KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS ANGKRINGAN

Transkripsi

1 KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS ANGKRINGAN Di Susun Oleh : Faisal Dahad Arif. W Memiliki modal usaha yang minim sering kali membuat sebagian besar orang mengurungkan niatnya untuk memulai usaha. Padahal sebenarnya jika mereka jeli, saat ini sudah banyak peluang usah yang dapat di jalankan dengan modal kecil. Salah satunya yaitu peluang bisnis dibidang makanan. Contohnya Angkringan karena tingginya permintaan pasar akan kebutuhan makanan pada saat tengah malam atau dini hari yang murah maka dalam peluang bisnis di bidang angkringan ini sangat menjanjikan keuntungan yang besar bagi setiap pelakunya. Kesempatan inilah yang dapat Anda manfaatkan untuk memperoleh omset besar setiap bulanya. Anda dapat membuka bisnis angkringan ini yang menawarkan aneka makanan kepada konsumen di sekitar rumah anda. Warung makan angkringan mungkin identik dengan Yongyakarta, Angkringan itu sendri adalah tempat berjualan berbagai macam makanan yang ada hampir setiap ruas jalan dan gang yang di Yogayakarta. Kalau mendiskripsikan, angkringan itu berwujud seperti gerobak dorong yang berisi penuh makan dan jajan, beroprasi di sore hari malam dan dini hari dan menggunakan penerangan lampu sentir (kebanyakan) serta temaramnya lampu-lampu mercusuar jalan jogja. Namun tidak hanya di Kota Yogyakarta saja, bahkan kota-kota besar lainnya juga bisa mendirikan usaha ini. Dalam membuka warung makan ini relatif mudah dan tidak membutuhkan modal yang tidak terlalu besar. Meskipun sering dicap sebagai warung rendahan, pada kenyataannya terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari tukang becak, anak-anak perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif kadang tak sungkan mengahabiskan malam untuk menyantap makan dan minuman teh jahe di angkringan, Perilaku konsumen pun bermacam-macam di sana. Angkringan sendiri menjadi salah satu tempat tujuan dan tempat rutinitas para wisatawan yang bekunjung di kota Yogyakarta sendiri. Ada yang membeli dibawa pulang, ada pula yang membeli, makanan sebentar lalu pulang, namun yang paling sering di temui adalah membeli, ngobrol, membeli lagi, dan ngobrol lagi ke warung angkringan bersama rekan maupun rekan-rekan yang baru di temui dan di kenal disana. Otomatis angkringan tidak ada pembeda strata sosial, agama maupun ras. Mereka semua

2 sama di keremanaga lampu sentir, sebagai sosok anak manusia yang makan dan minum dari tangan penjual yang sama. Angkrinagan sendiri banyak yang memandang sebelah mata jenis usaha ini. Mungkin karena pembawaannya terkesan hanya untuk golongan ekonomi menengah ke bawah. Kadang juga ada yang mempertnayakan apa untungnya membuka usaha angkringan ini. Justru usaha ini lebih prospektif dibandingkan usaha sejenis makanan lainnya. Usaha angkringan layak usaha frenchise tak berbayar, namun tetap menguntungkan, karena hampir semua wilayah gerobak, dekorasi dan hidangan disajikan hampirn sama. Sebagai gambaran, di Yogyakarta sendiri sebuah gerobak angkringan yang baru bisa di dapatkan dengan harga 1,5 juta. Sedangkan gerobak baru lengkap dengan perkakasnya bisa di dapatkan dengan harga 2 juta rupiah. Menu yang disajikan sebenarnya bisa sangat variatif tergantung dari daerah tempat angkringan berbeda. Menu standar dari angkringan antara lain adalah: 1. Nasi Kucing (nasi oseng-oseng tempe atau nasi sambel teri) 2. Aneka Gorengan (tahu, tempe, pisang ubi dsb) 3. Sate (sate usus, sate ati, sate daging) 4. Aneka Minuman (teh, kopi, susu, jeruk) 5. Snack (kerupuk, keripik, kacang, dsb) Hampir dari kebanyakan usaha makanan, keuntungan diambil dari minuman. Tinggal sekarang bagaimana kita bisa menarik perhatian pembeli saja. Dari kebayak angkringan di Yogayakarta yang masuk dalam katagori sangat ramai, semua ini memilii keunikan sendiri. Misalnya angkringan Link Man di sebelah stasiun Tugu yang terkenal dengan kopi jossnya atau angkrinagan gejayaan dengan porsi sambel terinya. Pamor angkringan pun sekarang sedang naik daun di ibukota sana. Penjual angkringan disana tidak hanya menyajikan makan khas Solo atau Jogja, Tapi juga menghadirkan kekraban. Usaha ini bisa mendatangkan omset hinggga 15 juta setiap bulan. Contohnya saja angkingan yang berada di daerah Gondangdia, jarum jam baru menujukan angka delapan malam, tapi makan di gerobak angkaringan tersebut tinggal hitungan jari. Padahal baru 2,5 jam lapak itu di buka. Beberapa orang yang baru datang pun kecewa lantaran menu tak lengkap lagi. Menurut Angelo Pranggono Setiana, Pemilik angkringan Gondangdia, sehari ia manyediakan 100 bungkus nasi kucing. Tapi Bila sudah habis tapi lauk pauknya masih banyak, biasanya saya tambah 50 bungkus lagi, tuturnya. Setiap bungkus nasi kucing dijual seharga Rp Ia membuat sendiri berbagai makanan yang tersaji di angkringannya. Mulai dari nasi kucing, lauk, dan dan beragam jenis

3 sate. Dalam sehari, Angelo bisa meraup pendapatan Rp Itu berarti, dalam sebulan, ia mendapatkan omzet Rp. 15 juta. Biasanya, malam minggu pendapatan bisa lebih besar lagi, kata Angelo yang berusia 28 tahun. Saat ini, selain mengurus angkringan Gondangdia di kawasan Gondangdia, Angelo juga mengelola tiga angkringan lain yang terletak di Kemayoran, Salemba, dan Pasar Burung Pramuka. Penjualan di Salemba dan Pramuka tak sebagus di Gondangdia. Tiap tempat punyan hoki sendiri, katanya. Angelo juag menerima pesanan angkringan untuk segala acara. Misalnya, acara kantor, arisan, dan pembuakaan hotel. Biasanya, pemesan minta angkringan supaya ada khas daerah di acara itu, ujarnya. Pemesan angkringan di patok dengan harga Rp. 2,5 juta hingga Rp. 3 juta. Angelo ingin juga membuka satu cabang lagi di kawasan Kota Jakarta Barat. Menurutnya, usaha angkringan berprospek bagus. Orang kadang ingin makan di angkringan denga suasana lesehan. Itu jarang ada restoran, kata dia. Selain menjual suasana tradisonal, menu makanan khas Solo dan Jogja masih menjadi incaran pembeli. Adapun Ervan yang mengelola empat angkringan. Dua di antaranya berada di Jalan Raden Fatah, satu di daerah Joglo, Dan satu lagi di Kreo. Di hari bias, ia bis amelayani 40 pembeli perangkringan. Adapun, saat malam Jumat dan Malam Minggu, ada 60 pembeli datang ke angkringannya. Pengujung teramai pada jam dan dini hari. Pada hari biasa ia bisa meraih omzet Ervan minimal Rp Malam Jumat Dan Minggu mencapai Rp Sering omzet mencapai Rp. 10 juta per bulan, ujarnya. Hayanya saja, gangguan preman masih menjadi kendala selama ini. Awalnya, mereka memalak Rp , lama-lama meminta makan gratis juga. Sekali makan bisa sampai Rp dan dalam sebulan bisa 5-6 kali, keluh Ervan. Adapun di Bekasi, yaitu Angkringan Ki Asem (AKA). Angkringan ini sudah beroperasi kurang dalam dua tahun dan telah berkembang menjadi sembilan cabang. Bisnis kuliner tersebut didirikan oleh tiga bersaudra. Nama Ki Asem di ambil dari nama salah satu pemiliknya yang tertru, yakni singkatan dari Agus Semedi.Mereka mengelola outlet pertamanya berlokasi di Komplek Titian Kencana, Bekasi. Meskipun menyandang nam Angkringan teryata AKA telah dimodifikasi menjadi semi resto meski lokasinya berada di pinggir jalan. Disini pembeli bisa memilih tiga pilihan yaitu, pesan makanan untuk di bawa pulang, dinikamti sambil duduk bejajar di bangku panjang di depan gerobak dagangan, atau jika ingin merasa lebih nyaman juga telah di sediakan beberapa buah meja berkaki rendah. Pembeli boleh makan sambil lesehan atau duduk selonjoran. Bila suka, mereka mempersilakan nongkrong hingga berjam-jam atau menunggu sampai tutup sekalian, tanpa takut diusir atau di marahi pelayan.

4 Tidak hanya di Jakarta dan Bekasi saja yang ada Angkringan, tetapi juga di Bandung ada. Contohnya saja Angkringan The Cakill (Cah Ndeso Multi Skill) yang berdiri din area kampus STT Telkom Bandung, tepatnya di jalan Sukabirus. Walupun pendirinya masih berstatus mahsiswa tapi usaha ini di awal pendiriannyapun sudah banyak pengujung rata-rata adalah mahasiwa/mahasiswi. Menurut Sidik dan Arief, kunci utamanya adalah rasa makanan. Walupun Angkringan adalah menu-menu yang murah tapi rasa jangan di abaikan. Termasuk dalam hal ini minumanpun mereka melakukan riset dan ujicoba sehingga terpilih kombinasi teh atau kopi bercitra rasa unenak. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa melihat peluang dan memanfaatkan peluang yang ada dalam bisnis yang akan kita jalankan. Bila kita meraih kegagalan dalam melaksanakan bisnis yang akan kita jalankan maka kita harus belajar dari kegagalan tersebut dan jangan lupa kita harus tekun dalam menjalankan bisnis ini.

5 REFERENSI Kopipait 2006 Komunitas Angkringan Yogyakarta Bisnisku.com/nostalgia-angkringan-ala-joga.html Peluang Bisnis Angkringan