Teknik Industri,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL
PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL Muhammad Sabil 1, Ilyas Yusuf 2, Sumardi 2, 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat - Syarat
Lebih terperinciAplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS
Jurnal Mechanical, Volume 5, Nomor 2, September 214 Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A111 Menggunakan Mata Bor HSS Arinal Hamni, Anjar Tri Gunadi, Gusri Akhyar Ibrahim Jurusan Teknik
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
PENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA UNIT DRIER PROSES PEMBUATAN SABUN DI PT. X INDONESIA IMPLEMENTATION OF TAGUCHI METHOD FOR QUALITY IMPROVEMENT IN DRIER UNIT OF SOAP MAKING
Lebih terperinciSimulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris
Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin, SNTTM-VI, 2007 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris Muhammad
Lebih terperinciOPTIMASI NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT CNC DENGAN METODE TAGUCHI L 27
OPTIMASI NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT CNC DENGAN METODE TAGUCHI L 27 Abstract Pranowo Sidi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) Jl. Teknik Kimia, Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 6111,
Lebih terperinciABSTRAK. Optimisasi Proses Freis dengan Nicholas Baskoro. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK Judul Optimisasi Proses Freis dengan Nicholas Baskoro Metode Taguchi Program Studi Teknik Mesin 13102099 Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Abstrak Dalam dunia Industri manufaktur,
Lebih terperinciAPLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA. Halim Zaini 1
APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA Halim Zaini 1 1 Staf Pengajar email : halimzain60@gmail.com ABSTRAK Kualitas air PDAM Tirta Mon
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER MESIN LASER CUTTING TERHADAP KEKASARAN DAN LAJU PEMOTONGAN PADA SUS 316L MENGGUNAKAN TAGUCHI GREY RELATIONAL ANALYSIS METHOD
OPTIMASI PARAMETER MESIN LASER CUTTING TERHADAP KEKASARAN DAN LAJU PEMOTONGAN PADA SUS 316L MENGGUNAKAN TAGUCHI GREY RELATIONAL ANALYSIS METHOD Rakasita R., Karuniawan B. W., Anda Iviana Juniani *) Shipbuilding
Lebih terperinciPENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS
PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS Dr.-Ing Agus Sutanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL, SUDUT POTONG UTAMA DAN KADAR SOLUBLE OIL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PEMBUBUTAN BAJA ST 37
PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL, SUDUT POTONG UTAMA DAN KADAR SOLUBLE OIL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PEMBUBUTAN BAJA ST 37 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciAplikasi Metoda Taguchi Untuk Mengetahui Optimasi Kebulatan Pada Proses Bubut Cnc
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.2 Tahun 2013: 101-108 ISSN 0216-468X Aplikasi Metoda Taguchi Untuk Mengetahui Optimasi Kebulatan Pada Proses Bubut Cnc Pranowo Sidi, Muhammad Thoriq Wahyudi Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK KASUS MULTIRESPON PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. (Studi Kasus: Proses Freis Komposit GFRP)
PENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK KASUS MULTIRESPON MENGGUNAKANN PENDEKATAN GREY RELATIONAL ANALYSIS DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (Studi Kasus: Proses Freis Komposit GFRP) SKRIPSI Disusun oleh ANNISA
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN CNC MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN KAYU JATI DENGAN METODE TAGUCHI
OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN CNC MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN KAYU JATI DENGAN METODE TAGUCHI Nur Firstiawan, Danar Susilo Wijayanto, Budi Harjanto Prodi. Pend. Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciJURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37
JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37 EFFECT OF FEEDING VARIATION, CUT DEPTH AND LEVEL OF LIQUID COOLING
Lebih terperinciTUGAS SARJANA OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN PROSES CNC FREIS TERHADAP HASIL KEKASARAN PERMUKAAN DAN KEAUSAN PAHAT MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI
TUGAS SARJANA OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN PROSES CNC FREIS TERHADAP HASIL KEKASARAN PERMUKAAN DAN KEAUSAN PAHAT MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan
Lebih terperinciPENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS GEOMETRIK HASIL PEMBUBUTAN POROS IDLER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI
TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS GEOMETRIK HASIL PEMBUBUTAN POROS IDLER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)
ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING) IRVAN YURI SETIANTO NIM: 41312120037 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI CUTTING FLUID DAN VARIASI FEEDING PADA PROSES PEMOTONGAN ORTHOGONAL POROS BAJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN. Febi Rahmadianto 1)
PENGARUH VARIASI CUTTING FLUID DAN VARIASI FEEDING PADA PROSES PEMOTONGAN ORTHOGONAL POROS BAJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN Febi Rahmadianto 1) ABSTRAK Kondisi pemotongan yang optimum bagi suatu proses
Lebih terperinciPENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045
PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045 Yuni Hermawan Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik - Universitas Jember Email: yunikaka@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciVOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT
TUGAS SARJANA PROSES PEMOTONGAN LOGAM VOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT OLEH: LILIK SULAIMANSYAH NIM : 020401007 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciOPTIMASI MULTIRESPON PROSES PEMESINAN WIRE-EDM PADA BAJA PERKAHAS HSS MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI
Bachtiar & Usman Dinata, Optimasi Multirespon Proses Pemesinan,... 19 OPTIMASI MULTIRESPON PROSES PEMESINAN WIRE-EDM PADA BAJA PERKAHAS HSS MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Oleh: Bachtiar 1, Usman Dinata 2 1,2
Lebih terperinciStudi Pengaruh Besar Arus dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking
Studi Pengaruh Besar dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja dan Keausan Elektroda Roche Alimin, Juliana Anggono, Rinto Hamdrik Jurusan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340
26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan 3.1.1 Benda Kerja Benda kerja yang digunakan untuk penelitian ini adalah baja AISI 4340 yang telah dilakukan proses pengerasan (hardening process). Pengerasan dilakukan
Lebih terperinciKampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract
PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTARAN BENDA KERJA DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PROSES GERINDA SILINDERIS DENGAN CENTER PADA BAJA AISI 4140 Novry Harryadi 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciTORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal
PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG. Telah dilaksanakan penelitian terhadap perbedaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data dan pengumpulan data yang meliputi rotasi per menit ( RPM), kecepatan potong dan batas pahat. Data yang dikumpulkan
Lebih terperinciPengaruh Besar Arus Listrik Dan Tegangan Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Pada Electrical Discharge Machining (EDM)
Pengaruh Besar Arus Listrik Dan Tegangan Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Dengan Metode Respon Surface P u r n o m o, Efrita AZ, Edi Suryanto Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan proses serta teknik pemotongan logam (metal cutting) terus mendorong industri manufaktur semakin maju. Ini terlihat
Lebih terperinciPENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT
PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT Waris Wibowo & Prasetya Sigit S. Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK Gaya pemotongan digunakan
Lebih terperinciParkway Street Batam Centre, Batam Jalan Kalimantan No.37, Jember. Jalan Kalimantan No.37, Jember
PENGARUH PARAMETER PROSES CURRENT PULSE, ON TIME, DAN OFF TIME PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM) DIE SINKING TERHADAP NILAI KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA BAJA AISI H-13 1 Widodo, 2 Ahmad Arif
Lebih terperinciBAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN
BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN 3.1 Instalasi Alat Percobaan Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan adalah mesin CNC 5 axis buatan Deckel Maho, Jerman dengan seri DMU 50 evolution. Dalam
Lebih terperinciPenentuan Nilai Parameter Mesin Las untuk Menghasilkan Kualitas Pengelasan yang Terbaik dengan Desain Eksperimental Taguchi 1.
