BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Judul Definisi Rumah Sakit a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 340/Menkes/Per/III/2010, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Depkes RI, 2010). b. Menurut Kepmenkes no. 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah fasilitas pelayanan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera, dan melahirkan (Depkes RI, 2006) Definisi Ibu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ibu berarti wanita yang telah melahirkan seseorang Definisi Anak Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak diklasifikasikan dalam 6 kategori menurut kelompok umur, yaitu: a. Kelompok Umur Perinatal atau Pra-lahir Adalah bayi yang masih dalam kandungan yang dibagi dalam dua kelompok: 1. Perinatal pertama, yaitu bayi dalam kandungan yang berusia 28 minggu sampai dengan bayi yang telah lahir dengan usia 7 hari kelahiran (28 minggu s/d 7 hari). 8

2 2. Perinatal Kedua, yaitu bayi dalam kandungan yang berusia 20 minggu sampai dengan bayi yang telah lahir usia 28 hari (20 minggu s/d 28 hari). Perlu dicatat disini kenapa kelompok umur ini tidak termasuk usia dibawah 20 minggu, karena bayi dalam kandungan yang dibawah 20 minggu adalah janin yang notabenenya bila pada saat tersebut lahir maka janin tersebut tidak akan bisa hidup, sehingga penekanannya bukan perhatian pada anak tetapi perhatian pada ibu hamilnya. Sangat jelas tidak termasuk dalam devinisi anak dalam UU Perlindungan anak diatas. b. Kelompok Umur Neonatus Adalah bayi yang baru lahir sampai dengan usia dibawah 28 hari (< 28 hari). Arti kata dari neonatus itu sendiri adalah neo = baru dan natus = lahir. c. Kelompok Umur Infant Adalah bayi yang dimulai dengan usia 0 bulan sampai 1 tahun (bayi < 1 tahun). d. Kelompok Umur Batita Adalah anak yang dikelompokan dalam umur Bawah Tiga Tahun maksudnya anak termasuk bayi yang usianya di bawah tiga tahun (< 3 tahun). e. Kelompok Umur Balita Adalah Anak yang dikelompokan dalam umur dari Bawah Lima Tahun maksudnya anak termasuk bayi yang usianya dari 0 bulan sampai dengan usia lima tahun (< 5 tahun). Istilah balita kadang juga ditambahkan dengan kata anak didepannya yaitu anak balita, kalau demikian maka umurnya dimulai dari 1 tahun sampai dengan 5 tahun (1-5 tahun). f. Kelompok Umur Anak Usia Sekolah Adalah kelompok Umur Anak Usia Sekolah yang dibagi menjadi dua yaitu kelompok umur pertama : Anak-Anak (TK dan SD) termasuk prasekolah yaitu 9

3 anak yang usianya 5-14 tahun. Dan kelompuk umur kedua yaitu remaja (15 tahun s/d 18 tahun). Menurut Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Ibu dan Anak tahun 2010, anak adalah seseorang yang berusia <18 tahun Tinjauan Teoritis Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna. c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit Jenis Rumah Sakit Secara Umum Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya: 10

4 a. Berdasarkan jenis pelayanan 1. Rumah Sakit Umum Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. 2. Rumah Sakit Khusus Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. b. Berdasarkan pengelolaannya 1. Rumah Sakit Publik, dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit Pemerintah dalam penyelenggaraannya diwajibkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Rumah Sakit Privat, dikelola oleh badan hukum dengan tujuan pofit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero Klasifikasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit (Depkes RI, 2009). a. Klasifikasi Rumah Sakit Umum 1. Rumah Sakit Umum kelas A Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspsialistik luas. Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5(lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12(dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13(tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis. 2. Rumah Sakit Umum kelas B Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 11

5 4(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8(delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan 2(dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. 3. Rumah Sakit Umum kelas C Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. 4. Rumah Sakit Umum kelas D Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2(dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar. b. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus 1. Rumah Sakit Khusus kelas A 2. Rumah Sakit Khusus kelas B 3. Rumah Sakit Khusus kelas C Rumah Sakit Pemerintah Perbedaan pokok dengan rumah sakit swasta terutama sekali menyangkut sumber pendanaan rumah sakit yang bersangkutan, yakni kalau rumah sakit Pemerintah biaya untuk pengelolaan rumah sakit sepenuhnya didanai oleh Pemerintah, yaitu dengan cara menganggarkannya dalam APBN, APBD, dan lainlainnya. Karena dana pengelolaan rumah sakit ini berasal dari Pemerintah maka segala pendapatan yang diperoleh oleh rumah sakit tersebut juga harus disetorkan ke Kas Negara (Iskandar, 1998). Dalam penyelenggaraan pelayanannya, rumah sakit Pemerintah di wajibkan melayani masyarakat secara keseluruhan sehingga masyarakat miskin di daerah pelayanan dapat dilayani 100% Rumah Sakit Swasta Yang dimaksud dengan rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang didirikan oleh pihak swasta (non-pemerintah), yaitu dapat beberapa orang, badan hukum, kelompok keagamaan, perusahaan, dan lain-lain. Awalnya rumah sakit swasta didirikan oleh yayasan dengan tujuan sosial, sehingga pendanaannya berasal dari sumbangan para dermawan (Iskandar, 1998) 12

6 Namun dengan perkembangan masa dan pemikiran masyarakat, kondisi rumah sakit yang bertujuan sosial tersebut mengalami perubahan, karena sulit bagi pihak pengelola rumah sakit untuk mendapatkan biaya yang berasal dari sumbangan para relawan tersebut.sebab semakin hari biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit semakin besar, dan tidak seimbang lagi dengan pemasukan rumah sakit.sehingga untuk kelangsungan rumah sakit, pihak pendiri /pengelola membuat kebijaksanaan untuk menetapkan tarif pelayanan kepada pasien. Setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 84 tahun 1990, ditegaskan bahwa pelayanan kesehatan swasta dibidang medis boleh diselenggarakan oleh: perorangan, kelompok, yayasan, atau badan hukum lainnya, dan dapat pula dilakukan oleh sebuah perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas yang profit oriented (memperhitungkan potensi keuntungan) (Iskandar, 1998) Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Menurut Lampiran Keputusan Menkes no. RI no. 340/Menkes/Per/Iii/2010, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) adalah Rumah Sakit yang melayani kesehatan ibu dan anak, meliputi ibu pada masalah reproduksi dan anak berumur sampai dengan 18 tahun (Depkes RI, 2010). Rumah Sakit Ibu dan Anak merupakan Rumah Sakit Khusus yang lingkup pelayanannya meliputi : promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif pada maternal, serta kesehatan reproduksi termasuk Ante Natal Care (ANC), pertolongan persalinan, perawatan nifas, pertolongan bayi baru lahir, perawatan bayi baru lahir, imunisasi, dan pelayanan kesehatan anak, program Keluarga Berencana (KB) Klasifikasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 340/Menkes/Per/III/2010, Rumah Sakit Ibu dan Anak (khusus) di klasifikasikan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas A, B, dan C. Klasifikasi tersebut ditetapkan berdasarkan : 1. Lingkup Pelayanan; 2. Sumber Daya Manusia; 3. Peralatan; 4. Sarana da Prasarana 5. Administrasi dan Menejemen. 13

7 Kriteria Klasifikasi Rumah Sakit Ibu Dan Anak A. Lingkup Pelayanan Tabel Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak No. Lingkup Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C 1. Pelayanan spesialistik kebidanan dan kandungan Umum Pelayanan Subspesialistik Kebidanan dan Kendungan: a. Fetomaternal (perinatologi kebidanan) b. Onkologi Ginekologi c. Kesehatan reproduksi d. Obgyn sosial e. Uro-ginekologi Rekonstruksi Pelayanan Spesialis Anak Umum Pelayanan Subspesialistik Anak: a. Perinatologi b. Neurologi c. Hematologi-Onkologi d. Nefrologi e. Gastrohepatologi f. Respirologi g. Alergi imunologi h. Endokrinologi i. Nutrisi dan Metabolic j. Kardiologi k. Gawat Darurat Anak l. Infeksi dan penyakit tropis m. Tumbuh kembang dan Pediatri Sosial

8 No. Lingkup Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C Pelayanan Spesialis lainnya: a. Spesialis Bedah Anak b. Spesialis Rehabilitasi Medik c. Spesialis Mata d. Spesialis THT e. Spesialis kulit Dan Kelamin f. Spesialis Bedah Umum g. Spesialis Penyakit Dalam h. Spesialis Anastesi i. Spesialis Radiologi j. Spesialis Patologi Klinik k. Spesialis Patologi Anatomi Pelayanan Gigi Pelayanan Psikolog Pelayanan Rawat Inap Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan Gawat Darurat Pelayanan Rawat Intensif (ICU, HCU, PICU, NICU) + + (HCU, + (HCU) NICU) 12. Pelayanan Bersalin Pelayanan Operasi Pelayanan Darah Pelayanan Radiologi Pelayanan Laboratorium Pelayanan Farmasi Pelayanan Gizi Pelayanan Penunjang Non medik: a. Sterilisasi b. Laundry

