BAB IV PEMAHAMAN HADIS TENTANG BATAL DAN TIDAK BATALNYA WUDHU KARENA MEMAKAN MAKANAN YANG DIMASAK DENGAN API

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMAHAMAN HADIS TENTANG BATAL DAN TIDAK BATALNYA WUDHU KARENA MEMAKAN MAKANAN YANG DIMASAK DENGAN API"

Transkripsi

1 BAB IV PEMAHAMAN HADIS TENTANG BATAL DAN TIDAK BATALNYA WUDHU KARENA MEMAKAN MAKANAN YANG DIMASAK DENGAN API Dalam memahami hadis Nabi SAW haruslah didasarkan kepada suatu asumsi bahwa ketika Nabi SAW bersabda (mengucapkan suatu hadis) tentu tidak terlepas dari latarbelakang kondisi masyarakat di mana Rasulullah itu hidup dan berinteraksi dengan mereka. Dengan kata lain, mustahil Nabi SAW berbicara tanpa terkait dengan seorangpun atau tanpa ada yang mempertanyakannya. Adakalanya Nabi bersabda ketika muncul pertanyaan yang diajukan sahabat dan terkadang Nabi langsung saja mengucapkan suatu hadis tanpa ada yang bertanya. Untuk mendapatkan pemahaman yang benar dalam pembahasan ini, terlebih dahulu hadis Nabi dipahami secara teks dan konteks. Kemudian untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif, maka harus diperhatikan dalam penulisan ini hal-hal yang terkait dengan, seperti: aspek historis, sosiologis, psikilogis, filosofis dan sebagainya. Pemahaman yang keliru terhadap sunnah (hadis) antara lain disebabkan karena faktor kedangkalan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengannya. Seseorang yang tidak mengetahui ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh) dan juga tidak menghayati, maka akan berada dalam kebimbangan, keragu-raguan, dan bahkan berada dalam kesesatan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pemahaman yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, sangat diperlukan ilmu pengetahuan yang mendalam 109

2 110 tentang Ulum al-hadits sebagaimana yang ditetapkan oleh al-hakim al-naisaburi dalam bukunya, al-ma rifat Ulum al-hadits, yaitu: memahami hadis (dengan benar) adalah buah dari Ulum al-hadits, dengannya syari at menjadi tegak, maka ahli fiqh (fuqaha), pakar Qiyas, Ahl al-ra yi, para hakim, dan para pemikir mereka sudah dikenal setiap qurun dan negeri. Sehingga untuk mengetahui kehendak Allah SWT melalui pemahaman hadis dari ahlinya. Jadi ia dalah bagian dari Ulum al-hadits itu sendiri. 1 Pada pembahasan di bab ini, penulis akan membahas tentang pemahaman hadis tentang batal dan tidaknya wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api serta fiqh al-hadis dalam artian metode penyelesaian hadisnya. A. Pemahaman Hadis tentang Batal dan tidaknya Wudhu karena Memakan Makanan yang dimasak dengan Api 1. Pamahaman ulama tentang hadis-hadis batal dan tidaknya wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api. Dengan memperhatikan paparan hadis-hadis yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa pada sejumlah hadis Rasulullah SAW memang memerintahkan ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api dan pada hadis-hadis tidak ber-wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Selanjutnya penulis melihat bagaimana pemahaman ulama terhadap hadis-hadis tentang batal dan tidaknya wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api. Untuk mewakili hadis-hadis yang memerintahkan ber-wudhu penulis menjelaskan pemahamannya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim [t.th]), h Al-Hakim al-naisaburi, Ma rifat Ulum al-hadits. (Kairo: Maktabah al-muntanabi,

3 111 Artinya: Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepadaku Umar bin Abdul Aziz bahwa Abdullah bin Ibrahim bin Qarizh telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendapatkan Abu Hurairah berwudhu di masjid, maka dia berkata, "Aku hanya berwudhu karena aku makan sepotong keju karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Berwudhulah kalian, disebabkan makan yang dimasak dengan api'." (H.R. Muslim) 2 Kemudian untuk mewakili hadis-hadis yang menyatakan tidak harus ber-wudhu dalam artian tidak batal wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api penulis menjelaskan pemahamannya hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim juga dalam kitab yang sama dan nomor hadis yang ke-91 3 Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Hisyam bin Urwah telah mengabarkan kepadaku Wahab bin Kaisan dari Muhammad bin Amru bin 'Atha' dari Ibnu Abbas lewat jalur periwayatan lain dan telah menceritakan kepada kami al-zuhri dari Ali bin Abdullah bin Abbas dari Ibnu Abbas lewat jalur periwayatan lain dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ali dari bapaknya dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam makan Arqan 4 atau daging, kemudian beliau shalat, dan tanpa berwudhu, dan beliau juga tidak menyentuh air. (H.R. Imam Muslim) 2 Abu Husain Muslim bin al-hajjaj al-qusyairi al-naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Maktabah al-ilmiyyah, t.th), Juz 1, h Ibid., h Arqan adalah tulang yang sedikit berdaging. Lihat: Al-Imam Abi Zakariya Yahya ibn Syarif al-nawawi al-damsyiqi, Syarah Shahih Muslim, (Dar al-taufiqiyyah: tt.), h. 35

4 112 Langkah pertama yang harus diperhatikan dalam memahami hadis Rasulullah adalah dengan melihat asbab al wurud hadis. Hadis-hadis yang memerintahkan ber-wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api ada asbab al wurud nya sebagaimana yang dinyatakan oleh Prof. Dr. Edi Safri pada sidang munaqasyah, senin 28 Agustus 2016, pukul WIB Dalam sebuah riwayat, pada suatu ketika Nabi SAW dijamu untuk makan, dihadiri oleh beberapa orang sahabat dan sahabat ikut makan, ketika sedang makan timbul bau yang tidak sedap, dan tidak ada yang mau mengaku siapa yang mengeluarkan bau yang tidak sedap itu, maka rasul tidak ingin mempermalukan sahabat, setelah itu kemudian nabi menyuruh berwudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api, boleh dikatakan semuanya sahabat memakannya. Kalau riwayat itu memang shahih, maka perintah Rasul menyuruh ber-wudhu itu bukan karena memakan makanan yang dimasak dengan api, akan tetapi lebih kepada seseorang yang menegeluarkan bau yang tidak sedap tersebut, supaya jangan malu yang lain itulah kebijaksanan Nabi, dan sama sekali bukan untuk menyatakan batal wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api. Dan saya membaca dalam tulisan majalah 5 Sedangkan hadis-hadis yang dipahami tidak batal wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api sejauh penelusuran penulis ke dalam kitab asbab al wurud, penulis belum menemukan asbab al wurud hadis tersebut. Hadis di atas kalau dilihat secara tekstual memang tampak bertentangan. Yang mana hadis dari Abu Hurairah menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api dan hal itu didengar langsung oleh Abu Hurairah. Hal ini bisa dilihat dari hadis Rasulullah pada jalur Ibnu Syihab dari Umar bin Abdul Aziz dari Abdullah bin Ibrahim bin Qhariz yang menceritakan bahwa ia mendapati Abu Hurairah sedang ber-wudhu di masjid dan Abu Hurairah mengatakan kepadanya bahwa ia ber- WIB. 5 Edi Safri, Pernyataan dalam Sidang Munaqasyah, Senin, 28 Agustus 2017, pukul 09.15

5 113 wudhu karena memakan sepotong keju karena ia mendengar Rasulullah memerintahkan ber-wudhu disebabkan memakan makanan yang dimasak dengan api. Sementara hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas menyatakan bahwa Nabi SAW memakan arqan atau daging kemudian beliau shalat tanpa ber-wudhu dan tanpa menyentuh air. Kalau dipahami seakan-akan Nabi melakukan 2 hal yang bertentangan. Dari pemahaman hadis secara tekstual di atas, semakin jelaslah bahwa memahami hadis-hadis Rasulullah SAW yang hanya bertumpu pada pemahaman teks saja belum cukup. Untuk itu perlu adanya pemahaman yang lebih luas dari berbagai dimensi sehingga akan didapatkan pemahaman yang benar dan bisa dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini ada beberapa pendapat ulama dalam menyikapi masalah tersebut. a. Pendapat al-nawawi dalan Syarah Muslim Hadis-hadis tentang batal dan tidaknya wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api masih diperselisihkan oleh para ulama. Perselisihan ini terjadi pada periode pertama, kemudian setelah itu ulama telah sepakat bahwa tidak wajib wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api. b. Pendapat pengarang kitab Nailul Authar Hadis-hadis yang menjelaskan Nabi SAW tidak ber-wudhu setelah makan daging dan roti, nash-nash ini meniadakan hukum wajib wudhu, bukan sunnatnya wudhu. Oleh karena itu Nabi SAW ketika ditanya: apakah kami harus ber-wudhu karena makan daging kambing, Nabi menjawab kalau kamu suka

6 114 ber-wudhu maka wudhu lah, dan kalau kamu tidak suka maka kamu tidak usah ber-wudhu. Dan kalau tidak karena wudhu sesudah makan makanan yang dimasak dengan api itu sunat, tentu Nabi SAW tidak akan mengizinkannya. Karena hal itu merupakan amalan yang berlebihan dan menyia-nyiakan air tanpa faedah. 6 c. Pendapat al-hazimi dalam kitab al-i tibar Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, sebagian mereka berpendapat, harus ber-wudhu dari apa yang disentuh atau yang dimasak dengan api. Dan diantara mereka yang berpendapat demikian adalah Ibnu Umar, Abu thalhah, Anas bin Malik, Abu Musa, Aisyah, Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah, Abu Ghurrah al-hadzlali, Umar bin Abdul Aziz, Abu Mujliz, Lahiq bin Humaid, Abu Qilabah, Yahya bin Ya mur, al-hasan al-basri dan az-zuhri. Sebagian ulama dan ahli fikih sedunia Islam berpendapat tidak harus ber-wudhu dari apa yang disentuh dan dimasak oleh api dan memandang sebagai perkara terakhir dari dua perkara yang termasuk perbuatan Rasulullah SAW. Di antara mereka yang yang tidak memandang keharusan ber-wudhu itu adalah Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Ibnu Mas ud, Ibnu Abbas, Amir bin Rabi ah, Abu Umamah, al-muqhirah bin syu bah dan Jabir bin Abdullah. Sedangkan dari kalangan tabi in adalah Ubaidah as-salmani, Salim bin Abdullah, al-qasim bin Muhammad dan para ulama fikih penduduk Madinah, Malik bin Anas, Asy-Syafi i, para sahabatnya dan pendudul Hijaz dan lain-lain. 7 6 Syaikh Faisal bin Abdul Aziz Alu Mubarak, ringkasan Nailul Authar, judul asli. Busatanul Akhbar Mukhtasar Nail al-authar, pentj. Mu amal Hamidiy dkk, (Kuala lumpur: Victory Agencie, 1994), h

7 115 d. Pendapat Abu Isa setelah membawakan hadis tentang tidak batal wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api Menurut Abu Isa ini yang menjadi amalan kebanyakan para ulama dari kalangan sahabat Rasulullah SAW, Tabi in dan generasi setelah mereka seperti Sufyan bin al-tsauri, Ibnu al-mubarak, al-syafi i, Ahmad dan Ishak. Mereka berpandangan tidak perlu ber-wudhu karena memakan makanan yang disentuh atau dimasak dengan api, dan inilah perkara terakhir dari dua perkara Rasululah S AW. Seakan hadis ini merupakan nasikh (penghapus) bagi hadis pertama yaitu hadis memerintahkan ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api. 8 Begitu juga pendapat al-zuhri, tidak ber-wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api karena ini merupakan perkara terakhir dari dua perkara Rasulullah yakni tidak ber-wudhu dari apa yang disentuh dan dimasak oleh api sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, al-nasa i dan selain keduanya yang telah penulis paparkan pada bab sebelumya dan hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan selain keduanya. 9 Akan tetapi Abu Daud dan perawi hadis lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud ت و ض ئ وا yaitu perintah ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api adalah urusan dan kisah, bukan lawan kata dari larangan. Lafaz ini merupakan ringkasan dari hadis Jabir yang masyhur mengenai kisah 7 Imam al-hafizh Abi Aliy Muhammad Abdur Rahman bin Abdur Rahim al-mubarakfuriy, Tuhfatu al-ahwadziy, (Bairut: Dar al-fikri, 1353 H), Juz 1, h Ibid., h Ibid., h. 486

8 116 seorang wanita menyediakan masakan berupa kambing untuk Nabi SAW lalu beliau memakannya, kemudian ber-wudhu, lalu shalat zhuhur, kemudian memakan sisa makanan itu lagi, lalu shalat ashar dan tidak ber-wudhu lagi. Kisah ini diperkirakan terjadi sebelum perintah wudhu dari apa yang disentuh dan dimasak dengan api dan bahwa wudhu beliau adalah untuk shalat zhuhur. Hal ini mengenai kejadian, bukan karena sebab memakan kambing itu. 10 e. Pendapat al-baihaqi Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ustman al-darimi bahwa ia berpendapat manakala hadis-hadis mengenai pembahasan ini berbeda dan tidak dapat ditentukan mana yang kuat darinya, maka lihat kepada amalan para Al-Khulafa al-rasyidin sepeninggal Nabi SAW, lalu kuatkan salah satu dari dua sisi. Al-Nawawi dalam Syarh al-muhadzdzab merestui pandangan ini. 11 f. Pendapat al-khaththabi dalam al-fath Al-Khaththabi menyinkronkannya dengan pendapat lain, yaitu bahwa hadis-hadis mengenai perintah tersebut di arahkan kepada anjuran, bukan suatu kewajiban. Karena Rasulullah SAW mengatakan kepada orang yang bertanya, haruskah kami ber-wudhu karena memakan daging kambing? Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Kamil Fudhail bin Husain al- Jahdari telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Utsman bin Abdullah bin Mauhab dari Ja'far bin Abi Tsaur dari Jabir bin Samurah 10 Ibid., h Ibid. 12 Abu Husain Muslim bin al-hajjaj al-qusyairi al-naisaburi, op.cit., h. 227

9 117 bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, "Apakah kami harus berwudhu karena makan daging kambing?" Beliau menjawab, "Jika kamu berkehendak maka berwudhulah, dan jika kamu tidak berkehendak maka janganlah kamu berwudhu. (H.R. Muslim) Seandainya ber-wudhu setelah itu tidak dianjurkan, tentu Rasulullah SAW tidak akan mengizinkan, karena hal itu merupakan pemborosan air tanpa manfaat. g. Pendapat Imam al-syaukani dalam kitab Nail al-authar Imam al-syaukani berpendapat bahwa hadis tentang perintah ber-wudhu makan makanan yang disentuh api tidak mansukh. Menurutnya orang-orang yang berpendapat tidak ber-wudhu dari apa yang disentuh dan dimasak oleh api mengenai hadis tentang perintah ber-wudhu dari apa yang disentuh dan dimasak oleh api menjawab dengan dua jawaban: Pertama, bahwa ia adalah mansukh Kedua, bahwa yang dimaksud dengan ber-wudhu adalah membasuh mulut dan kedua telapak tangan. Jawaban pertama hanya akan sempurna bilamana menerima bahwa perbuatan Nabi SAW itu bertentangan dengan pendapat yang khusus bagi kita dan me-nasakh-nya. Sementara yang telah berlaku di dalam ushul adalah hal yang sebalik nya. Sedangkan jawaban kedua, seperti yang telah ditetapkan bahwa hakikat syariat harus didahulukan atas yang selainnya dan hakikat wudhu secara syari at adalah membasuh seluruh anggota badan tertentu, sehingga hakikat ini tidak dapat ditentang kecuali melalui dalil

10 118 Adapun klaim adanya ijma, termasuk klaim-klaim yang tidak dihormati oleh pencari kebenaran dan tidak menghalangi antara dirinya dan maksudnya mengenai hal itu. Hadis-hadis yang dipaparkan mengenai tidak ber-wudhu dari daging kambing dikhususkan dengan makna umum perintah ber-wudhu dari apa yang disentuh api. Sedangkan yang selain daging kambing, maka masuk dalam kategori keumuman tersebut. 13 h. Pendapat Imam Zuhri Menurut Imam Zuhri bahwa perintah ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api telah menghapus hukum yang dikandung oleh riwayat-riwayat yang membolehkan hal itu, sebab riwayat-riwayat yang membolehkannya lebih dahulu. 14 i. Pendapat Syaikhul Islam Ibn Taimiyah Mempertemukan arti kedua hadis ini, lebih utama daripada memansukhkan salah satunya. Maka apabila hadis ini dipertemukan natijahnya : ber-wudhu sesudah memakan makanan yang dimasak dengan api hukumnya sunnah, bukan wajib. dan pendapat ini juga diakui oleh al-nawawi dalam al-majmu 15 Berdasarkan perbedaan pendapat ulama di atas, dapat penulis simpulkan ada 3 macam pendapat mengenai batal atau tidaknya wudhu karena mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan api. 13 Ibid., h Imam al-hafiz Ahmad bin Ali bin Hajar al- Asqalani, Fathul Baariy Syarah Shahih al-bukhari, (Bairut-Libanon: Dar al-kitab al- Ilmiyah, 773 H), Juz 2, h , Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqi, Koleksi Hadis-hadis Hukum III, (Jakarta: PT Magenta Bhakti Guna, 1994), h. 302

11 119 a. Pertama, membatalkan wudhu, artinya wajib ber-wudhu setelah mengkonsumsi makanan yang yang dimasak dengan api. Alasannya karena diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Di antara ulama yang berpendapat seperti ini adalah Ibnu Umar, Zaid bin Tsabit, abu Thalhah, Abu Hurairah, Anas bin Malik dan lain-lain. Kelompok ini beragumen bahwa hadis-hadis yang menyatakan tidak ber-wudhu dalam artian tidak batal wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api lebih dahulu daripada hadis-hadis yang memerintahkannya. b. Kedua, tidak membatalkan wudhu, artinya tidak wajib ber-wudhu setelah mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan api. Alasannya mereka beranggapan bahwa hadis-hadis yang memerintahkan ber-wudhu setelah mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan api sudah di nasakh hukumnya. Dan ini juga merupakan salah satu diantara dua perkara terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam pandangan mereka yang menyatakan pendapat yang kedua ini, bahwa yang membatalkan wudhu adalah perkara yang keluar dari tubuh seperti air kencing, muntah dan lain-lain. c. Ketiga, tidak membatalkan wudhu namun disunnahkan untuk ber-wudhu lagi. Pendapat yang ketiga ini agaknya menjadi pendapat yang pertengahan. Meski mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan api tidak membatalkan wudhu namun tetap disunnahkan untuk ber-wudhu. Karena Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai ber-wudhu setelah memakan

12 120 daging kambing, beliau menjawab jika mau silahkan ber-wudhu, jika tidak maka tidak perlu ber-wudhu dari jawaban Rasulullah ini dapat dipahami bahwa ber-wudhu dianjurkan (sunnah), kalaulah tidak dianjurkan tentu beliau tidak akan mengizinkan untuk ber-wudhu kembali, karena hal itu merupakan pemborosan air tanpa manfaat. 2. Metode penyelesaian hadis-hadis tentang batal dan tidaknya wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api Dari uraian beberapa hadis di atas terdapat kesan bahwa hadis-hadis tersebut saling bertentangan secara zhahirnya. Ada hadis yang memerintahkan ber-wudhu dalam artian batal wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api dan ada juga hadis yang dipahami tidak harus ber-wudhu dalam artian tidak batal wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api, sehingga hadis tersebut merupakan hadis mukhtalif. Ada dua cara penyelesaian hadis-hadis mukhtalif yaitu dengan cara kompromi dan non kompromi. Penyelesaian hadis mukhtalif dalam penelitian ini bisa menggunakan cara kompromi dengan pemahaman kontekstual. Dan bisa menggunakan cara non kompromi dengan metode nasakh wa mansukh. Pemahaman kontekstual adalah memahami hadis-hadis Rasulullah dengan memperhatikan dan mengkaji keterkaitan makna-maknanya dengan peristiwa atau situasi dan kondisi yang melatarbelakangi munculnya hadis-hadis tersebut. Hadis-hadis yang memerintahkan ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api, hadis tersebut dipahami bahwa amr (perintah) yang

13 121 dimaksud adalah dalam konteks berita, bukan al amr yang menjadi lawan dari kata an-nahyu (larangan). 16 Lafaz yang dinukilkan di sini merupakan penggalan dari hadis Jabir yang masyhur mengenai kisah seorang wanita yang menyajikan hidangan daging kambing kepada Rasulullah, lalu beliau makan hidangan tersebut kemudian ber-wudhu dan shalat zhuhur. Setelah itu makan lagi, kemudian melaksanakan shalat ashar tanpa mengulangi wudhu. Dengan demikian ada kemungkinan kisah ini terjadi sebelum ada perintah ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api. Tujuan beliau ber-wudhu ketika shalat zhuhur disebabkan oleh hadats bukan sebab makan daging kambing. Dilihat dari konteks al jam u wa tawfiq hadis-hadis yang memerintahkan dipahami bahwa perintah disini adalah anjuran (sunnah muakkad) yang derajatnya sedikit dibawah wajib, karena ketika seseorang memakan makanan, maka mustahil tidak akan ada tertinggal sisa-sisa makanan tersebut didalam mulutnya terutama yang terselip disela-sela gigi. Oleh karena itu di anjurkan ber-wudhu takutnya nanti sisa-sisa makanan tersebut tertelan oleh kita ketika melaksanakan shalat. Sehingga membuat wudhu batal, apabila wudhu seseorang batal, maka akan batal pula shalatnya. Karena wudhu merupakan syarat sahnya shalat seseorang hamba. Begitu juga pendapat Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh al-sunnah. Menurutnya perintah ber-wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api memliki makna anjuran, sebab suatu kali, seperti yang diceritakan oleh Amru bin Umayyah adh-dhamiri bahwa Rasulullah SAW pernah 16 Ibid.

14 122 makan daging kambing, lalu tibalah waktu shalat dan beliau bergegas melaksanakan shalat tanpa terlebih dahulu ber-wudhu. 17 Kemudian dari hadis yang memerintahkan ini juga dapat dipahami bahwa dianjurkan untuk menjaga kebersihan. Menjaga kebersihan merupakan salah satu modal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kesehatan tubuh yang maksimal, setiap orang wajib menjaga kebersihan agar kondisi kesehatan senantiasa terjaga. Dengan menjaga kesehatan diri dengan sebaik-baiknya, maka kondisi kesehatan akan optimal karena berbagai resiko buruk dari berbagai penyakit yang mengancam bisa diatasi dengan meningkatkan kualitas kebersihan secara maksimal. 18 Contohnya menjaga kebersihan mulut yaitu dengan cara menggosok gigi dan ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabda beliau yang berbunyi: Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Al Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya tidak memberatkan ummatku atau manusia, niscaya aku akan perintahkan kepada mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) pada setiap kali hendak shalat.(h.r. al-bukhari) Ibnu Daqiqil menjelaskan sebab sangat dianjurkan bersiwak ketika akan shalat, beliau berkata: rahasianya yaitu bahwa kita diperintahkan agar dalam Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Judul Asli, Fiqh al-sunnah, pentrj. Ahmad Dzulfikar dkk, (Jawa Barat: Arya Duta, 2015), cet I, h diakses pada tanggal 22 juli 2017 pada pukul WIB 19 H.R al-bukhari, Kitab Thaharah. CD Ensiklopedi Hadis Kitab 9 Imam, (t.tp: Lidwa Pustaka Software, t.th).

15 123 setiap keadaan bertaqarrub kepada Allah yang merupakan dzat Yang Maha Suci, harus senantiasa dalam keadaan yang sempurna dan dalam keadaan bersih 20 artinya shalat merupakan salah satu media untuk bertaqarrub kepada Allah yang merupakan dzat Yang Maha Suci, maka sebagai seorang hamba haruslah suci juga untuk menghadap kepada-nya, suci badan dan suci pakaian. Kalaulah boleh dikolerasikan hadis tentang bersiwak ini dengan hadis perintah ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api. Hadis ini merupakan penguat dari hadis perintah ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api. Rasulullah memerintahkan bersiwak hendak melakukan shalat kemungkinan salah satu alasannya adalah takutnya tertinggal sisa-sisa makanan yang dapat membatalkan wudhu seseorang apabila menelannya ketika dalam keadaan shalat. Kemudian tanpa meninggalkan salah satu dari kedua hadis tersebut baik itu yang memerintahkan maupun yang dipahami tidak perlu ber-wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api penulis mengompromikan keduanya artinya memberlakukan hadis-hadis tersebut pada kondisi yang berbeda. Hadis-hadis yang memerintahkan untuk ber-wudhu diberlakukan pada kondisi air yang memadai. Sedangkan hadis-hadis yang dipahami tidak batal wudhu dalam artian tidak batal wudhu diberlakukan pada kondisi air yang sulit. Dilihat dari konteks nasikh wa mansukh, sebagian ulama berpendapat hadis-hadis yang memerintahkan ber-wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api telah dihapus hukumnya oleh hadis-hadis yang menjelaskan 20 diakses pada tangal 22 Juli 2017 pada pukul WIB

16 124 tidak perlunya ber-wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Di antaranya adalah imam al-syafi i. Imam al-syafi i memasukkan hadis-hadis ini kedalam contoh cara mengetahui nasikh pada hadis yaitu melalui informasi sahabat. Dalam hal ini dijelaskan bahwa ketentuan yang menjelaskan batal wudhu karena mengkonsumsi makanan yang sudah dimasak dengan api merupakan ketentuan mansukh. Sedangkan ketentuan yang menerangkan bahwa tidak batal wudhu karena mengkonsumsi makanan yang sudah dimasak dengan api, merupakan ketentuan nasikh. 21 Dilihatdari konteks kuantitas hadis, hadis-hadis yang memerintahkan ber-wudhu lebih banyak riwayatnya dibandingkan hadis-hadis yang menyatakan tidak perlu ber-wudhu dalam artian tidak batal wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api. Hadis-hadis yang memerintahkan berjumlah sebanyak 41 redaksi hadis. Sedangkan hadis yang menjelaskan tidak perlu ber-wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api berjumlah sebanyak 15 redaksi hadis sebagaimana yang penulis paparkan hadis-hadisnya pada bab sebelumnya. Oleh karena itu dilihat dari konteks ini hadis-hadis yang memerintahkan ber-wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api lebih kuat dibandingkan dengan hadis yang menyatakan tidak batal, karena hadis-hadis yang memerintahkan lebih banyak redaksi hadisnya dibandingkan dengan hadis yang menyatakan tidak perlu wudhu dalam artian tidak batal wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api H. Suhefri, Nasakh Hadis Menurut Imam al-syafi i, (Jakarta: Bina Pratama, 2007), h.

17 Analisa penulis Terdapat 41 hadis yang memerintahkan ber-wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api, hadis-hadis tersebut masing-masing diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, al-tirmidzi, al Nasai i, Ibn Majah, al-darimi, Imam Malik dan Ahmad bin Hanbal. Sedangkan hadis yang menyatakan tidak batal wudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api terdapat 15 hadis, hadis-hadis tersebut masing-masing diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, al-tirmidzi, al-nasa i, Ibn Majah, Imam Malik dan Ahmad bin Hanbal. Menurut hemat penulis dalam masalah batal atau tidaknya wudhu karena memakan makanan yang dimasak dengan api, penulis lebih cenderung kepada pendapat yang ketiga yaitu dianjurkan (sunnah) untuk ber-wudhu kembali apabila hendak melaksanakan shalat. Karena shalat merupakan dialog langsung antara seoarang hamba dengan sang Khaliq Dzat Yang Maha Suci, oleh karena itu kita sebagai seorang hamba harus bersih dan suci juga untuk menghadap dan bertaqarrub kepada-nya. Ketika seorang hamba dalam keadaan ber-wudhu lalu ia memakan makanan yang dimasak dengan api, maka mustahil rasanya tidak akan ada tertinggal sisa-sisa makanan yang dimakan di dalam mulutnya, pasti ada yang terselip di sela-sela gigi. Oleh karena itu lebih dianjurkan ber-wudhu alasannya ketika shalat maka makanan yang terselip di sela-sela gigi itu dikhawatirkan bisa tertelan. Disamping hal itu Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk bersiwak ketika ber-wudhu, supaya mulut lebih terjaga dari sisa-sisa makanan yang telah dimakan. Kemudian Nabi pernah ditanya menegenai ber-wudhu

18 126 setelah memakan daging kambing haruskah kami ber-wudhu karena memakan daging kambing? Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Kamil Fudhail bin Husain al- Jahdari telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Utsman bin Abdullah bin Mauhab dari Ja'far bin Abi Tsaur dari Jabir bin Samurah bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, "Apakah kami harus berwudhu karena makan daging kambing?" Beliau menjawab, "Jika kamu berkehendak maka berwudhulah, dan jika kamu tidak berkehendak maka janganlah kamu berwudhu. (H.R. Muslim) Seandainya ber-wudhu setelah itu tidak dianjurkan, tentu Rasulullah SAW tidak akan mengizinkan, karena hal itu merupakan pemborosan air tanpa manfaat.

BAB III HADIS- HADIS TENTANG BATAL DAN TIDAKNYA WUDHU KARENA MEMAKAN MAKANAN YANG DIMASAK DENGAN API

BAB III HADIS- HADIS TENTANG BATAL DAN TIDAKNYA WUDHU KARENA MEMAKAN MAKANAN YANG DIMASAK DENGAN API BAB III HADIS- HADIS TENTANG BATAL DAN TIDAKNYA WUDHU KARENA MEMAKAN MAKANAN YANG DIMASAK DENGAN API A. Deskripsi Hadis-hadis tentang Batal Wudhu karena Memakan Makanan yang Dimasak dengan Api dan Kualitasnya

Lebih terperinci

IRSYAD AL-HADITH SIRI KE-222: DAGING UNTA MEMBATALKAN WUDHUK

IRSYAD AL-HADITH SIRI KE-222: DAGING UNTA MEMBATALKAN WUDHUK IRSYAD AL-HADITH SIRI KE-222: DAGING UNTA MEMBATALKAN WUDHUK Soalan: Apakah benar memakan daging unta membatalkan wudhuk? Jawapan: Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, selawat dan salam kepada junjungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang diridhoi oleh Allah SWT keberadaannya. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang diridhoi oleh Allah SWT keberadaannya. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang diridhoi oleh Allah SWT keberadaannya. Karena agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna serta pelengkap

Lebih terperinci

Membatalkan Shalat Witir

Membatalkan Shalat Witir Membatalkan Shalat Witir [ Indonesia Indonesian ندونييس 0T] Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 76-79) Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko

Lebih terperinci

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Tidak Sedikit manusia bertanya, bagaimanakah puasa sunah Asyura itu? Dan kapankah pelaksanaannya? Dalil-Dalilnya: Berikut ini adalah dalil-dalil puasa tersebut:

Lebih terperinci

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

RAPATKAN SHAF JAMA AH

RAPATKAN SHAF JAMA AH RAPATKAN SHAF JAMA AH Telah menceritakan kepada kami Isa bin Ibrahim Al-Ghafiqi telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb -dari jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan

Lebih terperinci

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) I. Mukadimah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata : - - :...

Lebih terperinci

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet I. LATAR BELAKANG Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS), Yayasan Yatim Mandiri

Lebih terperinci

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Mari sholat berjamaah Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Jangan Sia-Siakan Shalat Allah SWT berfirman:. Maka datanglah sesudah mereka,

Lebih terperinci

Kisah Heraclius dengan Abu Sufyan

Kisah Heraclius dengan Abu Sufyan Kisah Heraclius dengan Abu Sufyan Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi, dia berkata: telah mengabarkan kepada kami Syu aib dari Az Zuhri ia berkata: telah mengabarkan kepadaku

Lebih terperinci

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua Masing banyak orang yang ragu untuk melanjutkan aktivitas birrul wâlidain (berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua), setelah keduanya berpulang

Lebih terperinci

E٤٢ J٣٣ W F : :

E٤٢ J٣٣ W F : : [ ] E٤٢ J٣٣ W F : : Masyarakat yang bersih, yang tidak dipenuhi berbagai berita adalah masyarakat yang selamat serta terjaga, dan yang melakukan maksiat tetap tertutup dengan tutupan Allah atasnya hingga

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN (MUI) setelah: Menimbang : 1. bahwa seiring dengan dinamika yang terjadi di masyarakat, beberapa

Lebih terperinci

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada

Lebih terperinci

: :

: : [ ] : : : Hikmah (Bijaksana) "Dan barangsiapa yang diberikan hikmah maka sungguh ia telah diberikan kebaikan yang banyak." Sesungguhnya orang yang mempunyai niat yang baik dan ibadah yang benar, kebaikannya

Lebih terperinci

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor Ternyata Hari Jum at itu Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Penyusun: Ummu Aufa Muraja ah: Ustadz Abu Salman Saudariku, kabar gembira untuk kita

Lebih terperinci

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah RISALAH AQIQAH Hukum Melaksanakan Aqiqah Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat syarat tertentu. Oleh

Lebih terperinci

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi SUNNAH NABI Hal yang ingin saya sampaikan dalam kultum pagi hari ini tentang sunnah nabi yang sering disepelekan, saya hanya ingin menyampaikan 9 sunnah dari sekian banyak sunnah diantaranya yaitu : 1.

Lebih terperinci

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM TAFSIR AL QUR AN UL KARIM aku berlindung kepada Allah dari godaan Setan yang terkutuk. Tafsir : I. Makna Kalimat Ta awdudz Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata dalam tafsinya : Al Istiadzah adalah berlindung

Lebih terperinci

Alhamdulillah Was Shalaatu Was Salaamu Alaa Rasuulillah, adapun setelah ini:

Alhamdulillah Was Shalaatu Was Salaamu Alaa Rasuulillah, adapun setelah ini: الحمد هلل والصالة والسالم على رسول اهلل بعد: أما Alhamdulillah Was Shalaatu Was Salaamu Alaa Rasuulillah, adapun setelah ini: Melihat adanya semangat dari saudara-saudara kami dalam melakukan kebaikan,

Lebih terperinci

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a Abdul Hakim bin Amir Abdat PENDAHULUAN Sering kita melihat diantara saudara-saudara kita apabila telah selesai

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA. Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA. Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts

Lebih terperinci

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bukti Cinta Kepada Nabi Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL (MUI) setelah: Menimbang : 1. bahwa pewarna makanan dan minuman yang banyak dipakai

Lebih terperinci

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf I TIKAF Pengertian I'tikaf Secara harfiyah, I tikaf adalah tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Dengan demikian, I tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah

Lebih terperinci

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA Booklet Da wah.: Jumat, 21 Shafar 1439 H / 10 November 2017 M 1 B e r i l m u S e b e l u m B e r k a t a & B e r a m a l MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA P ara pembaca, semoga rahmat Allah subhanahu

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan Publication: 1436 H_2015 M KAIDAH FIQH إ ع م ال الد ل ي ل ي أ و ل م ن إ ه ال أ ح د ه ا م ا أ م ك ن "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015

Lebih terperinci

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86) MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

Adab Makan Yang Dilupakan Muhammad Abu Hamdan

Adab Makan Yang Dilupakan Muhammad Abu Hamdan Adab Makan Yang Dilupakan Muhammad Abu Hamdan Sudah menjadi keharusan seorang Muslim manakala Rasulullah saw memerintahkan suatu perkara atau melarang suatu perkara untuk bersikap sami'na wa atha'na (patuh

Lebih terperinci

: :

: : [ ] : : Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah. Shalat witir merupakan ibadah yang paling agung di sisi Allah. Sehingga sebagian ulama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain hadits diatas ada juga hadits lain yang diriwayatkan oleh Ummi Qais binti Mihshan r.a. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Selain hadits diatas ada juga hadits lain yang diriwayatkan oleh Ummi Qais binti Mihshan r.a. berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya menerima perbedaan cara pensucian dan jenis najis urin bayi laki-laki dan perempuan yang baru mengkonsumsi air susu ibu (ASI) dengan

Lebih terperinci

BATASAN TAAT KEPADA ORANG TUA Secara umum kita diperintahkan taat kepada orang tua. Wajib taat kepada kedua orang tua baik yang diperintahkan itu sesu

BATASAN TAAT KEPADA ORANG TUA Secara umum kita diperintahkan taat kepada orang tua. Wajib taat kepada kedua orang tua baik yang diperintahkan itu sesu Berbakti Kepada Kedua Orang Tua بر الوالدين E א F Disusun Oleh: Yazid bin Abdul Qadir Jawas W א א Murajaah : Abu Ziyad W א Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah א א א א א א 1429 2008 BATASAN TAAT

Lebih terperinci

TENTANG MA MUM MASBUQ

TENTANG MA MUM MASBUQ MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi'ul Akhir 1402 H, bertepatan

Lebih terperinci

Umur Untuk Amal Shaleh

Umur Untuk Amal Shaleh Umur Untuk Amal Shaleh Khotbah Jumat:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????:???????????????????????

Lebih terperinci

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan KAIDAH FIQHIYAH Pendahuluan Jika dikaitkan dengan kaidah-kaidah ushulliyah yang merupakan pedoman dalam mengali hukum islam yang berasal dari sumbernya, Al-Qur an dan Hadits, kaidah FIQHIYAH merupakan

Lebih terperinci

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto Menyikapi Fenomena Gerhana Oleh: Muhsin Hariyanto Banyak kalangan, utamanya masyarakat awam, yang kurang memahami bagaimana menyikapi fenomena (alami) gerhana, baik (gerhana) matahari atau pun bulan. Bahkan

Lebih terperinci

Biografi Ulama Ahlus Sunnah Documentation. Rilis latest

Biografi Ulama Ahlus Sunnah Documentation. Rilis latest Biografi Ulama Ahlus Sunnah Documentation Rilis latest 03 July 2016 Daftar Isi 1 PENDAHULUAN 3 2 SEJARAH SINGKAT IMAM AL-BUKHARI (194 H - 256 H) 5 3 SEJARAH SINGKAT IMAM ABU DAWUD (202 H - 275 H) 7 4

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah 1 1 Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS. Az-Zumar: 54).

Lebih terperinci

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA DZIKIR PAGI DAN PETANG dan Penjelasan Maknanya ع ن ا ب ه ر ي ر ة ق ال : ك ان ر س ول ال ه ص ل ال ه ع ل ي ه و س ل م ي ع ل م ا ص ح اب ه ي ق ول : ا ذ ا ا ص ب ح ا ح د

Lebih terperinci

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar Hadits Yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication : 1438 H_2017 M Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Lebih terperinci

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal [ Indonesia Indonesian ] Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal AG Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 ( ) www.binbaz.org.sa

Lebih terperinci

BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI

BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa setelah dilaksanakannya sholat Ied, maka disunnahkan untuk mengadakan khutbah Ied. Bagi jamaah sholat ditekankan

Lebih terperinci

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia Seribu Satu Sebab Kematian Manusia Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya Berikut ini adalah beberapa kekhususan-kekhususan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak dimiliki oleh umatnya

Lebih terperinci

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????????????

Lebih terperinci

Pada dasarnya setiap persoalan yang berkaitan dengan mu amalah hukumnya halal, sehingga ada dalil yang mengharamkannya. (Lihat: Muhammad bin

Pada dasarnya setiap persoalan yang berkaitan dengan mu amalah hukumnya halal, sehingga ada dalil yang mengharamkannya. (Lihat: Muhammad bin MEMAHAMI ESENSI PERINGATAN MAULID NABI SHALLALLÂHU ALAIHI WA SALLAM Prolog BERKALI-KALI saya mendapatkan pertanyaan dari para jamaah pengajian saya: Benarkah Peringatan Maulid Maulid Nabi Muhammad shallallâhu

Lebih terperinci

[www.klastulistiwa.com]

[www.klastulistiwa.com] Kegiatan ini digunakan untuk mengawali setiap kegiatan yang dilakukan Sahabat Klastulistiwa, seperti SHIDDIQ (SHahabat Islam Diin Dan Ilmu Qur an), AHA! (Aqeela Home Academy), dan secara pribadi dalam

Lebih terperinci

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN NIAT Wajibnya Berniat Puasa Sebelum Terbit Fajar Shadiq (Waktu Subuh) Ketika Puasa Wajib Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Barangsiapa yang tidak

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. Lampiran 1. No Hal Bab Terjemahan

DAFTAR TERJEMAH. Lampiran 1. No Hal Bab Terjemahan Lampiran 1 DAFTAR TERJEMAH No Hal Bab Terjemahan 1. 6 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Pendahuluan SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad yang telah menyampaikan risalah dengan

Lebih terperinci

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at Dalam pembahasan ini ada tiga persoalan yang akan kami ketengahkan: 1. Hukum membaca sebagian Al-Quran dalam khutbah. 2.Kadar minimal Al-Qur an yang dibaca

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Allah Ta ala berfirman (yang artinya), Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya (QS. Al Mu`minun : 1-2) Allah Ta ala juga

Lebih terperinci

AWAS!!! JANGAN SEPELEKAN PERKARA DALAM AGAMA ISLAM Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed

AWAS!!! JANGAN SEPELEKAN PERKARA DALAM AGAMA ISLAM Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed Dalam masalah penerapan sunnah sering dilontarkan syubhat-syubhat dari ahlul bid ah yang menyebabkan umat enggan dan tidak bersemangat untuk mengamalkannya. Diantaranya syubhat-syubhat yang dipropagandakan

Lebih terperinci

Kecemburuan Seorang Suami Kepada Istri

Kecemburuan Seorang Suami Kepada Istri Kecemburuan Seorang Suami Kepada Istri Khutbah Pertama:?????????????????????,??????????,???????????????,????????????????,????????????????????????????????????????,????????????????????????.???????????????????????????????????,??????????????????????????????,???????????????????????????????????????????????????????????,????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????,????????????????????????????????,??????????????????????????????,?????????????????????????,????????????????????????,???????????????????????????

Lebih terperinci

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

[ ] E٣٢٧ J٣١٩ W F : : Al- HAYA' (Sifat PEMALU) "al Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan." Sesungguhnya di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam tarbiyah bahwa

Lebih terperinci

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad Adab Makan لطعا [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2010-1431 لطعا» باللغة لا ند نيسية «تا چگف: مني. بن عبد

Lebih terperinci

Hukum Berkabung Atas Kematian Raja dan Pemimpin

Hukum Berkabung Atas Kematian Raja dan Pemimpin Hukum Berkabung Atas Kematian Raja dan Pemimpin حكم لا حد بل مللو لزعما [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Penyusun : Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko

Lebih terperinci

Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan)

Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan) Http://www.alqiyamah.wordpress.com Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan) Berikut akan dijelaskan mengenai hukum melakukan Tahlil untuk orang mati seperti yang banyak dilakukan di masyarakat kita. Kegiatan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 24-06-2017 29 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Syawal Muslim 1984, Abu Dawud 2071 Tirmidzi 676, 692 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cara membaca, menalaah dan meneliti berbagai literatur-literatur yang

BAB III METODE PENELITIAN. cara membaca, menalaah dan meneliti berbagai literatur-literatur yang 75 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi perpustakaan ( library research) merupakan penelitian melalui perpustakaan yang dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H Pengantar: Ramadhan 1434 H segera tiba. Sepantasnya kaum Muslim bergembira menyambutnya. Sebab di dalamnya penuh dengan pahala. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana kaum Muslim bisa meraih ketakwaan.

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 31-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Membatalkan Puasa Al-Bukhari 1797, 1800, 1815 Tirmidzi 652-653 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan

Lebih terperinci

Tata Cara Shalat Malam

Tata Cara Shalat Malam Tata Cara Shalat Malam ] ندونييس Indonesian [ Indonesia DR. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 36-39) 1Terjemah1T 1T: 1TMuhammad Iqbal A. Gazali 1TEditor1T

Lebih terperinci

HADITS-HADITS PENDEK

HADITS-HADITS PENDEK HADITS-HADITS PENDEK Rasulullah a telah meninggalkan warisan ilmu kepada umat ini. Barangsiapa yang mampu mengambil warisan ilmu tersebut, maka ia akan mendapatkan manfaat yang sangat besar. Warisan ilmu

Lebih terperinci

: : :

: : : [ ] :. : : : Keutamaan puasa Asyura dibarengi hari lainnya Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al Ilmiyyah wa al Ifta Sebuah hadits Abu Qatadah Radiyyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu alaihi

Lebih terperinci

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh BAB IV ANALISIS TERHADAP DALIL DALIL QAWL QADIM DAN QAWL JADIm dan qawl jadi>d Imam Sha>fi i> dibedakan

Lebih terperinci

Interaksi dengan Al Qur'an

Interaksi dengan Al Qur'an Pengajian Muslimah Kalam Desember 2013 Interaksi dengan Al Qur'an Ratna Widyastuti Interaksi dengan Al Qur'an Pendahuluan Keutamaan membaca Al Qur'an Keutamaan mengkhatamkan Al Qur'an Tilawah Tadarus Pendahuluan

Lebih terperinci

Qunut dalam Shalat Witir

Qunut dalam Shalat Witir Qunut dalam Shalat Witir ] ندونييس Indonesian [Indonesia DR. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 56-59) 0Terjemah0T 0T: 0TMuhammad Iqbal A. Gazali 0TEditor0T

Lebih terperinci

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Khutbah Jumat ini menjelaskan tentang perintah untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berasaha untuk menjauhi berbagai amalan yang tidak

Lebih terperinci

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa: A. Pengertian Fiqih A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa: Fiqih menurut bahasa berarti paham, seperti dalam firman Allah : Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, dengan rumusan masalah yang tercantum dalam

Lebih terperinci

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Hukum Mengqadha' Puasa Ramadhan

Hukum Mengqadha' Puasa Ramadhan Hukum Mengqadha' Puasa Ramadhan [ Indonesia Indonesian ] Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid Terjemah : Abdurrahman Mubarok Ata Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 " " :

Lebih terperinci

MUZARA'AH dan MUSAQAH

MUZARA'AH dan MUSAQAH MUZARA'AH dan MUSAQAH Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Publication : 1438 H, 2017 M MUZARA'AH dan MUSAQAH Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Sumber:almanhaj.or.id dari Al-Wajiiz fii Fiqhis

Lebih terperinci

Mengangkat Kedua Tangan Saat Qunut

Mengangkat Kedua Tangan Saat Qunut Mengangkat Kedua Tangan Saat Qunut ] ندونييس Indonesian [Indonesia DR. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 66-70) 0Terjemah0T 0T: 0TMuhammad Iqbal A. Gazali

Lebih terperinci

Munakahat ZULKIFLI, MA

Munakahat ZULKIFLI, MA Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara

Lebih terperinci

Nasehat Nan Penuh Kenangan NASEHAT NAN PENUH KENANGAN

Nasehat Nan Penuh Kenangan NASEHAT NAN PENUH KENANGAN NASEHAT NAN PENUH KENANGAN Ditulis oleh: Al-Ustadz Muslim Abu Ishaq Al-Atsari Al-Imam Abu Dawud meriwayatkan dari shahabat yang mulia Al- Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu, bahwa ia berkata: Rasulullah

Lebih terperinci

Doa Setelah Khatam al-qur`an

Doa Setelah Khatam al-qur`an Doa Setelah Khatam al-qur`an ] ندونييس Indonesian [ Indonesia DR. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 80-84) 0Terjemah0T 0T: 0TMuhammad Iqbal A. Gazali 0TEditor0T

Lebih terperinci

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH A. Istinbath Hukum Dan Natijah Status kewarisan bagi para pelaku transseksual yang mengoperasi ganti kelamin dalmam perspektif ushul fiqih ini merupakan masalah baru

Lebih terperinci

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i Sesungguhnya mematahkan tulang seorang mukmin yang sudah meninggal, sama seperti mematahkan tulangnya dikala hidupnya (Riwayat Abu Dawud 2/69, Ibnu Majah 1/492, Ibnu

Lebih terperinci

Khitan. 1. Sejarah Khitan

Khitan. 1. Sejarah Khitan MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat

Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat Editor: Edi Candra, Lc. M.E.I. Sumber: Fiqh Islami wa Adillatuhu Tatawwu' adalah upaya pendekatan diri kepada Allah Ta'ala

Lebih terperinci

Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal [ Indonesia Indonesian ] : (Al-Fatawa Al-Jami'ah Lil Mar'atil Muslimah, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita Muslimah, Amin bin Yahya Al-Wazan) Terjemah : Tim www.salafy.or.id

Lebih terperinci

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN I. Muqodimah : Prof. Abdul Wahhab Kholaf berkata dalam bukunya Ilmu Ushul Fiqih (hal. 143) : - - " "."." Nash Syar I atau undang-undang wajib untuk diamalkan sesuai

Lebih terperinci

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis BAB II MUKHTALIF AL-HADITS A. Pengertian Mukhtalif al-hadits Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis yang bertentangan. Sedangkan dalam dunia ulum al-hadits istilah ini diperuntukkan

Lebih terperinci

Perihal Sujud Syahwi Yang Benar

Perihal Sujud Syahwi Yang Benar Perihal Sujud Syahwi Yang Benar http://fiqh-sunnah.blogspot.com Sujud syahwi adalah nama bagi dua sujud yang dilakukan oleh seseorang yang bersolat, untuk menutup kekurangan yang terjadi ketika solat disebabkan

Lebih terperinci

Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu

Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu - 34 - - - -. Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada Abu Bakar bin Hazm : lihatlah hadits Rasulullah, lalu tulislah. Aku khawatir (punahnya) kajian ilmu (hadits)

Lebih terperinci

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM Soiman Nawawi Dosen Fakultas Syari ah Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Cilacap Jl. Kemerdekaan Barat No. 1, Kesugihan, 53274 ABSTRAK Al Qur an merupakan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci