PENETAPAN PANITIA PENGUJI...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENETAPAN PANITIA PENGUJI..."

Transkripsi

1 DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi x xi xii xv xviii xix xxi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis Manfaat Praktis Ruang Lingkup Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN Kajian Pustaka Konsep Klausa Klausa Relatif Nomina Inti (Head) Perelatif dan Pronomina Relatif Struktur Konstituen / C-structure Struktur Fungsional / F-structure Fungsi Gramatikal Subjek Objek Oblik Struktur Argumen dan Peran Semantik Landasan Teori Teori Lexical Functional Grammar (LFG)... 27

2 Fungsi Gramatikal Struktur Konstituen / C-structure Struktur Fungsional / F-structure Korespondensi C-structure / F-structure Deskripsi Fungsional dan Anotasi Fungsional Struktur Argumen dan Peran Semantik Teori Tipologi Model Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Instrumen Penelitian Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data BAB IV STRUKTUR KLAUSA RELATIF BAHASA INGGRIS Pengantar Struktur Klausa Relatif Bahasa Inggris Struktur Klausa Relatif Bahasa Inggris Tipe Formal Pronomina Relatif who dan which Pronomina Relatif whose Pronomina Relatif whom Pronomina Relatif Lainnya Pronomina Relatif where Pronomina Relatif when Pronomina Relatif while Pronomina Relatif why Struktur Klausa Relatif Bahasa Inggris Tipe Relasional Integrated Relative Clause Supplementary Relative Clause Cleft Relative Clause Fused Relative Clause BAB V PERAN NOMINA INTI DAN RELASI GRAMATIKAL KLAUSA RELATIF BAHASA INGGRIS Pengantar Posisi Nomina Inti Klausa Relatif Bahasa Inggris Jenis Klausa Relatif Bahasa Inggris Klausa Relatif Restriktif Klausa Relatif Non-Restriktif Strategi Perelatifan

3 5.4.1 Perelatifan Subjek Perelatifan Objek Perelatifan Oblik Peran Nomina Inti Klausa Relatif Bahasa Inggris Relasi Gramatikal Klausa Relatif Bahasa Inggris BAB VI STRUKTUR KONSTITUEN, STRUKTUR FUNGSIONAL, DAN STRUKTUR ARGUMEN KLAUSA RELATIF BAHASA INGGRIS Struktur Konstituen Struktur Fungsional Struktur Argumen BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DATA

4 ABSTRAK KLAUSA RELATIF BAHASA INGGRIS Penelitian ini bertujuan untuk meneliti klausa relatif bahasa Inggris (KRBI), yaitu unsur-unsur yang dapat direlatifkan, strategi perelatifan yang digunakan, peranan nomina inti dan relasi gramatikal yang diperoleh nomina inti dari KRBI, struktur konstituen, struktur fungsional dan struktur argumen KRBI. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori Lexical Functional Grammar atau teori LFG dan teori Tipologi. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data tertulis yang diambil dari novel berbahasa Inggris berjudul The Casual Vacancy yang memuat kalimatkalimat yang mengandung klausa relatif. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak yang didukung oleh teknik catat. Di dalam menganalisis data yang telah didapat, metode yang digunakan adalah metode agih dengan teknik bagi unsur langsung dan metode distribusional. Penyajian hasil analisis data pada penelitian ini menggunakan metode formal dan metode informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam kalimat bahasa Inggris terdapat beberapa fungsi yang dapat direlatifkan, yaitu: subjek, objek, dan oblik. Berdasarkan pada posisi nomina inti, KRBI termasuk ke dalam tipe postnominal, yaitu klausa relatif yang terletak setelah nomina inti. Nomina inti dapat mengisi posisi yang sama di dalam klausa utama dan klausa relatif. Secara tipologi, KRBI dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu klausa relatif restriktif dan klausa relatif nonrestriktif. Relasi gramatikal yang diperoleh nomina inti dari klausa relatif dalam bahasa Inggris adalah: (1) SUBJ klausa utama sekaligus SUBJ klausa relatif, (2) OBJ pada klausa utama dan SUBJ pada klausa relatif, dan (3) OBL pada klausa utama dan SUBJ pada klausa relatif. Berdasarkan hasil analisis struktur konsituen dengan menggunakan diagram pohon ditemukan bahwa terdapat satu konstituen yang kosong, dan konstituen tersebut adalah frasa nomina yang sebenarnya dapat diisi oleh frasa nomina yang telah disebutkan sebelumnya yang diterangkan oleh klausa relatif di dalam kalimat tersebut. Struktur fungsional pada KRBI merupakan struktur fungsional yang lengkap dan gramatikal (a grammatical f-structure) dikarenakan nomina inti tersebut dapat menduduki baik suatu fungsi pada klausa inti maupun pada klausa relatif. Dalam struktur argumen KRBI terdapat dua kelompok argumen yang dapat digambarkan peran tematiknya. Kata kunci: klausa relatif, pronomina relatif, nomina inti, relasi gramatikal, struktur konstituen, struktur fungsional, struktur argumen.

5 ABSTRACT ENGLISH RELATIVE CLAUSE This study is aimed to examine the relative clause in English, relativized element, relativization strategies, the role of the noun head and grammatical relations derived noun of the relative clause in English, constituent structure, functional structure and the structure of the argument relative clause in English. This study applied the theory of Lexical Functional Grammar or LFG theory and the theory of typology. In this study, the data is taken from English novel called The Casual Vacancy which contains of relative clauses. Qualitative method is commonly used in this study. Observation method is used to collect the data, while the distributional method is conducted in analyzing the data. The result of the data is presented with both formal and informal methods. The results showed that in the English sentence, there are several functions that can be relativized, they are: subject, object, and oblique. From those elements, the relativization of subject is found the most. Based on the position of the head noun, relative clause in English is a post-nominal type, because the relative clause is located after the noun and it can fill the same position in the main clause and the relative clause. In typology, English relative clause can be divided into two types; they are: restrictive and non-restrictive relative clause. The grammatical relations derived noun of the relative clause in English are: (1) SUBJ in main clause as well as in relative clause, (2) OBJ in the main clause as well as in the relative clause, and (3) OBL in the main clause and SUBJ in relative clause. Based on the analysis of the constituent structure by using a tree diagram, it is found that there is one empty constituent which can be filled by another noun phrase that has been mentioned by the relative clause. Thus, the functional structure of the English relative clause is a complete functional structure and grammatical (a grammatical f-structure) because the noun might have a function in the sentence as well as in the relative clause. In the argument structure of English relative clause, there are two groups of arguments that its thematic role can be described. Keywords: relative clause, relative pronoun, noun head, grammatical relation, constituent structure, functional structure, argument structure

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur klausa merupakan salah satu pembahasan yang dikaji dalam bidang linguistik, khususnya dalam bidang sintaksis. Sintaksis merupakan salah satu bagian dari gramatika (Foley dan van Valin Jr.,1984:4; Lyons,1987:170; Van Valin Jr. dan Lapolliwa, 2002:1). Unsur-unsur gramatika dalam bahasa, baik pada tataran frasa, klausa, maupun kalimat dikaji secara lebih mendalam di dalam kajian sintaksis. Van Valin (1997:1) mendeskripsikan bahwa sintaksis berusaha untuk menjelaskan hubungan fungsional antara unsur-unsur di dalam satuan sintaksis yang secara bersama-sama tersusun dalam wujud frasa, klausa, dan kalimat. Hubungan fungsional berarti hubungan saling ketergantungan antara unsur yang satu dengan yang lain. Setiap unsur dalam satuan sintaksis dipahami berdasarkan fungsinya dalam sistem dan akan terlihat apabila satuan tersebut muncul dalam suatu susunan. Alwi dkk. (1998: ) menjelaskan bahwa kalimat dalam banyak hal tidak berbeda dengan klausa sehingga klausa dan kalimat merupakan dua unsur sintaksis yang sulit dibedakan. Seringkali istilah klausa dan kalimat dianggap sebagai dua istilah yang bersinonim. Artinya, kedua istilah tersebut dapat digunakan secara bergantian untuk mengacu pada satuan lingual yang sama. Alwi menjelaskan bahwa istilah klausa digunakan untuk merujuk pada kumpulan atau deretan kata yang paling tidak memiliki subjek dan predikat tanpa

7 memperhitungkan intonasi atau pungtuasi akhir. Klausa merupakan satuan sintaksis yang memiliki ciri seperti kalimat, tetapi klausa bukanlah kalimat karena klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas susunan suatu frasa dan di bawah satuan kalimat. Kroeger (2005:32) menjelaskan bahwa klausa merupakan satuan unit gramatikal terkecil yang dapat menunjukkan proposisi yang lengkap dan gabungan dari beberapa klausa akan membentuk suatu kalimat. Terdapat beberapa jenis klausa yang dapat ditemukan di dalam membentuk suatu kalimat, salah satunya adalah klausa relatif. Klausa relatif merupakan klausa yang dapat memodifikasi dan menerangkan nomina atau frasa nomina dan berfungsi untuk menunjuk sesuatu yang ditujukan kepada nomina atau frasa nomina tersebut. Givon (1990:47) menyatakan bahwa klausa relatif adalah klausa yang disematkan sebagai pemodifikasi nomina di dalam nomina atau frasa nomina dan klausa relatif digunakan ketika penutur menganggap bahwa identitas referen dapat diketahui oleh pendengar, tetapi tidak dapat diakses dengan mudah. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang memiliki karakteristik struktur klausa relatif yang kompleks dan memiliki jenis pronomina relatif yang beragam. Secara umum, struktur klausa relatif bahasa Inggris (selanjutnya disebut KRBI) dibagi menjadi dua tipe, yakni tipe formal dan tipe relasional. KRBI dengan tipe formal didasarkan pada (1) penggunaan perelatif yang disebut pronomina relatif who, which, whom, whose, where, while, why dan when, (2) subordinator that, dan (3) penggunaan struktur gap atau pengosongan yang berarti terdapat konstituen yang hilang di dalam suatu struktur klausa relatif. Selanjutnya, KRBI dengan tipe relasional dibedakan atas dasar struktur eksternal sintaksisnya yang

8 bersifat membatasi referen yang diacu atau digunakan hanya untuk memberikan informasi tambahan. Secara umum tipe relasional dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni klausa relatif restriktif dan klausa relatif nonresktriktif. Klausa relatif yang digunakan di dalam struktur kalimat bahasa Inggris dapat dikenali dengan adanya pronomina relatif yang digunakan dalam klausa tersebut. Terdapat lebih dari satu jenis pronomina relatif dan setiap pronomina relatif tersebut memiliki kaidah tersendiri. Berikut dipaparkan beberapa contoh pronomina relatif dalam bahasa Inggris. 1. [The tall girl in the corner who has a blue sweater] is my sister. *which 2. I saw the tall girl in [the corner which was full of people]. *who (Quirk dkk., 1985:1238) Berdasarkan kalimat di atas, terlihat bahwa penggunaan pronomina relatif dalam KRBI memiliki kaidah tersendiri. Dengan kata lain, struktur setiap pronomina relatif dalam KRBI tidak dapat digunakan pada setiap proses perelatifan untuk menerangkan nomina inti di dalan setiap struktur klausa. Hal ini disebabkan oleh penggunaan pronomina relatif dalam KRBI sangat ditentukan oleh peran nomina inti yang akan diterangkan. Secara umum, dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada kalimat (1) pronomina relatif yang digunakan di dalam klausa relatif tersebut adalah pronomina relatif who, hal ini dikarenakan nomina inti the tall girl mengacu kepada orang (animate), sedangkan kalimat (2) pronomina relatif yang digunakan di dalam

9 klausa relatif tersebut adalah pronomina relatif which dikarenakan nomina inti yang diterangkan menunjuk pada kata benda (inanimate) yaitu the corner. Huddleston dkk. (2002:1036) menjelaskan bahwa di dalam struktur klausa relatif terdapat struktur elemen terbuka yang memiliki unsur anteseden dan unsur tersebut dapat memiliki hubungan secara anaforis dengan elemen anaforis. Di dalam beberapa jenis klausa relatif, terdapat klausa relatif yang juga memiliki unsur anaforis di dalamnya, seperti pada kalimat I lent Jill my bicycle last week and [she hasn t returned it yet]. Dalam kalimat tersebut, she dan it dalam klausa kedua secara anaforis memiliki hubungan dengan Jill dan my bicycle pada klausa pertama. Namun, hubungan anaforis tersebut bersifat isidental. Dengan kata lain, tidak ada elemen anaforis dalam struktur kalimat I lent Jill my bicycle last week [and now there s a bus strike], walaupun secara sintaksis memiliki struktur yang sama dan masing-masing kalimat menggunakan koordinator and. Di dalam membentuk suatu klausa relatif, Huddleston dkk. (2002:1037) menjelaskan bahwa elemen anaforis di dalam suatu klausa relatif disebut sebagai elemen perelatifan, seperti pada contoh berikut ini. 1. A letter drew our attention to the problem. 2. This is the letter [which drew our attention to the problem]. 3. This is the letter [that drew our attention to the problem]. (Huddleston, dkk. 2002: 1037) Pada kalimat (1), a letter merupakan frasa nomina dalam klausa utama yang berfungsi sebagai subjek. Pada kalimat (2) pada wh- relative clause atau

10 klausa relatif wh-, pronomina relatif which memiliki hubungan anaforis pada elemen anteseden letter dan menjadi subjek pada kalimat tersebut. Selanjutnya, pada kalimat (3) penggunaan subordinator that menjadikan kalimat tersebut tidak memiliki posisi subjek dikarenakan subordinator that menandakan adanya klausa bawahan, tetapi tetap memiliki keterkaitan dengan anteseden letter. Verhaar (1988:40) menyatakan bahwa nomina inti dalam suatu klausa relatif sering dilesapkan dan kondisi seperti ini disebut sebagai bentuk headless atau tanpa pronomina relatif pada strukturnya. Cara pembentukan klausa relatif dengan tidak hadirnya salah satu frasa nomina dalam klausa relatif disebut dengan gapping atau pengosongan. Posisi yang direlatifkan harus ditunjukkan dengan cara membandingkan subkategori verba dengan frasa nomina yang muncul dalam klausa relatif. Hal ini dapat ditemukan pada klausa relatif jika (1) klausa relatif diikuti oleh frasa preposisi, seperti pada kalimat The man who is in the house is my father., kalimat tersebut akan menjadi The man in the house is my father ; (2) verba yang digunakan pada klausa relatif adalah progressive verb seperti pada kalimat The man who is swimming in the pool is my father., kalimat tersebut akan menjadi The man swimming in the pool is my father.. Berikut beberapa contoh klausa relatif dalam bahasa Inggris yang digambarkan oleh Quirk dkk. (1985: ) dengan menggunakan pronomina

11 relatif yang berbeda, dimulai dari struktur yang sederhana sampai dengan struktur yang lebih kompleks. 1) Mary Smith, Nama [who REL is AUX standing berdiri in PREP the ART corner] sudut wants ingin to PREP meet you you 2TG Mary Smith, yang sedang berdiri di sudut ruangan, ingin bertemu denganmu. 2) Snakes Ular [which REL are V poisonous] berbisa should MODAL be AUX avoided hindari Ular yang berbisa harus dijauhi. 3) The ART news berita [which REL appeared muncul in PREP the ART papers] kertas was V well baik received terima Berita yang muncul di koran itu telah diterima dengan baik. 4) The ART woman wanita [whose REL daughter anak perempuan you 2TG met] bertemu is V Mrs. Brown Nama Wanita yang anak perempuannya kamu temui adalah Mrs. Brown.

12 5) I 1TG spoke bicara to PREP Dr. Spolsky, Nama [whom REL I 1TG met bertemu after ADV the ART inquest] pertemuan Saya telah berbicara dengan Dr. Spolky, yang saya temui setelah pertemuan resmi tersebut. Kroeger (2004:165) menyatakan bahwa struktur klausa relatif adalah frasa nomina yang berisikan pemodifikasi klausa. Seperti di dalam bahasa Inggris, struktur klausa relatif terdiri atas sebuah frasa nomina yang terdiri atas determiner (the), nomina inti atau nomina yang akan diterangkan (woman), klausa yang memodifikasi klausa relatif (I love) dan ditandai dengan adanya pronomina relatif (that). Kroeger menyatakan bahwa klausa relatif menjadi menarik ketika struktur klausa relatif adalah nomina inti yang mengacu pada dua hubungan gramatikal pada waktu yang bersamaan. Hal tersebut terlihat pada kalimat berikut. [The woman [that I loved]] NP is moving to America. Kalimat tersebut memiliki nomina inti the woman sebagai subjek dari predikat was moving, dan diinterpretasikan menjadi objek dari loved pada klausa yang memodifikasinya yang mengarah pada relativized function. Dari beberapa pemaparan dan contoh yang telah diberikan sebelumnya terlihat bahwa bahasa Inggris memiliki struktur klausa relatif yang beragam dan bervariasi dikarenakan adanya kaidah penggunaan pronomina relatif di dalam struktur KRBI. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa penelitian yang telah membahas KRBI. Namun penelitian tersebut terbatas pada strategi perelatifan, fungsi dan karakteristik perelatif, dan reduksi klausa relatif

13 restriktif. Belum ditemukan adanya penelitian yang membahas mengenai hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan klausa relatif khususnya KRBI, seperti peran nomina inti dalam KRBI, relasi gramatikal yang diperoleh nomina inti, struktur konstituen, struktur fungsional, dan struktur argumen KRBI. Dengan demikian, penelitian mengenai hal-hal tersebut merupakan hal yang penting untuk dilakukan mengingat bahasa Inggris memiliki struktur klausa relatif yang kompleks dan beragam dan memiliki pronomina relatif yang memiliki kaidah masing-masing pada setiap strukturmya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka terdapat tiga rumusan masalah yang diteliti dan dikaji di dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah peran nomina inti dalam KRBI? 2. Bagaimanakah relasi gramatikal yang diperoleh nomina inti KRBI? 3. Bagaimanakah struktur konstituen, struktur fungsional, dan struktur argumen KRBI? 1.3 Tujuan Penelitian Secara garis besar, terdapat dua tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Tujuan tersebut berkaitan dengan tujuan umum yang berpijak pada dimensi teori, dan tujuan khusus mencakup pada tataran bahasa yang diangkat sebagai objek penelitian.

14 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperkaya kajian sintaksis bahasa Inggris. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menggali, mengkaji, menganalisis, dan menjelaskan fenomena kebahasaan bahasa Inggris, khususnya fenomena kebahasaan yang berkaitan dengan KRBI. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan fakta kebahasaan yang berkaitan dengan bidang sintaksis untuk memperkaya khazanah linguistik, khususnya kajian mikrolinguistik di dalam menganalisis KRBI. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan informasi baru mengenai KRBI Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini berkaitan dengan rumusan masalah yang dibahas. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menganalisis peranan nomina inti dalam KRBI. 2. Menganalisis relasi gramatikal yang diperoleh nomina inti KRBI. 3. Menganalisis struktur konstituen, struktur fungsional, dan struktur argumen KRBI. 1.4 Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat. Adapun manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

15 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat di dalam memberikan kontribusi bagi pengembangan teori linguistik secara lintas bahasa. Selain itu, penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan acuan dalam bidang pengajaran, yaitu dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman sehubungan dengan studi sintaksis bahasa Inggris. Sejauh ini, di Indonesia belum ditemukan penelitian mengenai KRBI dengan pendekatan Lexical Functional Grammar (LFG). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara teoretis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan penelitian terhadap linguistik bahasa Inggris di Indonesia Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan kepada penutur bahasa Inggris yang bukan penutur asli di dalam memahami KRBI dengan baik. Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai wadah dokumentasi bahasa Inggris khususnya di bidang sintaksis. Hal lain yang diharapkan adalah penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan di dalam membantu para guru, dosen, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum yang tertarik dengan kajian ini. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini disesuaikan dengan rumusan masalah. Sebelum masuk ke dalam pokok pembahasan mengenai KRBI, terlebih dahulu

16 dipaparkan pembahasan mengenai klausa relatif dan pronomina relatif yang digunakan dalam struktur klausa relatif secara deskriptif. Selanjutnya, pembahasan mengenai struktur KRBI dan fungsi gramatikal KRBI. Pembahasan mengenai KRBI dimulai dengan menganalisis peranan nomina inti dalam KRBI. Selanjutnya, membahas mengenai relasi gramatikal yang diperoleh nomina inti dari KRBI, struktur konstituen, struktur fungsional, dan struktur argumen KRBI.

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 24 Oktober 2016

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 24 Oktober 2016 Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 24 Oktober 2016 Panitia Penguji Tesis, berdasarkan S.K. Rektor Universitas Udayana, No: 5284/UN14.14/HK/2016, Tanggal 24 Oktober 2016 Ketua : Prof. Drs. Ketut Artawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional components yang lebih luas secara struktur di antara grup lainnya, sebagaimana yang

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO Ni Kadek Nomi Dwi Antari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klausa merupakan satuan sintaksis yang memiliki ciri seperti kalimat, tapi klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya agar dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian bahasa dimulai setelah manusia menyadari keberagaman bahasa merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of Linguistics menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat bahasa Sunda. Dalam pandangan penulis, kelas verba merupakan elemen utama pembentuk keterkaitan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA HUMANIORA Suhandano VOLUME 14 No. 1 Februari 2002 Halaman 70-76 KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA Suhandano* 1. Pengantar ahasa terdiri dari dua unsur utama, yaitu bentuk dan arti. Kedua unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI SENIN 01 DESEMBER 2008 Adi Cahyono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

5 Universitas Indonesia

5 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu penjelasan tentang teori Lexical Functional Grammar (subbab 2.1) dan penjelasan tentang struktur kalimat dalam bahasa Indonesia (subbab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena bahasa yang terkadang membuat permasalahan dan menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah penggunaan kata it sebagai

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN PERAN NOMINA INTI KLAUSA RELATIF BAHASA INGGRIS

STRUKTUR DAN PERAN NOMINA INTI KLAUSA RELATIF BAHASA INGGRIS STRUKTUR DAN PERAN NOMINA INTI KLAUSA RELATIF BAHASA INGGRIS Ni Putu Cahyani Putri Utami (1), Ketut Artawa (2), Ni Luh Ketut Mas Indrawati (3) (1) Jl. Taman Sari I No. 34, Bypass Teuku Umar Barat 081337233848

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA

Lebih terperinci

SYNTACTIC STRUCTURE OF RELATIVE CLAUSES WITH REFERENCE TO JOHN GREEN S NOVEL LOOKING FOR ALASKA. Abstrak

SYNTACTIC STRUCTURE OF RELATIVE CLAUSES WITH REFERENCE TO JOHN GREEN S NOVEL LOOKING FOR ALASKA. Abstrak SYNTACTIC STRUCTURE OF RELATIVE CLAUSES WITH REFERENCE TO JOHN GREEN S NOVEL LOOKING FOR ALASKA Ni Kadek Yuniantari 1*, I Nyoman Udayana 2, I Nyoman Aryawibawa 3 123 [English Department Faculty Of Letters

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA PADA WH- QUESTIONS KARANGAN DIALOG BAHASA INGGRIS MAHASISWA SEMESTER V SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA PADA WH- QUESTIONS KARANGAN DIALOG BAHASA INGGRIS MAHASISWA SEMESTER V SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG INTERFERENSI BAHASA INDONESIA PADA WH- QUESTIONS KARANGAN DIALOG BAHASA INGGRIS MAHASISWA SEMESTER V SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG Tesis untuk memeroleh Gelar Magister pada Program Magister

Lebih terperinci

ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016

ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016 ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016 Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh RIZKI SETYO WIDODO 1201040076 PROGRAM

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sawardi (2004:1) menjelaskan bahwa teori kebahasaan memahami refleksif berdasarkan pola kalimat umumnya (agen melakukan sesuatu terhadap pasien).

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI

ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia Disusun Oleh

Lebih terperinci

Pelesapan Preposisi dalam Gramatika Bahasa Indonesia i

Pelesapan Preposisi dalam Gramatika Bahasa Indonesia i Pelesapan Preposisi dalam Gramatika Bahasa Indonesia i F.X. Sawardi FIB Universitas Sebelas Maret sawardi2012@gmail.com Diterima 14 Januari 2018/Disetujui 27 Maret 2018 Abtract This paper is based on the

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Ada tiga kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga kajian tersebut adalah makalah berjudul Teori Pengikatan

Lebih terperinci

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI diajukan untuk memenuhi Ujian Sarjana pada Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Bahasa Universitas Widyatama Oleh: R. Harisma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi antar manusia. Manusia melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa juga dipandang sebagai cermin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal yang wajib diketahui dan dipenuhi yang terdapat pada bahasa Arab dan bahasa Inggris atau bahasa-bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH...iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN..xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah alat komunikasi yang vital. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi, mengajak, menciptakan dan memelihara suatu hubungan dengan orang

Lebih terperinci

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA Suhandano Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Tulisan ini membahas bagaimana nomina ditata dalam sistem tata bahasa Indonesia. Pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE

PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE Pelesapan Fungsi. (Satya Dwi) 128 PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE Oleh: Satya Dwi Nur Rahmanto,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, 654 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, uji lapangan, dan temuan-temuan penelitian, ada beberapa hal yang dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sun- yang berarti dengan dan taxis yang berarti menempatkan. Istilah syntax

BAB II KAJIAN TEORI. sun- yang berarti dengan dan taxis yang berarti menempatkan. Istilah syntax BAB II KAJIAN TEORI 2. 1 Sintaksis (Syntax) Istilah Syntax berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu - sun- yang berarti dengan dan taxis yang berarti menempatkan. Istilah syntax digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab kalimat tanya tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. sebab kalimat tanya tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa sehari-hari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat tanya selalu mendapat perhatian di dalam buku tata bahasa Indonesia (lihat Alwi dkk., 2003: 357; Chaer, 2000: 350). Hal ini dapat dimengerti sebab kalimat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORETIS BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.

Lebih terperinci

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU Fungsi eterangan dalam alimat Majemuk Bertingkat dalam ompas Minggu FUNGSI ETERANGAN DALAM ALIMAT MAJEMU BERTINGAT DALAM OMPAS MINGGU TRULI ANJAR YANTI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat Jenis dan Contoh Noun Noun merupakan salah satu part of speech ( unsur kalimat dalam bahasa Inggris) yang berupa orang atau sesuatu seperti benda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang didiami oleh berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai ciri khas tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

VERBAL CLAUSAL STRUCTURE IN INDONESIAN AND JAPANESE: CONTRASTIVE ANALYSIS

VERBAL CLAUSAL STRUCTURE IN INDONESIAN AND JAPANESE: CONTRASTIVE ANALYSIS STRUKTUR KLAUSA VERBAL DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG: SUATU ANALISIS KONTRASTIF Wahya, Nani Sunarni, Endah Purnamasari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016

POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016 1 POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: AMRAN TAFTAZAKI

Lebih terperinci

KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG

KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG 1 TESIS KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG NI LUH GEDE TRISNA DEWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 2 TESIS KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG NI LUH GEDE TRISNA DEWI NIM 1190161065 PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

ABSTRAK MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI

ABSTRAK MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI ABSTRAK MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI Tesis ini membahas mengenai makna idiom bahasa Jepang. Idiom bahasa Jepang yang digunakan dibatasi pada idiom yang memakai nama anggota

Lebih terperinci

BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA. dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat.

BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA. dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat. 81 BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA Dalam bab ini dideskripsikan tentang pemerolehan bahasa, pemerolehan bunyi bahasa dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena bersifat deskriptif dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu frasa, FP, kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha v ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tipe budaya organisasi pada dosen Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Lebih terperinci

Syntactic Structure of Ditransitive Verbs Found in the Sentences Used in Eugene O neill s One-Act Play: A Wife For A Life

Syntactic Structure of Ditransitive Verbs Found in the Sentences Used in Eugene O neill s One-Act Play: A Wife For A Life yntactic tructure of Ditransitive Verbs Found in the entences Used in Eugene O neill s One-Act Play: A Wife For A Life Riana Lie 1*, I Gede Putu udana. 2, Ni Made Ayu Widiastuti 3 [123] English Department,

Lebih terperinci

Abstrak. ix Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. ix Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini studi deskriptif mengenai gaya kepemimpinan section head PT. Daya Adira Mustika Bandung khususnya pada divisi H1, H2, dan H3. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK  Program Magister Psikologi  Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan pengihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dilakukan penanganan secara medis. Penyandang low vision hanya memiliki sisa penglihatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis

FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis The Verb Phrases of Funktionsverbgefüge and Fraseoleksemis Types

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Sintaksis (Syntax) Istilah Syntax berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu -sun- yang berarti dengan dan taxis yang berarti menempatkan. Istilah syntax digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data,

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada di bawah struktur informasi suatu kalimat. Pada hakikatnya struktur

BAB I PENDAHULUAN. berada di bawah struktur informasi suatu kalimat. Pada hakikatnya struktur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat bermarkah dalam bahasa Inggris merupakan suatu kajian yang berada di bawah struktur informasi suatu kalimat. Pada hakikatnya struktur informasi suatu kalimat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka memaparkan lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dipaparkan konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam membahas masalah yang diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

Lebih terperinci

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya ABSTRAK

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya ABSTRAK ANALISIS KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT TANYA MELALUI TEKNIK PERMAINAN TO BE DETECTIVE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Nita Anggi Purnama 1 Dian Indihadi 2 Rosarina Giyartini 3 nitaanggipurnama@student.upi.edu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: conflict resolution style, dewasa awal, pacaran. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: conflict resolution style, dewasa awal, pacaran. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perceraian disebabkan salah satunya oleh penyelesaian konflik yang tidak konstruktif. Sebagai tindakan preventif sebelum menikah, diperlukan adanya penyelesaian konflik yang konstruktif sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 169~182 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Mohammad Khoir e-mail: choir_yan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK BAHASA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI

ABSTRAK KARAKTERISTIK BAHASA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI ABSTRAK KARAKTERISTIK BAHASA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri satuan lingual bahasa yang digunakan oleh tokoh perempuan, mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

THE SYNTACTIC STRUCTURE OF RELATIVE CLAUSE WITH REFERENCE TO JOHN GREEN S NOVEL THE FAULT IN OUR STARS. Ni Luh Putu Benedetta Permata Sari

THE SYNTACTIC STRUCTURE OF RELATIVE CLAUSE WITH REFERENCE TO JOHN GREEN S NOVEL THE FAULT IN OUR STARS. Ni Luh Putu Benedetta Permata Sari 1 THE SYNTACTIC STRUCTURE OF RELATIVE CLAUSE WITH REFERENCE TO JOHN GREEN S NOVEL THE FAULT IN OUR STARS Ni Luh Putu Benedetta Permata Sari English Department Non Regular Program Faculty of Letters and

Lebih terperinci

THE TRANSLATION OF PREPOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS

THE TRANSLATION OF PREPOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS THE TRANSLATION OF REOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS Made Jaya Maharani 1* utu Ayu Asty Senja ratiwi 2 I Made Sena Darmasetiyawan 3 [123] English Department Faculty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, 2008:143). Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 AN ANALYSIS OF LEXICAL AND STRUCTURAL AMBIGUITY IN THE JAKARTA GLOBE NEWSPAPER HEADLINES Fredy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KATEGORI FRASA PREPOSISIONAL PADA KALIMAT SEDERHANA DALAM NOVEL BRANDSETTERS KARYA NATASHA ALESSANDRA (SUATU ANALISIS SINTAKSIS)

FUNGSI DAN KATEGORI FRASA PREPOSISIONAL PADA KALIMAT SEDERHANA DALAM NOVEL BRANDSETTERS KARYA NATASHA ALESSANDRA (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) FUNGSI DAN KATEGORI FRASA PREPOSISIONAL PADA KALIMAT SEDERHANA DALAM NOVEL BRANDSETTERS KARYA NATASHA ALESSANDRA (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada penggabungan klausa koordinatif maupun subordinatif bahasa Indonesia sering mengakibatkan adanya dua unsur yang sama atau pengulangan unsur dalam sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM S K R I P S I diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu persyaratan

Lebih terperinci

Lesson 57 : all, both, each. Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap

Lesson 57 : all, both, each. Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap Lesson 57 : all, both, each Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap Reading (Membaca) All the birds flew away. (Semua burung-burung terbang) Did you eat all of the cakes? (Apakah kamu memakan semua kuenya?)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang harus dilaksanakan; teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 2015:9). Metode yang tepat akan mengarahkan penelitian pada tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

POLA URUTAN FRASA PADA KLAUSA NOMINAL BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA. Oleh: Dian Rivia Himmawati, Dosen FBS Universitas Negeri Surabaya.

POLA URUTAN FRASA PADA KLAUSA NOMINAL BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA. Oleh: Dian Rivia Himmawati, Dosen FBS Universitas Negeri Surabaya. POLA URUTAN FRASA PADA KLAUSA NOMINAL BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA Oleh: Dian Rivia Himmawati, Dosen FBS Universitas Negeri Surabaya Abstract Human language is rule-governed. But not all languages

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk menyampaikan pesan atau informasi dan berinteraksi dengan sesamanya, maka dari itu manusia

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS Latifah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung Latifahtif357@gmail.com Abstrak Sintaksis

Lebih terperinci