Penentuan Nilai Parameter Mesin Las untuk Menghasilkan Kualitas Pengelasan yang Terbaik dengan Desain Eksperimental Taguchi Ferry Manihuruk & Isti Surjandari Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPENGARUH CAIRAN PENDINGIN BERTEKANAN TINGGI TERHADAP GAYA POTONG, KEAUSAN TEPI PAHAT, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT MATERIAL AISI 4340
TUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR (TM091486) PENGARUH CAIRAN PENDINGIN BERTEKANAN TINGGI TERHADAP GAYA POTONG, KEAUSAN TEPI PAHAT, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT MATERIAL AISI 4340 ANDI PURWANTO
Lebih terperinciJTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43
JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43 PENGARUH JUMLAH MATA SAYAT ENDMILL CUTTER, KEDALAMAN PEMAKANAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN (FEEDING) TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA PADA MESIN MILING
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP KEAUSAN PAHAT DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA HASIL PROSES CNC TURNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI
TUGAS SARJANA OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP KEAUSAN PAHAT DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA HASIL PROSES CNC TURNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN LOGAM TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES MILLING MENGGUNAKAN MESIN CNC TYPE VMC 200
PENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN LOGAM TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES MILLING MENGGUNAKAN MESIN CNC TYPE VMC 200 Ichlas Nur (1), Safril (1),Bagus Wahyudi (2) (1) Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi
Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi Moh. Hadi Purnomo 1, Pranowo Sidi 2 dan Nurvita Arumsari 3 1 Program Studi Teknik Desain
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN GABUNGAN GREY RELATIONAL ANALYSIS (GRA) DAN PRICIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) PADA METODE TAGUCHI MULTIRESPON
PENERAPAN PENDEKATAN GABUNGAN GREY RELATIONAL ANALYSIS (GRA) DAN PRICIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) PADA METODE TAGUCHI MULTIRESPON Nur Aprilia Rahmadani 1310 105 006 Dosen Pembimbing Dr. Sony Sunaryo,M.Si
Lebih terperinciOPTIMASI KEKASARAN PADA COPY TURNING DENGAN VARIASI PARAMETER KEDALAMAN PEMAKANAN, KECEPATAN POTONG DAN GERAK MAKAN
OPTIMASI KEKASARAN PADA COPY TURNING DENGAN VARIASI PARAMETER KEDALAMAN PEMAKANAN, KECEPATAN POTONG DAN GERAK MAKAN 1 Widodo, 2 Mahros Darsin 1 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam Parkway Street
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh kondisi pemotongan yang
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4.1 PENDAHULUAN Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh kondisi pemotongan yang memberikan umur pahat yang optimal dari pahat HSS dengan memvariasikan kecepatan potong
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUMESINAN PULI DARI BAHAN BESI COR
KAJIAN KEMAMPUMESINAN PULI DARI BAHAN BESI COR Oleh: Abdul Haris Nasution Abstrak Pada umumnya industri logam kecil dan menegah yang ada di Sumatera Utara masih menggunakan teknologi konvensional dalam
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan laboratorium Metrologi Teknik Mesin Universitas lampung dan laboratorium SMK
Lebih terperinciKOMBINASI DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PAVING RUMPUT DI CV. X SURABAYA. Irwan Soejanto ABSTRACT
KOMBINASI DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PAVING RUMPUT DI CV. X SURABAYA Irwan Soejanto ABSTRACT As a product, grass paving has its own characteristic. The producers always try to
Lebih terperinciPENGARUH PROSES BURNISHING TERHADAP KEKASARAN DAN KEKERASAN MILD STEEL MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL
111 PENGARUH PROSES BURNISHING TERHADAP KEKASARAN DAN KEKERASAN MILD STEEL MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL Guruh Purwanto 1, Didik Djoko Susilo 2, Budi Santoso 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Temperatur dan Waktu Pemanasan, serta Cara Pendinginan pada Proses Carburizing Terhadap Kekerasan Baja Karbon Rendah
Analisa Pengaruh Temperatur dan Waktu Pemanasan, serta ara Pendinginan pada Proses arburizing Terhadap Kekerasan Baja Karbon Rendah Ninda Noviatiningrum 1, Pranowo Sidi, dan Hendri Budi K 3 1 Program Studi
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April Aplikasi Udara Dingin Vortex Tubepada Pembubutan Baja ST 41 Menggunakan Pahat HSS
JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014 Aplikasi Udara Dingin Vortex Tubepada Pembubutan Baja ST 41 Menggunakan Pahat HSS Henddy Purnomo 1), Gusri Akhyar Ibrahim 2) dan Ahmad Yahya T.P 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciHSS PADA PROSES BUBUT DENGAN METODE TOOL TERMOKOPEL TIPE-K DENGAN MATERIAL St 41
Tesis PEMODELAN TEMPERATUR PAHAT POTONG HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN METODE TOOL TERMOKOPEL TIPE-K DENGAN MATERIAL St 41 Mochamad Mas ud 2107 201 007 Pembimbing Ir. Bambang Pramujati, MSc Eng., Ph.D Dr.
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 UNJUK KERJA VORTEX TUBE COOLER PADA PEMESINAN BAJA ST41
JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 201 UNJUK KERJA VORTEX TUBE COOLER PADA PEMESINAN BAJA ST41 Akhmad Isnain Pulungan 1), Gusri Akhyar Ibrahim 2), Yanuar Burhanuddin 2) 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BERBAGAI JENIS BAJA DENGAN MEDIA PENDINGIN COOLED AIR JET COOLING
OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BERBAGAI JENIS BAJA DENGAN MEDIA PENDINGIN COOLED AIR JET COOLING *Muhammad Taufik Fitriadi Febrianto 1, Rusnaldy 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014
JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014 Aplikasi Cairan Pelumas Untuk Mengurangi Tingkat Keausan Mata Bor Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS Anjar Tri Gunadi 1), Gusri Akhyar
Lebih terperinciMomentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn
Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 PENGARUH ARAH PEMAKANAN DAN SUDUT PERMUKAAN BIDANG KERJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL S45C PADA MESIN FRAIS CNC
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :
ANALISA NILAI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH MELALUI PROSES KARBURISASI MENGGUNAKAN CAMPURAN CARBON (C) dan BARIUM KARBONAT (BaCO 3 ) DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN BERBEDA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir (TM091486)
Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI
OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI *Fonsa Careca 1, Rusnaldy 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN CNC MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE TAGUCHI
OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN CNC MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE TAGUCHI SKRIPSI Oleh : FAJAR RAHMADI X 2508506 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS
ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS Rakian Trisno Valentino Febriyano 1), Agung Sutrisno ), Rudy Poeng 3)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah industri yang harus dapat berkembang dan bersaing secara global. Pada dasarnya seluruh elemen dalam
Lebih terperinciPengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin
Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin PENGARUH JENIS PAHAT DAN CAIRAN PENDINGIN SERTA KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL
Lebih terperinciJURNAL PENGARUH VARIASI SUDUT PENGELASAN, KUAT ARUS, DAN MEREK ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK MEKANIK SAMBUNGAN PADA BAJA ST 37
JURNAL PENGARUH VARIASI SUDUT PENGELASAN, KUAT ARUS, DAN MEREK ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK MEKANIK SAMBUNGAN PADA BAJA ST 37 EFFECT OF WELDING ANGEL VARIATION, STRONG CURRENTS, AND BRANDS ELECTRODES
Lebih terperinciPENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/1102520 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2016 PENGARUH
Lebih terperinciANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C
ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C 1 Azwinur, 2 Taufiq 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan Km.280 Buketrata Lhokseumawe.
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY
PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY Sobron Yamin Lubis 1, Erwin Siahaan 2 dan Kevin Brian 3 1,2,3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan dilaksanakan pada
Lebih terperinciPENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C
PENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C Yanuar Burhanuddin, Suryadiwansa Harun, Evans Afriant N., Tomy D.A. Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Pembubutan Hasil perhitungan pembubutan benda kerja dilakukan beberapa tahapan dengan material VCN, VCL, AISI 145, dan ST 37 yaitu : Tahap 1. 1. kedalaman
Lebih terperinciPengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool
Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool Sally Cahyati 1,a, Triyono, 2,b M Sjahrul Annas 3,c, A.Sumpena 4,d 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan Laboratorium Metrologi Universitas Lampung serta Laboratorium Material ITB Bandung
Lebih terperinci