9 No. Lingkup Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C c. Pemulasan Jenazah d. IPSRS e. IPLRS Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/2010 B. Sumber Daya Manusia No. Tabel Sumber Daya Manusia Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Kelas A Kelas B Kelas C Jenis Ketenagaan Total Tenaga Total Tenaga Total Tenaga Tetap Tetap Tetap I Medis 1. Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Dokter Subspes Fetomaternal Dokter Subspes. Obgin 1 Sosial Dokter Subspes. 1 Onkologi Ginekologi Dokter Subspes. 1 Uroginekologi konst. Dokter Subspes. 1 Kesehatan reproduksi 2. Dokter Spesialis Anak Dokter Subspes. Alergi Sub- - Sub Imunologi Spes Spes Dokter Subspes. Min. 1 Min. Endokrinologi Sesuai 1 pelaya nan 16

10 No. Jenis Ketenagaan Dokter Subspes. Gastrohepatologi Dokter Subspes. Nutrisi dan Metabolik Dokter Subspes. Hematologi dan Onkologi Dokter Subspes. Kardiologi Dokter Subspes. Nefrologi Dokter Subspes. Neurologi Dokter Subspes. Gawat Darurat Dokter Subspes. Pencitraan Anak Dokter Subspes. Infeksi Tropia Dokter Subspes. Perinatologi Dokter Subspes. Respirologi Dokter Subspes. Tumbuh Kembang Kelas A Kelas B Kelas C Total Tenaga Tetap Total Tenaga Tetap Total Tenaga Tetap 3. Dokter Spesialis Lainnya: a. Spesialis Bedah Anak

11 No. Kelas A Kelas B Kelas C Jenis Ketenagaan Total Tenaga Tetap Total Tenaga Tetap Total Tenaga Tetap b. Spesialis Rehabilitasi Medik c. Spesialis Mata d. Spesialis THT e. Spesialis Kulit Kelamin f. Spesialis Bedah Umum g. Spesialis Penyakit Dalam h. Spesialis Anastesi i. Spesialis Radiologi j. Spesialis Patologi Klinik k. Spesialis Patologi Anatomi II. Keperawatan dan Bidan Keperawatan S2 Keperawatan + PONEK 2. S1 Keperawatan + PONEK 3. D3 Keperawatan + PONEK Bidan D4 Kebidanan terlatih PONEK 18

12 No. Jenis Ketenagaan 5. D3 Kebidanan terlatih PONEK 6. D1 Kebidanan terlatih PONEK Kelas A Kelas B Kelas C Total Tenaga Tetap Total Tenaga Tetap Total Tenaga Tetap III. Kefarmasian 1. Apoteker D3 Farmasi /Asisten Apoteker IV. Laboratorium 1. S1 Analis Kesehatan S2 Analis Kesehatan V. Gizi 1. S1 Gizi Klinik /dietisien D4 Gizi Klinik /dietisien D3 Gizi Klinik /dietisien D1 Gizi Klinik /dietisien VI. Rekam Medis 1. S1 Rekam Medis D3 Rekam Medis Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/

13 C. Peralatan Tabel Peralatan Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C 1. Pelayanan Umum Pelayanan Spesialis Obstetri-Ginekologi 1. Laparoskopi operatif set b. Laparatorry set c. Sectio set d. Histerectomy set e. Colposcopy f. Alat kauterisasi g. Alat punksi h. Bone Densitometri i. Peralatan khusus bayi tabung j. USG k. Implant Kit l. IUD Kit m. Pap smear kit n. Dilatasi dan Curetase set o. CTG Pelayanan Spesialis Anak a. Ventilator b. Bedside monitor c. CPAP d. Incubator e. ECG f. Phototerapy g. Infusion Devices h. Peritoneal Dialysis i. Hemodialisis j. Brain Mapping k. EEG

14 No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C l. Endoscopy m. Colonoscopy n. ph meter + - o. Echocardiography p. Orchidometer q. Ottium pemeriksaan gula + - r. Spirometri s. BMP + - t. Skin Prick Tets u. Infant Warmer Pelayanan Darah Rekam Medis Pelayanan Spesialis lainnya Pelayanan Spesialis Penunjang lainnya 8. Pelayanan Rawat Inap Pelayanan Rawat Darurat Pelayanan Operasi Pelayanan Rawat Intensif Pelayanan Persalinan Pelayanan Radiologi Pelayanan Laboratorium Pelayanan Gizi Pelayanan Farmasi Pelayanan Rehabilitasi Medis Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/

15 D. Sarana dan Prasarana Tabel Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ibu dan Anak INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C A. Instalasi Rawat Jalan 1. Gigi KIA Spesialis Subspesialis Ruang Menyusui Ruang Penyuluhan Ruang Konseling B. Instalasi Rawat Inap Ibu Total TT Rawat Inap Ibu dan Anak >100 TT TT TT 1. Ruang Tindakan Ruang Isolasi Ruang Rawat Gabung Gudang Alat Kamar Mandi Ruang Perawat /Bidan Kamar Cuci Alat Ruang Pekarya Ruang Istirahat (1 toilet) Ruang Tunggu (1 toilet) Pantry Ruang Penyuluhan Ruang Dokter Jaga C. Ruang Rawat Inap Anak 1. Ruang Rawat Ruang Tindakan

16 INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C 3. Ruang Observasi Ruang Isolasi D. Ruang Pendukung 1. Ruang Menyusui Ruang Tindakan Ruang Observasi (lamp) Ruang Perawat Tempat Penyimpanan ASI E. Ruang Bersalin 1. Ruang Administrasi Ruang Persiapan Pasien Ruang Bersalin Ruang Observasi Ruang Isolasi Kamar Pemrosesan Alat Ruang Bidan/ Perawat/ Dokter Ruang Pemeriksaan Ruang Alat Pembersih Gudang Perlengkapan Habis Pakai Gudang Perlengkapan Tidak Habis Pakai 12. Kamar Mandi Ruang Tunggu F. Instalasi Gawat Darurat 1. Ruang Resusitasi Ruang Tindakan Ruang Tunggu Toilet

17 INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C G. Instalasi Pusat Sterilisasi H. Instalasi Laboratorium 1. Ruang Pengambilan Sampel Ruang Pemeriksaan Sampel Gudang Perlengkapan habis pakai Gudang Perlengkapan tidak habis pakai 5. Kamar cuci alat Lemari instrumen Toilet I. High Care Unit (HCU) 1. Ruang pasien dewasa Ruang parinatal Ruang resusitasi & tindakan Ruang isolasi Ruang dapur ASI Ruang dokter jaga Ruang perawat jaga Kamar mandi Gudang perlengkapan habis pakai Gudang perlengkapan tidak habis pakai 11. Ruang sterilisasi + lemari instrumen J. NICU /PICU K. ICU L. Ruang Operasi 1. Mesin Anasthesi Bedside Monitor

18 INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C 3. Dc Shock Ventilator Ambubag : Dewasa, Anak, dan Neonatus 6. Peralatan SC + Laparotomy Ruang Strerilisasi + lemari instrumen 8. Ruang Operasi Utama Kamar Ganti Staf Ruang Ganti Brankar Toilet (jumlah) Tempat antisepsis /cuci tangan operator 13. Ruang gas medis Ruang dokter Ruang perawat Ruang pemulihan Kantor M. Instalasi Radiologi N. Instalasi Laboratorium O. Instalasi Patologi Anatomi P. Instalasi Farmasi Q. Instalasi Gizi R. Instalasi Rehabilitasi Medis S. IPSRS T. IPLRS U. Rekam Medis V. Ruang KDRT Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/

19 E. Administrasi dan Menejemen Tabel Administrasi dan Menejemen Rumah Sakit Ibu dan Anak No. Administrasi dan Menejemen Kelas A Kelas B Kelas C 1. Status Badan Hukum Struktur Organisasi Tatalaksana/ Tata Kerja/ Uraian Tugas 4. Peraturan Internal Rumah Sakit Komite Medik Komite Etik & Hukum Saluran Pemeriksaan Internal Surat Izin Praktik Dokter Perjanjian Kerjasama Rumah Sakit & Dokter 10. Akreditasi RS Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/ Spesialisasi dalam Kesehatan dan Pengertiannya Menurut kamus Saku Kedokteran Dorland, 1995 : a. Obstetri-Ginekologi (Obgin) Adalah cabang kedokteran yang menangani kehamilan, kelahiran, dan pueperium (periode atau keadaan setelah melahirkan) b. Onkologi Adalah pengetahuan mengenai tumor /kanker. c. Endokrinologi Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan penyakit kelainan hormon. d. Gastrohepatologi Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan peradangan lambung dan hati. e. Hematologi Adalah cabang Kedokteran yang mempelajari mengenai morfologi darah dan jaringan pembentuk darah, serta fisiologi dan patologinya. 26

20 f. Patologi Adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sifat esensial penyakit, khususnya perubahan pada jaringan dan organ tubuh yang menyebabkan atau disebabkan penyakit. g. Kardiologi Adalah cabang kedokteran yang mempelajari tentang kesehata jantung dan fungsinya. h. Nefrologi Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan ginjal i. Neurologi Adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan sistem saraf, baik normal maupun sakit. j. Perinatologi Adalah cabang ilmu kedokteran (obstektrik dan pediatrik) yang berhubungan dengan janin dan bayi selama masa perinatal (bayi umur 0-28 hari). k. Respirologi Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan pernapasan. l. Anastesi Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan penghilangan kemampuan untuk merasakan sakit, disebabkan karena pemberian obat atau intervensi medis lainnya. m. Radiologi Adalah cabang ilmu kesehatan mengenai zat radioaktif dan energi pancarannya yang berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan penyakit, baik dengan cara radiasi ionisasi (seperti sinar-x) maupun nonionisasi (seperti ultrasonografi). n. Farmasi Adalah cabang ilmu kesehatan yang berkenaan dengan pembuatan, penyaluran, dan penggunaan obat dengan benar. o. Pediatrik adalah cabang kedokteran yang mempelajari anak, perkembangannya serta pemeliharaannya, dan mempelajari penyakit pada anak serta pengobatannya. 27

21 2.3. Tinjauan Fungsi Deskripsi Pengguna Kegiatan Pengguna dan pelaku kegiatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak ini terbagi atas: a. Tenaga Medis (Kesehatan) Menurut Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992, Tenaga Medis atau tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. b. Tenaga Non Medis Pengelola Karyawan Service c. Pengunjung Farmasi d. Pasien Rawat Jalan Adalah pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan tertentu (Iskandar, 1998:57). e. Pasien Rawat Inap Adalah pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit (Iskandar, 1998:57). f. Penunggu Pasien Rawat Inap g. Pengunjung Pasien Rawat Inap h. Pasien Gawat Darurat Unit Pelayanan Medis dan Pelayanan Tambahan A. Pelayanan Medik 1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) Menurut Kunders (2004), lokasi perawatan pasien rawat jalan di suatu rumah sakit biasanya ada di bagian samping dan biasanya dirancang dengan ruang lingkup yang terbatas, dan hanya menawarkan layanan yang sifatnya mendasar atau Minor Service. 28

22 Unit rawat jalan haruslah ditempatkan berdekatan dengan layanan vitals seperti registrasi dan medical record, penerimaan, UGD dan layanan sosial. Juga harus mudah menjangkau laboratorium, radiologi, farmasi dan terapi fisik karena pasien rawat jalan menggunakan semua fasilitas diagnosa dan terapi selama kunjungannya. Gambar 2.1. Contoh Denah Instalasi Rawat Jalan 2. Instalasi Rawat Inap Area pasien terdiri dari ruangan pribadi, semi pribadi, dan bagian bangsal dengan banyak tempat tidur yang dirancang menjadi daerah perawatan dan terapi yang aman, indah, dan kondusif untuk pemulihan dengan cepat. 3. Instalasi Gawat Darurat Ruang gawat darurat secara tak langsung dapat pula dikatakan merupakan bagian yang penting dari bagian atau unit rawat jalan. Bagian unit gawat darurat ini haruslah berada di lantai dasar yang mudah dijangkau oleh pasien dan ambulans. Juga harus memiliki pintu 29

23 masuk yang terpisah, yang jauh dari pintu masuk rumah sakit utama dan pintu masuk ke pasien rawat jalan. Juga harus diberi tanda dengan jelas menggunakan lampu atau tanda yang sesuai dan harus mudah terlihat dan dapat diakses dari jalan utama. Karena bagian unit gawat darurat ini menjadi pintu utama ke rumah sakit pada malam hari, maka harus berdekatan dengan transportasi umum dan kendaraan umum (Kunders, 2004). Bagian ini haruslah berdekatan dengan bagian penerimaan, medical record dan juga bagian kasir. Gambar 2.2. Contoh Denah Instalasi Gawat Darurat 4. Instlasi Rawat Intensif a. ICU (Intensive Care Unit) b. NICU (Neonatal Care Unit) B. Pelayanan Penunjang Medik 1. Radiologi 30

24 Fungsi utama dari layanan radiologi adalah membantu petugas klinis dalam melakukan diagnosa dan pengobatan penyakit melalui pemakaian radiografi, fluoroscopy, radioisotop dan percepatan volume tinggi. Gambar 2.3. Contoh Denah Unit Radiologi 2. Farmasi 3. Anastesi 4. Laboratorium Laboratorium ini haruslah berada di lantai dasar untuk dapat melayani pasien rawat jalan, bagian unit gawat darurat dan bagian penerimaan pasien. Juga harus berdekatan atau mudah diakses oleh bagian bedah, unit perawatan intensif, radiologi dan obstetrik. 31

25 Gambar 2.4. Contoh Rencana Laboratorium C. Pelayanan Penunjang Non Medik 1. Bengkel (Workshop) 2. Instalasi Gizi (Dapur) 3. Cuci (Loundry) 4. Gudang Peralatan: Bahan Bakar Makanan / Minuman 5. Rekam Medis 6. Mushalla 7. Cafetaria (Kantin) 8. Ruang Bermain Anak 9. Mini Market D. Pelayanan Adminstrasi E. Service Sistem Sirkulasi Antar Ruang Menurut Sumber: Pokok-Pokok pedoman Arsitektur Medik Rumah Sakit Umum Kelas C (Depkes RI, 2009), sistem sirkulasi antar ruang-ruang pada masing-masing instalasi adalah sebagai berikut: 32

26 Instalasi Rawat Jalan Gambar 2.5. Sistem Sirkulasi Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Gambar 2.6. Sistem Sirkulasi Instalasi Rawat Inap 33

27 Instalasi Rawat Intensif Gambar 2.7. Sistem Sirkulasi Instalasi Rawat Intensif Instalasi Radiologi Gambar 2.8. Sistem Sirkulasi Instalasi Radiologi Instalasi Laboratorium Gambar 2.9. Sistem Sirkulasi Instalasi Laboratorium 34

28 Instalasi Bersalin Gambar Sistem Sirkulasi Instalasi Bersalin Instalasi Bedah (Operasi) Gambar Sistem Sirkulasi Instalasi Bedah (Operasi) Instalasi Rehabilitasi Medis Gambar Sistem Sirkulasi Instalasi Rehabilitasi Medis 35

29 Instalasi Farmasi Gambar Sistem Sirkulasi Instalasi Farmasi Instalasi Gizi (Dapur) Gambar Sistem Sirkulasi Instalasi Gizi (Dapur) Loundry (Cuci) Gambar Sistem Sirkulasi Loundry (Cuci) 36

30 Persyaratan Bangunan Rumah Sakit Pengertian Persyaratan Persyaratan meliputi berbagai kelompok sebagai berikut: 1. Ligkungan bangunan 2. Konstruksi bangunan 3. Ruang bangunan 4. Kualitas udara ruang 5. Pencahayaan 6. Penghawaan 7. Kebisingan 8. Fasilitas sanitasi 37

31 9. Jumlah tempat tidur 10. Sanitasi dan gudang Berikut uraian persyaratan bangunan rumah sakit menurut SK Menkes no. 1204/MENKES/SK/X/2004. A. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit 1. Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas. 2. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi dengan rambu parkir. 3. Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir. Jika berlokasi di daerah banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya. 4. Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok 5. Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup. 6. Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek, atau tidak terdapat genangan air dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman 7. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan limbah. 8. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat tertentu yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah. 9. Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya. B. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit 1. Lantai a. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan. 38

32 b. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah c. Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan 2. Dinding Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat 3. Ventilasi a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik. b. Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai c. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan penghawaan buatan/mekanis. d. Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan ruangan. 4. Atap a. Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya. b. Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir. 5. Langit-langit a. Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan. b. Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai. c. Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap. 6. Konstruksi Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes. 7. Pintu Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya. 8. Jaringan Instalasi 39

33 a. Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air limbah, gas, listrik, sistem pengawasan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelayanan kesehatan. b. Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan dengan pipa air limbah dan tidak boleh bertekanan negatif untuk menghindari pencemaran air minum. 9. Lalu Lintas Antar Ruangan a. Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus didisain sedemikian rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan, sehingga memudahkan hubungan dan komunikasi antar ruangan serta menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan kontaminasi b. Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi dengan sarana pencegahan kecelakaan seperti alarm suara dan petunjuk penggunaan yang mudah dipahami oleh pemakainya atau untuk lift 4 (empat) lantai harus dilengkapi Automatic Rexserve Divide (ARD) yaitu alat yang dapat mencari lantai terdekat bila listrik mati. c. Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau dengan mudah bila terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya dan dilengkapi ram untuk brankar. 10. Fasilitas Pemadam Kebakaran Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku C. Ruang Bangunan Penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai dengan fungsi serta memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dengan mengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai berikut : 1. Zona dengan Risiko Rendah Zona risiko rendah meliputi : ruang administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang pendidikan/pelatihan. a. Permukaan dinding harus rata dan berawarna terang 40

34 b. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus. c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai. d. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai. Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik, harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster). e. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai. 2. Zona dengan Risiko Sedang Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona risiko rendah. 3. Zona dengan Risiko Tinggi Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium, ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang bedah mayat (autopsy), dan ruang jenazah dengan ketentuan sebagai berikut : a. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang. Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,50 meter dari lantai dan sisanya dicat warna terang. Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap, dengan ketentuan dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan dari peralatan yang dipasang di ruangan tersebut, tembok pembatas antara ruang Sinar-X dengan kamar gelap dilengkapi dengan transfer cassette. b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus. 41

35 c. Langit-langit terbuat dari bahan mutipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai. d. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai. e. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai. 4. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi Zona risiko tinggi meliputi : ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi dengan ketentuan sebagai berikut : a. Dinding terbuat dari bahan porslin atau vinyl setinggi langit-langit, atau dicat dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang. b. Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai. c. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 m, dan semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup. d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna terang. e. Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit-langit f. Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai. g. Ventilasi atau pengawasan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang dilengkapi filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya. Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Khusus untuk ruang bedah ortopedi atau transplantasi organ harus menggunakan pengaturan udara UCA (Ultra Clean Air) System. h. Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu harus dibuat ruang antara. i. Hubungan dengan ruang scrub up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat diuka dan ditutup. 42

36 j. Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau di atas langit-langit. k. Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah medis. D. Kualitas Udara Ruang 1. Tidak berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak) 2. Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3, dan tidak mengandung debu asbes. Indeks angka kuman untuk setiap ruang/unit seperti tabel berikut : Tabel 2.6. Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit No. Ruang (Unit) Konsenterasi Maksimum Mikroorganisme /m 2 Udara (CFU/m 3 ) 1. Operasi Bersalin Pemulihan/ perawatan 4. Observasi Bayi Perawatan Bayi Perawatan Prematur ICU Jenazah Penginderaan Medis Laboratorium Radiologi Sterilisasi Dapur Gawat Darurat Administrasi Pertemuan 16. Ruang luka bakar 200 Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/

37 Tabel 2.7. Indeks Kadar Gas dan bahan Berbahaya dalam Udara Ruang Rumah Sakit No. Parameter Kimiawi Rata-Rata Waktu Pengukuran Konsentrasi Maksimal sebagai Standar 1. Karbon monoksida 8 jam mg /mfi (CO) 2. Karbon doiksida (CO 2 ) 8 jam 1 ppm 3. Timba (Pb) 24 jam 0,5 mg /mfi 4. Nitrogen dioksida 1 jam 200 mg /mfi (NO 2 ) 5. Radon (Rn) - 4pCi /l 6. Sulfur dioksida (SO 2 ) 24 jam 125 mg /mfi 7. Formaldehida (HCHO) 30 menit 100 g /mfi 8. Total Senyawa Organik yang mudah menguap (T.VOC) - 1 ppm Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/2004 E. Pencahayaan Pencahayaan, penerangan, dan intensitasnya di ruang umum dan khusus harus sesuai dengan peruntukannya seperti berikut: Tabel 2.8. Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit No. Ruangan (Unit) Intensitas Keterangan Cahaya (Lux) 1. Ruang pasien : Warna cahaya sedang Saat tidak tidur Saat tidur Max Ruang Operasi Umum Meja Operasi Warna cahaya sejuk / sedang tanpa bayangan 4. Anastesi, pemulihan Endoscopy, lab Sinar X Min

38 No. Ruangan (Unit) Intensitas Cahaya (Lux) Keterangan 7. Koridor Min Tangga Min Administrasi /Kantor Min Ruang alat /gudang Min Farmasi Min Dapur Min Ruang Cuci Min Toilet Min Ruang Isolasi khusus 0,1-0,5 Warna cahaya biru Penyakit Tetanus 16. Ruang luka bakar Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/2004 F. Penghawaan Persyaratan penghawaan untuk masing-masing ruang atau unit seperti berikut : 1. Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi, laboratorium, perlu mendapat perhatian yang khusus karena sifat pekerjaan yang terjadi di ruang-ruang tersebut. 2. Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit (minimum 0,10 mbar) dibandingkan ruang-ruang lain di rumah sakit. 3. Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan suhu dan kelembaban seperti dalam tabel berikut : Tabel 2.9. Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut Ruangan (Unit) No. Ruang (Unit) Suhu (ºC) Kelembaban (%) Tekanan 1. Operasi Positif 2. Bersalin Positif 3. Pemulihan Seimbang /perawatan 4. Observasi Bayi Seimbang 45

39 No. Ruang (Unit) Suhu (ºC) Kelembaban (%) Tekanan 5. Perawatan Bayi Seimbang 6. Perawatan prematur Positif 7. ICU Positif 8. Jenazah /Autopsi Negatif 9. Penginderaaan media Seimbang 10. Laboratorium Negatif 11. Radiologi Seimbang 12. Sterilisasi Negatif 13. Dapur Seimbang 14. Gawat Darurat Positif 15. Administras, Seimbang Pertemuan 16. Ruang luka bakar Positif Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/ Ruangan yang tidak menggunakan AC, sistem sirkulasi udara segar dalam ruangan harus cukup (mengikuti pedoman teknis yang berlaku). G. Kebisingan Persyaratan kebisingan untuk masing-masing ruangan atau unit seperti tabel berikut: Tabel Indeks Kebisingan Menurut Ruangan atau Unit No. Ruangan (Unit) Kebisingan Max (waktu pemaparan 8 jam dalam satuan dba) 1. Ruang pasien : Saat tidak tidur Saat tidur Ruang Operasi Umum Anastesi, pemulihan Endoscopy, lab Sinar X Koridor 40 46

40 No. Ruangan (Unit) Kebisingan Max (waktu pemaparan 8 jam dalam satuan dba) 7. Tangga Kantor /Lobby Ruang alat /gudang Farmasi Dapur Ruang Cuci Ruang Isolasi Ruang Poli Gigi 80 Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/2004 H. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit Perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan jumlah kamar mandi seperti pada tabel berikut: Tabel Indeks Perbandingan Jumlah Tempat Tidur, Toilet, dan Jumlah Kamar Mandi No. Jumlah Tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi 1. s/d s/d s/d s/d Setiap penambahan 10 tempat tidur harus ditambah 1 toilet & 1 kamar mandi Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/

41 Tabel 2.12 Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan, Jumlah Toilet, dan Jumlah Kamar Mandi No. Jumlah Tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi 1. s/d s/d s/d s/d s/d Setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah 1 toilet & 1 kamar mandi Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/2004 I. Jumlah Tempat Tidur Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk kamar perawatan dan kamar isolasi sebagai berikut: 1. Ruang Bayi a. Ruang perawatan minimal 2 m 2 /TT b. Ruang Isolasi minimal 3,5 2 m 2 /TT 5. Ruang Dewasa a. Ruang perawatan minimal 4,5 m 2 /TT b. Ruang Isolasi minimal 6 m 2 /TT J. Lantai dan Dinding Lantai dan dinding harus bersih, dengan tingkat kebersihan sebagai berikut : 1. Ruang Operasi : 0-5 CFU/cm2 dan bebas patogen dan gas gangrene 2. Ruang perawatan : 5 10 CFU/cm2 3. Ruang isolasi : 0 5 CFU/cm2 4. Ruang UGD : 5 10 CFU/cm Pengelolaan Pengelolaan atau tata laksana meliputi hal-hal sebagai berikut. A. Pemeliharaan Ruang Bangunan 1. Kegiatan pembersihan ruangan minimal pagi dan sore 48

42 2. Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah pembenahan/merapi-kan tempat tidur pasien, jam makan, 3. jam kunjungan dokter, kunjungan keluarga, dan sewaktu-waktu bilamana diperlukan. 4. Cara-cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari. 5. Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih (pel) yang memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang tepat. 6. Pada masing-masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel tersendiri. 7. Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 (dua) kali setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar. 8. Setiap percikan ludah, darah atau eksudat luka pada dinding harus segera dibersihkan dengan menggunakan antiseptik. B. Pencahayaan 1. Lingkungan rumah sakit, baik dalam maupun luar ruangan harus mendapat cahaya dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya. 2. Semua ruang yang digunakan baik untuk bekerja ataupun untuk menyimpan barang/peralatan perlu diberikan penerangan. 3. Ruang pasien/bangsal harus disediakan penerangan umum dan penerangan untuk malam hari dan disediakan saklar dekat pintu masuk, sekitar individu ditempatkan pada titik yang mudah dijangkau dan tidak menimbulkan berisik. C. Penghawaan (Ventilasi) dan Pengaturan Udara 1. Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus mendapat perhatian yang khusus. Bila menggunakan sistem pendingin, hendaknya dipelihara dan dioperasikan sesuai buku petunjuk sehingga dapat menghasilkan suhu, aliran udara, dan kelembaban nyaman bagi pasien dan karyawan. Untuk rumah sakit yang menggunakan pengatur udara (AC) sentral harus diperhatikan cooling tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri Legionella dan untuk Air Handling Unit Filter (AHU) udara harus dibersihkan dari debu dan bakteri atau jamur. 2. Suplai udara dan exhaust hendaknya digerakkan secara mekanis, dan exhaustfan hendaknya diletakkan pada ujung sistem ventilasi. 49

43 3. Ruangan dengan volume 100 m3 sekurang-kurangnya 1 (satu) fan dengan diameter 50 cm dengan debit udara 0,5 m3/detik, dan frekuensi pergantian udara per jam adalah 2 (dua) sampai dengan 12 kali. 4. Pengambilan supply udara dari luar, kecuali unit ruang individual, hendaknya diletakkan sejauh mungkin, minimal 7,50 meter dari exhauster atau perlengkapan pembakaran. 5. Tinggi intake minimal 0,9 meter dari atap. 6. Sistem hendaknya dibuat keseimbangan tekanan. 7. Suplai udara untuk daerah sensitif, ruang operasi, perawatan bayi, diambil dekat langit-langit dan exhaust dekat lantai, hendaknya disediakan 2 (dua) buah exhaust fan dan diletakkan minimal 7,50 cm dari lantai. 8. Suplai udara di atas lantai. 9. Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap ruang hendaknya tidak digunakan sebagai suplai udara kecuali untuk suplai udara ke WC, toilet, gudang. 10. Ventilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilengkapi dengan saringan 2 beds. Saringan I dipasang di bagian penerimaan udara dari luar dengan efisiensi 30 % dan saringan II (filter bakteri) dipasang 90 %. Untuk mempelajari sistem ventilasi sentral dalam gedung hendaknya mempelajari khusus central air conditioning system. 11. Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang (cross ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang. 12. Penghawaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya lebih tinggi dibandingkan ruang-ruang lain dan menggunakan cara mekanis (air conditioner). 13. Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan atau air conditioner dipasang pada ketinggian minimum 2,00 meter di atas lantai atau minimum 0,20 meter dari langit-langit. 14. Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang (indoor) 1 (satu) kali sebulan harus disinfeksi dengan menggunakan aerosol (resorcinol, trietylin glikol), atau disaring dengan elektron presipitator atau menggunakan penyinaran ultra violet. 50

44 15. Pemantauan kualitas udara ruang minimum 2 (dua) kali setahun dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan parameter kualitas udara (kuman, debu, dan gas). D. Kebisingan 1. Pengaturan dan tata letak ruangan harus sedemikian rupa sehingga kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari kebisingan. 2. Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan sekitarnya agar diupayakan untuk dikendalikan antara lain dengan cara : a. Pada sumber bising di rumah sakit : peredaman. penyekatan, pemindahan, pemeliharaan mesin-mesin yang menjadi sumber bising. b. Pada sumber bising dari luar rumah sakit : penyekatan/penyerapan bising dengan penanaman pohon (green belt), meninggikan tembok, dan meninggikan tanah (bukit buatan). E. Fasilitas Sanitasi 1. Penyediaan Air Minum dan Air Bersih c. Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan. d. Tersedia air bersih minimum 500 lt/tempat tidur/hari. e. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan. f. Distribusi air minum dan air bersih disetiap ruangan/kamar harus menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif. g. Persyaratan penyehatan air termasuk kualitas air minum dan kualitas air bersih sebagaimana tercantum dalam Bagian III tentang Penyehatan Air. 2. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi a. Harus tersedia dan selalu terpelihara serta dalam keadaan bersih. b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang, dan mudah dibersihkan. c. Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan tempat cuci tangan) tersendiri. Khususnya untuk unit rawat inap dan kamar karyawan harus tersedia kamar mandi. d. Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan penahan bau (water seal). e. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur, kamar operasi, dan ruang khusus lainnya. 51

45 f. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar. g. Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanit, unit rawat inap dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung. h. Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan ada petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 (satu) toilet untuk 1 20 pengunjung wanita, 1 (satu) toilet untuk 1 30 pengunjung pria. i. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan. j. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. 3. Fasilitas Pembuangan Sampah Persyaratan pembuangan sampah (padat medis dan domestik), limbah cair dan gas. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non-medis. a. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. b. Limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. c. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. d. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksik. 52

46 Tabel Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya 53

47 2..4. Studii Kelayakan n Studi kelayakan be erarti pengumpulan data d dan in nformasi ya ang selanjutnya dianalisis un ntuk menda apatkan ga ambaran yang y dapat dilaksanakan atau tidak, m mempunyai p prospek ata au tidak (Sa abarguna, :2) Kota a Medan Gambar Peta Sumatera S Uttara dan Merupa akan Ibu Ko ota Propinsii Sumatera Utara. Kota a Medan terletak Kota Med ntara : 3º,2 27' - 3º,47' Lintang Utara U dan 98º,35' º,44' Bujur Timur de engan an ke etinggian 2,5 37,5 meter di atas permuk kaan laut. Luas wilayyah Kota Medan M ad dalah 265,1 10 km2 terrdiri dari 21 1 Kecamata an dan 151 Keluraha an. Kota Medan M 54

48 beriklim tropis, dengan suhu minimum 23 o C -24 o C dan suhu maksimum 30,6 o C 33,1 o C. Kelembaban udara rata-rata 78-72%, kecepatan angin 0,42 m/sec dengan laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Berdasarkan data dari Kantor Statistik Kota Medan, pada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Medan mencapai jiwa. Tabel Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Di Kota Medan Tahun Tahun Jumlah Penduduk Luas Wilayah (KM²) Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM²) [1] [2] [3] [4] , , , , , , ,10 7,913 Sumber BPS Kota Medan Tabel Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kelompok Umur Tahun 2010 No. Kelompok Jumlah Penduduk (Jiwa) Umur (Tahun) Laki Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5)

49 No. Kelompok Jumlah Penduduk (Jiwa) Umur (Tahun) Laki Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Total Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan Fasilitas Kesehatan di Kota Medan Pada Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2010 (Dinkes Kota Medan, 2011), disebutkan bahwa di Kota Medan terdapat fasilitas kesehatan yang terdiri dari: Tabel Fasilitas Kesehatan di Kota Medan No. Jenis Fasilitas Jumlah Unit 1. Rumah Sakit Umum (RSU) Rumah Sakit Jiwa 6 3. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) 8 4. Rumah Sakit Khusus lainnya 3 5. Rumah Sakit Bersalin Puskesmas: 39 - Pusk. Rawat Inap 13 - Pusk. Non Rawat Inap Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Posyandu Balai Pengobatan (Klinik) Apotek Praktek Dokter Umum Praktek Dokter Spesialis Praktek Dokter Gigi

50 15. Laboratorium Kesehatan Pemerintah Laboratorium Kesehatan Swasta 39 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Medan Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) yang terdapat di Kota Medan hanya berjumlah 8 unit yang semuanya adalah milik swasta. Jumlah tersebut sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Medan yang tergolong anak-anak dan wanita produktif. Berikut disajikan penyebaran RSIA yang terdapat di Kota Medan. Gambar Peta Penyebaran RSIA di Kota Medan Dari peta di atas dapat dilihat bahwa di Kecamatan Medan Johor tidak terdapat Rumah Sakit Ibu dan Anak, sedangkan pembangunan perumahan di Kecamatan 57

51 Medan Johor sangat pesat dan jumlah penduduk selalu naik setiap tahun. Jumlah penduduk di Kecamatan Medan Johor pada tahun 2009 adalah sebesar jiwa, dan pada tahun 2010 sebesar jiwa. Dalam satu tahun saja jumlah penduduk di Kecamatan Medan Johor naik sebanyak jiwa Kecamatan Medan Johor Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu Kecamatan di Kota Medan. Kecamatan Medan Johor memiliki luas wilayah km 2. Menurut data dari Kantor Statistik Kota Medan, pada tahun 2010 jumlah penduduk di Kecamatan Medan Johor adalah sebesar jiwa. Tabel Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Johor Menurut Kelompok Umur Tahun 2010 No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa) Total Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah penduduk berusia produktif berada pada angka yang cukup tinggi. Hal tersebut juga dapat meningkatkan jumlah keluarga dan angka kelahiran bayi di Kecamatan Medan Johor. Berdasarkan data dari Dinkes Kota Medan, jumlah ibu hamil dan bayi lahir hidup di Kecamatan Medan Johor menurut Puskesmas pada tahun 2010 yaitu: Tabel Jumlah Ibu Hamil dan Bayi Lahir Hidup di Kecamatan Medan Johor Menurut Puskesmas Tahun 2010 Jumlah Keluarga Jumlah Ibu Hamil Jumlah Bayi Lahir Hidup Puskesmas Medan Johor Puskesmas Kedai Durian Total Sumber : Dinkes Kota Medan 58

52 Tidakadanya RSIA di kawasan Medan Johor menyebabkan ibu-ibu Maternal hanya dapat dilayani oleh Rumah Sakit Umum (RSU), Rumah Bersalin dan Praktek Bidan. Sedangkan anak-anak berusia 0-18 tahun yang sakit hanya dapat ditangani oleh RSU. Atau jika mereka ingin mendapatkan pelayanan yang lebih baik, mereka harus mencari Rumah Sakit Ibu dan Anak yang berada di tengah kota Medan yang letaknya lebih jauh dari tempat tinggal mereka, karena RSU ataupun Rumah Bersalin tidak khusus melayani ibu Maternal ataupun anak-anak, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit khusus ibu dan anak Lokasi Kriteria Pemilihan Lokasi Terdapat beberapa persyaratan mengenai pemilihan lokasi Rumah Sakit, yaitu: Menurut Depkes RI dalam Pokok-Pokok Pedoman Arsitektur Medik Rumah Sakit Umum Kelas C: a. Ditinjau dari geografi, rumah sakit harus mempunyai lokasi yang dapat dijangkau oleh masyarakat dengan mudah, b. Tersedianya infra struktur dan fasilitas dengan mudah, c. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan di sekitarnya, d. Rumah sakit tidak tercemar oleh lingkungan luar rumah sakit, e. Tersedianya luas tanah ± 3,5 ha, cukup untuk perkembangan selanjutnya, f. Memenuhi persyaratan Peraturan Daerah setempat (Tata Kota yang berlaku). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 147/menkes/per/i/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit, luas tanah untuk Rumah Sakit dengan bangunan tidak bertingkat, minimal 1½ (satu setengah) kali luas bangunan dan untuk bangunan bertingkat minimal 2 (dua) kali luas bangunan lantai dasar Alternatif Lokasi Site Terdapat 2 alternatif lokasi site, yaitu: 1. Lokasi A Terdapat di Jl. A.H. Nasution (Jl. Karya Jasa), Kecamatan Medan Johor, Medan Luas Site : ±1 Ha 59

53 Batas Site e antara lain n: Utara : Peruma ahan Penduduk Timur : Peruma ahan Penduduk Selatan : Jl. A.H. Nasution (JJl. Karya Ja asa) Barat : Sungai Babura G Gambar Lokasi A (Jl. A.H. Nasution) 2. Lokasi B Terdapat di d Jl. Karya Wisata, Ke ecamatan Medan M Joho or, Medan Luas Site : ±3 Ha e antara lain n: Batas Site ¾ Utara : Jl. Karya a Kasih ¾ Timur : Kompleks Perumah han (Bukit Johor J Mas) ¾ Selatan n : Ruko ¾ Barat han (Citra Wisata) W : Kompleks Perumah G Gambar Lokasi B (Jl. Karya Wisata) 60

54 3. Lokasi C Terdapat di Jl. A.H. Nasution, Kecamatan Medan Johor, Medan Luas Site : ±1 Ha Batas Site antara lain : Utara : Pertokoan (Ruko) Timur : - Jl. Karya Budi - Selatan : Rumah Penduduk Barat : - Rumah Penduduk - Kantor Dinas Tata Ruang Gambar Lokasi C (Jl. Jend. A.H. Nasution) Penilaian Alternatif Lokasi No. Kriteria Tabel Penilaian Alternatif Lokasi Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 1 Luas Lahan (3) (2) ( 3) ± 1 Ha ± 3Ha ± 1Ha 2 Tingkatan jalan (3) (2) ( 3) Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Jalan Arteri Primer Sekunder 61

55 No. Kriteria Lokasi 3 Pencapaian ke Lokasi 4 Jangkauan Terhadap Struktur Kota 5 Faktor Pendukung Sekitar Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 (1) (3) (3) Cukup mudah Mudah karena Mudah karena karena berada di berada di dalam berada di jalan jalan utama (jalan kawasan utama (jalan lintas lintas sumatera) permukiman, sumatera) sehingga dapat sehinga pengunjung sehingga dapat langsung di akses yang tinggal di langsung di akses oleh pengguna dalam kawasan oleh pengguna jalan, baik yang tersebut dapat jalan, baik yang menggunakan dengan mudah menggunakan kendaraan pribadi mengaksesnya. kendaraan pribadi maupun angkot Terlebih lagi karena maupun angkutan (angkot yang jalan di dalam kota. melintas jalan ini kawasan ini berupa sangat banyak). grid (blok) dan Akan tetapi terhindar dari beresiko kemacetan yang kemacetan yang biasanya terjadi di sering terjadi di simpang jalan Karya simpang jalan Wisata. Karya Wisata. (2) (2) (2) Kawasan Kawasan Kawasan permukiman, permukiman, permukiman, perkantoran, dan perdagangan, dan perdagangan perdagangan. pendidikan. perkantoran. (2) (2) (2) Perumahan Kompleks Perumahan penduduk, Perumahan, penduduk, restauran, dan Restauran, dan restauran, dan swalayan. swalayan (super retail. market) 62

56 No. Kriteria Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 6 Fungsi (3) (3) (3) Eksisting Lahan Kosong Lahan Kosong + Lahan kosong + Bangunan non bangunan tidak permanen terpakai 7 Kontur Relatif Datar Relatif Datar Relatif Datar 8 Pengenalan (1) (3) (3) Entrance Cukup Baik Baik Berada di Berada di Berada di tengah persimpangan persimpanga jalan n jalan Total Nilai Peringkat Keterangan : 3 : Baik sekali 1 : Cukup 2 : Baik 0 : Kurang Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Rumah Sakit Ibu dan Anak ini menargetkan masyarakat medis pada khususnya dan masyarakat umum pada ummnya sebagai user. Sehingga penempatan bangunan ini sebaiknya berada dekat dengan daerah kegiatan dan hunian mereka. Kasus Proyek : Rumah Sakit Ibu dan Anak Status Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Swasta Lokasi tapak : Jl. Jend. A.H. Nasution (Karya Jasa), Kecamatan Medan Johor, Medan Batas-batas site : Utara : Jl. Jend. A.H. Nasution (Karya Jasa) Timur : - Jl. Karya Budi - Kawasan Komersil dan Perumahan (dalam proses pembangunan) Selatan : Perumahan Penduduk Barat : Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan 63

57 Luas Lahan : ± 1 Ha H (± m2) ur Kontu : Rela atif datar KDB : 60% % KLB : 4-5 lantai GSB : 11 m an kosong dan d bangun nan kosong Bangunan Eksisting : Laha nsi Lahan : Poten ¾ Berada dekat d denga an kawasan permukima an pendudu uk ¾ Transporrtasi lancar dan baik Studii Banding Proyek P Sejenis Ruma ah Sakit Ibu dan Anak k (RSIA) Pu uri Bunda, Bali Gambar RSIA A Puri Bunda a Rumah Sakit S Ibu dan d Anak Puri P Bunda a terletak di d Jl. Gatott Subroto VI/19, V a rum mah sakit in ni adalah Rumah Sakitt Bersalin (RSB) Denpasar, Bali. Pada awalnya ang berope erasi sejak 15 Novemb ber Namun N seja ak Novemb ber 2006, ru umah ya sa akit ini beru ubah ststusn nya menjad di Rumah Sakit S Ibu dan Anak (RS SIA) Puri Bu unda. Pe erubahan ini sebagai tuntutan pelanggan p dan d untuk mengakom modasi keinginan m masyarakat a agar Puri Bu unda bisa merawat m pasien anak. Letak ru umah sakit di tengah lingkungan l yang tidakk polutif serrta terhindar dari hiruk pikuk la alu lintas. Bangunan B dengan arsittektur Bali modern m ini m menyediaka an 50 ru uang rawat inap denga an 7 spesiffikasi yang masing-ma asing setara a dengan kamar k ho otel berbinta ang. Ruang g-ruang itu diberi d nama a sesuai nam ma tokoh-to okoh perem mpuan 64

58 utama dalam epos Ramayana dan Mahabharata seperti Dewi Sita, Dewi Kunti, Dewi Supraba, Drupadi, dan Kausalya. RSIA Puri Bunda didukung peralatan kedokteran modern seperti ruang bersalin yang dilengkapi continous and central monitoring CTG (cardiotocografi), ruang bayi dengan infant core unit dan photo therapy, ruang operasi yang dilapisi lapisan steril berstandar internasional, ruang pulih dan intensif care unit (ICU) serta USG 4 dimensi. Untuk kenyamanan pasca-persalinan, tersedia ruang rawat inap dengan peralatan dan perlengkapan standar hotel berbintang. Tersedia juga klinik laktasi yang menyediakan layanan konsultasi menyusui, perawatan, dan pemijatan bayi. Visi : Menjadikan Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda sebagai Rumah Sakit unggulan dan terdepan dalam memberikan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak terkemuka yang berstandar Internasional di wilayah Indonesia bagian timur khususnya di Bali. Misi : Menyelenggarakan pelayanan kesehatan reproduksi wanita dan kesehatan anak yang sesuai dengan standar pelayanan tertinggi, aman, informatif, profesional, manusiawi dan terjangkau. Mengupayakan terwujudnya Sumber Daya Manusia yang profesional, akuntabel dan berorientasi pelanggan. Melaksanakan pendidikan dan latihan yang berkesinambungan dalam upaya menuju pelayanan prima. Menjalin kerjasama dengan instansi, perusahaan dan semua pihak yang peduli terhadap pelayanan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi wanita dan kesehatan anak. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, menuju pelayanan berstandar Internasional. 65

59 ¾ Pelayana an: a. Mediss Te empat prakktek bersa ama dokterr anak, ka andungan, kebidanan, dan do okter gigi an nak In nstalasi gaw wat darurat (UGD) ( In nstalasi Raw wat Inap In nstalasi Raw wat Intensif G Gambar NICU Gamba ar PIC CU G Gambar ICU Gambar Ruang Resti b. Pelayyanan Penu unjang Mediis USG 4 dimen nsi aparoskopi La Ko olposkopi 66

60 Rumah Sakit Ibu daanak (RSIA) Bunda, Jakarta Gambar RSIA Bunda Rumah Sakit Bunda terletak dipojok antara Jalan Sutan Syahrir dan Teuku Cik Ditiro adalah Kompleks, terletak didaerah bergengsi "Menteng" Jakarta Pusat ±1Km ke Timur dari "Bundaran HI / Wisma Nusantara". Rumah Sakit Bunda Jakarta hari kelahirannya dianggap tanggal 27 Maret 1973 yang dikaitkan dengan kelahiran bayi pertama dirumah bersalin waktu itu ditolong oleh pendiri Rumah Sakit Bunda Jakarta adalah Dr. Rizal Sini SpOG. Rumah Sakit Bunda semula merupakan Rumah Sakit Bersalin yang bernaung dibawa " Yayasan Bunda" (1972) dengan kapasitas 26 tempat tidur dewasa, 1 kamar operasi, 1 kamar bersalin, 1 kamar bayi dan 1 ruang kamar praktek/poliklinik. Rumah Sakit Bunda Jakarta melihat realita lebih dini mengakui bahwa rumah sakit adalah industri jasa yang serba kompleks. Visi dan misi industri jasa pada umumnya harus tergambar dan menjadi fondasi yang realistis harus mampu memikul beban yang berat menghadapi tantangan masa kekinian yang berkelanjutan. Modal kuat, asset, sistim tatakelola, sumber daya manusia dengan memperhitungkan kondisi sosioekonomi masyarakat yang dilayaninya dan landasan undang undang yang berlaku perlu diperhitungkan. Tahun 1982 Rumah Sakit Bunda Jakarta meresmikan bangunan Blok A berlantai 5 dengan kapasitas 60 tempat tidur dewasa dan ruang poliklinik yang terletak dilantai 1. Tahun1985 awal dari penggunaan komputer dan penggunaan SIRS (system informasi terintergrasi rumah sakit) yang telah dibakukan, dijalankan dengan mesin mini "mainframe" IBM-AS

61 Rumah Sakit Bunda Jakarta Tahun 1976 telah berbadan hukum "Perseroan Terbatas" sebagai landasan kepemilikan asset dan penanggung fiscal (tax payer). Karena sebelumnya "diwajibkan" selaku pengelola (operator) rumah sakit adalah "Yayasan Bunda" namun kemudian setelah UU tentang Kesehatan (1992) dinyatakan "non aktif" hingga dua badan hukum sudah menjadi satu. Rumah Sakit Bunda dalam ekspasi kedalam tahun 1995 meresmikan bangunan Blok C, merupakan pengembangan poliklinik dan.klinik Fertilitas Morula (KFM). Pada tahun yang sama dibuka fasilitas "NICU", Neonatus Intensive Care Unit, yaitu kamar ICU untuk bayi dibawah pengawasan dokter spesialis anak dan tenaga perawat yang terdidik dan terlatih. Tahun 1996 peresmian "CDC", Comprehensive Delivery Care suatu inovasi yang dikembangkan. CDC adalah ruangan persalinan terpadu yang terdiri dari 1 kamar bersalin, 1 ruang untuk pasien dan bayi/rooming in, 1 ruang tidur untuk suami/ruang keluarga dengan fasilitas hotel berbintang. Pada tahun yang sama Rumah Sakit Bunda Jakarta menambah fasilitas pelayanan klinik Gigi dan Klinik kulit. Tahun 1997 peresmian "Wing Balita" ruang Perawatn anak usia sampai dengan 5 tahun. Fasilitas terdiri dari 6 kamar Utama dan 1 kamar kelas 2 dengan 4 tempat tidur. Tahun 2000 penambahan fasilitas Bone densitometri dan Mamografi kebutuhan masa kini.tahun 2003 peresmian bangunan Blok D yang terdiri dari 3 lantai, merupakan pengembangan dari klinik anak dan perawatan anak sampai dengan usia 10 tahun. Fasilitas di Blok D adalah 4 buah ruang praktek dokter anak, 1 ruangan terapi anak, 6 kamar perawatan anak kelas perdana dan 2 kamar perawatan anak kelas Utama, serta 1 lantai untuk ruang KIE (komunikasi informasi dan Edukasi) yang penggunaannya banyak diperuntuk bagi penyelenggaraan seminar-seminar dan pertemuan-pertemuan serta rapat-rapat intern managemen. Dengan diresmikannya Blok D, maka fasilitas pelayanan untuk klinik anak bertambah dengan adanya klinik Tumbuh Kembang dan Klinik Alergi pada anak Balita. Tahun 2004 Rumah Sakit Bunda Jakarta mengembangkan "PICU" Perinatologi Intensive Care Unit yaitu kamar ICU untuk anak sampai dengan usia 10 tahun dengan kapasitas 4 tempat tidur dan tenaga dokter spesialis anak yang berpendidikan dan pengalaman internasional. 68

62 Rumah Sakit Bunda dalam ekspasi keluar diawal millennium 2000, Landasan Kelompok Rumah Sakit Bunda Indonesia, kerjasama tidak formal antara beberapa rumah sakit swasta ditahun 1992 telah membentuk kerjasama berbadan hukum, PT. Bunda Global Pertama, antara rumah sakit di Medan, Padang, Batam, Palembang, Jakarta dan Semarang dengan kegiatan usaha a.l. kordinasi kegiatan rumah sakit "Bunda Indonesia Hospital Alliance", procurement kebutuhan bahan dan peralatan rumah sakit, "sharing" pengalaman dll. Tahun 2002, telah mengakuisisi salah satu rumah sakit di daerah, Rumah Sakit Umum Restu Ibu di Padang. Diawal tahun 2003 telah dimulai pula pembangunan RSU,Bunda Margonda, Depok dengan kekhususan, "Klinik Spesialis dan Rawat Sehari", seperti protype yang telah direncanakan dan sedang dibangun di RSU.Restu Ibu Padang Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda memiliki beberapa fasilitas umum, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, dan fasilitas pendukung lainnya, yaitu: a. Fasilitas Umum Gambar Area Parkir Gambar Bunda Gift Shop Gambar ATM Centre Gambar Brandinas Café and Resto 69

63 b. Pelayanan Kesehatan 1. Klinik Kebidanan Gambar Klinik Kebidanan RSIA Bunda Jakarta memiliki klinik kebidanan yang melayani pemeriksaan kehamilan, penyakit kandungan dan persalinan. Waterbirth adalah salah satu fasilitas persalinan terkini yang memiliki dan masih jarang ditemui di rumah sakit persalinan lainnya. 2. Klinik Anak RSIA Bunda Jakarta memiliki klinik anak yang memberikan pelayanan konsultasi anak kepada pasien yang memiliki keluhan seputar masalah kesehatan anak. Konsultasi akan dilayani oleh dokter spesialis anak (pediatric) dengan batuan para perawat. Konsultasi dokter spesialis anak dilakukan setiap hari sesuai dengan jam praktek dokter masing-masing. Beberapa unggulan pelayanan klinik anak di RSIA Bunda Jakarta adalah: o Tumbuh Kembang anak o Alergi pada anak o Gangguan pada paru-paru anak o Psikologi anak o Spesifikasi peyakit demam berdarah 70

64 3. Klinik Gigi Gambar Klinik Gigi Perawatan gigi adalah upaya yang dilakukan agar gigi tetap sehat dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. RSIA Bunda Jakarta memiliki fasilitas Klinik Gigi untuk memberikan pelayanan demi pemeliharaan kesehatan gigi. Pelayanan yang tersedia di rumah sakit ini adalah pelayanan gigi dalam bentuk preventif atau pencegahan dan pengobatan. 4. Klinik Dokter Umum RSIA Bunda Jakarta memiliki klinik dokter umum yang disediakan bagi seluruh pasien yang datang dengan segala keluhan atau masalah kesehatan yang dialaminya. Klinik dokter umum memberikan konsultasi dan pengobatan kepada para pasien yang datang, atau untuk beberapa kasus dengan spesifikasi atau kekhususan tertentu akan dirujuk ke dokter spesailis lainnya dengan pengantar yang jelas dari dokter umum RSIA Bunda Jakarta. 5. Ruang Bersalin Gambar Ruang Bersalin RSIA Bunda memiliki fasilitas kamar bersalin yang nyaman untuk para pasien yang akan melahirkan di Bunda, dengan 3 buah kamar untuk persalinan dimana salah satunya adalah ruangan persalinan untuk waterbirth (metode melahirkan normal di dalam air). Untuk pasien yang akan 71

65 melahirkan RSIA Bunda juga memiliki ruangan pra-persalinan dengan 3 buah tempat tidur bagi para ibu yang menantikan masa sebelum persalinannya. Selama proses pra-persalinan ibu akan selalu di obeservasi (dipantau perkembangannya) sampai pada proses persalinan tersebut. Selama proses persalinan pasien akan dibantu oleh seorang dokter, bidan dan para perawat terlatih di kamar bersalin tersebut. 6. Kamar Operasi Kamar Operasi adalah ruangan khusus memberikan pelayanan berkualitas kepada pasien saat sebelum, selama, dan sesaat sesudah dilakukan tindakan pembedahan. Kamar operasi di RSIA Bunda Jakarta disediakan untuk proses persalinan caesar (cesar) dan tindakan operasi lainnya. Beberapa tindakan yang paling sering dilakukan selain operasi persalinan adalah laparaskopi dan laparatomi. RSIA Bunda Jakarta juga banyak menerima pasien rujukan dari rumah sakit lainnya. Kami memiliki 3 buah ruangan sebagai kamar operasi dengan peralatan kesehatan yang canggih dan lengkap didalamnya. Dalam proses operasi pasien akan dibantu oleh para dokter bedah yang berpengalaman dan para perawat yang terlatih. Gambar Kamar Operasi 72

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK (Berdasarkan KepMenkes RI no. 1204/KEPMENKES/SK/X/2004) 1. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit No Apek yang Dinilai Sudah 1. Pagar atau batas

Lebih terperinci

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK. BERITA ACARA PEMERIKSAAN IZIN OPERASIONAL RUMAH SAKIT IBU dan ANAK Pada hari ini... tanggal...bulan... tahun...

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK. BERITA ACARA PEMERIKSAAN IZIN OPERASIONAL RUMAH SAKIT IBU dan ANAK Pada hari ini... tanggal...bulan... tahun... FORMULIR IV C KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN IZIN OPERASIONAL RUMAH SAKIT IBU dan ANAK Pada hari ini... tanggal...bulan... tahun... Kami yang bertandatangan dibawah ini sesuai

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT II.1 Rumah Sakit Gigi dan Mulut Menurut PerMenKes Nomor 159b/MEN.KES/PER/II/1988, Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan Lembar Observasi KONDISI SANITASI RUANG RAWAT INAP KELAS III DAN PENGGUNAAN DESINFEKTAN TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN LANTAI DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Nama Rumah

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/2010 tentang perizinan rumah sakit disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Gambar Denah Tataletak Ruang Operasi

LAMPIRAN. A. Gambar Denah Tataletak Ruang Operasi LAMPIRAN A. Gambar Denah Tataletak Ruang Operasi 134 134 B. Kuisoner Pengguna Internal ASPEK PROSES NO PERNYATAAN YA TIDAK 1. Terdapat ruang pendaftaran melakukan pendataan pasien bedah dan penandatanggan

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Menimbang : MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

ANALISA KANDUNGAN MIKROORGANISME PADA RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN

ANALISA KANDUNGAN MIKROORGANISME PADA RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN ANALISA KANDUNGAN MIKROORGANISME PADA RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2013 Fitri Mutiasari 1, Indra Chahaya 2, Devi Nuraini Santi 3 1 Program Sarjana FKM USU, Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Rumah Sakit Umum Daerah ( kelas B ) Jakarta selatan. dengan penekanan bangunan yang ICONIC melalui Green Architecture BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1 Data

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SAMBALIUNG JL.Mangkubumi II Rt. VII Sambaliung DAFTAR ISI 0 BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI...

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH JL. BRIGJEND. SUDIARTO NO. 347 SEMARANG 2014 PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN A. Pendahuluan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEMERINTAHAN KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MONCEK KECAMATAN LENTENG SUMENEP 0 DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI... 2 B RUANG

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu institusi yang fungsi utamanya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Depkes RI, 2009). Rumah

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilakukan secara. pendidikan dan pelatihan (Hartono, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilakukan secara. pendidikan dan pelatihan (Hartono, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemahaman terhadap KAK Definisi Ruang pada KAK Unit Gawat Darurat (UGD) Salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar bebas dengan kerangka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015 merupakan tantangan dan hambatan bangsa Indonesia kedepan. Khususnya bidang pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 36 TAHUN : 2003 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN TARIP PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. LATAR BELAKANG... 1 1.2. TUJUAN DAN SASARAN...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Tujuan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era persaingan yang ketat, hal utama yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, mempertahankan pasar

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN Pengadaan dan Pentahapan Penyediaan Rumah Sakit ini adalah bagian utama dari suatu Laporan Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit, karena pada bagian ini akan didapat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Masyarakat Sub Pokok Bahasan : SPAL yang memenuhi standar kesehatan. Sasaran : Waktu : Tempat : I. A. Tujuan Instruksi Umum Setelah mengikuti

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 1204/MENKES/SK/X/2004 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS 1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit pada bayi usia 1-6 tahun. ISPA merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2020 semua rumah sakit di Indonesia harus sudah menerapakan Green Hospital. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan pada Seminar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SARAS HUSADA PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah sakit berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat adalah bagian pokok dibidang kesehatan khususnya adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu bagian menyeluruh, integrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Perletakan Bangunan Adapun konsep tapak diuraikan sebagai berikut: Bangunan RSO ini bermassa banyak Letak bangunan diberi jarak dengan jalan raya Rawat inap

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN Nama Rumah Makan/Restoran : Alamat : Nama Pengusaha : Jumlah Karyawan : Jumlah Penjamah Makanan : Nomor Izin Usaha :

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Perencanaan 6.1.1 Program Ruang A. Berdasarkan Kelompok Ruang Pada gedung paviliun II garuda RSUP Dr. Kariadi, ruang-ruang dibuat sesuai No. dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk implementasi pengaturan

Lebih terperinci

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD.R.Syamsudin, SH dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada saat ini,

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan, termasuk bidang kesehatan.

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR Jenis 1 Gawat Darurat 2 Rawat Jalan Input 1. Kemampuan menangani life saving 2. Pemberi pelayanan kegawat-daruratan bersertifikat (ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/

Lebih terperinci

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3)

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3) DAFTAR ISI Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan K3RS --------------------------------------------- Daftar Isi-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN RUMAH SAKIT ANAK. bahasa. Kata Hospital berasal dari bahasa latin Hospitlum, yang berarti

BAB II TINJAUN RUMAH SAKIT ANAK. bahasa. Kata Hospital berasal dari bahasa latin Hospitlum, yang berarti BAB II TINJAUN RUMAH SAKIT ANAK 2.1 RUMAH SAKIT ANAK 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Anak Istilah Hospital dan Rumah Sakit masih dipengaruhi dari beberapa bahasa. Kata Hospital berasal dari bahasa latin Hospitlum,

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 1. Nama RumahSakit : Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan 2. Alamat : Jl. Merdeka No. 40 Telp (0636) 20181

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

BAB III PERANCANGAN INSTALASI BAB III PERANCANGAN INSTALASI 3.1 Tujuan Perencanaan Tujuan perencanaan adalah untuk untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam merealisasikan ide atau gagasan yang akan dicapai berdasarkan

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN Menimbang DENGAN

Lebih terperinci