BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kerjasama operasional antara PT. Tetra Perdana dan PT. Megamas Arwana Service

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kerjasama operasional antara PT. Tetra Perdana dan PT. Megamas Arwana Service"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perkembangan Perusahaan PT. Tetra Transport Exspeedy merupakan pengembangan usaha di bidang jasa expedisi/jasa kurir PT. Tetra Perdana. Pada pertengahan bulan April 2004 dilakukan kerjasama operasional antara PT. Tetra Perdana dan PT. Megamas Arwana Service dimana PT. Tetra Perdana ditunjuk sebagai cabang Expedisi Megamas. Kerjasama Operasional ini hanya berlangsung lebih kurang 1 tahun. Pada bulan Juli 2005, PT. Megamas Arwana Service menunjuk PT. Tetra Perdana cq Sunu Widi Prasetyo menjadi agen otonom. Dalam perkembangannya, ternyata pelayanan Megamas Jakarta kurang memuaskan, sering terjadi keterlambatan delivery surat atau paket yang mengakibatkan complain dari customer, akhirnya pada bulan April 2006 PT. Tetra Perdana mengundurkan diri dari keagenan Megamas, dan selanjutnya melakukan kerjasama keagenan dengan PT. Royal Express Indonesia (REX). Dalam kerjasama ini PT. Tetra Perdana diwakili saudara Ir. Sunu Widi Prasetyo, MM selaku pribadi, karena secara legalitas lingkup bisnis PT. Tetra Perdana dalam bidang perdagangan tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan bisnis di bidang expedisi dan cargo, kerjasama ini dilakukan dalam bentuk Franchise. 36

2 37 Pada awal berdiri, lokasi kantor masih kontrak di ruangan berukuran 3 x 3 m, di jalan Tri Lomba Juang no. 12 Semarang, dengan jumlah karyawan 3 orang, terdiri dari pimpinan cabang, tenaga administrasi, dan 2 orang kurir untuk operasional dengan aset 1 mobil Daihatsu Zebra. Seiring dengan perkembangan waktu, nama REX makin dikenal masyarakat dan perusahaan-perusahaan. Dengan slogan WE SERVE BETTER, segala paket antara baik out going maupun incoming, kami berikan pelayanan terbaik. Untuk pengiriman tujuan ibukota propinsi yang ada lapangan udara, dapat kami buktikan terkirim dalam waktu 1 hari. Pada awal bulan Januari 2007 REX Semarang sudah mampu membeli kantor sendiri di Jalan Madukoro, komplek Ruko Semarang Indah Blok E1 no. 33 Semarang. Jumlah karyawanpun meningkat yang semula 3 bertambah menjadi berjumlah 10 orang. Dengan makin dikenalnya REX Semarang, banyak pula permintaan pengiriman melalui jalur darat terutama dari perusahaan-perusahaan. Perusahaan tersebut biasanya keberatan dengan harga pengiriman melalui udara terutama untuk volume pengiriman yang besar. Peluang ini yang ditangkap karyawan bagian penjualan untuk mengajukan usulan kepada pihak manajemen agar REX juga membuka jalur darat. Untuk menangkap peluang tersebut pada tanggal 26 September 2007 didirikan PT. Tetra Transport Espeedy berdasarkan akta notaris Hari Bagyo, SH. Mhum nomor 62 dengan kantor Pusat di Jalan Madukoro komplek Ruko Semarang Indah Blok E1 No. 33 Semarang. PT. Tetra Transport Exspeedy ini memiliki 13 orang tenaga kerja, yang terdiri dari 2 orang bagian pemasaran, 4 orang bagian penerimaan barang, 6 orang bagian pengeluaran barang, dan 1 orang bagian kebersihan.

3 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Tetra Transport Exspeedy memiliki struktur organisasi yang masih sederhana yaitu pemilik perusahaan dan keuangan perusahaan dengan membawahi bagian pemasaran, bagian penerimaan barang, bagian pengeluaran barang, dan bagian kebersihan. Pemilik Perusahaan Bagian Keuangan Bagian Bagian Bagian Bagian Pemasaran Penerimaan Barang Pengeluaran Barang Kebersihan Bagian Bagian - Pengepakan Barang - Input Data - Barang Ekspedisi - Driver/sopir Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Tetra Transport Exspeedy

4 39 Adapun tugas dari setiap bagian dalam struktur organisasi PT. Tetra Transport Exspeedy, yaitu : 1. Pemilik Perusahaan Pemilik PT. Tetra Transport Exspeedy adalah Bapak Ir. Sunu Widi Prasetyo, MM yaitu pemilik perusahaan yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan serta kebijakan yang berhubungan dengan segala aktifitas perusahaan dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan perusahaan ini. 2. Bagian Keuangan Bagian Keuangan memiliki tugas untuk menghitung dan mencatat besarnya pengeluaran dan pendapatan perusahaan. Bagian ini juga dilakukan sendiri oleh Bapak Ir. Sunu Widi Prasetyo, MM. 3. Bagian Pemasaran Bagian pemasaran memiliki tugas untuk merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut pemasaran. 4. Bagian Penerimaaan Barang Bagian penerimaan barang memiliki tugas untuk menerima barang dagangan dari penjual. Bagian penerimaan barang terdiri dari beberapa bagian tersebut adalah : a. Bagian Pengemasan barang Bagian pengemasan barang bertugas untuk melakukan pembungkusan barang

5 40 b. Bagian Input Data Bagian input data bertugas untuk melaksanakan fungsi administrasi berupa pencatatan, penyimpanan dan pemeliharaan dokumen fisik dan digital serta monitor data. 5. Bagian Pengeluaran Barang Bagian pengeluaran barang memiliki tugas untuk menyiapkan barang yang diminta oleh konsumen. a. Barang Ekspedisi Barang ekspedisi bertugas untuk mengirimkan barang kepada konsumen yang sudah dipesan. b. Bagian Driver/Sopir Bagian driver/sopir bertugas untuk mengantar penumpang atau pengiriman barang yang sudah di pesan konsumen ke tujuan tersebut. 6. Bagian Kebersihan Bagian kebersihan memiliki tugas untuk membersihkan tempat perusahaan setelah pekerjaan sudah selesai. 4.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan Menjadi salah satu perusahaan Ekspedisi yang besar di Indonesia.

6 Misi Perusahaan Kami adalah perusahaan jasa yang memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain dengan total solution. 4.3 Budaya Perusahaan Budaya perusahaan harus dimiliki dan dilaksanakan oleh setiap karyawan, yaitu : 1. Kompetensi a. Setiap karyawan secara proaktif selalu berusaha mengembangkan pengetahuan. b. Setiap karyawan selalu berusaha meningkatkan kepuasan pelanggan, pemegang saham, dan karyawan lainnya. c. Setiap karyawan dalam melakukan pekerjaan selalu berusaha meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi. 2. Inovatif a. Setiap karyawan diharapkan dapat mengembangkan ide-ide baru dan solusi pemecahan masalah untuk mencapai KEUNGGULAN KOMPETITIP dibanding pesaing. b. Setiap karyawan diharapkan bersifat terbuka terhadap setiap masukan yang bersifat positif. c. Bagi karyawan, kesalahan dan kegagalan adalah guru nomor 1 (satu). d. Setiap karyawan jangan cepat berpuas diri dengan hasil yang telah dicapai sekarang.

7 42 3. Realitas a. Setiap karyawan harus memegang teguh dan mempertanggung jawabkan janji dengan pelanggan. b. Setiap karyawan harus selalu berusaha menunjukkan hasil kerja yang prima, tepat waktu, dan tepat biaya. c. Setiap karyawan harus selalu berusaha membangun Team Work yang solid dan saling mendukung. d. Setiap karyawan harus senantiasa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman, bersih, tertib dan rapi. 4. Integritas a. Setiap karyawan harus berperilaku satu kata dengan perbuatan. b. Setiap karyawan harus nerani memberikan janji kepada customer hanya jika merasa mampu melakukan. c. Setiap karyawan harus senantiasa mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam melaksanakan bisnis perusahaan. 4.4 Fasilitas Penunjang Berbagai kegiatan PT. Tetra Transport Exspeedy menuntut tersedianya sarana penunjang yang memadai, guna memenuhi tuntutan pelayanan prima kepada Customer. Pelayanan PT. Tetra Transport Exspeedy yang memiliki dua unit usaha melalui penerbangan udara dengan merek dagang REX dan pelayanan cargo darat dengan merek

8 43 dagang Exspeedy menandaskan pentingnya sarana penunjang dan perkantoran yang lengkap. Perusahaan berkantor pusat di jalan Madukoro, komplek Ruko Semarang Indah Blok E1 no. 33 Semarang yang merupakan hak property milik sendiri. Lokasi kantor pusat cukup strategis didekat bandara Ahmad Yani lebih kurang 15 menit, didekat jalan Arteri Sukarno Hatta, dan 20 menit kearah pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Lokasi kantor terletak di pojok deretan Ruko, seluas 138m2 berlantai ditengahtengah kerumunan bisnis yang dilengkapi dengan : 1. Sarana telepon 3 line, fak, dan telpon fleksi. 2. Ruang kerja yang nyaman dan luas khususnya untuk bagian operasional. 3. Sistem tracing yang sudah menggunakan komputer. 4. Tersedianya komputer yang memadai untuk bagian operasional, administrasi dan marketing. 5. Tersedianya 6 unit armada yang terdiri dari 3 unit truk doble ban tahun pembuatan 2007, 2 unit truk tahun pembuatan 2007, dan 1 unit Daihatsu Zebra tahun pembuatan Tersedianya 10 unit sepeda motor untuk operasional kurir sepeda motor. 7. Untuk menjamin kepastian hukum atas kekayaan intelektual, saat ini merek dagang EXSPEEDY sudah didaftarkan ke Direktorat Merek, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 19 September 2007 dengan nomor J kelas 39.

9 44 Pelaksanaan berbagai pengiriman paket yang dipercayakan pada perusahaan ditunjang oleh kantor cabang dan agen di berbagai kota di Indonesia. Untuk REX telah terbentuk jaringan kerja (Net Working) cabang-cabang dan agen-agen diseluruh wilayah Indonesia. Sedangkan Exspeedy pada tahap awal memfokuskan diri di kota besar pulau Jawa, yaitu di Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, Bandung, Solo, dan Yogyakarta. 4.5 Perhitungan Rasio Keuangan Perhitungan Rasio Likuiditas 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Untuk menunjukkan kemampuan PT. Tetra Transport Exspeedy dalam membayar utang jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Jika nilai rasio lancar semakin tinggi, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya. Nilai standar rasio lancar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu >200%. Hasil perhitungan rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun disajikan dalam bentuk tabel :

10 45 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Lancar PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun Tahun Utang Lancar Aktiva Lancar Rasio Lancar (a) (b) (c) = b : a , , ,36 Rata-rata , ,64 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat rata-rata rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 2,64. Artinya setiap Rp. 1,00 utang lancar akan dijamin dengan Rp. 2,64 aktiva lancar. Nilai rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy mengalami fluktuatif, yaitu pada tahun 2011 adalah 2,65 karena nilai aktiva lancar sebesar lebih tinggi dari nilai utang lancar Pada tahun 2012 rasio lancar adalah 2,93 karena nilai aktiva lancar sebesar lebih besar dari nilai utang lancar Pada tahun 2013 rasio lancar adalah 2,36 karena nilai aktiva lancar sebesar lebih besar dari nilai utang lancar Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan pada pos alat likuid persediaan pada tahun 2012 ada beberapa akun yang mengalami peningkatan cukup tinggi seperti akun kas dari Rp menjadi Rp Kas pada tahun 2011 mengalami kenaikan dikarenakan penjualannya meningkat dan laba bersih juga meningkat, sehingga

11 46 pendapatan kas mengalami peningkatan. Nilai rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2011 ke tahun 2013 mengalami penurunan. Nilai rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan. Jika rasio lancar rendah menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya jika rasio lancar yang terlalu tinggi akan menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan. Serta jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata, rasio ini sudah diatas rata-rata yaitu 264%. Sehingga rasio ini dikatakan dalam keadaan baik, dilihat dari sisi perkembangan rasio pertahun dan ukuran rata-ratanya. 2. Rasio Kas Mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari ketersediannya kas atau yang setara dengan kas. Nilai standar rasio kas yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 50%. Hasil perhitungan rasio kas pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun disajikan dalam bentuk tabel :

12 47 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Kas PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun Tahun Kas dan setara kas Utang Lancar Rasio Kas (a) (b) (c) = a : b , , ,15 Rata-rata ,11 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Nilai rata-rata untuk rasio kas pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,11 (11%). Artinya setiap Rp. 1,00 utang lancar dijamin dengan 0,11 kas dan setara kas. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, nilai rasio kas pada tahun 2011 adalah 0,09 dan pada tahun 2012 adalah 0,10 (mengalami kenaikan 0,01). Pada tahun 2013 nilai rasio kas adalah 0,15 (mengalami kenaikan 0,05). Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio kas PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena kenaikan pada jumlah kas sebesar karena adanya kenaikan saldo bank dan deposito berjangka yang dimiliki perusahaan dan tahun 2012 ke tahun 2013 naik sebesar dan kenaikan pada kewajiban lancar sebesar karena adanya kenaikan pada pinjaman jangka pendek dan pada tahun 2012 ke tahun 2013 naik sebesar Dilihat dari nilai rata-rata rasio kas PT. Tetra Transport Exspeedy terlihat tidak baik. Karena nilai rata-

13 48 rata rasio kas tidak memenuhi nilai standar yaitu 50%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu membayar utang dengan kas dan setara kas yang ada. Jika kondisi rasio kas diatas rata-rata industri, maka ada dana perusahaan yang menganggur, sebaliknya apabila rasio kas dibawah rata-rata industri kondisi kurang baik karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya Perhitungan Rasio Solvabilitas 1. Rasio Hutang Atas Aktiva Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Nilai standar rasio hutang atas aktiva yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 35%. Hasil perhitungan rasio hutang atas aktiva pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun disajikan dalam bentuk tabel :

14 49 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Hutang Atas Aktiva PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun Tahun Total Aktiva Total Hutang Debt Ratio DR (%) (a) (b) (c) = b : a ,37 37% ,36 36% ,42 42% Rata-rata ,38 38% Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rasio utang atas aktiva tertinggi pada tahun 2013 sebesar 0,42, yang artinya adalah persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah 42%. Dan nilai terendah sebesar 0,36 terjadi pada tahun 2012 yang artinya adalah persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah sebesar 36%. terjadinya peningkatan dalam rasio hutang atas aktiva menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin menurun dengan semakin meningkatnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva. Dengan semakin besarnya nilaio hutang atas aktiva menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh hutang. Rasio yang besar juga mengakibatkan pembayaran bunga yang besar, begitu sebaliknya rasio yang kecil mengakibatkan pembayaran bunga yang kecil. Tetapi jika dilihat dari ukuran rata-rata rasionya, rasio ini masih berada diatas ukuran rata-rata yaitu 35%, rata-rata rasio yang didapat mencapai 38% artinya aktivitas

15 50 perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena rata-rata rasio yang terlalu tinggi dari ukuran rata-rata maka perusahaan dalam keadaan tidak aman jika membutuhkan pinjaman. 2. Rasio Hutang Atas Modal Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Nilai standar yang digunakan adalah standar menurut Kasmir (2013) yaitu 80%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rasio Hutang Atas Modal PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun Tahun Total Hutang Ekuitas Rasio Hutang Atas Modal (a) (b) (c) = a : b , , ,75 Rata-rata ,64 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Nilai rata-rata rasio hutang atas modal pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,64 (64%). Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp. 100,00 untuk setiap Rp. 1,00 yang disediakan pemegang saham. Atau perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 64%. Nilai rasio hutang atas modal pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan oleh kenaikan

16 51 nilai ekuitas dari tahun ke tahun. Dilihat dari hasil tersebut, nilai rasio hutang atas modal PT. Tetra Transport Exspeedy berada dibawah nilai standar yaitu 80%. Nilai rata-rata rasio hutang atas modal menunjukkan bahawa perusahaan masih dianggap kurang baik, karena berada dibawah nilai standar. Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disebabkan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi pinjaman jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva Perhitungan Rasio Aktivitas 1. Rasio Perputaran Total Aktiva Menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 2 kali putaran. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel :

17 52 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Total Aktiva PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun Tahun Penjualan Total Aktiva Rasio Perputaran Total Aktiva (a) (b) (c) = a : b , , ,34 Rata-rata ,37 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata rasio perputaran total aktiva pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,37 kali (dibulatkan 1 kali). Artinya setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 0,37 penjualan. Nilai rasio perputaran total aktiva pada tahun 2011 adalah 0,34, pada tahun 2012 adalah 0,45 (mengalami kenaikan 0,11), dan pada tahun 2013 adalah 0,34 (mengalami penurunan 0,11). Rasio perputaran total aktiva pada perusahaan selama 3 tahun mengalami penurunan dikarenakan oleh meningkatnya penjualan yaitu penjualan aset tetap dan meningkatnya total aktiva perusahaan karena naiknya kas dan setara kas dan total pinjaman perusahaan. Nilai rata-rata rasio perputaran total aktiva menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Hasil rasio ditahun terakhir menunjukkan rasio dalam keadaan baik karena nilai rasio yang didapat lebih besar dari tahun sebelumnya. Tetapi jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata rasio ini

18 53 masih berada dibawah rata-rata yang sudah ditetapkan yaitu 2 kali putaran, nilai yang didapat dalam rasio ini baru mencapai 0,37 kali putaran, sehingga perusahaan bisa dikatakan dalam keadaan kurang baik 2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 5 kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Aktiva Tetap PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun Tahun Penjualan Total Aktiva Tetap Rasio Perputaran Aktiva Tetap (a) (b) (c) = a : b , , ,70 Rata-rata ,67 15,7 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Nilai rata-rata perputaran aktiva tetap pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 15,7 (dibulatkan 2 kali). Artinya setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2 penjualan. Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat nilai perputaran aktiva tetap pada tahun 2011 adalah 23,9, dan pada tahun 2012 adalah 14,7 (mengalami penurunan

19 54 9,2), dan pada tahun 2013 adalah 8,70 (mengalami penurunan 6). Perputaran aktiva tetap pada 3 tahun mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh naiknya penjualan karena naiknya penjualan aset tetap dan naiknya total aktiva tetap karena meningkatnya total piutang perusahaan. Nilai rata-rata perputaran aktiva tetap menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki, jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Apabila perusahaan mencapai tingkat penjualan yang sama sedangkan aktiva tetap yang digunakan laba sedikit berarti perusahaan semakin efektif. Rasio akan segera menurun bila tidak diikuti naiknya penjualan yang proposional. Hal yang wajar apabila rasio ini mengalami penurunan pada saat perusahaan melakukan investasi baru. Penelitian investasi memerlukan analisis secara terpisah, akan tetapi rasio ini tidak dapat memberikan indikasi besarnya investasi yang terjadi di perusahaan dan pengaruhnya terhadap penjualan pada tahun tersebut Perhitungan Rasio Profitabilitas 1. Rasio Return on Assets (ROA) Mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 30%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel :

20 55 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Return on Assets (ROA) PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun Tahun Total Aktiva Laba bersih Return on Assets (a) (b) (c) = b : a , , ,07 Rata-rata ,7 0,10 Sumber: Laporan Keuangan PT.Tetra Transport Exspeedy tahun Nilai rata-rata return on assets pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,10 (10%). Artinya tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 10%. Berdasarkan perhitungan diatas, pada tahun 2011 nilai return on assets adalah 0,10; pada tahun 2012 adalah 0,12 (mengalami kenaikan 0,02); dan pada tahun 2013 adalah 0,07 (mengalami penurunan 0,05). Nilai return on assets pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dikarenakan laba bersih lebih rendah dari total aktiva. Pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan dikarenakan meningkatnya total aktiva. Nilai rata-rata return on assets menunjukkan manajemen tidak mampu untuk memperoleh return on assets. Semakin tinggi nilai ROA sebuah perusahaan maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya, demikian sebaliknya.

21 56 2. Return on Equity (ROE) Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia untuk pemegang saham. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 40%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Return on Equity (ROE) PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Tahun Laba Bersih Ekuitas Return on Equity (a) (b) (c) = a : b , , ,13 Rata-rata , ,16 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Nilai rata-rata return on equity pada PT. Ttetra Transport Exspeedy adalah 0,16 (16%). Berdasarkan perhitungan diatas, nilai return on equity pada tahun 2011 adalah 0,17; pada tahun 2012 adalah 0,19 (mengalami peningkatan 0,03); dan pada tahun 2013 adalah 0,13 (mengalami penurunan 0,03). Nilai return on equity pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan dikarenakan meningkatnya ekuitas. Pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan dikarenakan laba bersih lebih rendah dari ekuitas. Nilai return on equity perusahaan berada dibawah nilai standar yaitu 40%. Perhitungan

22 57 ROE menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 16%. Nilai rata-rata return on equity menunjukkan bahwa manajemen tidak mampu memperoleh ROE sehingga dengan menurunnya ROA. Semakin tinggi nilai ROE semakin baik atau semakin optimal pengembalian modal yang bisa dihasilkan perusahaan tersebut, demikian sebaliknya. 3. Gross Profit Margin Mengukur tingkat keuntungan kotor perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa biaya produksi perusahaan itu rendah. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 30%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Gross Profit Margin PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin (a) (b) (c) = (b a) : b , , ,70 Rata-rata ,65 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun

23 58 Nilai rata-rata gross profit margin pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,65 (65%). Berdasarkan perhitungan diatas, nilai gross profit margin pada tahun 2011 adalah 0,60; pada tahun 2012 adalah 0,67 (mengalami peningkatan 0,07); dan pada tahun 2013 adalah 0,70 (mengalami peningkatan 0,03). Nilai gross profit margin pada tahun 2011 ke tahun 2013 mengalami peningkatan dikarenakan meningkatnya pendapatan usaha. Kenaikan yang terjadi pada rasio ini ditahun 2013 menandakan bahwa rasio ini dalam keadaan baik. Karena semakin tinggi rasio ini maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor. 4. Net Profit Margin Yaitu rasio atau perbandingan antara laba bersih yang telah dicapai dengan tingkat penjualan. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 30%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Net Profit Margin PT. Tetra Transport Exspeedy tahun Tahun Penjualan Laba Bersih Net Profit Margin (a) (b) (c) = b : a , , ,22 Rata-rata ,7 0,26 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun

24 59 Nilai rata-rata net profit margin pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,26 (26%). Pada tahun 2011 nilai net profit margin adalah 0,31; pada tahun 2012 adalah 0,26 (mengalami penurunan 0,05); pada tahun 2013 adalah 0,22 (mengalami penurunan 0,04). Nilai net profit margin pada tahun 2011 ke tahun 2013 mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena penjualan setiap tahun yang semakin tinggi karena meningkatnya penjualan aktiva tetap sedangkan laba bersih semakin menurun. Hal ini jika dilihat dari pertumbuhan rasio pertahun dan ditahun terakhir menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik karena rasionya lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata rasionya masih berada dibawah ukuran rata-rata yaitu 30%, maka perusahaan dalam keadaan kurang baik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Umum 1. Analisa Laporan Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Pada tahun 2011, PT Kalbe Farma mencatat pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6,7% menjadi Rp 10,91 triliun.

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE 2012-2014) Nama : Yogie Pratama NPM : 29213478 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto, SE, MMSI LATAR BELAKANG MASALAH Laporan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperoleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah rasio dan kemudian dianalisis.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Sebuah perusahaan yang didirikan harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN. Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN. Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010 80 BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010 sampai tahun 2014 setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Walaupun berfluktuasi, rasio lancar cenderung menurun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan perusahaan sejenis untuk terus mengembangkan skala usahanya. Dalam menghadapi persaingan ini perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya II. LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari penertian modal kerja menurut beberapa ahli, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAN UTANG USAHA PADA RASIO KEUANGAN DI PT. KARYA MANDALA TRANS GRESIK

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAN UTANG USAHA PADA RASIO KEUANGAN DI PT. KARYA MANDALA TRANS GRESIK Hal 55-68 ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAN UTANG USAHA PADA RASIO KEUANGAN DI PT. KARYA MANDALA TRANS GRESIK Nur Syifak, Ketut Ariasna ABSTRAK Analisis Piutang dan Usaha Pada Keuangan di PT. Karya Mandala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tahap awal yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada usaha budiaya ikan kerapu macan yang dilakukan oleh Bapak X adalah membuat laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Bedasarkan tujuan penelitian serta pembahasan dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja PT HM Sampoern, Tbk sangat baik dan jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

METADATA INFORMASI DASAR

METADATA INFORMASI DASAR METADATA INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Indikator Sektor Korporasi 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaannya. Dalam meningkatkan serta memperlancar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci