BAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Perkembangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Perkembangan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perkembangan Anak Pengertian Perkembangan Menurut Santrock dalam Soetjiningsih (2012) perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan terus berlanjut disepanjang rentang kehidupan individu. Menurut Harlimsyah (2007) perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada diri anak dilihat dari berbagai aspek antara lain aspek fisik (motorik), emosi, kognitif dan psikososial (bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan). Sedangkan menurut Wong (2000) mengatakan bahwa perkembangan adalah perubahan secara berangsurangsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan (maturation), dan pembelajaran (learning). 8

2 Ciri-ciri Perkembangan (1995) : Berikut ciri-ciri perkembangan menurut Soetjiningsih Perkembangan merupakan proses yang bersifat continue (berkelanjutan) dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat mudah diamati Dalam periode tertentu ada masa percepatan atau masa perlambatan. Tiga masa pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda Perkembangan dipengaruhi kematangan sistem saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.

3 Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal (perkembangan dari atas ke bawah) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Faktor Internal (alami) Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi dari dalam individu itu sendiri (Perry & Potter, 2005). a. Genetika/Herediter Faktor herediter merupakan faktor turunan secara genetik dari orang tua kepada anak. Contoh herediter adalah jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya identitas dan kecepatan dalam pembelahan berhentinya pertumbuhan tulang (Hidayat & Aziz, 2005). b. Pengaruh Hormon Pengaruh hormon terjadi sejak masa pranatal, yaitu pada usia 4 bulan. Hormon yang paling berpengaruh adalah hormon somatotropin. Kemudian kelenjar tiroid yang menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi dan otak (Nursalam dkk, 2005).

4 11 c. Temperamen Temperamen ditandai dengan alam perasaan psikologis dimana anak dilahirkan dan termasuk dalam tipe perilaku yang mudah, lambat, hangat atau sulit. Hal tersebut berpengaruh pada interaksi antara individu dan lingkungan (Kozier, 2004) Faktor Eksternal (Lingkungan) Faktor eksternal merupakan faktor yang diperoleh dari luar individu. a. Keluarga Keluarga memberi pengaruh melalui nilai, kepercayaan, adat istiadat dan pola spesifik dari interaksi dan komunikasi (Perry & Potter, 2005). b. Kelompok dan Teman Sebaya Kelompok teman sebaya memberi pelajaran lingkungan yang baru dan berbeda dalam hal interaksi dan komunikasi serta perilaku (Kozier, 2004). c. Pengalaman Hidup Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang dengan

5 12 mengaplikasikan apa yang telah dipelajari pada kebutuhan yang perlu dipelajari (Perry & Potter, 2005). d. Kesehatan Lingkungan Tingkat kesehatan mempengaruhi respon individu terhadap lingkungan dan respon orang lain pada individu tersebut. Sehingga proses perkembangan dapat terganggu bila kesehatan lingkungan tidak kondusif (Perry & Potter, 2005). e. Nutrisi Nutrisi yang adekuat mempengaruhi apa dan bagaimana kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya dipenuhi (Nursalam dkk, 2005). f. Istirahat, Tidur dan Olahraga Keseimbangan antara istirahat atau tidur dan olahraga merupakan hal yang penting untuk memudahkan tumbuh dan berkembang. Gangguan yang menghambat pertumbuhan, sedangkan keseimbangan mendorong kesehatan fisiologi dan psikologi (Perry & Potter, 2005).

6 13 g. Status Kesehatan Sakit atau cedera yang berkepanjangan bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk mengatasi dan menjawab kebutuhan dan tugas tahap perkembangan (Hidayat & Aziz, 2005). h. Iklim dan Cuaca Iklim atau cuaca menjadi salah satu faktor tumbuh kembang anak. Pada musim tertentu, makanan bergizi dapat mudah diperoleh, atau sebaliknya justru menjadi sulit (Hidayat & Aziz, 2005) Gangguan Pada Anak Gangguan atau kelainan dimasa anak-anak berpotensi terjadi pada usia 0-12 tahun pada dasarnya, tiap-tiap tahap perkembangan yang berbeda-beda, tergantung pada fase perkembangan yang dialami setiap usia anak (Fadhli A, 2010). Pada usia sekolah dimana aktivitas anak mencapai puncaknya, sangat tinggi kemungkinan terjadinya kelelahan atau kecelakaan yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan motorik. Gangguan perkembangan lain yang muncul pada masa anak antara

7 14 lain gangguan bicara, keterlambatan mental, autis, lambat belajar dan gangguan pamusatan perhatian Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Fadhli A, 2010). Masa anak-anak merupakan masa emas untuk mempersiapkan seorang individu menghadapi tuntutan zaman sesuai potensinya. Jika terjadi gangguan perkembangan, apapun bentuknya, deteksi sedini mungkin merupakan kunci penting keberhasilan program intervensi atau koreksi atas gangguan yang terjadi. Semakin dini gangguan terdeteksi, maka semakin tinggi pula kemungkinan tercapainya tujuan intervensi (Fadhli A, 2010). 2.2 Konsep Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Pengertian Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan kelainan neurobehavioral yang paling sering terjadi pada anak-anak, juga merupakan suatu keadaan kronis yang paling sering berpengaruh pada anak-anak usia sekolah, dan merupakan gangguan mental yang sering ditemukan pada anak-anak. ADHD merupakan gangguan perkembangan yang mengakibatkan

8 15 ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi tindakan dan keputusan masa depan. Anak yang mengidap ADHD relatif tidak mampu menahan diri bahkan benar-benar tidak bisa menunggu (Martin G.L, 2008) Tipe dan Gejala ADHD Tipe Hiperaktivitas-impulsif Anak dengan tipe ini menunjukkan kelakuan yang agresif, perilaku yang aneh, tanpa rasa bersalah atau tidak disukai, dan berprestasi buruk di sekolah. Mereka akan menunjukkan pengendalian diri yang lemah dan impulsifvitas yang lebih besar. Anak hiperaktif lebih berisik, kacau, berantakan, tidak tanggung jawab, dan tidak matang (Martin G.L, 2008) Kurang Memperhatikan, Mudah Mengalami Gangguan Anak-anak yang kurang perhatian yang dominan tidak acuh cenderung cemas, malu, menarik diri dari pergaulan, agak kurang disukai, buruk dalam olahraga, dan memiliki prestasi akademik

9 16 buruk. Anak dengan tipe ini digambarkan seorang yang pemalas dan sering tenggelam dalam pikirannya sendiri, apatis dan lesu. Ia kurang agresif, impulsif dan hiperaktif di rumah maupun di sekolah dan lebih sedikit memiliki masalah dalam pergaulan (Martin G.L, 2008) Kombinasi Anak pada tipe ini memiliki sebagian besar manifestasi perilaku tidak acuh, seperti kegagalan untuk fokus dalam hal-hal detail, kesalahan-kesalahan yang ceroboh, dan mudah terganggu oleh stimulus-stimulus luar. Selain itu anak suka menggerakkan tangan dan kaki, tidak tahan duduk berlama-lama dan selalu sibuk, mengganggu orang lain serta tidak sabar menunggu giliran. Perilaku-perilaku tersebut diatas sering terjadi di lingkungan sekolah, tempat ibadah dan tempat berbelanja seperti halnya di rumah (Martin G.L, 2008).

10 Teori-teori Penyebab ADHD Penyebab utama munculnya gejala ADHD belum ditemukan pasti, namun menurut Martin G.L (2008) terdapat beberapa gagasan yang menjelaskan penyebab ADHD Faktor Keturunan dan Neurologis Keturunan adalah faktor tunggal yang dipercaya sebagai nominator umum pada anak ADHD. Anak-anak yang mengidap ADHD empat kali lebih mungkin memiliki satu dara kandung dan orangtua yang juga mengidap ADHD daripada anak normal Cedera Otak ADHD diperkirakan terjadi sebagai efek dari infeksi, luka berat, cedera, atau komplikasi lainnya yang terjadi pada otak selama masa kehamilan atau persalinan. Kerusakan pada otak dapat menyebabkan gejala hiperaktivitas, ketiadaan perhatian dan impulsivitas Kematangan Otak yang Tertunda Perilaku sosial anak-anak ADHD yang tidak matang sering ditemukan pada pemeriksaan-

11 18 pemeriksaan neurologis, dan terdapat kesamaan antara kurang perhatian, pengendalian impuls, dan pengaturan diri anak ADHD dan anak normal. Gagasan diatas belum ada bukti neurologi yang mendukung sehingga sifatnya masih hipotesis Penyakit Medis Penyakit bisa menyebabkan perhatian yang buruk dengan cara yang tidak spesifik. Penyakitpenyakit tertentu yang telah dihubungkan dengan gejala-gejala ADHD mencakup kekurangan zat besi, anemia, hipertiroidisme, cacing kremi, hipoglisemia dan petit mal epilepsy Obat-obatan Obat yang dikonsumsi juga bisa memicu gejalgejala ADHD, contohnya mencakup anti konvulsan, seperti fenobarbital dan dilantin, serta obat-obat penenang yang bisa mengurangi pemusatan perhatian dan konsentrasi. Jenis-jenis obat asma, flu atau alergi juga bisa bertindak sebagai penenang. Meskipun obat-obat tersebut tidak menjadi penyebab utama ADHD, namun jika

12 19 mengonsumsi seperti obat alergi dan obat epilepsi bisa mengakibatkan ketiadaan perhatian Merokok Risiko ADHD lebih tinggi pada bayi yang ibunya merokok selama masa kehamilan. Ibu yang merokok mungkin sedang mengalami gangguan perhatian, oleh karena itu risiko ADHD yang meningkat pada keturunannya bisa terjadi karena pengaruh genetis bukan karena merokok Bahan Tambahan Pada Makanan Pada tahun 1974 Dr. Benjamin Feingold, seorang dokter ahli alergi anak, mengatakan bahwa separuh lebih dari semua hiperaktivitas disebabkan oleh zat pewarna, perasa buatan dan MSG (Monosodium Glutamat). Namun belum terdapat bukti yang menunjukkan bahwa anakanak normal dapat mengidap ADHD dengan mengonsumsi zat-zat tersebut Patofisiologi Penyebab pasti dari ADHD belum diketahui. Namun dikatakan bahwa area kortek frontal, seperti

13 20 frontrosubcortical pathways dan bagian frontal kortek itu sendiri, merupakan area utama yang secara teori bertanggung jawab terhadap patofisiologi ADHD. Mekanisme inhibitor di kortek, sistem limbik, serta sistem aktivasi retikular juga dipengaruhi. ADHD dapat mempengaruhi satu atau lebih seluruh area ini sehingga muncul tipe dan profil yang berbeda dari ADHD (Tanoyo D.P, 2015). Sebagaimana yang diketahui bahwa lobus frontal berfungsi untuk mengatur agar pusat perhatian pada perintah, konsentrasi yang terfokus, membuat keputusan yang baik, membuat suatu rencana, belajar dan mengingat apa yang telah kita pelajari, serta dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang tepat. Mekanisme inhibisi di kortek berfungsi untuk mencegah agar kita tidak hiperaktif, berbicara sesuatu yang tidak terkontrol, serta marah pada keadaan yang tidak tepat. Dapat dikatakan bahwa 70 % dari otak kita berfungsi untuk menghambat 30 % yang lain (Tanoyo DP, 2015). Pada saat mekanisme inhibitor dari otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka hasilnya adalah apa yang disebut dengan dis-inhibitor disorder seperti

14 21 perilaku impulsif, quick temper, membuat keputusan yang buruk, hiperaktif, dan lain-lain. Sedangkan sistem limbik mengatur emosi dan kewaspadaan seseorang. Bila sistem limbik teraktivasi secara berlebihan, maka seseorang memiliki mood yang labil, temperamen yang meledak-ledak, menjadi mudah terkejut, selalu menyentuh apapun yang ada di sekitarnya, memiliki kewaspadaan berlebihan. Sistem limbik yang normal mengatur perubahan emosional yang normal, level energi normal, rutinitas tidur normal, dan level stress yang normal. Disfungsi dari sistem limbik mengakibatkan terjadinya masalah pada hal tersebut (Tanoyo D.P, 2015). Beberapa data mendukung hal ini yaitu pemeriksaan MRI pada kortek prefrontal mesial kanan penderita ADHD menunjukkan penurunan aktivasi. Selama pemeriksaan juga terlihat hambatan respon motorik yang berasal dari isyarat sensorik. MRI pada penderita ADHD juga menunjukkan aktivitas yang melemah pada korteks prefrontal inferior kanan dan kaudatum kiri. Neurotransmiter utama yang teridentifikasi lewat fungsi lobus frontal adalah katekolamin (Tanoyo D.P, 2015).

15 Penatalaksanaan ADHD Terapi umum pada anak ADHD terdiri dari medikasi (farmakologi) dan non farmakologi seperti konseling, terapi perilaku dan stimulasi senam otak (brain gym) yang berguna untuk meringankan efek gejala ADHD (Tanoyo D.P, 2015) Farmakologi Obat-obat yang paling umum digunakan untuk terapi ADHD di Indonesia yaitu Methilphenidate dan Dekstroamfetamin. Obat ini bersifat psikostimulan yang dapat memperbaiki gejalagejala inti. Namun obat ini hanya bekerja dengan waktu terbatas. Jika penggunaan jangka panjang dapat berfungsi 6-12 jam dan jangka pendek hanya 4 jam. Karena fungsi obat bertahan dalam jangka pendek, maka obat ini bersifat ketergantungan dalam penggunaannya (Tanoyo D.P, 2015) Non Farmakologi Terapi non farmakologi adalah terapi yang digunakan untuk menangani anak ADHD tanpa

16 23 menggunakan obat-obatan. Berikut ini beberapa terapi non farmakologi pada anak ADHD menurut Tanoyo D.P (2015) : Terapi Konseling Terapi konseling atau yang biasa disebut psikoterapi adalah terapi yang dilakukan oleh seorang dokter spesialis, psikiater maupun tenaga ahli di bidangnya. Terapi ini sangat bermanfaat karena dapat mengurangi perilaku negatif pada anak tersebut. Namun terapi ini sangat membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena ditangani oleh tenaga ahli dibidangnya secara langsung Terapi Perilaku Terapi perilaku bertujuan untuk mengurangi konflik orang tua dan anak serta mengurangi ketidakpatuhan anak. Terapi ini dilakukan oleh orang tua dan dapat melibatkan psikolog atau dokter spesialis tumbuh kembang anak, dan pekerja sosial. Terapi ini juga dapat

17 24 membantu menormalisasi gangguan dan membantu penderita agar fokus pada informasi umum Stimulasi Senam Otak/Brain Gym Penanganan terpenting untuk ADHD adalah edukasi dan pelatihan (edu feed back). Hal tersebut dibutuhkan bertujuan agar keluarga memahami dengan benar penyebab, gejala dan penanganannya. Salah satu contoh edukasi yang diberikan ke keluarga dan anak adalah dengan memberikan stimulasi senam otak (brain gym). Memberikan stimulasi senam otak pada anak ADHA sangat bermanfaat, selain mudah dilakukan dimana saja, penerapan stimulasi brain gym juga tidak membutuhkan biaya. Jadi, orang tua diharapkan mampu menerapkan stimulasi tersebut kepada anaknya.

18 Konsep Senam Otak (Brain Bym) Pengertian Senam Otak (Brain Gym) Senam otak adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan pertama kali digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology Foundation (Edu- K), USA untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak dan aktivitas gerakan-gerakan guna menarik keluar seluruh potensi seseorang (Dennison PE & Dennison GE, 2002) Mekanisme Brain Gym (Dennison PE & Dennison GE, 2002) mengatakan bahwa, otak dibagi ke dalam 3 fungsi yakni, dimensi lateralis (otak kiri-kanan), dimensi pemfokusan (otak depan belakang), serta dimensi pemusatan (otak atasbawah). Masing-masing dimensi memiliki tugas tertentu, sehingga gerakan senam yang harus dilakukan bervariasi, diantaranya yaitu : Dimensi Lateralitas Tubuh manusia dibagi dalam sisi kanan dan sisi kiri. Sifat ini memungkinkan dominasi salah satu sisi misalnya menulis dengan tangan kiri atau

19 26 kanan, dan juga untuk integrasi ke dua sisi tubuh (bilateral integration), yaitu untuk menyebrangi garis tengah tubuh untuk bekerja di bidang tengah. Bila keterampilan ini sudah dikuasai, orang akan mampu memproses linear, simbolis tertulis (misalnya tulisan), dengan dua belahan otak dari kedua jurusan: kiri ke kanan atau kanan ke kiri, yang merupakan kemampuan dasar kesuksesan akademik. Ketidakmampuan untuk menyebrangi garis tengah mengakibatkan ketidakmampuan belajar (learning disabled) seperti sulit menulis dan cenderung menulis huruf terbalik (disgrafia) dan sulit membaca (disleksia). Beberapa gerakan untuk dimensi ini adalah Lazy Eight s dan The Elephant (Dennison PE & Dennison GE, 2002) Dimensi Pemfokusan Pemfokusan adalah kemampuan menyebrangi garis tengah partisipasi yang memisahkan bagian belakang dan depan tubuh, dan juga bagian belakang (occipital) dan depan otak (frontal lobe). Informasi diterima oleh otak bagian

20 27 belakang (batang otak atau brainstem) yang merekam semua pengalaman, lalu informasi diproses dan diteruskan ke otak bagian depan utnuk diekspresikan sesuai tuntutan dan keinginannya. Ketidaklengkapan perkembangan refleks menghasilkan ketidakmampuan untuk secara mudah mengekspresikan diri sendiri dan ikut aktif dalam proses belajar. Sebagai contoh anak yang mengalami fokus-kurang (underfocused) seperti kurang perhatian, kurang pengertian, dan hiperaktif. Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah burung hantu (Dennison PE & Dennison GE, 2002) Dimensi Pemusatan Pemusatan adalah kemampuan untuk menyebrangi garis pisah antara bagian atas dan bawah tubuh dan mengaitkan fungsi dari bagian dan bawah otak, bagian tengah sisten limbis (midbrain) yang berhubungan dengan informasi emosional serta otak besar (cerebrum) untuk berpikir abstrak. Apa yang dipelajari benarbenar harus dapat dihubungkan dengan perasaan dan

21 28 memberi arti (Dennison PE & Dennison GE, 2002). Ketidakmampuan untuk mempertahankan pemusatan ditandai oleh bereaksi berjuang atau melarikan diri atau ketidakmampuan untuk merasakan atau menyatakan emosi. Gerakan yang membuat sistem badan menjadi relaks dan membantu untuk mengolah informasi tanpa pengaruh emosi negatif disebut pemusatan atau bertumpu pada dasar yang kokoh (Dennison PE & Dennison GE, 2002) Waktu yang Dibutuhkan dalam Brain Gym Gerakan-gerakan senam otak sangat praktis, karena bisa dilakukan dimana dan kapan saja oleh siapa saja. Waktu latihan yang tepat adalah sekitar menit. Bila melakukan senam otak untuk kemampuan tertentu dan sering, maka dapat memperbaiki perilaku atau prestasi. Sebagian orang akan mengakui bahwa senam otak sangat membantu dalam waktu singkat untuk mencapai perilaku tertentu (Dennison PE & Dennison GE, 2002).

22 Tahap-tahap dalam Pelaksanaan Brain Gym Persiapan Sebelum melakukan brain gym pada anak ADHD perlu dilakukan beberapa persiapan seperti termasuk didalamnya membuat kontrak waktu dengan orangtua maupun anak tersebut dan mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan brain gym seperti air putih, kursi dan lain-lain Orientasi Strategi komunikasi yang baik dengan orang tua dan anak ADHD sangat dibutuhkan sebelum pelaksanaan brain gym, karena melalui komunikasi peneliti dapat membina hubungan saling percaya, menjelaskan maksud tujuan diadakannya pelaksanaan brain gym pada anak ADHD dan menanyakan kesiapan anak tersebut Tahap Kerja Sebelum memulai senam otak harus menjalani tahap PACE. PACE adalah empat keadaan yang diperlukan untuk dapat belajar dan berfikir dengan menggunakan seluruh otak. PACE merupakan singkatan dari Positif, Aktif, Clear (jelas) dan

23 30 Energetis. Untuk menjalankan PACE ini, harus memulainya dengan energetis (minum air), clear (melakukan pijat saklar otak), aktif (melakukan gerakan silang), positif (melakukan kiat rileks) dan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan senam yang lain. a. E (Energetis), Minum Air Putih Air mempunyai banyak fungsi dalam tubuh untuk menunjang belajar anak dan orang dewasa. Sebelum melakukan senam otak, anak atau siapapun harus minum air putih secukupnya untuk meningkatkan konsentrasi dan stamina dalam mengikuti senam otak. b. C (Clear), Memijat Saklar Otak Cara melakukan gerakan ini, adalah letakkan satu tangan di atas pusar, dengan ibu jari dan jari-jari tangan yang lain. Raba kedua lekukan di antara rusuk tepat di bawah tulang selangka dan kirakira 2-3 cm kiri kanan dari tulang dada. Pijat daerah ini selama 30 detik sampai 1 menit, sambil melirik mata dari kiri ke kanan dan sebaliknya.

24 31 c. A (Aktif), Melakukan Gerakan Silang Dalam gerakan silang ini, anak menggerakkan secara bergantian pasangan kaki dan tangan yang berlawanan, seperti pada gerak jalan di tempat. Gerak Silang mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan merupakan gerakan pemanasan untuk semua keterampilan yang memerlukan penyebrangan garis tengah bagian lateral tubuh. Lakukan latihan beberapa kali dalam sehari selama 2-3 menit. Mulailah dengan gerakan pelan, agar dapat diperhatikan bagian tubuh mana yang bergerak dan tidak bergerak. Gerakan Silang mengaktifkan otak untuk garis tengah penglihatan, pendengaran, kinestetik, perabaan, sentuhan, gerakan mata dari kiri ke kanan, dan meningkatkan kebersamaan penglihatan kedua mata (binokular). d. P (Positif), Melakukan kiat Rileks Merupakan gerakan yang menghubungkan lingkungan elektris ditubuh dalam kaitannya dengan pemusatan perhatian dan kekacauan energi. Gerakan ini bisa dilakukan dengan

25 32 menyilangkan pergelangan kaki kiri ke atas kaki kanan, kemudian menjulurkan tangannya ke depan dan menyilangkan pergelangan tangan kirinya ke atas tangan kanan, lalu menjalin jari-jari, menarik kedua tangan dan meletakkan didada. Sambil menutup mata bernafas dalam dan relaks selama 1 menit Tahap Inti (Melakukan Gerakan Brain Gym) Gerakan-gerakan senam otak meliputi gerakan menyeberangi garis tengah (the midline movement), gerakan meregangkan otot (lengthening activities), dan gerakan meningkatkan energi dan sikap penguatan (energy exercise and deeping attitudes). Gerakan senam otak yang sederhana dan menyenangkan bisa dilakukan pada saat bekerja dan bermain serta dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masalah anak ADHD.

26 33 Tabel 2.3 Gerakan Senam Otak Cross crawl (gerakan silang) Untuk mengaktifkan indera kinestetik, sentuhlah tiap tangan ke lutut dari depan yang berlawanan dan tumit dari belakang berlawanan yang berlawanan pula. Kemampuan akademik: mengeja, menulis, mendengarkan, membacar dan memahami/mengerti. Perilaku dan sikap tubuh: meningkatkan koordinasi kirikanan, memperbaiki pernapasan dan stamina, koordinasi dan kesadaran tentang ruang gerak serta memperbaiki pendengaran dan penglihatan.

27 34 Lazy eight's ( 8 Tidur) Gerakan tangan mulai dari titik tengah ke arah atas, melingkar ke kiri bawah naik ke titik tengah lagi dan terus ke kanan atas, berputar ke kanan bawah, kembali ke titik tengah, demikian seterusnya. Kemampuan akademik: mekanisme membaca, pengenalan simbol dan pengertian membaca. Perilaku dan sikap tubuh: melepaskan ketegangan mata, tengkuk, dan bahu pada saat memusatkan meningkkatkan persepsi, perhatian, kedalaman pemusatan keseimbangan dan koordinasi.

28 35 The Elephant (Gajah) Gerakan gajah mengaktifkan bagian dalam telinga untuk keseimbangan dan kesetimbangan yang lebih baik, juga mengintegrasikan otak untuk mendengar dengan kedua telinga, membuat relaks otot tengkuk yang tegang akibat dari terlalu banyak membaca misalnya. Pegang telinga sebelah kanan menggunakan tangan kiri, kemudian tangan kanan lurus keatas sejajar kepala. Kemudian buatlah seperti angka delapan menggunakan tangan kanan. Kemampuan pemahaman akademik: mendengar, berbicara, mengeja, dan mengingat secara berurutan. Perilaku dan sikap tubuh:

29 36 kemampuan gerakan kepala kiri dan kanan, penglihatan binokuler, tengkuk tetap relaks saat konsentrasi, koordinasi tubuh atas dan bawah, dan mengaktifkan telinga bagian dalam untuk keseimbangan khususnya membantu saat mengalami jet lag atau mabuk perjalanan. The Owl (Burung Hantu) Anak memijat satu bahu untuk membuat relaks otot leher yang tegang sambil menggerakkan kepala perlahan. Kemampuan akademik: mendengar dan pemahaman, pidato atau laporan lisan, perhitungan matematika, ingatan, atau kerja yang menggunakan papan tombol seperti komputer.

30 37 Perilaku dan sikap tubuh: kemampuan menggerakkan kepala ke kiri dan kenan, kekuatan dan keseimbangan otot leher dan tengkuk, mengurangi kebiasaan juling. The active arm (Mengaktifkan Tangan) Mengaktifkan satu tangan dan kepala tetap relaks. Pada saat melakukan gerakan anak menghembuskan napas dalam hitungan delapan atau lebih. Kemampuan akademik: menulis kreatif dan mengeja. Perilaku dan sikap tubuh: meningkatkan durasi perhatian, meningkatkan fokus dan konsentrasi, pernapasan lebih lancar dan sikap lebih santai, lebih mampu mengungkapkan gagasan, meningkatkan energi

31 38 pada tangan dan jari. The gravitational glider (Luncuran Gravitasi) Gerakan ini untuk merelakskan daerah pinggang, pinggul dan seitarnya serta dapat dilakukan dengan duduk maupun berdiri. Kemampuan akademik: pemahaman waktu membaca dan pemikiran abstrak. Perilaku dan sikap tubuh: keyakinan diri, percaya diri, stabilitas, ekspresi diri, sikap tubuh relaks meskipun duduk lama. Brain buttons (Sakelar Otak) Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada) dipijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar.

32 39 Kemampuan akademik: kemampuan membaca, koordinasi tubuh. Perilaku dan sikap tubuh: keseimbangan tubuh kiri-kanan, tingkat energy lebih baik, meningkatkan kerja sama kedua mata, merelakskan otot tengkuk dan bahu. Earth buttons (Tombol Bumi) Ujung jari satu tangan menyentuh bawah bibir, ujung lainnya di pinggir atas tulang kemaluan (15 cm di bawah pusar). Kemampuan akademik: kemampuan organisasi, membaca, ketrampilan penglihatan dekat dan jauh. Perilaku dan sikap tubuh: kesiagaan mental, pinggul simetris, kepala tegak, mata

33 40 terbuka. Balance buttons (Tombol Imbang) Biarkan anak menyentuh tombol imbang yang terdapat di belakang telinga, pada sebuah lekukan di batas rambut antara tengkorak dan tengkuk (4-5 cm kek iri dan kekanan dari garis tengah tulang belakang). Sementara tangan yang satunya menyentuh pusar selama 30 detik, lalu ganti dengan tangan satunya lagi. Dagu relaks dan kepala dalam posisi normal menghadap ke depan. Kemampuan akademik: pengertian hal-hal tersirat, mengenali berbagai sudut pandang, penilaian kritik dan pengambilan keputusan,

34 41 ketrampilan mengeja dan matematika. Perilaku dan sikap tubuh: perasaan enak dan nyaman, sikap terbuka dan mau menerima, mata, telinga dan kepala lebih tegak lurus pada bahu, mengurangi fokus berlebihan dan memperbaiki refleks-refleks. Space buttons (Tombol Angkasa) Letakkan satu tangan di atas bibir di garis tengah depan, yang lain di garis tengah belakang pada tulang ekor atau lebih ke atas agar aman dan sopan. Kemampuan keterampilan kemampuan konsentrasi Akademik: mengatur, membaca, pada tugas,meningkatkan minat dan

35 42 motivasi. Perilaku dan sikap tubuh: kemampuan untuk relaks dan duduk dengan nyaman dan tegak di kursi, meningkatkan lamanya perhatian. The Thinking Cap (Pasang Telinga) Dengan ibu jari dan telunjuk, pijat secara lembut daun telinga sambil menariknya keluar, mulai dari ujung atas, menurun sepanjang lengkungan dan berakhir di cuping. Kemampuan akademik: pemahaman ketika mendengar, berbicara, menyanyi, tampil di depan umum dan penyampain lisan dan mengeja. Perilaku dan sikap tubuh: energi, napas, meningkatkan fokus perhatian, keseimbangan

36 43 lebih baik, jangkauan pendengaran dan penglihatan ke sekeliling lebih luas. Hook-ups (Kait Relaks) Sambil duduk, anak menyilangkan pergelangan kaki kiri ke atas kanan. Silangkan pergelangan tangan kirinya ke atas tangan kanan, lalu menjalinkan jari-jari, menarik kedua tangan, dan melakukannya di dada. Sambil menutup mata, bernapas dalam dan relaks selama 1 menit. Kemampuan akademik: mendengar dan berbicara lebih jelas, menghadapi tes dan tantangan sejenis, belajar dengan papan ketik. Perilaku dan sikap tubuh: pengendalian diri dan lebih menyadari batas-batas,

37 44 meningkatkan koordinasi dan keseimbangan, serta perasaan nyaman terhadap lingkungan. The Energyc Yawn (Menguap Berenergi) Menguap baik jika dibarengi dengan menyentuh tempat tegang di rahanag yang dapat menolong menyeimbangkan tulang tengkorak, meghilangkan ketegangan dikepala dan rahang. Kemampuan akademik: membaca dengan suara, menulis kreatif, berbicara di depan umum. Perilaku dan sikap tubuh: resonasi vokal lebih dalam, penglihatan meningkatkan relaks, kreativitas, ekspresi dan keseimbangan. Sumber: Senam Otak (Brain gym), Dennison PE & Dennison GE (2002

38 Tahap Terminasi Pada tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan brain gym seperti memberi pujian kepada anak atau orang dewasa yang diberikan brain gym dan menanyakan perasaan dari orang tersebut. Kemudian yang terakhir adalah melakukan kontrak waktu selanjutnya untuk pemberian stimulasi brain gym berikutnya.

39 Kerangka Teori Perkembangan anak Gangguan pada anak 1. Ciri-ciri perkembangan anak 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak Internal Eksternal Autis Keterlambatan mental Tunawicara ADHD dll Farmakologi Penanganan 1. Hiperaktivitasimpulsivitas 2. Kurang memperhatikan, mudah mengalami gangguan 3. Kombinasi Tipe Keturunan Cidera Otak Kematangan Otak Tertunda Penyakit Medis Obat-obatan Merokok Bahan Tambahan pada Makanan Teori Penyebab Manfaat : Non farmakologi Brain Gym 1. Mekanisme Brain gym 2. Gerakan-gerakan Brain gym Meningkatkan fokus Meningkatkan konsentrasi Meningkatkan durasi perhatian Pengendalian diri dll Keterangan : Tanda panah adalah arah pembahasan peneliti

40 8

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Stimulasi Brain Gym pada Anak ADHD (Studi Kasus pada Anak ADHD)

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Stimulasi Brain Gym pada Anak ADHD (Studi Kasus pada Anak ADHD) 88 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Nama peneliti Judul : Agustina Sihombing : Stimulasi Brain Gym pada Anak ADHD (Studi Kasus pada Anak ADHD) Tujuan : Untuk mengetahui gambaran Stimulasi senam

Lebih terperinci

BRAIN GYM, BRAIN GAMES ( MARI BERMAIN OTAK DENGAN SENAM OTAK ) Oleh : EVA IMANIA ELIASA, S.Pd

BRAIN GYM, BRAIN GAMES ( MARI BERMAIN OTAK DENGAN SENAM OTAK ) Oleh : EVA IMANIA ELIASA, S.Pd BRAIN GYM, BRAIN GAMES ( MARI BERMAIN OTAK DENGAN SENAM OTAK ) Oleh : EVA IMANIA ELIASA, S.Pd MAKALAH INI DISAMPAIKAN DALAM RANGKA PROGRAM PARENT VOLUNTEER`S WEEK DI SD BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA, 26-27

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4. 1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan rancangan penelitian two group pre and post test control group design (Pocock, 2008)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sel saraf (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia) atau neuron dimana otak

BAB II LANDASAN TEORI. sel saraf (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia) atau neuron dimana otak BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Otak 2.1.1. Pengertian otak Otak manusia adalah struktur yang sangat menakjubkan, jagat dari kemungkinan dan struktur yang tak terbatas (David, 2012). Struktur otak manusia memiliki

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok

Lebih terperinci

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Gangguan attention-deficit hyperactivity

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Daya Ingat Lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan Oleh Paula Angelina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Prasekolah 2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam potensi. Agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

II. Deskripsi Kondisi Anak

II. Deskripsi Kondisi Anak I. Kondisi Anak 1. Apakah Anak Ibu/ Bapak termasuk mengalami kelainan : a. Tunanetra b. Tunarungu c. Tunagrahita d. Tunadaksa e. Tunalaras f. Tunaganda g. Kesulitan belajar h. Autisme i. Gangguan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan manusia merupakan perubahan yang bersifat progresif dan berlangsung secara berkelanjutan. Keberhasilan dalam mencapai satu tahap perkembangan akan

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

MANFAAT SENAM OTAK. Zulaini *

MANFAAT SENAM OTAK. Zulaini * MANFAAT SENAM OTAK Zulaini * Abstrak: Selama ini orang lebih memelihara kebugaran fisik daripada otak. Padahal otak merupakan pusat dari kontrol segala aktivitas manusia. Senam otak atau brain gym dalah

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Sehubungan akan dilaksanakan penelitian mengenai Pengaruh Pelatihan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Sehubungan akan dilaksanakan penelitian mengenai Pengaruh Pelatihan Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Sehubungan akan dilaksanakan penelitian mengenai Pengaruh Pelatihan terhadap Pengetahuan Orang tua Tentang Senam Otak pada Anak Tunagrahita Ringan di SDLB

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDI DHARMA YOGYAKARTA

GAMBARAN PELAKSANAAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDI DHARMA YOGYAKARTA JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 77 GAMBARAN PELAKSANAAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDI DHARMA YOGYAKARTA Etik Pratiwi * * Dosen Akademi Keperawatan Notokusumo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagan 1.1. Bagan Penyebab Gangguan Kesulitan Belajar (Sumber: Koleksi Penulis)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagan 1.1. Bagan Penyebab Gangguan Kesulitan Belajar (Sumber: Koleksi Penulis) BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan dan lingkungan sosial yang baik perlu diperhatikan bagi orangtua untuk anak-anak mereka. Kesehatan dan lingkungan sosial terhubung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Lebih terperinci

إ ن ا ك ل ش ي ء خ ل ق ن اه ب ق د ر

إ ن ا ك ل ش ي ء خ ل ق ن اه ب ق د ر BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Matematika 1. Pengertian Matematika Dalam Al Qur an dinyatakan bahwa segala sesuatu itu diciptakan secara matematis, sebagaimana yang tersirat pada surat Al Qamar ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kemampuan Motorik Halus

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kemampuan Motorik Halus 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Motorik Halus 2.1.1 Pengertian Kemampuan Motorik Halus Menurut Susanto (2011) motorik halus adalah gerakan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh terhadap seluruh aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia. Menurut Noor (2006) kemampuan membaca, menulis, dan berhitung

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia. Menurut Noor (2006) kemampuan membaca, menulis, dan berhitung 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia dini akan mempengaruhi mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar. Menurut Noor (2006) kemampuan

Lebih terperinci

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Apakah yang dimaksud dengan ABK (exceptional children)? a. berkaitan dengan konsep/istilah disability = keterbatasan b. bersinggungan dengan tumbuh kembang normal--abnormal, tumbuh

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak atau encephalon adalah pusat sistem saraf/ CNS (Central Nervous System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan mengkoordinir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan tentang Senam Otak. 1. Pengertian Senam Otak. Senam Otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan tentang Senam Otak. 1. Pengertian Senam Otak. Senam Otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Senam Otak 1. Pengertian Senam Otak Senam Otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar. Senam otak atau yang sering dikenal

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ARYATI NURYANA F 100060066 FAKULTAS

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian layanan agar anak dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh (Putri, 2009).

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : EVELIN

Lebih terperinci

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id ADHD (Attention Deficit Hyperactive

Lebih terperinci

Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Learning disability? LD adalah istilah umum untuk menggambarkan kondisi sso yang mempengaruhi cara belajar dan keberfungsiannya di dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga secara fisiologis lebih rentan dibandingkan orang dewasa, dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. juga secara fisiologis lebih rentan dibandingkan orang dewasa, dan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan kompleks yang terjadi di setiap tahap masa kanak-kanak dan masa remaja. Lebih jauh, anak juga secara fisiologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KREATIVITAS SENAM DENGAN ALAT SIMPAI SISWA KELAS V SD NEGERI PANDANREJO PURWOREJO TAHUN 2013

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KREATIVITAS SENAM DENGAN ALAT SIMPAI SISWA KELAS V SD NEGERI PANDANREJO PURWOREJO TAHUN 2013 PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KREATIVITAS SENAM DENGAN ALAT SIMPAI SISWA KELAS V SD NEGERI PANDANREJO PURWOREJO TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah.

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah. LAMPIRAN LAMPIRAN Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Tingkat Aktifitas Tingkat aktifitas Gelisah, Terlalu lelah Jumlah pergerakan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua menginginkan dan mengharapkan anak yang dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan pintar. Anak-anak yang patuh, mudah diarahkan,

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016 Pengaruh Metode Senam Otak Melalui Gerakan Arm Activation Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy Spastic Di SLB D YPAC Bandung Nera Insan N, Nia Sutisna Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Usia Sekolah

Karakteristik Anak Usia Sekolah 1 Usia Sekolah Usia Sekolah 2 Informasi Umum dengan Disabilitas 3 Usia Sekolah Anak dengan Disabilitas Anak Dengan Disabilitas adalah anak yang mempunyai kelainan fisik dan/ atau mental yang dapat mengganggu

Lebih terperinci

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

BAB III KERANGKA KONSEP. Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty.

Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty. Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty Abstrak Kesibukan orangtua yang bekerja berdampak pada kurang diperhatikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga tahun pertama kehidupan merupakan masa emas karena pesatnya perkembangan otak. Neuron berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

ANAK ADHD PERSISTILAHAN DISORDER. DIOTAK KECIL. OTAK KECIL. 1. ADHD= ATTENSION DEFISIT AND HYPERACTIVITY 2. ADD= ATTENSION DEFISIT DISORDER.

ANAK ADHD PERSISTILAHAN DISORDER. DIOTAK KECIL. OTAK KECIL. 1. ADHD= ATTENSION DEFISIT AND HYPERACTIVITY 2. ADD= ATTENSION DEFISIT DISORDER. ANAK ADHD PERSISTILAHAN 1. ADHD= ATTENSION DEFISIT AND HYPERACTIVITY DISORDER. 2. ADD= ATTENSION DEFISIT DISORDER. 3. MINIMAL BRAIN DISORDER=KETIDAKBERESAN DIOTAK KECIL. 4. MINIMAL BRAIN DEMAGE =KERUSAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak dijumpai berbagai macam gangguan psikologis yang terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention Deficit Disorder) atau yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang masih ada di Indonesia adalah Hipotiroid.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang masih ada di Indonesia adalah Hipotiroid. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi perhatian utama antara lain adalah masih rendahnya derajat kesehatan dan status gizi serta kesejahteraan sosial

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

Senam Otak. Titi S.Sularyo, Setyo Handryastuti. Spesialisasi Hemisfer

Senam Otak. Titi S.Sularyo, Setyo Handryastuti. Spesialisasi Hemisfer Sari Pediatri, Sari Pediatri, Vol. 4, No. Vol. 1, 4, Juni No. 2002: 1, Juni 362002-44 Senam Otak Titi S.Sularyo, Setyo Handryastuti Proses belajar, berpikir, kreatifitas dan kecerdasan sesungguhnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis

Lebih terperinci

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

Memahami dan membantu anak-anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Memahami dan membantu anak-anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Memahami dan membantu anak-anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Oleh: H i d a y a t Apakah itu "ADHD"? Sebelumnya para orang tua dan guru menggambarkan anak-anak yang mudah

Lebih terperinci

BRAIN GYM (STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I) Copyright Sulis Diana, Ferilia Adiesty, dan Elyana Mafticha

BRAIN GYM (STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I) Copyright Sulis Diana, Ferilia Adiesty, dan Elyana Mafticha Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkupan Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia mengedalikan semua fungsi tubuh jika otak sehat maka akan mendorong kesehatan tubuh serta akan menunjang

Lebih terperinci

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI REFERENSI 1. Tumbuh Kembang Anak Soetjiningsih EGC Jakarta, 1995 2. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan ---- Herawati Mansur, Salemba Medika 2009 3.

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id 5/9/2017

PENGERTIAN. Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id 5/9/2017 Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN Barkley (Rief, 2005) CHADD (Rief, 2005) Secara Umum Gangguan developmental dalam kontrol diri, termasuk di dalamnya permasalahan dalam hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, dikarenakan anak usia sekolah sebagai generasi penerus dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, dikarenakan anak usia sekolah sebagai generasi penerus dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, dikarenakan anak usia sekolah sebagai generasi penerus dan menentukan kualitas dari suatu bangsa. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebiasaan duduk dapat menimbulkan nyeri pinggang apabila duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan otot punggung akan menjadi tegang

Lebih terperinci

Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor

Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor Oleh: Yudik Prasetyo Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNY Pendahuluan Pada era globalisasi ini, orang semakin disibukan dengan berbagai pekerjaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2008). Slameto (2003) mengungkapkan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat konsentrasi yang tinggi pada atlet memiliki peranan penting untuk dilatihkan guna menunjang penampilan yang baik pada atlet serta dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi perkembangan fisik dan mental anak tersebut. Pada masa ini, anak sangat sensitive menerima segala pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal. Selama hamil seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal. Pendidikan berlaku untuk semua anak, tanpa memandang jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunagrahita didefinisikan sebagai anak yang memiliki kemmapuan intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta terjadi pada masa

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

Workshop Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan bagi Guru RA. Hotel Bifa Yogyakarta 15 Maret 2011

Workshop Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan bagi Guru RA. Hotel Bifa Yogyakarta 15 Maret 2011 Workshop Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan bagi Guru RA Hotel Bifa Yogyakarta 15 Maret 2011 1 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum 2 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PENDAHULUAN 3 Definisi

Lebih terperinci

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia? Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala

Lebih terperinci

Hesti Lestari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unsrat RSUP Prof dr R.D. Kandou Manado

Hesti Lestari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unsrat RSUP Prof dr R.D. Kandou Manado Hesti Lestari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unsrat RSUP Prof dr R.D. Kandou Manado Genetik Nutrisi dengan kualitas dan kuantitas sesuai kebutuhan Lingkungan Tumbuh kembang Optimal 3 } perilaku makan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

UKDW BAB Latar Belakang

UKDW BAB Latar Belakang BAB 1 1.1.Latar Belakang Bermain adalah hal yang sangat dibutuhkan, baik bagi user-user yang baru lahir sampai user-user yang sudah sekolah. Dengan bermain, user-user juga sedang melakukan pembelajaran

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah Apa yang kita lakukan? BAGAIMANA CARANYA Melalui asesmen : PAVII (Parents and Visually Impairment Infants)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi munculnya fenomena anak autis yang menempuh pendidikan di lembaga pendidikan umum selayaknya anak normal atau bahkan banyak dari

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,

Lebih terperinci